Oleh:
Moch Dicky Perdana Putra
17032010059
PARALEL B
1.5 Tujuan
Adapun tujuan laporan penelitian tugas akhir ini adalah:
1.6 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
a. Merupakan sarana penghubung antara perusahaan terhadap lembaga
pendidikan tinggi terkait.
b. Dapat menerapkan laporan tugas akhir tersebut terhadap penelitian
yang dihasilkan.
2. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengenal lebih sejauh mana ilmu yang telah diterima di bangku
kuliah melalui kenyataan yang ada di lapangan.
b. Dapat menguji kepribadian terhadap peradaptasian dengan masyarakat
dilingkungan kerja.
c. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta kreatifitas diri
dalam lingkungan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.
d. Dapat menyiapkan langkah-langkah yang di perlukan untuk
menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya di masa mendatang.
e. Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman yang merupakan
modal yang dibutuhkan sebagai tenaga kerja.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi terhadap program
ataupun kurikulum yang telah diterapkan serta referensi terhadap pihak
lain sebagai data pendukung terhadap penelitian selanjutnya yang
dilakukan.
2.1 Persediaan
2.1.1 Pengertian Persediaan
Persediaan (inventory) adalah stock atau simpanan barang-barang yang disimpan
(Stevenson dan Chuong, 2014: 180). “Persediaan adalah kekayaan lancar yang
baku/raw material), barang setengah jadi (work in process), dan barang jadi
berupa bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi. Jenis persediaan dapat
dikelompokkan menjadi persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi,
a. Bahan baku adalah persediaan bahan mentah yang akan diproses dalam proses
produksi.
b. Bahan Setengah jadi merupakan persediaan barang yang dihasilkan pada suatu
proses produksi atau tahapan produksi dan masih perlu proses lebih lanjut agar
c. Bahan jadi yakni persediaan barang yang telah selesai diolah atau diproses dan
persediaan dari jumlah yang diperlukan, karena dimuat dalam jumlah besar.
181), yang paling penting adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan yang
b. Lead time adalah interval waktu antara waktu pemesanan dan diterimanya
yang mengacu pada persentase dari pesanan berdasarkan tanggal tertentu yang
telah disetujui. d. Stock out cost adalah biaya atas kekurangan persediaan yang
pembayaran.
Indrayati, 2007).
Dimana:
Z = Standar Deviasi
σ = Kuadrat eror
Dimana:
Penelitian ini didukung oleh penelitian terdaulu dari Kasmari (2011), Yulius
Total biaya persediaan adalah jumlah dari biaya pemesanan dan biaya
6. Rumus untuk mengetahui jumlah permintaan per hari dapat dihitung dengan:
(R) = d x L (7)
EOQ x P (9)
Dimana:
F = Frekuensi pemasaran
TCC = Total biaya penyimpanan
Ss = Safety stock
T = Waktu pemesanan
L = Lead time
C = Biaya penyimpanan
1. Decoupling
Fungsi ini adalah salah satu fungsi dari persediaan yang berarti bahwa
baku yang didapat dari pemasok. Dengan adanya fungsi ini, maka sebuah
dari pemasok baik dari faktor waktu pengiriman maupun faktor kuantitas
bahan baku.
ketika mendapatkan diskon atau potongan harga dari pemasok ketika akan
melakukan pembelian. Hal ini dikarenakan perusahaan akan melakukan
3. Antisipasi
jenisnya, yaitu:
1. Raw Material
Adalah jenis persediaan yang merupakan 6bahan baku yang dibeli dari
2. Purchased Parts
Adalah jenis persediaan yang merupakan komponen rakitan, dimana jenis
komponen jadi.
4. In Process Goods
atau barang yang telah diolah menjadi suatu bentuk tertentu, namun masih
5. Finished Goods
perusahaan tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam
jumlah unit yang diperlukan perusahaan serta pada saat barang tersebut akan
pada umumnya akan dibeli dalam jumlah tertentu, dimana jumlah tertentu ini akan
bersangkutan dalam beberapa waktu tertentu pula. Dengan keadaan semacam ini
maka bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan namun belum dipergunakan
untuk proses produksi akan masuk sebagai persediaan bahan baku dalam
perusahaan tersebut.
bahan baku yang dipesan belum datang maka pelaksanaan proses produksi
dalam perusahaan tersebut akan terganggu. Ketiadaan bahan baku tersebut akan
dengan cara tersebut akan membawa konsekuensi bertambah tingginya harga beli
bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan. Keadaan tersebut tentunya akan
perusahaan dapat menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Tetapi
terjadinya biaya persediaan bahan yang semakian besar pula. Besarnya biaya
Disamping itu, resiko kerusakan bahan juga akan bertambah besar apabila
Persediaan membutuhkan biaya investasi dan dalam hal ini menjadi tugas bagi
mengunakan dana yang dimiliki dalam persediaan dengan cara yang seefektif
jalannya produksi.
direncanakan.
3. Besar pembeliaan bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan biaya
3. Biaya persediaan
adapun jenis biaya persediaan adalah biaya pemesanan (order cost) dan biaya
pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan di lain pihak
kelancaran produksi”.
bahan.
yang sudah terjadi antara perkiraan bahan baku dengan pemakaian sesungguhnya
terjadi tersebut agar dapat ditolerir. Jika persediaan pengaman terlalu banyak akan
karena itu, perusahaan harus dapat menentukan besarnya safety stock secara tepat.
Tujuan safety stock adalah untuk meminimalkan terjadinya stock out dan
mengurangi penambahan biaya penyimpanan dan biaya stock out total, biaya
berasal dari reorder point oleh karena adanya safety stock. Keuntungan adanya
safety stock adalah pada saat jumlah permintaan mengalami lonjakan, maka
tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang pada akhirnya perusahaan akan
kehilangan penjualannya.
2. Variasi atau ketidakpastian permintaan yang meningkat.
Menurut (Nasution, 2004) ”bahan baku, yaitu yang merupakan input dari
proses transformasi menjadi produk jadi. Cara membedakan apakah bahan baku
elemen atau bahan-bahan ke dalam produk jadi. Cara pengadaan bahan baku bisa
diperoleh dari sumber-sumber alam, petani atau membeli, misalnya serat diolah
tidak dapat didatangkan secara satu persatu sebesar jumlah yang tidak diperlukan
b. Apabila bahan baku belum atau tidak ada sedangkan bahan baku yang
dipesan belum datang maka kegiatan produksi akan berhenti karena tidak ada
Selain beberapa arti penting diatas, bahan baku juga memiliki banyak
pembelanjaan, pemakaian bahan baku, waktu tunggu dan juga model pembelian
bahan.
Secara umum dapat diformulasikan disini bahwa arti dari perencanaan dan
singkatnya bahwa arti dari perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku,
persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Secara keseluruhan
maka diperlukan tujuan perencanaan yang efektif pula dan merupakan kegiatan
a. Agar jumlah persediaan bahan yang tersedia tidak terlalu banyak, artinya
produksi, berarti harus disediakan investasi sejumlah modal dalam jumlah yang
memadai.
tepat. Maka diperlukan pengendalian persediaan bahan yang efektif dan efesiensi,
satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain
dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah
fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak perusahaan
yang tepat karena bila persediaan terlalu berlebihan berarti lebih banyak modal
yang tertanam dan biaya-biaya yang ditimbulkan dari persediaan tersebut akan
besar jumlahnya dan bila persediaan terlalu kecil akan menganggu kelacaran dari
a. Terdapat gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat
bahan atau barang yang tetap dan identifikasi bahan atau barang tertentu.
barang.
f. Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalam persediaan secara
langsung
Barang-barang yang telah lama dalam gudang dan barang-barang yang sudah
cara pemesanan (order point system dan order cycle system), jumlah pesanan
dilakukannya pemesanan suatu barang (reorder point) dan kuantitas barang pada
setiap pemesanan itu sendiri (quantity order) guna meminimumkan nilai total
cost. Metode ini digunakan ketika terdapat satu atau lebih variabel yang
mempunyai nilai yang tidak pasti. Persediaan yang perlu diadakan akan lebih
probabilistik, yaitu backorder case dan lost sales case. Pada penelitian ini
ketika terjadi kasus backorder berarti pihak perusahaan tidak akan mengalami
Menurut (Hansen Mowen, 2007), economic order quantity adalah cara untuk
Keterangan:
lain, persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu kelompok pada
suatu waktu.
model EOQ menjadi dasar yang penting bagi majerial membuat keputusan
1. Tabular Approach
dilakukan dengan cara menyusun suatu daftar atau table jumlah pesanan dan
2. Graphical Aproach
dilakukan dengan cara menggambar grafik-grafik carying cost dan total cost
tidak hanya menentukan jumlah pemesanan yang optimal tetapi yang lebih
tentang kuantitas pemesanan tersebut. Selain itu EOQ dapat dijadikan sebagai
stock), dan juga mudah diaplikasikan pada proses produksi yang output-nya telah
a. Karena EOQ mengasumsikan data yang bersifat tetap, sering kali menjadi
konstan.
Oleh karena itu, dalam menggunakan rumus EOQ tersebut, kita perlu
diperusahaan, sehingga lead time berhubungan dengan reoder point dan saat
penerimaan barang.
Lead Time muncul karena setiap pesanan membutuhkan waktu dan tidak
semua pesanan bisa dipenuhi seketika, sehingga selalu ada Jeda waktu. Lead time
sangat berguna bagi perusahaan yaitu pada saat persediaan mencapai nol, pesanan
akan segera tiba di perusahaan. Dalam EOQ, lead time diasumsikan konstan
artinya dari waktu ke waktu selalu tetap misal lead time 5 hari, maka akan
berulang dalam setiap periode. Akan tetapi dalam prakteknya lead time banyak
Stock.
atau topik yang sedang diteliti oleh penulis. Adapun beberapa kajian yang
Bahan Baku Tepung Pada Usaha Pia Ariawan di Desa Banyuning tahun 2013.”e-
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui jumlah per pesanan bahan
baku tepung Usaha Pia Ariawan dengan menggunakan metode EOQ, dan (2)
untuk mengetahui besarnya total biaya persediaan Usaha Pia Ariawan dengan
menggunakan metode EOQ. Subjek dalam penelitian ini adalah Usaha Pia
pencatatan dokumen dan wawancara. Data dianalisis dengan metode EOQ. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa: (1) jumlah per pesanan bahan baku tepung
Usaha Pia Ariawan dengan menggunakan metode EOQ sebanyak 878,71 kg,
kembali seharusnya dilakukan saat persediaan bahan baku tepung sebanyak 91,20
kg, dan persediaan maksimum yang harus ada di gudang adalah 905,57 kg, dan
(2) besarnya total biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp
527.266,71. Jumlah ini lebih kecil bila dibandingkan dengan biaya total
persediaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada periode yang sama yang
mencapai Rp 1.059.102.
Persediaan bahan baku adalah faktor produksi yang penting dalam proses
stock), titik pemesanan kembali (reorder point), dan jumlah optimal inventory
untuk kelancaran proses produksi. Penelitian berlokasi pada UD. Sumber Rejo
pembelian bahan baku dan waktu pengiriman bahan baku yang tidak menentu
sehingga jumlah persediaan bahan baku melebihi kebutuhan bahan baku yang
baku yang tinggi. Hasil perhitungan yang didapat menunjukkan jika perusahaan
tetap menggunakan kebijakan yang ada, maka total biaya persediaan pada tahun
2015 adalah Rp. 46.538.827,00 dengan 48 kali frekuensi pembelian bahan baku,
sedangkan total biaya persediaan pada tahun 2015 dengan metode EOQ adalah
menunjukkan bahwa jika perusahaan menerapkan metode EOQ, maka pada tahun
Safety stock pada tahun 2015 sebesar 92.249,487 kg dengan titik pemesanan