Anda di halaman 1dari 9

Tugas PPIC dalam Perusahaan

Tugas merupakan beban tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam perusahaan.
Pelaksanaan tugas karyawan ini ditujukan untuk mengoptimalkan tanggung jawab yang dipikul oleh
kalangan karyawan.

Fungsi Planning dalam perusahaan (manufacture) dijalankan oleh bagian PPIC ( Production Planning and
Inventory Control ). Disamping memiliki fungsi production planning, PPIC juga memiliki peranan dalam
manajemen Inventory.

Inventory atau barang persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku/raw
material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang dimiliki untuk dijual.
Karena inventory disimpan di gudang, maka manajemen inventory dan gudang sangat berkaitan.
Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen didalam Suplay Chain product. Gudang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan barang ya, sampai digunakan dalam proses produksi. Fungsi penyimpanan
ini sering disebut ruang persediaan, gudang bahan baku, dll. Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan
dan penyimpanan barang ini diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya
mencapai sekitar 20 – 40% dari harga barang (Indrajit, R,E., Djokopranoto,R., Manajemen Persediaan,
2003, Gramedia, hal.3).

Tugas yang wajib dilaksanakan oleh seorang Ka.bag. PPIC ini diantaranya yaitu :

1. Menyediakan pemesanan dari bagian marketing dan menyusun rencana produksi sesuai dengan
pesanan marketing
2. Memenuhi permintaan contoh produk dari bagian marketing perusahaan serta melakukan
pemantauan dalam proses pembuatan contoh produk ke tangan konsumen langganan
Menyusun rencana pengadaan bahan yang didasarkan atas forecast dari marketing melalui
pemantauan kondisi stock barang yang akan diproduksi
3. Melakukan monitoring pada bagain inventory pada proses produksi, penyimpanan barang di
gudang maupun yang akan didatangkan pada perusahaan sehingga saat proses produksi yang
membutuhkan bahan dasar bisa berjalan dengan lancar dan seimbang
4. Membuat jadwal proses produksi sesuai dengan waktu, routing dan jumlah produksi yang tepat
sehingga menjadikan waktu pengiriman produk pada konsumen bisa dilakukan secara optimal dan
cepat
5. Menjaga keseimbangan penggunaan mesin perusahaan sehingga tidak ada mesin produksi yang
overload atau malah jarang digunakan oleh perusahaan produksi
6. Melakukan komunikasi dengan bagian marketing untuk memastikan penyelesaian masalah
produksi
Tugas Dan Tanggung Jawab Staff PPIC
1. Membuat rencana produksi dengan berpedoman dengan rencana dari sales dan marketing
2. Membuat rencana pengadaan bahan atau material berdasarkan rencana dan kondisi stock dengan
menghitung kebutuhan material produksi menurut standart stock yang ideal
3. Memantau semua inventory, baik untuk proses produksi, stock yang ada digudang maupun yang
akan didatangkan sehingga elaksana proses dan pemasukan pasar tetap berjalan lancar dan
seimbang
4. Membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan, maupun kondisi inventory
5. Mengelolah data dan menganalisa mengenai rencana dan realisasi produksi dan sales serta data
inventory
6. Menghitung standart kerjaa karyawan tiap tahun
7. Aktif berkomunikasi dengan semua pihak sehingga diperoleh data yang akurat atau up to date.
8. Membuat laporan harian, dan bulanan, pada hasil produksi

Planning dan Monitoring Proses Produksi

Arrange Order
Ini merupakan tahap awal dari planning, yaitu menerima order dari Sales. Order ini bisa berupa direct order dari
customer, atau pembuatan stock untuk buffer saat peak season. Kombinasi Make To order (MTO) dan Make To
Stock (MTS). Beberapa perusahaan menyebutnya Schedulling Rencana induk atau pembuatan Master Planning
Schedule (MPS). Schedulling ini masih belum detail, masih bersifat global dan memiliki periode yang panjang 3 – 6
bulan. Data-data di MPS sangat penting untuk memberikan informasi ke bagian produksi untuk mempersiapkan
resourcesnya, dan ke bagian purchasing untuk mempersiapkan material.

Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC


Memahami Safety Stock dan Menguasai Rumusnya
PPIC adalah bagian dari organisasi yang membuat perencanaan& pengendalian produksi,merancang aliran
kerja(workflow) organisasi mulai bahan baku sampai barang jadi, menyusun jadwal Sumber daya dan
mengeksekusinya, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi customer, serta meminimumkan
biayaproduksi keseluruhan”, Kepanjangan PPIC itu sendiri adalah (Production Planning and Inventory Control)
dan Inventory Control adalah Bagian yang Mengendalikan stok dari bahan baku, kemasan, dan bahan jadi agar
sesuai dengan perencanaan produksi dan permintaan dari pemasaran dan Mengevaluasi stok dari bahan baku,
kemasan dan barang jadi untuk diadakan konfirmasi dengan marketing tentang adanya barang jadi yang harus
dijual.
PPIC merupakan bagian dari organisasi perusahaan yang menjembatani 3 department yaitu: Gudang, marketing &
produksi.

PPIC menterjemahkan kebutuhan pengadaan produk jadi untuk marketing kedalam bentuk rencana produksi &
ketersediaan bahan baku serta bahan pengemas.
PPIC demikian penting peranannya dalam operasional perusahaan karena berkaitan erat dengan “cash flow/
aliran dana” & kinerja bagian produksi secara umum.

Fungsi PPIC?

1. Men-sinergi-kan kepentingan gudang, marketing dan manufacturing


2. Mengintegrasikan/ memadukan pihak-pihak dalam organisasi (gudang, marketing, produksi, personalia,
dan keuangan) agar dapat bekerja dengan baik.

Syarat apa saja agar kerja PPIC bisa optimal?

1. Ada rencana Sales dari marketing Department


2. Ada formula standard dari semua produk
3. Ada standard kapasitas produksi dan tenaga kerja
4. Ada standard yield dari semua produk
5. Ada pedoman waktu (delivery time) untuk pengadaan bahan/material, baik lokal maupun impor.
6. Ada batasan minimum dan maksimum stock
7. Ada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan elemen terkait antara bagian marketing, inventory,
produksi, personalia, quality control dan F&A (Finance & Accounting)

Job Desk PPIC adalah sebagai berikut :

1. Membuat rencana produksi dengan berpedoman rencana Sales Marketing


2. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan kondisi stock dengan menghitung
kebutuhan material produksi menurut standard stock yang ideal (ada batasan minimal dan maksimal yang
harus tersedia)
3. Memantau semua inventory baik untuk proses produksi, stock yang ada di gudang maupun yang
didatangkan sehingga pelaksanaan proses dan pemasukan pasar tetap berjalan lancar dan seimbang
4. Membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan maupun kondisi inventory
5. Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana dan realisasi produksi dan sales serta data inventory
6. Menghitung standard kerja karyawan tiap tahun berdasarkan masukan dari bagian produksi atas
pengamatan langsung
7. Menghitung standard yield berdasarkan realisasi produksi tiap tahun
8. Aktif berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait sehinggga diperoleh data yang akurat dan up to
date
9. Sebagai juru bicara perusahaan dalam bekerja sama dengan perusahaan lain, seperti : toll manufacturing

Pada intinya, PPIC bekerja sesuai dengan kaidah empat sehat lima sempurna. Empat sehatnya adalah PDCA
(Planing, Doing, Control, Action). Sedang lima sempurnanya adalah Continous Improvement atau perbaikan terus
– menerus. Secara ringkas dapat digambarkan sbb :

1.Planning
Semua komponen sistem manajemen harus dipersiapkan. Makanya PPIC sering disebut Pemersiap Kerja atau
Peteknik Industri. Adapun hal – hal yang biasanya dipersiapkan meliputi 5 unsur pokok, yaitu 5M (Man, Money,
Material, Machine, Methode).

Man : personil yang dibutuhkan untuk menempati masing – masing stasiun kerja harus dipersiapkan dan
ditetapkan kebutuhannya sesuai dengan Standart kompetensi yang seharusnya.

Money : maksudnya bukan uang, tetapi biaya. Artinya perencanaan biaya, atau lebih fokus pada penentuan Harga
Pokok Produk. Pada perusahaan besar, bagian cost accounting sudah termasuk merencanakan harga pokok
produk.

Material : Bahan baku, bahan pendukung dll harus direncanakan kebutuhannya dan dikendalikan persediaan /
stoknya. Sediaan yang banyak belum tentu efisien. Banyak metode – metode yang bisa dipergunakan dalam
menentukan rencana kebutuhan dan tingkat sediaan yang tepat. Salah satunya dengan metode MRP (Material
Requirement Planning).
Machine : Pada masing – masing stasiun kerja harus ditetapkan spesifikasi dan jumlah mesin yang diperlukan
berikut tata letak / layout yang tepat agar tercapai efisiensi dan tidak ada pemborosan karena handling /
transportasi serta tidak terjadi arus balik (proses berulang).
Methode : Menetapkan sasaran / target dan strategi masing – masing stasiun kerja. Pembuatan prosedur kerja
dan petunjuk teknis / manual instruction yang dilengkapi dengan peralatan / tooling yang diperlukan. Standart
Mutu Produk perlu ditetapkan untuk menjaga kestabilan kualitas.
Dengan 5M tersebut, pada akhirnya PPIC dituntuk untuk bisa membuat jadwal produksi yang sesuai dan waktu
pengiriman yang tepat.
2.Doing
Yaitu proses realisasi dari perencanaan / planning. Dimulai dari pembuatan surat perintah kerja, pendelegasian
tugas dan wewenang masing – masing seksi serta mensosialisasikan spek – spek perencanaan lewat media
presentasi kepada jajaran produksi. Bagian produksi melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaannya.
3.Controll
Proses selanjutnya adalah pengendalian pelaksanaan pekerjaan. Bagian PPIC bertanggung jawab terhadap
kelancaran proses produksi. Mutu / kualitas hasil kerja tiap stasiun kerja dipantau dan dikendalikan sesuai dengan
standart mutu produk yang telah ditetapkan. Pada intinya, proses control adalah memastikan bahwa realisasi
produk telah sesuai dengan yang direncanakan. Setiap ketidaksesuaian dicatat sebagai bahan pertimbangan
pengambilan keputusan berikutnya.
4.Action
Action adalah melakukan tindakan pencegahan dan atau perbaikan. Semua ketidaksesuaian yang telah tercatat
dianalisa untuk ditetapkan tindakan apa yang harus dilakukan. Prinsip skala prioritas harus dipakai dalam
menentukan tindakan mana yang harus didahulukan. Metode kerjanya biasanya dengan Brainstorming, Diagram
Pareto, Diagram Fishbone dll.
Continual Improvement
Keempat point diatas belum sempurna jika tidak ada perbaikan terus – menerus (berkelanjutan). Pastikan bahwa
ketidaksesuaian yang telah diambil langkah perbaikan dan pencegahannya tidak terulang kembali. Kampanyekan
setiap ada metode atau cara kerja yang baru kepada setiap pelaku produksi. Usahakan setiap informasi yang
penting sedapat mungkin sampai kepada lini yang dimaksud.
Perencanaan produksi dilakukan bersama oleh Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC)
dengan Departemen Produksi berdasarkan forecast yang diterima dari divisi marketing. Dengan forecast tersebut,
disusunlah rencana pembelian dan PPIC mengeluarkan Order Requisition (OR) yang diserahkan ke Departemen
Purchasing (pembelian), purschasing kemudian membuat Purshase Order (PO)/Purschase Request (PR), memilih
suppliers yang cocok dan diketahui oleh manajer untuk diserahkan ke Supplier. Supplier kemudian mengirimkan
barang yang sesuai dengan permintaan dan diserahkan ke gudang. Setelah barang diterima oleh bagian gudang,
bagian gudang kemudian membuat Bukti Penerimaan Barang (BPB). Salah satu salinan Bukti Penerimaan Barang
diserahkan ke Departemen Quality Control (QC) atau QA. (courtesy : duniakecilbunga.blog)
PPIC merupakan suatu metode perencanaan produksi dan penanganan material. Setiap perusahaan mempunyai
sistem produksi masing-masing. Perusahaan manufaktur mempunyai perencanaan produksi tentang produknya
apakah spare part atau produk komplit. PPIC merupakan suatu sistem perencanaan, pengendalian dan alat untuk
mengambil keputusan. Apa saja yang termasuk dalam sistem PPIC, beberapa hal yang merupakan komponen
sistem PPIC dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

PPC Model
Dari beberapa komponen di atas ada satu komponen yang merupakan komponen yang sangat penting yaitu
material planning atau inventory management. Mengapa inventory management sangat begitu penting?
Inventory management merupakan sistem penanganan material/bahan baku dalam proses produksi. Sadar atau
gak, material merupakan komponen cost yang paling besar porsinya dalam penentuan harga suatu produk,
apapun produk yang dijual, material merupakan komponen harga pokok produksi yang paling besar. Apakah
perusahaan manufaktur, jasa perawatan pesawat atau industri jasa.

Penanganan Material

Kunci sukses dalam penanganan material adalah meet demand and supply on time. Ya kunci sukses dalam
penanganan material atau inventory management adalah bagaimana memenuhi kebutuhan material dengan
efektif dan efisien. Efektif, material harus ada sesuai dengan waktu dan kebutuhan. Efisien, Pemenuhan material
harus memperhatikan biaya yang dikeluarkan. Bagaimana dapat memenuhi material dengan efektif dan efisien?
Mudah, anda harus paham karakteristik kebutuhan anda, pola demand di sistem produksi harus dapat ditangkap
dengan tepat. Beberapa pertimbangan dalam penanganan material adalah :

1. Pola Kebutuhan Material (Kuantitas kebutuhan material, lead time baik lead time produksi dan
pemenuhan material, )
2. Material pricing (Discount no discount),
3. Pemilihan supplier,
4. Budget,
5. Gudang, dll

Untuk memahami pola pemenuhan material berikut referensi dari buku Stefanus Eko Wiratno sebagai berikut :

Pola Penanganan Material Dikelompokan menjadi 3 yaitu :

1. DETERMINISTIK

Adapun karakteristik penanganan material dengan sistem ini adalah :

-Demand diketahui secara pasti

-Demand tidak memiliki variasi (S=0)

-Dibagi menjadi: 1.Deterministik statik dan 2.Deterministik dinamik

2. PROBABILISTIK

Adapun karakteristik penanganan material dengan sistem ini adalah :

-Fenomena demand tidak diketahui secara pasti

-Ekspektasi, variansi, dan pola distribusi kemungkinannya dapat diprediksi (S¹0)

-Persoalan utama menentukan berapa Safety Stock

-Metode pengendalian inventori: 1.Fixed Order Quantity dan 2.Fixed Order Interval

3. UNCERTAINTY

Adapun karakteristik penanganan material dengan sistem ini adalah :

-Ketiga parameter populasinya tidak diketahui secara lengkap

-Dibagi menjadi

1.Inventori Tak Tentu Beresiko Terkendali (probabilitas demand diketahui)

2.Inventori Tak Tentu Beresiko Tak Terkendali (probabilitas permintaan tidak diketahui sama sekali)

Kenali tipe sistem produksi anda, kenali tipe pemenuhannya itulah kunci sukses awal dalam pemenuhan material.
Tambahan terkadang dalam pekerjaan di bidang PPIC suka banyak istilah yang aneh yang belum kita ketahui tapi
ini hal mendasar yang perlu anda pahan ketika berminat ingin bekerja dalam bidang PPIC untuk istilahnya sebagai
berikut

Dasar istilah dalam ruang lingkup pekerjaan di bagian PPIC :

1. Mengetahui Kapasitas Produksi.


2. Mengetahui Forecast Penjualan.
3. Mengetahui Customer Order.
4. Mengetahui Formula Produk.
5. Mengetahui Proses Produksi.
6. Mengetahui Kualitas Produk.
7. Mengetahui Kapasitas Gudang.
8. Mengetahui Leadtime Pembelian.
9. Mengetahui Quantity Minimum Order.
10. Mengetahui Bahan Baku Alternatif.
11. Mengetahui Kapasitas Ekspedisi.
12. Mengetahui Leadtime Pengiriman.
13. Mengetahui Safety Stock Raw Material & Finish Good.

1. Kapasitas Produksi.
Kapasitas Produksi adalah berapa besar di dalam sebuah mesin produksi di dalam membuat suatu produk selama
satu hari kerja. Dengan Kapasitas produksi ini maka Departemen PPIC dapat mengetahui berapa lama proses
produksi untuk suatu finish goods dalam jumlah tertentu. Kapasitas produksi di dapatkan dari Departemen
Produksi.
2. Forecast Penjualan.
Forecast Penjualan adalah perkiraan penjualan yang akan datang baik untuk satu bulan atau tiga bulan kedepan.
Dengan Forecast ini maka Departemen PPIC dapat memenuhi permintaan customer dan membuat safty stock
finish goods. Forecast Penjualan ini di dapatkan dari Departemen Marketing.
3. Customer Order.
Customer Order adalah Permintaan Pelanggan terhadap produk finish goods yang ditawarkan oleh Marketing baik
itu produk regular maupun produk pesanan khusus. Dari Customer Order yang masuk ini maka PPIC dapat
menjadwalkan rencana produksi sampai produk itu terkirim sesuai dengan leadtime yang sudah di tentukan.
4. Formula Produk
Formula produk dikeluarkan berdasarkan hasil uji coba dari Dept. R&D terhadap suatu produk sampai produk itu
dapat dijual ke Customer. Dalam formula itu terdapat rincian bahan baku yang akan digunkan untuk suatu produk
dengan uraian persentase, makan berdasarkan formula itu maka PPIC dapat memperhitungkan berapa banyak
bahan yang dibutuhkan untuk permintaan Customer.
5. Proses Produksi
Proses produksi didalam produksi suatu produk berbeda-beda perlakuanya oleh karena itu maka PPIC harus dapat
mengetahui setiap produk di dalam proses produksinya sehingga bisa memperkirakan berapa lama suatu produk
itu dapat dibuat sampai selesai dan sesuai dengan kapasitasnya juga. Proses produksi ini dapat diketahui dengan
memahami produk tersebut pada saat produksi apa saja kendala yang dapat terjadi untuk suatu produk tersebut.
6. Kualitas Produk
Kualitas produk dapat dinyatakan banwa produk itu berkualitas sesuai dengan standart yang sudah ditentukan
berdasarkan Dept. QC. Mengapa kualitas ini menjadi penting menurut saya bagi PPIC, karena didalam suatu
produksi suatu produk ada beberapa tahapan tes QC untuk menyatakan produk tersebut LOLOS QC atau TIDAK
LOLOS QC. Dengan mengetahui masalah kualitas produk maka PPIC dapat mengkomunikasikannya dengan
Marketing mengenai kualitas yang diinginkan karena tidak semua customer sesuai dengan standar yang kita
keluarkan dalam artian bahwa kualitas produk itu masih dapat dibicarakan dengan Customer dan yang dapat
membicarakan masalah kualitas produk yang kita dapatkan pada saat produksi adalah Marketing sendiri yang
memegang peranan penting ini.
7. Kapasitas Gudang
Kapasitas Gudang ditentukan berdasakan dari Dept. Gudang yang mana data ini dapat diukur sesuai dengan
barang yang ingin kita buat stocknya. Dengan ini Gudang dapat memperkirakan berapa besar barang tersebut
dapat disimpan di gudang. Maka dengan adanya ini PPIC harus dapat mengatur masuknya barang agar tidak ada
nya penumpukan barang di dalam gudang yang dapat menghabiskan kapasitas gudang. Sehingga dengan
memperhatikan hal seperti ini teciptalah efisiensi dan efektifitas dari gudang.
8. Leadtime Pembelian
Leadtime pembelian didapat dari Dept. Purchasing yang mana Dept. Purchasing mendapatkanya sesuai dengan
negosiasi dengan para supplier dan perhitungan dokumen yang harus diproses secara internal departemennya.
Maka dengan adanya Leadtime Pembelian ini PPIC dapat memperhitungan pembelian bahan baku agar dapat
lebih efektis dan efesien selain itu akan didapatkan saefty stock barang yang diinginkan.
9. Quantity Minimum Order
Begitu juga Quantity Minimum Order didapatkan dari Dept. Purchasing yang mana Dept. Purchasing
mendapatkannya sesuai dengan negosiasi dengan para supplier didapatkan berbarengan pada saat permintaan
leadtime pembelian. Dengan itu maka Dept. PPIC dapat mengorder sesuai dengan Quantity Minimum Order yang
sudah ditentukan kecuali ada hal-hal khusus yang mengharuskan memesan barang diluar Quantity Minimum
Order maka Dept. PPIC meminta kepada Dept. Purchasing utnuk meneg
osiasikan dengan supplier.
10. Bahan Baku Alternatif
Bahan Baku Alternatif berdasarkan informasi dari Dept. R&D, yang mana bahan ini bagi industri sangatkan
dibutuhkan karena jikalau tidak ada bahan alternatif bagi suatu produk dan pada saat produksi bahan baku
utama tidak tersedia oleh supplier maka produksi akan menggunkan bahan alternative tersebut. Mengapa
informasi bahan baku alternative ini sangat dibutuhkanbagi Dept. PPIC ??.. karena Dept. PPIC yang mengkontrol
inventory part dan planning produksi sehingga Dept. PPIC dapat memperhitungkan kapan harus menggunkan
bahan alternative tersebut, selain itu juga dengan adanya bahan alternative ini maka dapat menurunkan biaya
pembelian bahan karena Dept. Purchasing akan membeli barang yang harganya paling murah dari antara bahan
baku alternatif tesebut.
11. Kapasitas Ekspedisi
Kapasitas Ekspedisi ini didapatkan dari Dept. Ekspedisi yang mana infomasi ini digunakan untuk
memperhitungan pengirman barang yang harus dapat dikirim sesuai dengan customer order yang diterima
dengan memperhitungkan leadtime pengiriman dan permintaan pengiriman barang diluar leadtime yang sudah
ditentukan secara internal. Dengan adanya ini maka Dept. PPIC dapt menentukan pengiriman barang yang harus
dikirim karena menyangkut dengan customer order yang sudah diterima oleh Dept. PPIC.
12. Leadtime Pengiriman
Leadtime Pengiriman ini dapatkan dari keputusan yang telah digodok oleh Plan Manager dengan Departemen-
departemen terkait yang berhubungan dengan customer order. Dengan adanya leadtime pengiriman ini maka
dapat memastikan kepada customer kapan barang yang dipesan dapat sampai ditempat para customer, selain
itu juga maka Dept. PPIC dapat memperhitungkan kapan seharusnya pesanan customer tersebut harus
diproduksikan.
13. Safty Stock Raw Material dan Finish Goods
Safty stock Raw Material dan Finish Goods ini sangatlah diperlukan bagi sebuah perusahan karena dengan
adanya ini maka kebutuhan akan Raw Material untuk kebutuhan produksi akan selalu tejaga dan tidak akan
mengalami kekurangan disaat produksi akan berjalan dan kebutuhan Customer akan Finish Goods pun akan
terjaga dengan aman dan pada saat Customer mengeluarkan permintaan akan Finish Goods maka akan tersedia
selalu.
Production Schedule merupakan jantung dari pada suatu perusahaan agar perusahaan dapat berjalan / produksi
sesuai dengan kapasitas mesin, kapasitas sumber daya manusia, permintaan customer dan ketersediaan bahan
bakunya sehingga hasil produksi menjadi efesien dan efektifitas.
Maka dari bagian PPIC ini bagaimana memperhitungkan segala sesuatunya agar dapat menyusun jadwal
produksi sesuai dengan kemampuan perusahaan dan mendapatkan target yang di inginkan.
Beberapa hal yang perlu diketahui untuk menyusun jadwal produksi ( production schedule ) :
1. Orderan yang di terima / Forecast yang dikeluarkan oleh bagian Marketing atau Managemen.
2. Permintaan dikirim sesuai dengan keinginan customer atau sesuai dengan leadtime pengiriman yang
sudah ditentukan oleh perusahaan.
3. Kapasitas produksi berapa kemampuan dari mesin yang dimiliki untuk suatu produk.
Formulasi Produk untuk mengetahui berapa dan jenis bahan apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan customer / forecast yang sudah dikeluarkan oleh Marketing atau Managemen.
4. Perhitungan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan ( MRP – Material Reques Planning )
5. Perkiraan BS yang akan terjadi pada produk yang akan diproduksi sehingga perhitungan akan kebutuhan
bahan baku dan permintaan pengiriman akan dapat detentukan.

Anda mungkin juga menyukai