Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN/DESIGN 3D PRINTER DENGAN


MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN
LIFE CYCLE COST (LCC)

Dibuat Oleh :

Nama : Eko Ilman Gunawan


Nim : 41614310030
Jurusan Teknik : Industri

Pembimbing

( …………………………………. )

Mengetahui
Koordinator Tugas Akhir / Ketua Program Studi

[Ir. Muhammad Kholil MT]


ii

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Eko Ilman Gunawan


NIM : 41614310030
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknik
Judul Skripsi : Rancang Bangun 3D Printer dengan menggunakan metode
Quality Function Deployment (QFD) dan Life Cycle Costing (LCC)

Menyatakan dengan sebenar – benarnya bahwa tugas akhir yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya dan benar keasliannya. Jika memang terdapat karya orang
lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas. Apabila dikemudian hari
penulisan laporan hasil studi kerja praktek ini merupakan hasil plagiat atau
penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung
jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di
Universitas Mercu Buana. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.

Bekasi, 10 April 2018


Yang Membuat Pernyataan

EKO ILMAN GUNAWAN


NIM. 41614310030
iii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR


RANCANG BANGUN/DESIGN 3D PRINTER DENGAN
MENGGUNAKAN QUALITY DUNCTION DEPLOYMENT (QFD) & LIFE
CYCLE COSTING (LCC)

Disusun oleh :
Eko Ilman Gunawan (41614310030)

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan di PT. Denso Indonesis dari


tanggal 23 Oktober 2017 sampai dengan 22 November 2017 Disetujui dan
Disahkan pada
Tanggal : ...............................................oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Uly Amrina) (………………….)

Sekretaris Progam Studi Teknik Industri

(Bethriza Hanum, S.T., M.T.)


iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan


ilmu, iman dan kemampuan untuk bisa menyelesaikan proposal tugas akhir yang
berjudul “Rancang bangun/design 3D printer dengan menggunakan metode Quality
Function Deployment (QFD) & Life Cycle Costing (LCC)”.
Printer 3D merupakan printer yang berfungsi untuk mencetak objek 3
dimensi, dibangun dari lapisan demi lapisan sehingga berbentuk sebuah objek 3D
yang dikehendaki. Alat ini biasa digunakan untuk membangun purwarupa sebuah
objek Teknik (Prototype).
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk printer 3D yang
memiliki diferensiasi dan harga yang kompetitif yang bisa menjawab kebutuhan
nasional dan kalangan mahasiswa teknik khususnya. Tujuan jangka pangjangnya
produk ini bisa merebut pasar internasional.
Pada halaman halaman – halaman selanjtunya penulis akan menjelaskan dan
melampirkan hasil dari penelitian dan perancangan produk printer 3D ini.
Sebagai penutup penulis sampaikan terimakasih kepada :
1. Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri.
2. Bethriza Hanum, S.T., M.T selaku Sekretaris Program Studi Teknik
Industri.
3. Ully Amrina, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan Tugas
Akhir.

Demikianlah proposal Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan


menyelesaikan pendidikan strata 1 teknik industri. Mohon maaf atas segala
kekurangan dan semoga bermanfaat.

Bekasi, 10 April 2018

Eko Ilman Gunawan


v

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 7

3.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 7


3.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 7
3.3 Tujuan penelitian ............................................................................... 8
3.4 Batasan Penelitian .............................................................................. 8
3.5 Sistematika Penulisan ........................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 10

3.1 Konsep dan Teori ............................................................................. 10


3.1.1 Quality Function Deployment .................................................. 10
3.1.2 Life Cycle Costing .................................................................... 19
3.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 24
3.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 29
BAB III METODE PENILITIAN ......................................................................... 30

3.1 Penelitian Pendahuluan. ................................................................... 30


3.1.1 Studi Lapangan. ........................................................................ 30
3.1.2 Studi Kepustakaan. ................................................................... 31
3.2 Jenis dan Sumber Data. .................................................................... 31
3.3 Teknik Analisis ................................................................................ 32
3.4 Pengolahan Data .............................................................................. 32
3.5 Analisis ............................................................................................ 32
3.6 Kesimpulan dan Saran ..................................................................... 32
3.7 Langkah Penelitian .......................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.


vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 House Of Quality …………………………………………….. 13


Gambar 2.2 life cyclce product ……………………………………………... 20
Gambar 2.3 cost life cyclce product ……………………………………....... 20
Gambar 2.4 Rumus Target Costing ………………….……………………… 21
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ………………………………………….. 29
Gambar 3.1 Langkah Penelitian …………………………………………….. 33

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Symbol dan arti direction of goodness ……………………………. 17


Tabel 2.2 Symbol dan arti Inter-Relationship matrix ………………………. 18
Tabel 2.3 Symbol dan arti Technical Corelations matrix …………………... 18
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu …………………………………………….. 24
7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Printer 3D merupakan printer yang berfungsi untuk mencetak objek 3
dimensi, dibangun dari lapisan demi lapisan (layer) sehingga membentuk sebuah
objek 3D yang dikehendaki. Alat ini biasa digunakan untuk membangun purwarupa
sebuah objek Teknik (Prototype). Teknologi 3D printer telah banyak membantu
para engineer untuk mengembangkan inovasi, ide dan penemuan dengan biaya yang
lebih ekonomis karena mengurangi resiko kegagalan di tingkatan yang lebih tinggi.
3D printer adalah produk yang tidak biasa dan berbeda dari yang biasa kita
gunakan dengan menggunakan media kertas sebagai objek cetaknya. 3DP ini dalam
penggunaanya memang tidak semudah printer pada umumnya selain itu printer ini
dijual dengan harga 500$ hingga 2000$ untuk yang tipe standard versi prusa. Dan
untuk bisa mendapatkan 3D printer ini kita harus impor dari luar negri karena belum
ada 3D printer yang dibuat dalam negeri.
Mengingat manfaat dari 3D printer ini yang bisa mempercepat laju inovasi
dikalangan baik akdemisi maupun engineer, maka peniliti merasa perlu untuk
mecoba memberikan solusi dengan melakukan redesign sehingga bisa membuat 3D
printer dengan material yang ada di dalam negeri sehingga bisa menurunkan biaya
produksi dan menjual dengan harga bisa terjangkau. Dalam hal ini peniliti
menggunakan metode quality function development untuk menghasilkan design
alternative dengan biaya yang minim. Dilanjutkan dengan membuat life cycle
costing untuk melihat dan menghitung biaya produk selama siklus hidupnya guna
menerapakan strategi bisnis yang tepat setelahnya.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang bisa dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut :
8

1. Bagaimana mengembangkan produk 3D Printer Alternatif dengan nilai


fungsi yang bersaing dipasar lokal.
2. Bagaimana menetapkan biaya produk yang akan diperlukan dalam masa
pengembangan produk 3D printer

1.3 Tujuan penelitian


1. Menghasilkan Design alternative 3D Printer dengan nilai fungsi yang
kompetitif menggunakan metode QFD
2. Menganalisa biaya hulu atau biaya pengembangan produk untuk
menetapkan strategi bisnis di tahap selanjutnya dengan menggunakan
metode LCC.

1.4 Batasan Penelitian


1. Metode QFD yang digunakan dalam perancangan 3D Printer adalah Quality
Function Deployment step 2.
2. Penetapan target biaya diambil berdasarkan target costing dalam rentang
waktu 3 bulan terakhir.
3. Analisa market dengan mengambil data e-commerce dan komunitas 3d
Printer lokal dan internasional.
4. Pemilihan desain akhir dengan memilih alternative dari morfologi chart
untuk menemukan biaya yang sesuai dengan sudah ditetapkan
5. Penerapan metode life cycle costing terbatas hanya sampai tahap R&D dan
Desaign.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat dari rencang desain 3D
Printer.
2. BAB II Landasan Teori
9

Bab ini berisi tentang materi dan teori pendukung dalam rancang bangun
3D Printer.
3. BAB III Metoda Penelitian
PAda bab ini menjelaskan cara dan metode pengambilan dan pengolahan
data dengan menggunakan QFD dan LCC.
4. BAB IV Pengumpulan dan pengolahan data
Didalam bab ini dibahas mengenai tahapan – tahapan yang dilakukan untuk
mengembangkan produk 3D Printer dan menganalisa kelayakan bisnisnya
menggunakan QFD dan LCC.
5. BAB V Analisis dan pembahasan
Menjelaskan proses dan cara menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
6. BAB VI Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dari pengembangan produk dan kelayakan bisnis
dari produk yang dihasilkan yaitu 3D Printer.
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Teori


Perancangan merupakan proses perencanaan, penggambaran dan
pembuatan sketsa yang merupakan penggabungan dari berbagai elemen yang
terpisah kedalam suatu fungsi atau tujuan yang diharapkan. Dalam perancangan
desain 3D printer yang akan diteliti tentu memrlukan sebuah metode yang bersifat
sitematis dan bisa dipahami secara ilmiah dan umum. Metode yang digunakan
dalam pentilitan ini adalah metode QFD (Quality Function Deployment) untuk
menghsilkan desain alternative dari yang sudah ada. Kemudian metode pentepana
harga yang efektif dengan menggunakan LCC (Life Cycle Costing).

2.1.1 Quality Function Deployment

QFD adalah metode yang digunakan untuk meingkatkan kualitas barang


atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen yang kemudian dihubungkan
dengan ketentuan ketentuan teknis untuk menghasilkan suatu barang pada setiap
tahap pembuatan barang yang dihasilkan. QFD merupakan alat yang digunakan
untuk memusatkan kegiatan bisnis pada kebutuhan pelanggan ketika menyusun
spesifikasi desain dan pabrikasi.
Yoji Akao merupakan profesor management engineering dari Tamagawa
University yang memperkenalkan Quality Function Deployment (QFD), alat ini
dikembangkan dari praktek dan pengalaman industri-industri di Jepang. Pertama
kali dikembangkan pada tahun 1972 oleh perusahaan Mitsubishi di Kobe Shipyard,
dan digunakan oleh Toyota pada tahun 1978, dan tahun-tahun selanjutnya
dikembangkan oleh perusahaan lainnya.
Tujuan utama dari QFD ini adalah melibatkan pelanggan pada proses
pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa
pelanggan tidak akan puas dengan sebuah produk yang meski dihasilkan dengan
11

sempurna, namun tidak sesuai dengan yang perlukan oleh konsumen.belum tentu
produk yang sempurna diperlukan oleh konsumen.
Berikut ini definisi QFD dari beberapa ahli antara lain :
a) QFD adalah suatu metodologi untuk menterjemahkan kebutuhan dan
keinginan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki
persyaratan teknik dan karakteristik kualitas tertentu. (Akao, 1990; Urban
Hauser, 1993).
b) • Menurut Oakland J.S (1995), QFD adalah suatu sistem untuk mendesain
sebuah produk atau jasa yang berdasarkan permintaan pelanggan, dengan
melibatkan partisipasi fungsi-fungsi yang terdapat dalam organisasi
tertentu.
c) QFD juga dapat diartikan sebagai penyebaran fungsi-fungsi yang terkait
dengan pengembangan produk dan pelayanan dengan mutu yang memenuhi
kepuasan konsumen. (Revelle., Frigon., dan Jackson, 1995).

Berdasarkan definisinya, QFD merupakan sebuah cara untuk


mengembangkan atau menghadirkan sebuah produk yang diperlukan pelanggan
dengan melibatkan pelanggan dalam pertimbangan dan pemenuhan aspek teknis.
Alat ini memungkinkan sorganisasi untuk meningkatkan kualitaas produknya dan
diterima konsumen dengan baik.
Manfaat utama Quality Function Deployment sebagai berikut :
1. Fokus pada kebutuhan pelanggan dalam merancang produk atau jasa baru.
Dengan memastikan bahwa kebutuhan pelanggan bisa dipahami dan menjadi
pertimbangan utama dalam membuat sebuah desain yang objektif.
2. Mengutamakan kegiatan desain. Hal ini adalah upaya untuk memastikan bahwa
desain yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan pelanggan..
3. Terbangunnya kerjasama tim yang baik. Semua keputusan dalam proses
didasarkan pada konsensus dan dicapai melalui diskusi mendalam dan
brainstorming.
4. Orientasi dokumentasi. Tahapan – tahapan yang dilalui dalam proses QFD
menghasilkan dokumentasi yang menyeluruh mengenai semua data yang
berhubungan dengan proses QFD.
12

Untuk mengaplikasikan QFD ada 3 tahap yang harus dilalui, yaitu :


 Tahap pengumpulan Voice of Customer.
 Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality).
 Tahap analisa dan implementasi.

Tahap pengumpulan Voice of Customer.


Pengumpulan Voice of Customer dilakukan dengan survey yang ditulis
sebagai atribut dari produk atau jasa.Atribut ini biasanya disebut data pelanggan
secara kualitatif dan informasi numerik tiap atribut sebagai data kuantitatif.Data
Kualitatif secara umum diperoleh dari pembicara dan observasi langsung dengan
konsumen.Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari survey atau penarikan suara.

Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality).


Rumah kualitas atau House of Quality (HOQ) merupakan tahap
kedua dalam penerapan metodologi QFD. HOQ dibuat dalam bentuk matriks,
dimana matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara
langsung terhadap karakteristik teknis atau spesifikasi teknis dari sebuah produk
(barang atau jasa) yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai
karakteristik teknis yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan
sebelumnya melakukan perbandingan terhadap produk pesaing. Membandingkan
produk dilakukan untuk mengetahui posisi-posisi relatif produk yang ada di pasaran
yang merupakan kompetitor. Berikut ini contoh bagan yang menjelaskan tentang
House of Quality (HOQ) :
13

Gambar 2.1 House Of Quality

Penjelasan tentang masing–masing matriks :


1. Bagian A Customer Requirements.
Berisi data atau informasi terstruktur mengenai kebutuhan dan keinginan
konsumen berdasarkan hasil riset pemasaran. Data tersebut diungkapkan
dalam bahasa konsumen dan bersifat kualitatif. Data akan ditempatkan
secara terstruktur dalam Tree Diagram.

2. Bagian B : Planning Matrix.


Untuk mengetahui posisi relatif produk terhadap produk pesaing. Bagian ini
berisi tiga tipe informasi:
 Data pasar kuantitatif, yaitu yang mengindikasikan tingkat
kepentingan dan kepuasan relative dari tiap kebutuhan dan
keinginan konsumen terhadap produk perusahaan dan tingkat
kepuasan relative konsumen terhadap produk pesaing.
 Setingan Capaian (Goal setting) untuk poduk atau jasa yang akan
diluncurkan.
 Perhitungan untuk pengurutan keinginan dan kebutuhan konsumen.
14

3. Bagian C : Technical Response.


Terdiri dari karakteristik teknis yang mendeskripsikan desain layanan dan
aplikasi produk yang dirancang. Karakteristik teknis ini diturunkan dari
Voice of customer pada bagian A, disebut juga dengan Voice of Company.
Secara sederhana dapat disusun dengan bantuan model “Whats Vs How”.
Perlu ditentukan juga arah peningkatan atau target terbaik yang dapat
dicapai (Direction of goodness).

4. Bagian D : Inter-Relationships.
Berisi pertimbangan penilaian keterkaitan hubungan antara elemen-elemen
karakteristik teknis (bagian C) dengan setiap kebutuhan pelanggan pada
bagian A.

5. Bagian E : Technical Corelations.


Terdiri dari penilaian tim perancang terhadap implementasi keterkaitan
(korelasi) antar elemen-elemen karakteristik teknis (bagian C). Korelasi ini
tergantung kepada direction of goodness dari masing-masing karateristik
teknis. Lima kemungkinan diantaranya adalah :
 Strong positive impact, artinya mengadakan perubahan pada
karakteristik teknis 1 kearah direction of goodness-nya akan
menimbulkan pengaruh positif kuat pada direction of
goodness karakteristik teknis 2.
 Moderate positive impact, artinya mengadakan perubahan pada
karakteristik 1 kearah direction of goodness-nya akan menimbulkan
pengaruh positif yang moderat pada direction of
goodness karakteristik teknis 2.
 No impact, artinya mengadakan perubahan pada karakteristik teknis
1 kearah direction of goodness-nya tidak akan menimbulkan
pengaruh pada direction of goodness karakteristik teknis 2.
 Moderate negative impact, artinya mengadakan perubahan pada
karakteristik teknis 1 kearah direction of goodness-nya akan
15

menimbulkan pengaruh negatif pada direction of


goodness karakteristik teknis 2.
 Strong negatif impact, artinya mengadakan perubahan pada
karakteristik teknis 1 kearah direction of goodness-nya akan
menimbulkan pengaruh negatif kuat pada direction of
goodness karakteristik teknis 2.

6. Bagian F : Target Matrix


Berisikan tiga macam jenis data, yaitu:
a. Tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis.
b. Technical benchmarking dari produk yang dibandingkan. Technical
benchmark menguraikan informasi pengetahuan mengenai
keunggulan technical response pesaing.
c. Target kinerja karakteristik teknis dari produk yang dikembangkan.

Tahap analisa dan implementasi.


Tahapan ini melanjutkan hasil dari HOQ berupa karakteristik dan
spesifikasi yang telah diolah sehingga bias memenuhi ekspektasi/harapan
dari pelanggan.

Langkah langkah dalam pembuatan House of Quality


Langkah 1: Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan
menentukan Voice Of Customer (VoC)
Langkah-langkah membuat Customer need / Voice Of Customer (VoC) :

a. Mendapatkan suara pelanggan (melalui wawancara, customer complaints).


Wawancara sebanyak 30 resonden sudah dianggap cukup menggambarkan
kebutuhan konsumen sampai sekitar 90%.
b. Mengelompokkan VoC (voice of customer) ke dalam beberapa kategori
kebutuhan (need/benefit, dimensi kualitas, dll) didasarkan pada kedekatan
16

hubungan dari setiap variabel atau disebut juga dengan penurunan atribut.
Pengelompokkan dilakukan menggunakan tree diagram.

Langkah 2: Pembuatan Planning Matrix


Dalam Matriks Perencanaan ada beberapa kolom yang harus diisi, antara lain :

a. Tingkat kepentingan atribut [skala 1 – 5] Weighted Average Performance


(WAP) untuk mengetahui bobot kepentingan bagi pelanggan. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
 Menghitung jawaban responden untuk masing-masing nilai sesuai
dengan skala yang ada pada kuisioner.
 Menghitung Importance Weight untuk setiap kebutuhan, dengan
menjumlahkan hasil perkalian antar jawaban dengan skala pada
kuisioner.
 Menghitung Weighted Average Importance Score = Importance Weight
/ total jumlah responden.
b. Tingkat kepuasan yang diberikan oleh produk kita (skala 1 – 5). (dari kuisioner,
cara menentukan nilainya sama sepeti pada point a.
c. Tingkat kepuasan yang diberikan oleh produk pesaing (skala 1 – 5). (dari
kuisioner, cara menentukan nilainya sama sepeti pada point a.
d. Goal (sasaran perbaikan yang ingin dicapai) (skala 1 – 5). Penentuan tingkat
kepuasan yang ingin dicapai untuk setiap keinginan dan kebutuhan pelanggan,
nilainya ditentukan oleh perusahaan (tim) dengan mempertimbangkan tingkat
kepuasan terhadap produk pesaing, dan sumber daya yang ada pada perusahaan.
e. Ratio perbaikan (Improvement Ratio) = adalah perbandingan antara sasaran
yang ingin dicapai dengan tingkat kepuasan pelanggan dengan produk yang
sudah diluncurkan. Improvement Ratio = point d / point b.
f. Sales point [skala yang digunakan : 1= no (tidak ada penambahan value added
terhadap produk), 1.2 = medium (value added terhadap produk tidak signifikan)
, 1.5 = strong sales point (value added terhadap produk sangat tinggi).
g. Raw weight = point a x point e x point f
17

h. Normalized raw weight = poin g / ∑ poin g

Langkah 3: Tingkat Pelanggan dalam kompetisi.


Untuk mengerti bagaimana kompetisi dalam tingkat pelangganuntuk mendapat
keuntungannya luar biasa yang kompetitif. Dalam langkah ini dapat pula menjadi
ide yang baik untuk menanyakan pelanggan bagaimana produknya atau tingkat
pelayanannya dalam hubungan kompetisi.

Langkah 4: Deskripsi Teknis (Voice of Engineer)


Deskripsi teknis adalah atribut tentang produk atau jasa yang dapat diukur dan ditiru
untuk melawan kompetisi. Deskripsi teknis terlihat dalam suatu organisasi yang
sudah menggunakannya untuk menetukan spesifikasi produk, bagaimanapun
pengukuran yang baru dapat dibuat untuk meyakinkan produk sesuai kebutuhan
pelanggan.

Langkah 5: Pembuatan Technical Response matrix (Substitute Quality


Characteristics=SQC).
Karakter teknis merupakan bagian dimana perusahaan melakukan penerapan
metode yang mungkin untuk direalisasikan dalam usaha memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen. Untuk menentukan arah peningkatan (Direction of
goodness) digunakan simbol sebagai berikut:

Tabel 2.1 Symbol dan arti direction of goodness


18

Langkah 6: Pembuatan Inter-Relationship matrix


Menentukan hubungan antara atribut kebutuhan dengan karakteristik teknis dan
kemudian menerjemahkannya menjadi suatu nilai yang menyatakan kekuatan
hubungan tersebut (impact) :

a) Not linked (Blank) : perubahan pada karakteristik teknis tidak akan


berpengaruh pada performansi kepuasan pelanggan.
b) Possibly linked : Perubahan yang relatif besar pada karakteristik
teknis akan memberikan sedikit perubahan pada performansi
kepuasan pelanggan.
c) Moderate linked : Perubahan yang relatif besar pada karakteristik
teknis akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada
performansi kepuasan pelanggan.
d) Strongly linked : perubahan yang relatif kecil pada karakteristik
teknis akan memberikan pengaruh yang berarti pada performansi
kepuasan pelanggan.dengan suatu nilai nominal dimana tidak
terdapat variasi disekitar nilai tersebut.

Tabel 2.2 Symbol dan arti Inter-Relationship matrix

Langkah7: Pembuatan Technical Corelations matrix


Menggambarkan peta saling ketergantungan (independancy) dan saling
berhubungan (interrelationship) antara karakter teknik.

Tabel 2.3 Symbol dan arti Technical Corelations matrix


19

Langkah 8: Kesulitan Perusahaan/Organisasi


Tingkat atribut desain dalam pola kesulitan organisasi. Hal ini sangat mungkin
untuk beberapa atribut dalam konflik yang secara langsung.

Langkah 9: Technical Benchmark


Technical Benchmarks merupakan bagian dari technical matrix yang menguraikan
informasi pengetahuan mengenai keunggulan technical requirement pesaing.
Dilakukan dengan membandingkan masing-masing SQC

Langkah 10: Pembuatan matriks target


Pada matriks ini akan ditentukan nilai target yang harus dicapai karakteristik teknis
dalam rangka pengembangan produk. Penentuan target ini dilakukan dengan
menggunakan input tingkat kepentingan (prioritas) dari karakteristik teknis, tingkat
performansi produk pembanding serta kemampuan dari perusahaan.

2.1.2 Life Cycle Costing


Dalam siklus hidup produk (life cycle product) harus diperhatikan dengan
mempertimbangkan dua aspek yaitu: biaya selama siklus hidup produk (life cycle
cost) dan penjualan selama siklus hidup produk (sales life cycle). life cycle cost
merupakan urutan aktivitas dalam perusahaan mulai dari riset dan pengembangan,
desain, produksi, pemasaran/distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan ditinjau
dari perspektif biaya yang timbul pada setiap aktivitas. Sales life cycle merupakan
20

urutan atau fase-fase hidup produk dan jasa pada market mulai dari pengenalan
produk atau jasa, pertumbuhan dalam penjualan dan kematangan, penurunan dan
penarikan dari pasar. Penjualan, pada saat pertama kecil kemudian memuncak pada
fase kematangan (maturity) dan kemudian menurun (decline). The cost life cycle
dan the sales life cycle produk ditunjukkan dalam gambar berikut:

Gambar 2.2 life cyclce product

Gambar 2.3 cost life cyclce product

manajemen biaya strategik muncul dalam setiap aktivitas life cycle cost. Metode
yang digunakan untuk melakukan analisis life cycle cost adalah penentuan target
biaya (target costing), teori kendala (theory of constraint) dan life cycle costing.
Penentuan biaya target digunakan untuk mengelola biaya, terutama dalam aktivitas
desain. Teori kendala digunakan untuk mengelola biaya produksi. Life-cycle
costing digunakan pada seluruh life cycle cost untuk meminimumkan biaya secara
keseluruhan.
21

Industri Jepang ternama Toyota mampu memproduksi mobil-mobil


berkualitas tinggi secara konsisten denga fitur-fitur yang menarik pada tingkatan
harga yang kompetitif. Keberhasilan perusahaan Toyota ini salah satunya adalah
menerapkan metode penentuan biaya berdasarkan target (target costing).
Perusahaan semakin menyadari bahwa merupakan hal yang sulit untuk bersaing
secara sukses dalam hal cost leadership atau diferensiasi; mereka harus bersaing
baik dalam hal harga maupun fungsionalitas.

Target Costing
Target biaya atau target costing merupakan metode penentuan biaya produksi
dimana perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang harus
dikeluarkan berdasarkan harga kompetitif untuk perusahaan memperoleh laba yang
diharapkan.

Target Costing = harga jual – laba yang diharapkan. ( 2.4 )

Terdapat dua alasan mengapa target costing sebaiknya digunakan perusahaan


didalam situasi pasar yang sangat kompetitif:
1. Perusahaan tidak dapat menentukan dan mengendalikan harga jual
produknya secara sepihak.
2. Sebagian besar biaya produk ditentukan pada tahap design.

Pengimplementasian target costing


Untuk mengimplementasikan metode target biaya didalam perusahaan terdapat
serangkaian fase yang harus dilalui oleh perusahaan antara lain:
1. Menentukan harga pasar
2. Menetukan laba yang diharapkan
3. Menghitung target biaya pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan
4. Menggunakan rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara yang dapat
digunakan untuk menurunkan biaya produk.
22

5. Menggunakan kaizen costing dan pengendalian operasional untuk terus


menurunkan biaya

Teori Kendala (Theory of Constraint).

Teori ini berfokus pada kegiatan produksi atau manufaktur. Teori kendala
dikembangkan oleh Goldratt and Cox untuk membantu para manajer meningkatkan
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Teori ini memfokuskan perhatian
manajer pada kendala atau pemborosan, yang mengakibatkan proses produksi
menjadi terlambat. Gagasan utama adalah perusahaan sukses dengan cara
memaksimumkan tingkat output produksi secara keseluruhan, yang disebut
“throughput” perusahaan.
Throughput adalah penjualan dikurangi biaya bahan langsung, yang
meliputi pembelian komponen dan biaya penanganan bahan. Teori kendala
mengarahkan perhatian manajer pada kecepatan bahan baku dan komponen yang
dibeli, diproses menjadi produk akhir dan diserahkan kepada pelanggan. Teori
kendala menekankan perbaikan “throughput” dengan cara mengubah atau
menurunkan pemborosan dalam proses produksi yang menghambat tingkat output
yang dihasilkan. Proses produksi dan distribusi yang tidak mempengaruhi
“throughput” bukan merupakan kendala yang mengikat sehingga perhatian pada
hal-hal tersebut lebih rendah dibandingkan perhatian terhadap pemborosan atau
kendala mengikat.
Teori kendala menggunakan pendekatan jangka pendek untuk analisis
profitabilitas karena hanya memfokuskan pada komponen biaya bahan baku saja.
Berikut ini tahapan dalam melakukan analisis teori kendala, yaitu:

Tahap 1: Mengidentifikasi kendala mengikat (binding constraint)


Menggunakan diagram jaringan (network diagram). Kendala mengikat (the
binding constraint) merupakan sumber daya yang membatasi produksi sampai di
bawah permintaan pasar.
23

Tahap 2: Menentukan pemanfaatan kendala mengikat yang paling efisien


Keputusan komposisi produk: berdasarkan kapasitas yang tersedia pada
kendala mengikat; mencari komposisi produk yang paling menguntungkan.
Memaksimumkan aliran dalam kendala
 Menurunkan setup
 Menurunkan jumlah lot
 Lebih memfokuskan pada “throughput” dari pada efisiensi

Tahap 3: Mengelola aliran dalam kendala mengikat


Menggunakan Drum-Buffer-Rope system: mempertahankan produk dalam
proses dalam jumlah yang sedikit (buffer) dan memproses bahan hanya jika
dibutuhkan (drum) oleh kendala, berdasarkan lead time/waktu tunggu (rope).
Semua sumber daya dikoordinasikan untuk mempertahankan kendala tetap sibuk
tanpa membentuk produk dalam proses.

Tahap 4: Meningkatkan kapasitas pada sumber daya yang terbatas


Melakukan investasi untuk menambah kapasitas jika hal tersebut akan
meningkatan “throughput” dalam tingkat yang lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan untuk investasi. Tidak melakukan investasi untuk meningkatkan
kapasitas sampai langkah 2 dan 3 selesai. Maksimumkan produktivitas proses
melalui kendala pada kapasitas yang ada.

Tahap 5: Merancang ulang proses pemanufakturan untuk fleksibilitas dan


”throughput” yang semakin cepat.
Mempertimbangkan perancangan ulang produk atau proses produksi, untuk
mencapai “throughput” yang lebih cepat.
24

2.2 Penelitian Terdahulu


Tabel berikut ini meringkas beberapa penelitian terdahulu yang meneliti pengembangan produk dengan menggunakan QFD ataupun
LCC.
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu
Nama Tahun Judul Penelitian Fungsi Tujuan Variabel Pembatas Metode Kesimpulan
No
Keputusan
Popy 2013 Pengembangan Merancang Kuesioner, Desain QFD, Produk oaoan tulis dapat
Yuliarty, Desain produk produk papan morfologi papan tulis, Morfologi berfungsi dengan baik
Teguh papan tulis tulis yang chart, desain inovatif chart dengan penambhan fitur
1 Permana, dengan metode inovatif dan efektif desain, penerangan dan desain
Ade efisien futuristik
Pratama

Edy Rustam 2016 Pengembangan merancang dan Voice Of Desain meja, Quality Penambahan fungsi
Aji1* dan Produk Lampu membuat produk Customer, Meja untuk Function pada lampu meja belajar
Evi meja Belajar lampu meja House of mahasiswa Deployment : dapat mati otomatis
Yuliawati 2 Dengan metode belajar dengan Quality dan pekerja , Kano secara bergantian -
Kano Dan penambahan (Design) model. desain lipat atau flip,
2 Quality fungsi sesuai jam digital, kipas, lampu
Function requirement dari tidur, charger
Deployment penggunanya handphone, tempat alat
(Qfd) tulis, dan tetap dapat
menyala apabila tidak
ada aliran listrik.
25

Nama Tahun Judul Penelitian Fungsi Tujuan Variabel Pembatas Metode Kesimpulan
No
Keputusan
MUTIARA 2013 Rancangan merancang meja Voice Of Meja Dapur, Quality Meja dapur - berguna
ANGGRAEN Meja Dapur dapur Customer, minimlis dan Function untuk menaruh
I , ARIE Multifungsi multifungsi House of multifungsi Deployment peralatan dan
DESRIANTY, Menggunakan untuk Quality , House of melakukan berbagai
3 YUNIAR Quality menampung (Design) Quality kegiatan - dibawa
Function peralatan dapur berpergian - memiliki
Deployment beberapa posisi dengan
(Qfd) berbagai fungsi dan
kegiatan.
Miranti 2015 Pemilihan Rancangan Biaya Rancangan Life Cycle Maka rekomendasi IPAL
Marita Sari, Desain Instalasi Instalasi penerapan kimia, Cost terpilih untuk Kampung
Sri Hartini, Pengelolaan Air Pengelolaan Air rancangan, efisiensi Batik Semarang adalah
Sudarno Limbah Limbah (IPAL) Efisiensi rancangan, IPAL dengan proses
Batik Yang kimia atau Rancangan efisiensi fisika kimia.
Efektif Dan elektrokoagulasi terhadap biaya
4
Efisien Dengan diharapkan limbah rancangan
Menggunakan dapat
Metode Life mengurangi COD
Cycle Cost yang terkandung
dalam limbah
batik.
Wisnu Ajie 2013 Proposed Merancang Voice Of Desain QFD dan Diferensiasi produk yang
Prabowo Product Design design produk Customer, Lampu jalan HOQ dihasilkan dari qfd yaitu,
and Leo Of Solar Street SOLAR STREET House of dengan variasi ketinggian lampu,
5
Aldianto Lighting System LIGHTING yang Quality, tenaga surya tingkat caya
Using diinginkan untuk menyesuaikan dengan
Quality konsumen ketinggian lampu, dan
26

Nama Tahun Judul Penelitian Fungsi Tujuan Variabel Pembatas Metode Kesimpulan
No
Keputusan
Function penerangan dilengkapi penutup
Deployment jalan, dengan kemiringan lebih
(Qfd) Method dari 600 dengan bahan
In Pt Solare yang anti karat
Bandung

Burcu 2011 Quality mengkaji strategic strategic QFD QFD adalah metodologi
DEVRİM Function bagaimana QFD planning, QFD, planning, yang kuat untuk
İÇTENBAŞ Deployment As sebagai alat customer QFD, perencanaan strategis
,Hande A Strategic perencanaan satisfaction customer karena digunakan untuk
ERYILMAZ Planning Tool strategis dan satisfaction mengekstraksi faktor
menjelaskan pilihan pelanggan
bagaimana sebagai input ke dalam
6 metode QFD model HOQ tradisional.
dapat digunakan Ini adalah proses
sebagai alat yang berulang untuk
kuat dalam menerjemahkan visi
perencanaan menjadi tindakan
strategis. dengan memahami
pelanggan dan
pemangku kepentingan.
27

Nama Tahun Judul Penelitian Fungsi Tujuan Variabel Pembatas Metode Kesimpulan
No
Keputusan
Shailender 2014 Integration of Mengintegrasika Voice of 4 Phase of QFD dan Integrasi QFD dan TC
Singh, Quality n QFD dan Costumer, QFD, Target Target menghasilkan nilai dan
Manish Function Target Costing Characteristic Costing Costing kualitas produk lebih
Kumar Deployment untuk engineering, dekat dengan keinginan
and Target menghasilkkan selling price, dan keampuan membeli
7 Costing produk yang profit margin konsumen.
sesuai dengan
kebutuhan dan
kemampuan
konsumen untuk
membelinya.
K.G. Durga 2011 COST menggunakan Production Model Value QFD berhasil dalam hal
Prasad , ENGINEERING model cost, Voice of matematika, Engineering, mengubah VOC kedalam
K.Venkata WITH QFD: A matematika Customer, cost Target karaktersitik engineering
Subbaiah, MATHEMATICA kedalam teknik Characteristic engineering Costing, yang sesuai dengan
K. L rekayasa biaya engineering QFD pandangan pelanggan.
Narayana MODEL seperti Target TC dan VE membantu
Rao Costing (TC) dan untuk mengontrol dan
8 Value mengelola biaya produk
Engineering (VE) selama tahap desain.
dengan Quality
Function
Deployment
(QFD) untuk
mengembangkan
suatu produk.
28

Nama Tahun Judul Penelitian Fungsi Tujuan Variabel Pembatas Metode Kesimpulan
No
Keputusan
Jan Vlachý* 2014 USING LIFE menerapkan Cost of life cycle LCC Product yang dipilih
CYCLE COSTING metode Life production, cost, cost adalah automatic gear
FOR PRODUCT Cycle Cost (LCC) cost service, manufacture denagn nilai $ 500 dollar
MANAGEMENT untuk life time, , product / 100,000 km.
memecahkan
9
masalah
pemilihan desain
unit gear baru
auto atau
manual
Lily 2011 Life Cycle Cost menekan harga Baya LCCA, Life cycle hasil penelitian ini
Amelia1, Evaluation For dan pembongkaran Componen, costing menunjukan perbaikan
D.A. Enhancing meningkatkan , esain Design assesment signifikan pada desain
Wahab2 , Design For reusability reusable pintu mobil yang
10 A.Shah3 Reuse desain pintu memenuhi biaya
and C.H. mobil dengan pembongkaran dan
Che Haron4 menggunakan siklus hidup sesuai
LCCA dengan tujuan dari
penelitian ini.
29

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran


30

BAB III
METODE PENILITIAN

Metodelogi penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang


valid, dengan tujuan dapat di temukan, dikembangkan serta di buktikan,sehingga
dapat di gunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah
dengan kaidah kaidah ilmiah. Didalam metode ini menggunakan metode kualitatif
dan kuantitatif.

3.1 Penelitian Pendahuluan.


Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi
di dengan benar. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan mengenal kondisi dan
gambaran umum mengenai permasalahan yang terjadi di tempat dilakukannya
penelitian.

3.1.1 Studi Lapangan.


Studi lapangan dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada objek yang di
teliti secara sistematis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari
object penelitian. Studi lapangan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
a. Wawancara
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan tanya
jawab secara langsung pada orang yang mengetahui tentang objek yang
diteliti.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari berbagai sumber yang bisa
digunakan untuk mendukung penelitian, dengan mempelajari dokumen-
dokumen tersebut yang berupa harga produk, minat, dan model produk yang
digunakan.
31

3.1.2 Studi Kepustakaan.


Studi kepustakaan adalah Teknik untuk menngumpulkan data dan informasi
baik itu terkai dengan produk, teori atau metode yang akan digunakan untuk
melakukan penelitian dengan mempelajari literature-literatur yang berkaitan
dengan penelitian. Studi kepustakaan di gunakan unutk memperdalam pengetahuan
dalam penelitian mengenai masalah yang diangkat dan untuk menyusun landasan
teori yang di gunakan dalam menyususn tinjauan pustaka dan penelitian. Dalam
penelitian ini, literature yang di gunakan adalah karya ilmiyah, jurnal internasional
dan nasional, buku dengan tema yang sesuai dengan judul tugas akhir yang
diangkat.

3.4 Jenis dan Sumber Data.


Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat maka digunakan jenis data adalah
sebagai berikut :
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berupa penjelasan dan keterangan baik lisan
maupun tulisan, seperti gambaran umum perusahaan,visi dan misi, struktur
organisasi, proses produksi yang dilakukan seerta hasil observasi lainnya
yang tidak dapat di jabarkan menggunakan angka.
b. Data Kuantitatif
Data kualititatif merupakan data yang berupa angka –angka yang dapat di
hitung atau di ukur secara matematis seperti jumlah produksi, jumlah
permintaan, serta data jumlah produk yang cacat pada proses produksi.

Berdasarkan sumber perolehannya, data yang dapat di gunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data skunder yang meliputi :
1. Data Primer.
Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari lapangan oleh
peneliti sebagai objek penelitian. Data primer di peroleh dari hasil
wawancarca dengan pihak terkait serta observasi secara langsung saat
proses produksi berlangsung.
32

2. Data Skunder.
Data skunder adalah data yang tidak langsung memberikan informasi seperti
dokumen atau literatur. Data skunder dari PT NSSI seperti hasil produksi perbulan,
data produksi tahunan, data penjualan dan data permintaanserta data produk cacat .

3.5 Teknik Analisis


Analisis data kuantitatif adalah proses mencari dan menyususun secara
sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan bahan lapangan dan
bahan-bahan lain,sehingga dapat dengan mudah di pahami dan temuan dapat
diinformasikan kepada orang lain (Bodan dalam Sugiono ;2013).

3.6 Pengolahan Data


Data yang telah dikumpulkan kemudian akan digunakan dalam penelitian baik itu
untuk menetapakan harga produk kompetitif dengan metode target costing ataupun
hasil wawancara untuk dikonversi menjadi karakteristik engineering.

3.7 Analisis
Pada akhirnya diharapkan penelitian dengan menggunakan metode LCC
dan QFD ini menghasilkan desain produk 3D Printer dengan harga yang kompeititf.
Atau juga bisa menghasilkan sebaliknya tergantung hasil penelitian ini.

3.8 Kesimpulan dan Saran


Merupakan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan dan saran yang peneliti
mersa perlu dituliskan untuk menjadi evaluasi dari penelitian ini.
33

3.9 Langkah Penelitian

Gambar 3.1 Langkah Penelitian


34

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Stout dan Cokins. 2012. Manajemen Biaya. Jakarta : Salemba empat.

Ginting , Rosnani. Perancangan Produk. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Jan Vlachy. 2014. Life Cycle Costing for Product Management. Prague : Czech
Technical University

Maulida, R. Gunadhi, E. Priyatna, N. 2013. Pengembangan Produk Permen Susu Karamel untuk
Meningkatkan Produktivitas Usaha Berdasarkan Kebutuhan Konsumen. Garut: Jurnal
Kalibrasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

Poppy, Teguh dan Ade. 2014. Pengembangan produks papan tulis dengan QFD.
Universitas Mercu Buana Jakarta

W.J. Fabrycky and B.S. Blanchard, “Life Cycle Cost and Economic Analysis. Englewood
Cliffs”, NJ : Prentice Hall, 1991.

Anda mungkin juga menyukai