Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK ATAU METODE PENGUJIAN MODEL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemodelan Sistem

Dosen Pengampu :
Ir. Yustina Ngatilah, MT

Oleh :
Kharisma Syafitri (18032010032)

Paralel C

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWATIMUR
SURABAYA
2020
METODE PENGUJIAN MODEL

1. Face validation
Face Validity adalah validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam
mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur. Jenis
validitas ini berbeda dengan jenis-jenis validitas yang ada. Validitas rupa (Face
Validity) tidak menunjukkan apakah alat pengukur mengukur apa yang ingin
diukur namun hanya menunjukkan bahwa dari segi rupanya suatu alat ukur
tampakanya mengukur apa yang ingin diukur.
Validitas ini sangat penting dalam pengukuran kemampuan individu, seperti
pengukuran kecerdasan bakat dan keterampilan. Hal ini disebabkan dalam
pengukuran aspek kemampuan seperti itu faktor rupa alat ukur akan menentukan
sejauh mana minat orang didalam menjawab soal-soal atau pertanyaan dalam alat
ukur.
Contohnya adalah ketika peneliti melakukan penelitian tentang mampu atau
tidaknya seseorang mengendarai mobil, maka alat ukurnya adalah bagaimana cara
seseorang tersebut mengendarai mobil, bukan dengan ujian tertulis, maka alat
pengukur ini memiliki validitas rupa.
2. Sencivity Analysis
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui
akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja
sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis
sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut
dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
Contoh: Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan
Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi
adanya perubahan-perubahan berikut:
1) Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi,
biaya bahan-baku, produksi, dsb.
2) Penurunan produktivitas
3) Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
3. Convergent Validation
Validitas konvergen adalah parameter yang sering digunakan dalam
sosiologi, psikologi , dan ilmu perilaku lainnya, mengacu pada sejauh mana dua
ukuran konstruksi yang secara teoritis harus terkait, sebenarnya terkait. Validitas
konvergen, bersama dengan validitas diskriminan, adalah subtipe validitas
konstruk. Validitas konvergen dapat ditetapkan jika dua konstruk yang sama
berkorespondensi satu sama lain, sedangkan validitas diskriminan berlaku untuk
dua konstruk berbeda yang mudah dibedakan.
Campbell dan Fiske (1959) mengembangkan Matriks Multitrait-
Multimethod untuk menilai validitas konstruk dari serangkaian tindakan dalam
penelitian. Pendekatan ini menekankan pentingnya menggunakan teknik validasi
diskriminan dan konvergen ketika menilai tes baru. Dengan kata lain, untuk
membangun validitas konstruk, Anda harus menunjukkan konvergensi dan
diskriminasi.
Validitas konvergen dapat diperkirakan menggunakan koefisien korelasi.
Evaluasi keberhasilan validitas konvergen menunjukkan bahwa uji konsep sangat
berkorelasi dengan tes lain yang dirancang untuk mengukur konsep yang serupa
secara teoritis. Misalnya, untuk menunjukkan validitas konvergen dari tes
keterampilan matematika, skor pada tes dapat dikorelasikan dengan skor pada tes
lain yang juga dirancang untuk mengukur kemampuan matematika dasar. Korelasi
yang tinggi antara skor tes akan menjadi bukti validitas konvergen.
Bukti konvergen paling baik ditafsirkan relatif terhadap bukti diskriminan.
Yaitu, pola interkorelasi antara dua tindakan yang berbeda harus rendah sementara
korelasi dengan tindakan yang sama harus jauh lebih besar. Bukti ini dapat
disusun sebagai matriks multitrait-multimethod. Misalnya, untuk menguji
validitas konvergen ukuran harga diri, seorang peneliti mungkin ingin
menunjukkan bahwa ukuran konstruksi yang sama, seperti harga diri, kepercayaan
diri, keterampilan sosial, dan penilaian diri juga terkait dengan diri sendiri.
-esteem, sedangkan faktor-faktor yang tidak tumpang tindih, seperti kecerdasan,
seharusnya tidak berhubungan.
Contohnya adalah untuk mengetahui validitas konvergen dari tes kecakapan
aritmetik, dan kita ingin mengkorelasikan skor tesnya dengan tes lain yaitu
mengukur kemampuan matematika dasar. Jika berkorelasi tinggi itu merupakan
bukti adanya validitas konvergen.
4. Statistical Validation
Dalam statistik , validasi model adalah tugas untuk mengkonfirmasi bahwa
output dari model statistik dapat diterima sehubungan dengan proses pembuatan
data yang nyata. Dengan kata lain, validasi model adalah tugas
mengkonfirmasikan bahwa output dari model statistik memiliki kesetiaan yang
cukup terhadap output dari proses pembuatan data sehingga tujuan penyelidikan
dapat dicapai.
Contoh mudahnya saja, jika ingin mengukur berat badan, maka harus
menggunakan timbangan. Sedangkan jika ingin mengukur tinggi badan, maka
harus menggunakan meteran. Nah, itulah yang dimaksud dengan validitas. Jadi
validitas dapat diartikan sebagai tingkat kesahihan alat ukur dalam mengukur apa
yang seharusnya diukur.
5. Turing Test
Turing Test adalah uji yang yang diberikan kepada suatu mesin untuk
melihat kepintaran mesin tersebut. Uji ini ditunjukan untuk menilai apakah
perilaku mesin dan perilaku manusia bisa begitu mirip sampai tidak bisa
dibedakan.
Contoh cara uji ini bekerja adalah, seorang pengevaluasi akan mulai
melakukan suatu percakapan dengan 2 individu, salah satu dari 2 individu tersebut
adalah mesin, pengevaluasi akan memulai percakapan dengan kedua individu
tersebut menggunakan media yang mesin tersebut bisa akmodasi seperti Text
( Sound tidak disarankan karena dinilai belum cukup baik untuk di lakukan turing
test), Jika pengevaluasi tidak bisa membedakan antara kedua individu tersebut,
maka mesin tersebut berhasil melewati Turing Test dan dapat dinilai, memiliki
perilaku layaknya manusia. Uji ini merupakan salah satu pengujian yang paling
terkenal dalam Filsafat AI.

Anda mungkin juga menyukai