Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah........................................................................ 3
1.4 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.5 Tujuan Penelitian....................................................................... 4
1.6 ManfaatPenelitian...................................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan................................................................ 4
ii
3.3 Data Dan jenis Data.................................................................. 47
3.3.1 Data.................................................................................. 47
3.3.2 Jenis Data......................................................................... 48
3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................... 48
3.4.1 Populasi dan Sampel........................................................ 48
3.5 Teknik Pengolahan Data........................................................... 49
3.6 Kerangka Metodologi............................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 55
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gudang merupakan salah satu fasilitas yang terdapat pada setiap perusahaan
untuk memperlancar operasionalnya. Gudang yang merupakan tempat
penyimpanan persediaan barang sebelum barang tersebut digunakan atau
dikeluarkan memiliki beberapa aktivitas. Beberapa aktivitas yang terdapat pada
gudang suku cadang di sebuah perusahaan semen padang yaitu penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Gudang sangat berperan penting dalam
mendukung kegiatan kerja yang ada di perusahaan sehingga membuat kegiatan di
lapangan menjadi lebih lancar dan lebih baik lagi. Kelancaran di dalam
perusahaan tentu saja akan mengangkat nama besar perusahaan dan mampu
bersaing dan memberikan motivasi bagi karyawan-karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut. Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan
yang mampu memanfaatkan ruang besar ataupun kecil untuk penyimpanan
barang-barang secara efektif dan efisien agar dapat meningkatkan produktivitas
barang yang ada di perusahaan.
Apabila kondisi gudang dalam keadaan baik maka sistem pergudangan akan
selalu berjalan dengan lancar . Fungsi gudang suku cadang di perusahaan semen
padang pada umumnya sama dengan gudang lainnya, yaitu sebagai tempat
penyimpanan barang dan alat-alat kerja. Hanya saja barang dan alat yang di
simpan pada gudang tersebut adalah barang-barang suku cadang dan peralatan
yang akan digunakan untuk kegiatan operasional di lapangan, Aktivitas yang
dilakukan harus mengikuti prosedur-prosedur yang berlaku di gudang. Karyawan
gudang harus melakukan penyimpanan barang sesuai dengan jenis serta
spesifikasi masing-masing barang tersebut, sehingga dapat mempermudah pada
saat pengambilan dan pengeluaran barang serta dapat menghemat waktu dalam
melakukan pencarian barang yang dibutuhkan.
1
2
kantor/workshop tidak tepat waktu atau bisa dikatakan telat. Hal ini bisa
mengakibatkan jam efektif kerja dalam sehari bisa berkurang, tidak sesuai dengan
yang tidak bisa mengembalikan dan menata ulang peralatan-peralatan yang telah
tertata rapi gudang. Akibatnya ketika mekanik tersebut mencari salah satu
waktu kerja adalah dengan menerapkan budaya kerja 5S. Budaya kerja 5S ini
berasal dari Jepang, 5S terdiri dari seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke. Takashi
baik. "The five keys to a total quality environment" (Takashi Osada 2004).
metode 5S. 5S merupakan singkatan dari seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan
shitsuke. 5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara
intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan oleh manajemen dalam usaha
(http://id.wikipedia.org/wiki/5s).
kepemimpinan.
Padang dan sudah efektifkah 5S yang berjalan, hal ini yang belum bisa diketahui.
mengenai “Penerapan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke (5S) di Gudang
waktu atau bisa dikatakan telat sehingga mengakibatkan jam efektif kerja
kelancaran bekerja
oleh banyak hal yang telah diuraikan pada latar belakang. Guna menghindari
keluasan kajian penelitian, maka permasalahan yang ada akan dibatasi. Batasan
yang diambil dalam penelitian ini adalah mengenai penerapan 5S (Seiri, Seiton,
DAFTAR PUSTAKA
LEMBARAN KONSULTASI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun dasar-dasar teori yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:
2.1 Dasar–dasar Teori
suatu bahan yang sudah dipelajari kedala situasi baru atau situasi kongkrit
a) Pengertian Efektivitas
tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
8
timbal balik antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output,
yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan
ini.
Efektivitas =
Semakin besar keluaran yang dihasilkan dari sasaran yang akan dicapai
b) Ukuran Efektivitas
hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran
sasaran yang tersedia. Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai
suatu tujuan atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah
Kerap kali solusi paling sederhana adalah solusi paling baik. dalam
memulai dengan konsep dasar seperti 5S adalah ide baik. Konsep ini
(Isao, 2011: 55-56). Menurut Masaaki Imai (1999: 60) Lima langkah
b. Tujuan 5s
14
1) Keamanan
Tempat kerja yang menerapkan 5S dengan teliti tidak perlu terus- menerus
3) Efisiensi
Para ahli diberbagai bidang seperti, juru masak, pelukis, tukang kayu,
4) Mutu
5) Kemacetan
15
seseorang bisa saja salah, maka daripada itu diperlukan berbagai petunjuk
tugasnya.
c. Seiri (Pemilahan)
Dalam fase pertama ini, kita harus memilah antara barang yang
masih digunakan, dan yang tidak. Antara barang yang tidak layak pakai
dan yang masih bisa dipakai. Menurut Yasuhiro Monden (1995:249), seiri
dimanfaatkan.
d) Seiton (Penyusunan)
menemukan dengan cepat. Untuk mencapai langkah ini, salah satu cara
e) Seiso (Pembersihan)
tempat kerja menjadi bersih. Tempat kerja yang gelap, kumuh dan kotor
harus bertahan sambil bekerja di tempat kerja seperti itu. Tempat kerja
f) Seiketsu (Pemantapan)
Prinsip utama dari seiketsu adalah memelihara keadaan area kerja yang
yang telah ada sebelumnya. Tujuan dari seiketsu adalah untuk menjaga
lingkungan agar dalam kondisi tetap baik, menjaga agar alat kerja selalu
siap untuk dipakai, menjaga kualitas hasil kerja, lebih mudah melatih
tata graha yang telah baik agar terjaga dalam kondisi yang baik,
g) Shitsuke (Pembiasaan)
Semua “S” yang telah dibahas diatas tidak dapat diterapkan tanpa
usaha penerapan 5S. Konsep kelima dari 5S adalah shitsuke yang berarti
rajin. Prinsip utama dari shitsuke adalah secara rutin dan kontinyu dengan
harus dibina agar dapat menjaga dan meningkatkan apa yang sudah baik.
kerja. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat
Dengan adanya sikap rajin yang diterapkan secara terus menerus dan
Sikap rajin pun merupakan sikap yang dapat mendukung efisiensi dan
kecintaan dan rasa ikut memiliki terhadap perusahaan dalam arti yang
sangat positif. Tugas apapun juga yang dikerjakan oleh karyawan, baik itu
operator yang bersimbah peluh atau staf yang berdasi, mereka memiliki
yang tersedia. Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai
19
suatu tujuan atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah
bisa dikatakan bila dalam penerapan 5S bisa tercapai sesuai dengan tujuan
efektif/tidak efektif.
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan yang digunakan dalam
penelitian ini :
3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.2 di bawah ini :
23
24
Prosentase Penerapan 5S =
empat ukuran untuk semua kriteria tiap sub variable dan 100% bagi kondisi
sub variable yang memenuhi keempat tolak ukur, maka jika kondisi hanya tiga
kriteria akan dikatakan 75% sesuai kondisi yang diinginkan. Selanjutnya jika
Mulai
Identifikasi Masalah
1. Masih banyak sekali yang belum pekerja ketahui tentang sikap dan
perilaku kerja
2. Adanya karyawan yang tidak disiplin
3. Budaya kerja mekanik di workshop yang tidak bisa mengembalikan
dan menata ulang peralatan-peralatan yang telah digunakan sesuai
dengan keberadaan semula
Rumusan Masalah
1. Berapa prosentase penerapan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan
Shitsuke (5S) di Gudang Suku Cadang di PT.Semen Padang ?
2. Sudah efektifkah penerapan ASeiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan
Shitsuke (5S) di Gudang Suku Cadang di PT.Semen Padang ?
Tujuan Penelitian
1. 1. Untuk mengetahui prosentase penerapan Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu, dan Shitsuke (5S) di Workshop di Gudang Suku Cadang di
PT.Semen Padang
2. Untuk mengetahui efektivitas penerapan 5S di di Gudang Suku
Cadang di PT.Semen Padang
Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
teknik wawancara dan observasi serta dokumentasi
dengan mengumpulkan data-data terkait
Pengolahan Data
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.
Dengan menggunakan metode 5S pada gudang suku cadang di PT Semen
Padang
29
Selesai
penelitian.
Perilaku peserta didik yang tidak ada motiavsi belajar yang dapat
dan berkaitan dengan kemampuan yang ada pada setiap diri individu
mendukung aktivitasnya.
1. Populasi
generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang menjadi kuantitas dan
kesimpulannya.
31
suatu hal yang penting, mendasar serta perlu mendapatkan perhatian secara
yang meyakinkan dan tepat sasaran terhadap objek yang diteliti. Husaini
adalah cakupan dari semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPA di SMA Negeri 8 Padang.
berikut :
No Kelas Jumlah
1 XII IPA 1 31 Orang
2 XII IPA 2 31 Orang
3 XII IPA 3 30 Orang
4 XII IPA 4 28 Orang
Jumlah 120 Orang
sebanyak 120 orang peserta didik di kelas XII IPA di SMA Negeri 8
Padang.
32
2. Sampel
Menurut Sudaryono dalam Jasmalinda, (2021:2200) menyatakan
sampel merupakan bagian dari dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi.
N
n= N (d)2 + 1
Keterangan :
N : Jumlah populasi
Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 290 dan tingkat presisi
n N (d)2 + 1
=
120
= 120 (0.01)2 + 1
= 120
33
120 (0.0001) + 1
teknik ini dapat dilakukan dengan cara undian. Jadi sampel yang sebanyak
92 itu diambil secara undian. Dimana setelah dilakukan secara acak, maka
1. Instrumen
instrumen atau teknik pengumpulan data merupakan suatu alat bantu yang
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah dalam prosesnya.
34
Dalam penelitian ini alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
a) Angket (Kuesioner)
Dalam penelitian ini, angket yang akan digunakan oleh peneliti adalah
dengan Variabel Y (motivasi belajar) pada peserta didik kelas XII IPA di
jawaban yang ada pada angket dengan menggunakan skala likert, skala
(unfavorable) terdiri dari sekor setiap item berkisar dari 1 sampai 5 serta
35
yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), kurang setuju (KS),
regulated learning dengan motivasi belajar pada peserta didik kelas XII
36
IPA di SMA Negeri 8 Padang. Oleh karena itu, teknik analisis data yang
digunakan adalah uji korelasi. Uji korelasi dalam penelitian ini adalah
dua variabel yang memiliki hubungan yang searah. Uji hipotesis dalam
mengubah data mentah menjadi data yang bermakna yang mengarah pada
data.
adalah data kuantitatif dan teknik teknik analisis yang akan digunakan
dan tinggi tersebut yang ditentukan dari kelas interval data penelitian
F
p= x 100%
N
Keterangan :
p = persentase
frekuensi siswa tiap kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi mengenai
a. Verifikasi
b. Penskoran
deskriptif.
39
mean hipotetik:
a. Uji Normalitas
Versi18.0.
b. Uji Linieritas
terhadap Y.
X dan Y)
c. Uji Korelasi
40
dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ + 1). apabila
nilai r.
41
DAFTAR PUSTAKA
Aimah, S., & Ifadah, M. (2013). Pengaruh Self Regulated Learning terhadap
Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Psikologi, 12(1), 21–24.
Analisis, K. M. (2015). Strategi Self Regulated Learning dan Prestasi Belajar:
Kajian Meta Analisis. Jurnal Psikologi, 37(1), 110 – 129–129.
https://doi.org/10.22146/jpsi.7696
Azmi, S. (2016). Self regulated learning salah satu modal kesuksesan belajar dan
mengajar. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 5(1), 19–20.
Hadwin, A. F. (2012). Self-Regulated Learning. 21st Century Education: A
Reference Handbook, 01(01), I-175-I–183.
https://doi.org/10.4135/9781412964012.n19
Hajijah, R. (2023). Hubungan Self Regulated Learning dengan Motivasi Belajar
Siswa SMK Nustar Serta Implikasinya. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 10(1),
67–76.
Hasnah, S. (2018). Learning siswa unggulan di sekolah sekolah menengah
kejuruan negeri 2 Medan Fakultas Psikologi Medan.
Iii, B. A. B., & Penelitian, A. T. (2011). Metode Penelitian Dan Teknik Analisis
Data. 1(2), 33–45.
Jailani, M. S. (2023). Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian Ilmiah
Pendidikan Pada Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. 1, 1–9.
Jasmalinda. (2021). Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Motor Yamaha Di Kabupaten Padang
Pariaman. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(10), 2199–2205.
Pratama, F., Firman, F., & Neviyarni, N. (2019). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Hasil Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 1(3), 280–286. https://doi.org/10.31004/edukatif.v1i3.63
Purwanza dkk., S. W. (2022). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Kombinasi. In News.Ge (Issue March).
Rahman, S. (2021). Pentingnya Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar. Merdeka Belajar, November, 289–302.
Sagita, N. N., & Mahmud, A. (2019). Peran Self Regulated Learning dalam
Hubungan Motivasi Belajar, Prokrastinasi dan Kecurangan Akademik.
Economic Education Analysis Journal, 8(2), 516–532.
https://doi.org/10.15294/eeaj.v8i2.31482
42
Study, C., & Makassar, N. (2021). Analisis Motivasi Belajar Rendah Siswa
Selama Masa Pandemi dan Penanganannya ( Studi Kasus di SMA Negeri 8
Makassar ) Analysis Of Student Low Learning Motivation During The
Pandemic And Handling. 2, 1–16.
Suparto. (2014). Analisis Korelasi Variabel -Variabel Yang Mempengaruhisiswa
Dalam Memilih Perguruan Tinggi. Jurnal IPTEK, 18(02), 1–9.
https://ejurnal.itats.ac.id/iptek
Tsusayya, T. D., Umaroh, S. K., & Imawati, D. (2023). Motivasi Belajar dan Self
Regulated Learning pada Mahasiswa dengan Sistem Pembelajaran Jarak
Jauh. Jurnal Psikologi Terapan (JPT), 5(1), 1.
https://doi.org/10.29103/jpt.v4i1.9368
Yam, J. H., & Taufik, R. (2021). Hipotesis Penelitian Kuantitatif. Perspektif :
Jurnal Ilmu Administrasi, 3(2), 96–102.
https://doi.org/10.33592/perspektif.v3i2.1540
43