Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Teknik Mesin, Vol. 14, No. 1, April 2012, 47-51 DOI: 10.9744/jtm.14.1.

47-51
ISSN 1410-9867

Kajian Teoretis Kerutan di Daerah Tekukan pada


Pipa Hasil Proses Bending
Sigit Iswahyudi
Progam Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tidar, Magelang
E-mail: sigit_iswahyudi@yahoo.com

ABSTRAK

Kajian ini membahas pemanfaatan teori buckling plastis untuk memperkirakan kapan
mulai terjadi kerutan pada proses penekukan profil khususnya pipa. Profil atau pipa yang
ditekuk dilokalisir pada bagian yang mendapatkan beban tekan kemudian dianalogikan sebagai
kolom yang mendapatkan beban tekan. Pipa dengan rasio tebal dibanding diameter luarnya
dengan nilai di atas 0,1 akan mengalami kerutan plastis. Metode tangent modulus, metode
shanley dan metode reduced modulus digunakan untuk memperkirakan kapan mulai terjadi
pembentukan kerutan. Hasil analisa menunjukan bahwa perkiraan pembentukan kerutan
dengan menggunakan reduced modulus lebih cepat dari pada dengan menggunakan metode
shanley dan tangent modulus. Persentase perbedaan jari-jari penekukan di mana kerutan mulai
timbul antara hasil analisa menggunakan metode reduced modulus dengan tangentmodulus
dibanding tangent modulus adalah 95%. Sementara itu, persentase perbedaan jari-jari
penekukan antara hasil perhitungan menggunakan metode shanley dengan tangent modulus
dibanding metode tangent modulus adalah 39%.

Kata kunci: Profil, penekukan, buckling plastis, kerutan.

ABSTRACT

This study discuss about the use of plastic buckling theorem to predict the beginning of
wrinkling on profile or pipe when it be bent. The compressed area of bending profile/pipe was
localized then analogized to compressed column. Pipe has ratio of thickness to outer diameter
greater than 0.1 will undergo plastic wrinkling. Tangent modulus, shanley and reduced modulus
will be used to predict when the wrinkling begins to exist. The result shows that prediction by
reduced modulus theorem, the starting of wrinkling exist faster than prediction using shanley or
tangent modulus theorem. The percentage of difference of the starting wrinkling between reduced
modulus and tangent modulus to tangent modulus is 95 % and between shanley and tangent
modulus to tangent modulus is 39%.

Keywords: Profile, bending, plastic buckling, wrinkling.

PENDAHULUAN besar. Pada kasus penekukan profil berdinding tipis,


daerah yang menerima beban tekan mengalami
Pada proses pembentukan, suatu elemen di- buckling yang ditandai oleh munculnya kerutan-
bentuk dengan salah satu caranya memberi beban kerutan sebagai kegagalan dari proses ini [4,5].
melampaui kekuatan elastisnya. Analisa tegangan Penyelesaian permasalahan ini dapat dilakukan
di luar batas elastis telah banyak dilakukan, baik dengan cara mencoba mengetahui pengaruh ke-
secara teoritis maupun melalui percobaan-per- tebalan profil terhadap munculnya kerutan pada
cobaan. Dalam hal ini, persoalan spring back effect proses penekukan melalui banyak percobaan.
menjadi salah satu kajian yang mendalam. Spring Proses penekukan pada profil berdinding tipis
back effect pembentukan material menyebabkan mengakibatkan perubahan geometri penampangnya
sulitnya pencapaian geometri dari suatu desain [6,7]. Perubahan geometri penampang perlu diper-
secara presisi. Dalam analisa, pengaruh spring back hatikan dalam hal untuk memenuhi batasan-
didekati menggunakan parameter tegangan luluh batasan desain yang diijinkan. Pengetahuan yang
bahan [1,2,3]. Pendekatan ini cukup berhasil pada komprehensif tentang penekukan profil berdinding
pembentukan elemen dari pelat yang cukup tebal. tipis dibutuhkan untuk dapat menghasilkan produk
Pada kasus penekukan, pendekatan ini juga cukup yang dapat memenuhi syarat-syarat suatu desain.
berhasil pada kondisi dimana ketebalan pelat cukup

47
Jurnal Teknik Mesin Vol. 14, No. 1, April 2013: 47–51

Pembentukan kerutan sebagai batasan masa- Definisi Geometri


lah dalam pembahasan ini. Pembentukan kerutan
plastis dianalisa menggunakan metode tangent Pada proses penekukan, momen penekuk
modulus, shanley dan reduced modulus. untuk menghasilkan jari-jari tekukan ( ), pipa
harus ditekuk dengan jari-jari tekukan ( ). Analisa
METODE PENELITIAN penekukan pipa menggunakan definisi geometri
seperti pada Gambar 2.
Transformasi Beban

Timbulnya kerutan pada penekukan pipa ber-


dinding tipis dapat dianalisa menggunakan ekuiva-
lensi pembebanan. Suatu struktur yang diberi suatu
beban dengan cara tertentu akan mengalami per-
ubahan tertentu. Cara pembebanan pada suatu
struktur dapat dilakukan dengan berbagai jalan
namun memberikan pengaruh yang sama. Pada
kasus penekukan pipa berdinding tipis, timbulnya
kerutan disebabkan momen yang diterapkan mem-
berikan ketidakstabilan geometri struktur yang Gambar 2. Definisi Geometri Penekukan
langsing. Ketidakstabilan geometri struktur yang
langsing mulai terjadi saat struktur mendapatkan Pada penekukan elastik, nilai diperkirakan
beban tekan sama dengan beban kritisnya. Trans- menggunakan Persamaan 1[8].
formasi beban untuk menganalisa terjadinya kerut- ( )
an pada penekukan berdinding tipis dapat dilaku- (1)
kan seperti pada Gambar 1.
Proses transformasi beban dilakukan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
empat langkah. Langkah pertama melakukan per-
hitungan momen yang dibutuhkan untuk memper- Pendekatan Tangent Modulus
oleh lengkungan dengan jari-jari hasil penekukan
yang sesuai dengan desain (Gambar 1.a). Langkah Penelitian untuk memperkirakan nilai tangent
kedua melakukan analisa distribusi tegangan yang modulus berkembang dan disempurnakan oleh
terjadi pada penampang pipa yang ditekuk (Gambar Ramberg dan Osgood [9] yang membahas kurva
1.b). Langkah ketiga melakukan isolasi tegangan tegangan dan regangan. Persamaan Ramberg dan
terhadap bagian pipa yang mengalami tegangan Osgood (Persamaan 2) cukup tepat untuk
tekan (Gambar 1.c). langkah keempat mentrans- memperkirakan bentuk kurva paduan aluminium
formasi distribusi tegangan tekan pada permukaan namun memiliki deviasi yang cukup besar untuk
pipa yang ditekuk menjadi beban tekan (Gambar paduan baja. Persamaan Ramberg dan Osgood
1.d). Kestabilan geometri struktur dapat dianalisa selanjutnya diperbaiki oleh Rasmussen [10]
setelah langkah empat dilakukan dengan cara (Persamaan 6).
membandingkan beban tekan (ekuivalensi momen
tekuk) dengan beban kritis untuk geometri separuh ( ) (2)
dari struktur yang ditekuk.
(3)

( )( ) ( )( ) (4)

dimana, = 0,7, ialah kekuatan luluh sekan


(secant yield strength), ialah kekuatan luluh
sekan kedua (second secant yield strength) dan =
0,85.
Modulus tangent ditentukan sebagai berikut.

a. Langkah I b. Langkah II c.. Langkah III d. Langkah IV


( ) (5)

Gambar 1. Tranformasi Beban Penekukan Pipa ke Kurva tegangan dan regangan untuk seluruh
Penekanan Kolom [8] daerah tegangan stainless steel sebagai berikut:

48
Iswahyudi, Kajian Teoretis Kerutan di Daerah Tekukan pada Pipa Hasil Proses Bending

( )
{ (6) (√ √ )
( )
Nilai diperkirakan menggunakan persamaan
untuk paduan austenitic dan dupleks
( )
(7) ( )
untuk semua paduan,
⁄( )
(8) ( )
( ) (( ) )
(9)
( ) Nilai SR dihitung sebagai berikut
(10)
( ⁄ )

(11) ( )

(12) ( )

(13)
(√ √ )
( )
⁄( )
Buckling mulai terjadi saat tegangan tegangan ( )
(( ) )
maksimum pada profil yang ditekuk mencapai
tegangan plastis bahan (proof stress). Nilai modulus Radius tekukan di mana kerutan mulai terjadi
tangent ditentukan menggunakan derivasi Per- menjadi
samaan 5, sebagai berikut.
( ) (√ √ )
(16)
( ( ) ) ( )
⁄( )
(( ) )

( )
( ) Teori Shanley
Untuk maka
Untuk kasus penekukan pipa, nilai di mana
(14) pipa mulai mengalami kerutan menjadi dapat
didekati menggunakan persamaan
atau .
( ) (17)
( )
Tegangan yang ditanggung bahan menjadi
di mana . Dengan menyubstitusikan nilai
( ) , dan modifikasi nilai ( ) pada
sehingga SR dapat ditentukan menjadi: Persamaan 2.22 menggunakan Persamaan 2.24,
jari-jari penekukan saat pipa mulai mengalami
kerutan menjadi sebagai berikut.

( )
(18)
( )
Dengan substititusi nilai SR di atas ke Per-
samaan 1, diperoleh radius penekukan di mana
kerutan mulai tejadi sebagai berikut. Batas Pembentukan Kerutan

( ) Sebagai contoh untuk membandingkan hasil


(15)
perhitungan menggunakan ketiga teori tersebut di
atas, digunakan data material baja tahan karat
Pendekatan Reduced Modulus
304L. Dalam bentuk grafik nilai perbandingan
Melalui pendekatan Reduced Modulus, nilai mo- antara ⁄ lawan ⁄ , hasil perhitungan disaji-
dulus tangent disesuaikan menggunakan persamaan; kan pada Gambar 3.

49
Jurnal Teknik Mesin Vol. 14, No. 1, April 2013: 47–51

Gambar 3. Perkiraan Mulai Terjadinya Kerutan Menggunakan Metode Tangent Modulus (TM),
Shanley (SH) dan Reduced Modulus (RM)

Metode tangent modulus memberikan perkira- UCAPAN TERIMA KASIH


an mulai terjadinya kerutan pada permukaan pipa
yang ditekuk paling lambat dibanding metode Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada
shanley dan reduced modulus. Persentase perbeda- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masya-
an antara hasil perhitungan menggunakan metode rakat Universitas Tidar Magelang yang telah men-
tangent modulus dan shanley dibanding metode danai penelitian ini.
tangent modulus adalah 39 % sementara itu persen-
tase perbedaan antara hasil perhitungan meng- DAFTAR PUSTAKA
gunakan metode tangent modulus dan reduced
modulus dibanding metode tangent modulus adalah [1] Ashby, M. F., Jones, D. R. H.,Engineering
95%. Materials 1: An Introduction to their Properties
Mulai terjadinya kerutan dalam perhitungan di and Applications,second edition, Butterworth-
atas perlu dipertimbangkan kembali untuk peran- Heinemann, Great Britain, 2002.
cangan sesungguhnya karena batas toleransi kerut- [2] Dieter, G. E., Mechanical Metallurgy, McGraw-
an yang timbul suatu persyaratan desain akan Hill Book Company, London, 1988.
berbeda dengan hasil perhitungan teoritis. Jika [3] Hosford, H.F., Caddell, R.M., Metal Forming,
diinginkan hasil tekukan sama sekali tidak meng- Mechanism and Metallurgy, third edition.
alami kerutan, pendekatan menggunakan metode Cambridge University Press, Cambridge, UK,
tangent modulus dapat digunakan. 2001.
[4] Naoi, H., Kitakami, N., Mizumura, M., dan
KESIMPULAN Kuriyama, Y., Study of Intrusion Bending for
Steel Tubes with Thin Wall Thickness.Journal
Metode tangent modulus, shanley dan reduced of Materials Engineering and Performance,
modulus yang digunakan untuk memperkirakan Volume 17, pp. 376-381, 2008.
terjadinya buckling plastis pada kolom yang diberi [5] Zhao, G., Liu, Y., Yang, H., Effect of Clearance
beban tekan dapat digunakan untuk memperkira- on Wrinkling of Thin-Walled Rectangular Tube
kan terjadinya kerutan pada proses penekukan in Rotary Draw Bending Process, Int. J. Adv.
pipa. Metode tangent modulus dapat digunakan Manuf. Technol., 50:85–92, 2010.
untuk memperkirakan batas penekukan pipa jika [6] Tang, D., Li, D., Yin, Z., Peng, Y., Roles of
diinginkan hasil penekukan tanpa kerutan. Peng- Surface Booster System on Bending of Thin-
gunaan metode tangent modulus untuk menentu- Walled Copper Tube, Journal of Materials
kan batas terjadinya kerutan pada proses penekuk- Engineering and Performance, Volume 18 (4),
an pipa dapat dikoreksi menurut syarat batas pp. 369-377, 2009.
perancangan terjadinya kerutan pada proses pene- [7] Liu, Y., Daxin, E., Effects of Cross-Sectional
kukan pipa. Penggunaan metode perkiraan mulai Ovalization on Springback and Strain Distri-
terjadinya kerutan pada proses penekukan pipa bution of Circular Tubes under Bending,
atau profil sebaiknya dikoreksi kembali berdasarkan Journal of Materials Engineering and Perfor-
persyaratan tingkat terjadinya kerutan produk. mance, Publikasi online, 2011.

50
Iswahyudi, Kajian Teoretis Kerutan di Daerah Tekukan pada Pipa Hasil Proses Bending

[8] Iswahyudi, S., Mekanisme Pembentukan Kerut- Technical Note No. 902, National Advisory
an pada Proses Penekukan Pipa, Prosiding Committee for Aeronautics, Washington, 1943.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Ke-2, [10] Rasmussen, K. J. R., Full-range Stress-strain
pp. C65-C69, Fakultas Teknik Universitas Curves for Stainless Steel Alloys. Research
Wahid Hasyim, Semarang, 2011. Report No R811. Centre for Advanced Struc-
[9] Ramberg. W., Osgood, W.R., Description of tural Engineering, Department of Civil Engi-
Stress-strain Curves by Three Parameters, neering, The University of Sydney, 2001.

51

Anda mungkin juga menyukai