Anda di halaman 1dari 123

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL


INDONESIA GEMILANG DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BALANCED SCORECAD DAN ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN


DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN

DIAJUKAN OLEH:

RENDRA ROBI ERWANTO


NIM: 040912243

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

hanya dengan kuasa-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir penulisan

skripsi untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan

dalam skripsi ini, baik dalam materi maupun teknik penulisannya, maka dari itu

saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dari banyak pihak. Dengan segala hormat penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak., CMA., CA. Selaku dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

2. Ibu Dr. Masmira Kurniawati,SE., MSI.selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga beserta staf

tata usaha yang telah banyak membantu hingga terselesaikannnya skripsi

ini.

3. Ir. Baling Kustriyono, MM. Selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan waktu dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

iv

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis terutama dosen pengajar

konsentrasi Manajemen Operasi yang telah memberikan ilmu yang

berharga.

5. Ibu Isfa Maysyarohselaku manager PT Berhasil Indonesia Gemilangyang

telah memberikan kepercayaan serta izin bagi penulis untuk melakukan

penelitian pada PT Berhasil Indonesia Gemilang.

6. Bapak Budi S, Bapak Herman, Bapak Diki, Bapak Aloysius Andre, beserta

seluruh karyawan PT Berhasil Indonesia Gemilangyang telah sangat banyak

membantu dan memberikan data yang berguna bagi penelitian penulis.

7. Kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu atas doa, pengorbanan, dukungan

materil, dan moril yang tidak pernah putus kepada penulis sehingga penulis

berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis mempersembahkan

keberhasilan ini untuk Bapak dan Ibu.

8. Sahabat sahabat kampus terdekat penulis, Agung, Bontang, Dimpok,

Faruq, Ipul, Iqbal, Imam, Jali, Rahar, dan Tomy atas perhatian, semangat,

motivasi, selalu menguatkan dan mengingatkan penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi.

9. Teman teman Dota 2 Player, Patung, Iqbal, Sebo, Puji, Dion, Aang,

Hutami, Haqi, Koput, Dimpok, Fafa dan lainnya yang terlalu banyak apabila

disebutkan semuanya, terima kasih atas dukungan serta selalu menemani

penulis untuk bermain Dota 2 dan memunculkan berbagai inspirasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman KKN Dinda, Imas, Kartika, Ivo, Gian, Shohi,.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11. Seluruh pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu per

satu, penulis mohon maaf. Semoga amal saudara sekalian mendapat balasan

dari Allah SWT.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya,........................

Penulis

vi

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

Aktivitas yang sangat penting dalam manajemen perusahaan adalah pengukuran


kinerja yang menunjukkan pencapaian target perusahaan. Pengukuran kinerja
memerlukan tolak ukur kinerja perusahaan yang tepat untuk mencapai tujuan
perusahaan. Salah satu metode pegukuran kinerja adalah dengan metode Balanced
Scorecard. Metode ini tidak hanya mengukur kinerja perusahaan dari aspek
keuangan saja tetapi juga aspek non keuangan serta dari sisi internal maupun
eksternal perusahaan. Penelitian ini berfokus pada perancangan pengukuran
kinerja pada perusahaan distribusi dengan metode Balanced Scorecard dan
menggunakan metode Analythical Hierarchy Process untuk pembobotan prioritas
kinerjanya. Kemudian, peneliti melakukan pengukuran kinerja dengan metode
balanced scorecad yang telah dirancang pada periode operasional tahun
2016Penelitian ini, peneliti ingin menyusun rancangan pengukuran kinerja untuk
perusahaan yang baru berdiri dalam tiga tahun terakhir yakn PT Berhasil
Indonesia Gemilang dan ingin mengukur kinerja pada tahun ke tiga. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa rancangan pengukuran kinerja dengan
metode balanced Scorecard menghasilkan 29 KPI. Berdasarkan hasil dari
Analythical Hierarchy Process, perspektif pelanggan memilki hasil pembobotan
tertinggi dengan nilai 0.520 dan pembobotan tertinggi kedua yaitu perspektif
finansial dengan nilai 0.268, pembobotan tertinggi ketiga yaitu pespektif proses
bisnis internal dengan hasil pembobotan 0.127 dan yang terakhir adalah perspektif
learning and growth dengan nilai 0.086. Kemudian, hasil pengukuran kinerja PT.
Berhasil Indonesia Gemilang dengan menggunakan metode balanced scorecard
masih belum mencapai target perusahaan dengan score total 0.82862. hal ini
disebabkan masih belum tercapainya target peningkatan jumlah outlet baru dan
jumlah proyek baru yang menyebabkan peningkatan penjualan dan laba bersih
tidak optimal

Kata Kunci: Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Analythical Hierarchy


Process, Perusahaan distribusi semen Indonesia, PT Berhasil Indonesia Gemilang.

vii

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

The most important activity on corporate management is performance


measurement that show companys achievement. Performance measurement
needs precise indicator to achieve their goals. One of performance measurement
tools is balanced scorecard method, it is not only as an indicator tool for measure
company's performance based on financial aspect but also non-financial, internal
and external side of company. This paper focuses on performance measurement
design in distribution company using balance scorecard method and analythical
hierarchy process to measure their performances priority. then, this paper
measures performance distribution company in operation period of 2016.This
paper reveals that performance measurement design in PT Berhasil Indonesia
Gemilang with balanced scoecard method generates 29 KPI. Based on result from
analythical hierarchy process, customer perspective has the highest measurement
with score 0.520 and the second measurement is Financial perspective with result
with score 0.268, the third is internal business process perspective with score
0.127. and the last result is learning and growth perspective with score 0.086.
Then, PT. Berhasil Indonesia Gemilangs performance measurement result is not
achieve the company target with total score 0.854. the reason is achievement of
new outlet target and new project target was not reach. This cause increasing of
net profit was not achieve.

Keyword: Performance Measurement, Balanced Scorecard, Analythical


Hierarchy Process, Semen Indonesia Distribution Company, PT. Berhasil
Indonesia Gemilang.

viii

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
ABTRAK .................................................................................................... vii

ABSTRACT.................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 7
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Distribusi.................................................................................. 9
2.1.1 Fungsi Saluran Distribusi ................................................... 10
2.1.2 Sistem Distribusi ............................................................... 11
2.2 Pengukuran Kinerja .................................................................. 13
2.2.1 Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja ........................... 16
2.2.2 Kriteria Sistem Pengukuran Kinerja yang Efektif ............... 17

2.2.3 Langkah langkah Pengukuran Kinerja ............................. 18


2.3 Analythical Hierarchy Process (AHP) ...................................... 19
ix

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.1 Definisi Analythical Hierarchy Process (AHP) .................. 19

2.3.2 Konsep Dasar AHP ............................................................ 20


2.3.3 Skala Perbandingan AHP ................................................... 23
2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan AHP ....................................... 25
2.4 Balanced Scorecard(BSC) ........................................................ 26
2.4.1 Sejarah dan Perkembangan BSC ........................................ 26
2.4.2 Pengertian BSC ................................................................. 28

2.4.3 Perspektif dalam BSC ........................................................ 29


2.5 Strategy Map ............................................................................ 44
2.6 Key Performance Indicator (KPI) ............................................. 45
2.7 Penelitian Sebelumnya ............................................................. 46
2.8 Research Question .................................................................... 50
2.9 Kerangka Berpikir ................................................................... 51

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................... 52
3.2 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ..................................... 53
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 53
3.4 Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 54
3.5 Teknik Analisis ........................................................................ 55

3.6 Tahapan Penelitian ................................................................... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Tahap Awal Penelitian.............................................................. 58
4.1.1 Gambaran PT. Berhasil Indonesia Gemilang (BIG) ............ 58
4.1.2 Proses Bisnis PT. BIG ....................................................... 60
4.2 Tahap Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja PT. BIG

dengan metode BSC ................................................................. 61


4.2.1Pengukuran Kinerja Sebelum Penelitian .............................. 61
x

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.2.2Identifikasi Visi, Misi, dan Tujuan Strategis ....................... 61

4.2.3Penyusunan Strategi Map ................................................... 63


4.2.4 Identifikasi Indikator Kinerja ............................................ 65
4.3 Pembobotan KPI dengan AHP .................................................. 66
4.3.1 Hasil Pembobotan Perspektif BSC .................................... 67
4.3.2Hasil Pembobotan Lag Indicator dan Lead Indicator .......... 68
4.3.3Hasil Pembobotan Lead Indicator ....................................... 74

4.4 Pengukuran Kinerja PT. BIG Menggunakan BSC ..................... 76


4.4.1 Identifikasi Pencapaian kinerja Perusahaan ....................... 76
4.4.2 Pengukuran Kinerja dengan Performance Scorecard .......... 78
4.5 Pembahasan.............................................................................. 79

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan .................................................................................. 82

5.2 Saran ....................................................................................... 82


5.2.1 Saran Bagi Managerial....................................................... 82
5.2.2 Saran Bagi Akademisi ....................................................... 83
5.2.3 Keterbatasan Penelitian dan Saran Bagi Peneliti
Selanjutnya ........................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Matriks Perbandingan ..................................................... 21

Tabel 2.2 Random Index ............................................................................ 23


Tabel 2.3 Skala Utama Model AHP ........................................................... 24
Tabel 2.4 Contoh KPI dan Targer dari Sasaran Objektif ............................ 47
Tabel 4.1 Identifikasi KPI PT. BIG ........................................................... 65
Tabel 4.2 Hasil Pembobotan Perspektif BSC ............................................. 67
Tabel 4.3 Hasil Pembobotan Lag Indicator dan Lead Indicator

Perspektif Finansial ................................................................... 68


Tabel 4.4 Hasil pembobotan Lag Indicator dan Lead Indicator
Perspektif Customer ................................................................... 69
Tabel 4.5 Hasil Pembobotan Lag Indicator dan Lead Indicator
Perspektif Internal Business Process .......................................... 71
Tabel 4.6 Hasil Pembobotan Lag Indicaotr dan Lead Indicator

Perspektif Learning and Growth ................................................ 72


Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Pembobotan Prioritas KPI ............................... 74
Tabel 4.8 Rangkuman Pencapaian Kinerja PT. BIG ................................... 77
Tabel 4.9 Performance Scoreboard PT. BIG .............................................. 78

xii

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Saluran Distribusi untuk Barang Konsumsi............................... 12

Gambar 2.2 Saluran Distribusi untuk Barang Industri .................................. 13


Gambar 2.3 Contoh Strategy Map................................................................ 31
Gambar 2.4 Customer Perspektif care Measure ............................................ 35
Gambar 2.5 Customer Valuer Proportion ..................................................... 37
Gambar 2.6 Internal Business Process Perspective ....................................... 38
Gambar 2.7 Learning and Growth Measurement Framework ....................... 41

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ................................................................... 57


Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BIG ..................................................... 59
Gambar 4.2 Proses Bisnis PT. BIG ............................................................. 60
Gambar 4.3 Strategy Map PT. BIG ............................................................. 64
Gambar 4.4 Hirarki Pembobotan Prioritas KPI ............................................ 66
Gambar 4.5 Prioritas Perspektif BSC .......................................................... 68

Gambar 4.6 Prioritas Perspektif Finansial .................................................... 69


Gambar 4.7 Prioritas Persektif Pelanggan ................................................... 70
Gambar 4.8 Prioritas Perspektif Proses Bisnis Internal ................................ 71
Gambar 4.9 Prioritas Perspektif Learning and Growth ................................ 73

xiii

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Transkrip Wawancara Dengan Pihak PT. BIG

LAMPIRAN 2. Transkrip Wawancara Dengan Pihak PT. BIG

LAMPIRAN 3. Hasil Pembobotan Global Lead Indicator

LAMPIRAN 4. Surat Keterangan Kebenaran Penelitian

LAMPIRAN 5. Foto Foto PT BIG

LAMPIRAN 6 Strategi Map

LAMPIRAN 7 Kuesioner AHP untuk BSC PT BIG

LAMPIRAN 8 Scorecard PT BIG

LAMPIRAN 9 Formula

xiv

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era global seperti sekarang ini serta dengan semakin pesatnya

kemajuan pengetahuan dan teknologi, berbagai macam hal menjadi lebih efisien.

Tanpa disadari hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap persaingan bisnis di

masa kini. Persaingan bisnis di masa kini adalah persaingan yang sangat berbeda

dibanding dengan persaingan di masa lalu, dimana berbagai macam hal sekecil

apapun diperhitungkan dan dapat menjadi aspek untuk memenangkan persaingan.

Semakin meningkatnya persaingan pelaku industri kini mulai sadar bahwa

untuk menyediakan produk murah, berkualitas, cepat, dan perbaikan di internal

perusahaan tidaklah cukup. Keempat aspek tersebut membutuhkan peran serta

semua pihak mulai dari pemasok hingga ke konsumen. Pemasok mengelola bahan

baku dari alam menjadi komponen, dan selanjutnya pabrik mengubah komponen

dan bahan baku menjadi produk jadi. Selanjutnya perusahaan atau perusahaan

transportasi mengirimkan bahan baku dari pemasok ke perusahaan, sampai

jaringan distribusi yang akan menyampaikan produk ke pelanggan.

Secara umum distribusi adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke

pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dengan kondisi

barang yang baik sangat menentukan apakah produk tersebut pada akhirnya akan

kompetitif di pasar. Distribusi berasal dari bahasa inggris distribution yang berarti

penyaluran. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, distribusi

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

dimaksudkan sebagai penyalur (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang

atau tempat.

Salah satu keunggulan bersaing perusahaan dapat dicapai melalui

distribusi yang efisien dan efektif. Perkembangan teknologi dan inovasi dalam

manajemen distribusi memungkinkan perusahaan untuk menciptakan kecepatan

waktu kirim serta efisiensi yang tinggi dalam jaringan distribusi. Efisiensi dapat

dilakukan melalui optimalisasi distribusi bahan baku dari pemasok, aliran bahan

baku dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan

konsumen. Distribusi yang optimal dapat dicapai melalui penerapan konsep

manajemen rantai pasok. Manajemen rantai pasok adalah keterpaduan antara

perencanaan, koordinasi, dan kendali seluruh proses dan aktivitas bisnis dalam

rantai pasok untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya termurah

(Chopra dan Meindel, 2007).

Tuntuan dan ekspektasi dari principle dan customer semakin berkembang.

Distributor harus menyesuaikan dengan berbagai macam sistem informasi dan

teknologi agar dapat memenuhi kebutuhan principle dan customer. Untuk

meningkatkan kualitas layanan distribusi dan mencapai visi misi serta menjaga

sustainability perusahaan manajemen perlu melakukan pengukuran kinerja yang

tepat dan consistent (Handayani dan Hudaya, 2002:277).

Mengacu pada penelitian Ballou (1992), terdapat 3 level hierarchy yang

berbeda pada organisasi yakni level strategy, level taktikal dan level operasional.

Di dalam level strategy pengukuran dilakukan pada pengambilan keputusan top

management, keuangan perusahaan, planning dan persaingan industri. Pada level

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

tactical pengukuran dilakukan pada pengalokasian sumber daya dan pengukuran

kinerja dengan target yang spesifik. Pada level operasional pengukuran dilakukan

pada level management yang paling bawah (divisi sales, distribusi, gudang).

Manajemen pengukuran tidak dapat dilakukan secara maksimal jika terdapat

beberapa level yang tidak terbuka dan memahami mekanisme pengukuran, oleh

karena itu semua level di dalam organisasi harus memahami pengukuran kinerja

pada level mereka masing masing (Lee dan Billington, 1992; Schroder, 1986).

Beberapa literature menjabarkan alat manajemen kinerja yang memiliki

fitur dengan kelebihan dan kekurangan masing masing. Srivastava et al. (2013)

menjabarkan terdapat tujuh alat manajemen kinerja yang dikembangkan oleh para

ahli pada manajemen supply chain yakni 1, measure and metrics (Gunasekaran,

2001). 2, Balanced Scorecard (Kaplan et al., 1992). 3, Performance prism (Neely,

2001). 4. The performance pyramid (Tangen, 2004). 5, Theory of constraints

(Goldratt, 1984). 6, Supply chain operation reference (SCC, 1996). 7, time based

performance measurement (Jayaram, 2000)

Pada Penelitian ini, alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur

kinerja distribusi adalah balanced scorecard. Balanced scorecard merupakan

salah satu alat pengukuran kinerja yang komprehensif sehingga mampu

mengkomunikasikan dan merefleksikan strategi, visi-misi dan tujuan perusahaan

ke dalam tindakan taktikal yang lebih sederhana agar semua elemen perusahaan

dapat memahami arah dari perusahaan (Kaplan dan Norton, 1992). Balanced

scorecard mengarahkan suatu perusahaan untuk mengaitkan strategi jangka

panjangnya dengan sasaran dan tindakan nyata menggunakan key performance

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

indicator (KPI) sebagai tolak ukur pencapaian kinerja yang dapat dievaluasi dan

diperbaiki (Kaplan dan Norton, 1996). Menurut Kirien (2011), BSC memiliki

keunggulan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh kepada level top

management dengan hubungan sebab akibat yang jelas. Namun, BSC tidak dapat

diterapkan pada level operasional pabrik, lebih berfokus pada monitoring dan

controlling daripada alat improvement kinerja, perspective competitor tidak

dimasukkan dan tidak ada hubungan matematika antar KPI (Kirien. 2011).

Bhagwat dan Sharma (2007) melakukan penelitian terkait dengan

pengukuran kinerja pada distribusi dengan menggunakan metode balanced

scorecard. Di dalam penelitian Bhagwat dan Sharma (2007), terdapat indikator

yang diadopsi dari performance measure metric untuk SCM yang dikembangkan

oleh Gunasekaran (2001) kedalam tiap perspektif balanced scorecard. Bhagwat

dan Sharma (2007) menjelaskan tahapan dalam menggunakan BSC mulai dari

mengidentifikasi visi misi dan strategi kedalam indicator, kemudian

menghubungkan masing masing indicator dengan hubungan sebab akibat, setelah

itu manajemen melakukan pengukuran kinerja secara berkelanjutan dan dapat

menyesuaikan strategi untuk meningkatkan kinerja dan mencapai visi dan misi

perusahaan.

Pengukuran kinerja sangat berperan penting dalam industri jasa distribusi.

PT Berhasil Indonesia Gemilang adalah perusahaan yang bergerak di dalam

bidang distribusi semen zak PT Semen Indonesia di daerah jawa timur. Sejauh ini

distribusi telah ditetapkan sebagai sesuatu yang harus dikelola dengan upaya

terpadu untuk mencapai kepuasan pelanggan pada total biaya terendah. Dalam hal

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

tersebut perusahaan tetap mengutamakan kepuasan pelanggan melalui

ketersediaan produk atau barang secara tepat waktu, meskipun perusahaan atau

distributor telah berusaha untuk memuaskan pelanggannya namun sering muncul

permasalahan yang terjadi pada sistem distribusi mereka. Salah satu permasalahan

yang ada yaitu terkait dengan persediaan produknya. Persediaan muncul karena

adanya ketidakpastian suatu informasi, seperti ketidakpastian permintaan dan

jadwal distribusi. Pengelolaan persediaan secara tradisional menyebabkan

kurangnya koordinasi dan kolaborasi dalam mengelola aliran informasi dan

produk yang tepat pada distributor ke retailer sehingga mengakibatkan jumlah

persediaan yang kurang efisien. Kelebihan persediaan dapat menyebabkan biaya

penyimpanan dan modal yang tertanam dalam bentuk persediaan tersebut

bertambah besar. Sedangkan kekurangan persediaan menyebabkan perusahaan

mengalami kehabisan barang (stock out) yang bisa menimbulkan kerugian bagi

perusahaan yaitu hilangnya penjualan. Oleh karena itu dibutuhkan pengukuran

kinerja yang terintegrasi antar divisi mulai dari keuangan, pemasaran, proses

bisnis operasional dan development.

Berdasarkan kondisi di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

bagaimana kinerja PT Berhasil Indonesia Gemilang dalam melakukan distribusi

semen Indonesia yang terintegrasi antar perspektif. Beberapa literature

menjabarkan keberhasilan alat pengukuran kinerja Balancced scorecard pada

distribusi. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul

PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL INDONESIA GEMILANG

DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

HIERARCHY PROCESS. Alasan peneliti menggunakan metode Balanced

Scorecard karena 1) BSC dapat menerjemahkan visi misi dan strategy ke dalam

aksi yang dapat direalisasikan. 2) BSC terdiri dari empat perspektif (financial,

customer, internal business process dan learning and growth) yang memiliki

hubungan sebab akibat. 3) BSC memiliki mekanisme yang tepat untuk

mengidentifikasi KPI (key performance indicators).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah

1. Bagaimana mengukur kinerja PT Berhasil Indonesia Gemilang dengan

menggunakan metode Balanced Scorecard?

2. Bagaimana menentukan pembobotan prioritas kinerja PT. Berhasil

Indonesia Gemilang menggunakan Analytical Hierarchy Process?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang diharapkan dari peneliti adalah

1. Mengukur kinerja PT. Berhasil Indonesia Gemilang dengan

menggunakan metode Balanced Scorecard.

2. Menentukan pembobotan prioritas kinerja PT. Berhasil Indonesia

Gemilang dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

1.4 Ruang Lingkup

Penelitian difokuskan untuk mengetahui kinerja PT. Berhasil Indonesia

Gemilang secara terintegrasi antar divisi, pada periode operasional 2016

menggunakan metode pengukuran kinerja balanced scorecard dan analytical

hierarchy process

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Penulis

Penulis bisa mendapatkan gambaran untuk memahami teori-teori

manajemen operasional yang selalu berkembang, terutama dalam

mengukur kinerja perusahaan dengan menganalisis kinerja PT.

Berhasil Indonesia Gemilang.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil analisis ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan

masukan dalam pengambilan keputusan tentang sistem kinerja

perusahaan PT. Berhasil Indonesia Gemilang.

3. Bagi Akademik

Khusus dilingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Manajemen Operasional Universita Airlangga, diharapkan dapat

menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai pendistribusian produk

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulisan penelitian ini disusun

dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang permasalahan yang menjadi

dasar penulisan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori teori yang dijadikan sebagai landasan teoritis

dalam penelitian, penelitian penelitian terdahulu, serta kerangka

berpikir yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai pendekatan penelitian yang

digunakan. Di samping itu dijelaskan juga jenis dan sumber data

yang diperoleh, prosedur pengumpulan data, serta teknik analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi penguraian gambaran umum objek penelitian,

deskripsi hasil penelitian, serta analisis dan pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian

yang sehubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini, serta

saran saran yang membangun bagi perusahaan yang merupakan

objek penelitian.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Distribusi

Pengertian distribusi menurut Daniel (2001) yaitu distribusi merupakan

suatu kegiatan dari sebuah organisasi yang bertujuan untuk memperlancar barang

atau jasa dari produsen menuju konsumen. Distribusi merupakan sekumpulan

organisasi yang membuat sebuah proses kegiatan penyaluran suatu barang atau

jasa siap untuk dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen. Sedangkan menurut

Tjiptono (2008) ditribusi merupakan suatu proses kegiatan pemasaran yang

bertujuan untuk mempermudah kegiatan penyaluran barang atau jasa dari pihak

produsen ke pihak konsumen. Dari beberapa definisi tersebut, distribusi dapat

diartikan sebagai kegiatan pemasaran produk barang atau jasa yang berusaha

memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen

kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan

seperti jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan.

Distribusi yang efektif akan memperlancar arus atau akses barang oleh

konsumen sehingga konsumen memperoleh kemudahan untuk mendapatkan

produk dari sebuah perusahaan. Jadi proses distribusi merupakan kegiatan yang

mampu : (1) menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi fungsi pemasaran.

(2) memperlancar arus saluran pemasaran secara fisik dan nonfisik.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

2.1.1. Fungsi Saluran Distribusi

Saluran distribusi mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak

Adanya proses distribusi dalam perusahaan. Dengan adanya saluran ditribusi,

maka konsumen akan lebih mudah mendapatkan produk barang atau jasa tanpa

harus mengorbankan banyak sumber daya.

Dalam melaksanakan tugas distribusi untuk memindahkan barang dari

produsen ke konsumen, kegiatan saluran distribusi melaksanakan sejumlah fungsi

saluran distribusi seperti yang dikemukakan oleh tjiptono (2008:190), yaitu :

1. Informasi

Pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran tentang

konsumen, pesaing, dan kekuatan atau pelaku pasar lain yang ada sekarang

ataupun yang berpotensial dalam lingkungan pemasaran.

2. Promosi

Pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif tentang penawaran

untuk memikat pembeli.

3. Negosiasi

Usaha untuk mencapai kesepakatan tentang harga atau masalah lainnya

yang memungkinkan timbulnya perpindahan hak milik.

4. Pemesanan

Komunikasi mundur untuk menyampaikan informasi minat beli para

anggota distribusi.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

5. Pembiayaan

Usaha memperoleh dan mengalokasikan dana untuk menutupi biaya

biaya persediaan pada tingkat tingkat saluran distribusi yang berbeda.

6. Pengambilan Resiko

Memperkirakan resiko yang berkaitan dengan tugas medistribusikan.

7. Kepemilikan Secara Fisik

Mengatur urutan penyimpanan dan pemindahan produk fisik mulai dari

bahan mentah hingga konsumen akhir.

8. Pembayarn

Pembayaran faktur faktur melalui bank.

9. Hak Milik

Memindahkan secara aktual hak milik dari satu pihak ke pihak lainnya.

2.1.2. Sistem Distribusi

Secara umum, sistem distribusi dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu

1. Sitem Distribusi Langsung

Tipe saluran distribusi langsung tidak menggunakan perantara yang

independen. Produsen langsung menuju pada konsumen.

2. Sistem Distribusi Tidak Langsung

Tipe saluran tidak langsung menggunakan satu atau berbagai perantara

untuk menyalurkan produknya kepada konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2007b:129), jumlah tingkat saluran distribusi

dibagi dalam empat jalur yang dapat dipakai produsen dalam menyalurkan

produknya, yaitu :

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

1. Saluran nol tingkat

Disebut saluran pemasaran langsung, terdiri dari produsen yang langsung

menjual kepada pelanggan akhir.

2. Saluran satu tingkat

Mempunyai satu perantara penjualan, seperti pengecer.

3. Saluran dua tingkat

Mempunyai dua perantara. Dalam pasar barang konsumsi, mereka pada

umumnya adalah pedagang besar dan pengecer.

4. Saluran tiga tingkat

Mempunyai tiga perantara, misalnya pedagang besar menjual

kepemborong, yang akan menjual kepada beberaa pengecer kecil.

Saluran distribusi untuk barang konsumsi dan industri dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.1
Saluran distribusi untuk barang konsumsi

Sumber : Kotler, Philip. 2007. Edisi 12 jilid

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

Gambar 2.2
Saluran distribusi untuk barang industri

Sumber : Kotler, Philip. 2007. Edisi 12 jilid 2

2.1.3. Konsep Distributor

Distributor adalah bentuk organisasi yang berfokus pada aktivitas

penjualan dengan membeli produknya dari supplier dan memperoleh profit dari

selisih harga jual dengan harga beli (Royan, 2011:01). Banyak pabrik yang gagal

karena hanya memproduksi saja tetapi tidak siap dalam penjualan produ yang

dihasilkan. Oleh karena itu, beberapa pabrik menggunakan jasa distributor untuk

penjualan produk dan pengembangan usaha pabrik tersebut.

Distributor juga bermanfaat bagi konsumen atas aktivitasnya yang selalu

menjadi penyedia barang secara cepat dan mudah kepada konsumen. Meskipun

distributor tidak langsung menyediakan barang kepada konsumen, distributor

dapat menyuplai pengecer didaerah yang dekat dengan konsumen. Pengecer yang

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

tersebar di seluruh wilayah itulah yang membantu para konsumen untuk

mendapatkan barang lebih cepat dengan harga terjangkau (Royan, 2011:03)

Adapun beberapa bentuk saluran distribusi yang digunakan pabrik untuk

memasarkan produknya. Bentuk saluran distribusi yang secara umum dapat juga

dikatakan distributor menurut Royan (2011:04) adalah sebagai berikut:

a. Distribusi center

Saluran distribusi yang dipercaya produsen sebagai penyalur produk dari

pabrik ke distributor di beberapa kota. Biasanya cakupannya regional

seperti Indonesia timur, Indonesia barat dll.

b. Distributor

Penyalur pertama yang dipercaya produsen untuk memasarkan produknya

kepada konsumen. Distributor memiliki area yang dibatasi sesuai dengan

kesepakatan dengan produsen. Distributor juga memiliki nilai bisnis yang

cukup besar dengan volume penjualan lebih dari Rp 1 milliar

c. Subdistributor

Penyalur kedua setelah distributor, biasanya memiliki nilai bisnis lebih

dari Rp 250 juta. Biasanya subdistributor berada didaerah yang jauh dari

jangkauan produsen seperti di Irian jaya, NTT.

d. Grosir

Penyalur kedua atau ketiga dari produsen, biasanya menjual produk lebih

dari 3 macam. Mereka tidak terikat dengan produsen. Mereka bebas

menjual produknya ke semua area. Nilai bisnis dapat melebihi distributor

tergantung jumlah produk yang dijual.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

e. Agen

Saluran distribusi yang memiliki lingkup kecil seperti dalam satu

kecamatan, satu desa atau satu pasar. Biasanya berfokus pada satu produk

yang dijual (seperti agen minyak tanah, agen telor, agen beras dll)

f. Pengecer

Saluran distribusi yang paling akhir. Pengecer membeli produk dari

distributor atau agen kemudian menjual secara parsial atau mengecer.

Pengecer biasanya yang langsung melayani konsumen dan lokasinya dapat

sangat dekat dengan konsumen.

2.2. Pengukuran Kinerja

Setiap perusahaan selalu memiliki visi dan misi dalam menjalankan

bisnisnya. Visi dan misi itu yang menjadi tujuan setiap investasi dan operasional

perusahaan. Untuk mencapai visi dan misi tersebut perlu dinilai kinerja

perusahaan selama menjalankan proses operasional dan investasi. Pengukuran

kinerja akan dapat menjadi fungsi controlling bagi pihak manajemen dalam

menjalankan usahanya. Dengan hasil penilaian kinerja yang akurat, perusahaan

mampu mengetahui kondisi internal dan menyusun strategi untuk mencapai visi

dan misi perusahaan.

Secara umum, Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi

organisasi tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Kaplan dan Norton,

1996). Menurut Kaplan dan Norton (1996) untuk mencapai visi dan misi

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

perusahaan perlu dilakukan pengukuran kinerja yang akurat. Performansi atau

pengukuran kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawab masing-

masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Sedangkan

Atkinson et.al (1997),mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai the activity of

measuring the perfomance of an activity or the entire value chain, yang artinya

adalah bahwa pengukuran kinerja dapat diartikan sebagai tindakan pengukuran

yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada

perusahaan.

Ketika melakukan controlling dan penyusunan strategi, Akurasi dan

konsistensi pengukuran kinerja sangat dibutuhkan. Agar memperoleh hasil yang

akurat dan konsisten. Dalam mengimplementasikan pengukuran kinerja perlu

diperhatikan elemen - elemen pengukuran kinerja. Elemen-elemen suatu

pengukuran kinerja menurut (Suwignjo dan Vanany, 2004) adalah sebagai

berikut:

1. Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi operasi

Tujuan adalah pernyataan secara umum tentang apa yang ingin dicapai

organisasi. Sasaran merupakan tujuan organisasi yang sudah dinyatakan

secara eksplisit dengan disertai batasan waktu yang jelas. Strategi adalah cara

atau tehnik yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja

Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu

hal - hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi - indikasi kinerja. Ukuran

kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung.

3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi

Perusahaan telah memiliki indikator dan ukuran kinerja yang jelas, maka

pengukuran kinerja dapat di implimentasikan. Mengukur tingkat ketercapaian

tujuan, sasaran dan strategi adalah membandingkan hasil aktual dengan

indikator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan.

4. Evaluasi kinerja

Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima informasi

mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Informasi - informasi

pencapaian kinerja dapat berfungsi sebagai :

a) Feedback

Hasil pengukuran terhadap pencapaian kinerja dapat dijadikan dasar bagi

manajemen atau pengeola organisasi untuk proses perbaikan kinerja pada

periode berikutnya. Selain itu dapat dijadikan landasan pemberian reward

and punishment terhadap manajer dana anggota organisasi.

b) Penilaian kemajuan organisasi

Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat

bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai organisasi.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

c) Meningkatkan kualitas pengembalian keputusan dan akuntabilitas

Pengukuran kinerja mengahasilkan informasi yang sangat bermanfaat

untuk pengambilan keputusan manajemen atau stakeholder.

Menurut Suwignjo dan Vanany (2004) Pengukuran kinerja bukanlah

tujuan akhir melainkan suatu alat agar dihasilkan manajemen yang lebih efisien

dan terjadi peningkatan kinerja. Pengukuran kinerja merupakan suatu dasar bagi

organisasi untuk menilai :

1. Bagaimana kemajuan atas sasaran yang telah ditetapkan

2. Membantu dalam mengenali area - area ketakutan dan kelemahan

3. Menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kinerja

4. Menunjukkan bagaimana kegiatan mendukung tujuan organisasi

5. Membantu dalam membuat keputusan-keputusan dengan langkah inisiatif

6. Mengutamakan alokasi sumberdaya

7. Meningkatkan produk-produk dan jasa-jasa kepada pelanggan

2.2.1. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja

Hasil pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai umpan balik yang akan

memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik

dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas

perencanaan dan pengendalian. Terdapat dua tujuan pengukuran kinerja, yaitu

tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Performansi jangka pendek pada

umumnya berfokus pada kerangka kerja dalam waktu satu tahun atau kurang.

Sedangkan tujuan performansi jangka panjang diantaranya kemampuan berinovasi

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

dan beradaptasi dengan perubahan dalam jangka waktu beberapa tahun. Selain itu,

Tujuan dilakukannya pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2001) dalam bukunya

Balanced scorecard adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran

organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan

sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

Menurut Lynch dan Cross 1993 (dalam Yuwono, 2002: 29-30), manfaat

pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa

perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam

organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan ;

2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dalam mata

rantai pelanggan dan pemasok internal ;

3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya

pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste) ;

4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih

konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi;

5. Membangun konsensus untuk melakukan sutau perubahan dengan memberi

reward atas perilaku yang diharapkan tersebut.

2.2.2. Kriteria Sistem Pengukuran Kinerja yang Efektif

Untuk mencapai manfaat dari pengukuran kinerja tersebut dan Dengan

munculnya berbagai paradigma baru dimana bisnis harus digerakkan oleh

customer-focused, suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif diharapkan

memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut (Mulyadi, 2001):

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

1. Berdasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu

sendiri dimana sesuai dengan perspektif pelanggan.

2. Evaluasi atas berbagai aktifitas, menggunakan ukuran-ukuran kinerja yang

customer validated.

3. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan,

sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif.

4. Memberikan umpan balik untuk membantu seluruh anggota organisasi

mengenai masalah-masalah yang ada kemungkinan perbaikan.

2.2.3. Langkah-langkah Pengukuran Kinerja

Moeheriono (2012: 27-28) menjelaskan mengenai beberapa tahap dalam

pengukuran kinerja perusahaan, yaitu:

1. Mendesain

Proses mendesain meliputi beberapa aktivitas, antara lain seperti menentukan

model apa yang dipilih termasuk kerangka kinerjanya sampai penentuan

indikator kinerja utama. Indikator tersebut harus dalam bentuk metrik yang

dapat diukur dan dapat merepresentasikan tujuan strategis dari organisasi.

2. Mengukur

Indikator-indikator yang telah ditentukan dalam tahap desain diterapkan untuk

mengukur kinerja perusahaan menggunakan data aktual perusahaan.

3. Mengevaluasi

Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi hasil pengukuran.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

4. Menindaklanjuti

Hasil yang diperoleh pada tahap evaluasi kemudian ditindaklanjuti dengan

menentukan indikator-indikator mana saja yang menunjukkan kinerja yang

sudah baik dan indikator-indikator mana saja yang masih menunjukkan

kinerja yang buruk.

5. Mengevaluasi kembali

Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi kembali apakah sistem pengukuran

kinerja yang telah disusun dan diterapkan tersebut telah sesuai atau belum

dengan kebutuhan perusahaan. Sistem tersebut juga dievaluasi kembali apakah

sudah dapat mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya.

2.3. Analythical Hierarchy Process (AHP)

2.3.1. Definisi Analythical Hierarchy Process (AHP)

Menurut Saaty (2008) Analythical Hierarchy Process (AHP) adalah

metode pengambilan keputusan yang termasuk dalam kategori complex decision,

AHP adalah prosedur sistematis untuk mempresentasikan elemen-elemen dan

berbagai macam masalah kedalam bentuk hierarki. Hierarki disini adalah suatu

representasi dari permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multilevel

dimana level pertama adalah tujuan, di ikuti oleh level faktor, kriteria, subkriteria

dan seterusnya kebawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan demikian

sebuah hierarki dapat digunakan untuk medekomposisi permasalahan yang

kompleks, sehingga permasalahan tersebut tampak lebih terstruktur dan

sistematis.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

AHP mengatur penyelesaian masalah kedalam bagian-bagian kecil yang

kemudian membantu pengambilan keputusan melalui model perbandingan

berpasangan (pairwise comparison) untuk menunjukkan hubungan yang kuat atau

intensitas dari elemen-elemen yang ada dalam hierrarki (sharma dan Bagwat,

2007) AHP fokus pada pembuatan serangkaian perbandingan berpasangan.

Perbandingan ini digunakan untuk menentukan hierarki yang harus diprioritaskan

terlebih dahulu. Dengan demikian, AHP dapat membantu pengambilan keputusan.

Jurnal yang ditulis Saaty (2008) menyatakan bahwa membuat sebuah

keputusan didalam teknik AHP diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan masalah yang sedang dihadapi dan memutuskan solusi apa yang

akan digunakan.

2. Struktur hierarki keputusan dari atas dengan tujuan keputusan, kemudian

sasaran dan perspektif, memlalui level menengah (berisi kriteria dan elemen

yang berhubungan), sampai pada level terendah.

3. Membuat sebuah matrix perbandingan berpasangan tiap elemen dilevel atas

digunakan untuk membandingkan elemen-elemen dilevel tersebut dengan

elemen dibawahnya.

4. Menggunakan prioritas yang diperoleh dari membandingkan bobot prioritas di

level tersebut dengan level dibawahnya. Lakukan ini untuk tiap elemen.

2.3.2. Konsep Dasar AHP

Darmawan (2004) memaparkan model AHP yang merupakan metode

perbandingan atas alternatif solusi didasarkan konsep matrik. Bagan dasar konsep

ini dapat diperlihatkan sebagai berikut :

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

Tabel 2.1
Contoh Matriks Perbandingan

C X1 X2 X3 X4
X1 1 2 3 4
X2 1 - -
X3 1/3 - 1 -
X4 - - 1
Sumber : Darmawan 2004, Model Kuantitatif Pengambilan Kepurusan
dan Perencanaan Strategis, Alfabeta. Bandung. Halaman 98

Contoh matriks di atas memperlihatkan perbandingan antar kolom XI-X4.

Dengan baris X1-X4, nilai perbandingan kolom dengan baris harus dikaitkan

terhadap sesuatu yang disebut faktor, kriteria, atau properti. Perbedaan terletak

dari cara perbandingan tersebut dibaca, contoh :

1. Bila baris yang dibaca maka:

Jika C dan X1 dibandingkan dengan C dari X2 maka X1 = 2 X2, atau bila C

X1 dibandingkan X2 dalam hal C maka X1 = 2 X2

2. Bila kolom yang dibaca maka :

Jika faktor C dari X2 dibandingkan terhadap kriteria C dari X1, maka nilai

perbandingan adalah X2-1/2 X1.

Di dalam teknik AHP, terdapat pembahasan tentang konsistensi antar

elemen, apabila elemen yang diperbandingkan hanya dua, maka inkonsistensi

tidak akan terjadi. Namun apabila elemen yang diperbandingkan terlalu banyak,

maka konsistensi antar elemen akan sulit didapatkan. Yunia et al, (dalam Zakari,

2011) menjelaskan formula untuk Consistency Index (CI) adalah sebagai berikut :

CI = (max-n)/n-1.............................................................................................. (2.2)

Keterangan :

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

CI = Consistency ratio

max = Nilai elemen terbesar

n = Jumlah elemen yang dibandingkan

Dalam matrik Random tersebut didapatkan juga nilai Consistency Index,

yang disebut dengan random index (RI). Dengan membandingkan CI dan RI

didapatkan patokan untuk menentukan tingkat konsistensi suatu matrik, yang

disebut dengan Consistency Ratio (CR), Yunia et al, (dalam Zakari, 2011) juga

menjelaskan hal tersebut dengan formula:

CR = CI/RI ........................................................................................................(2.3)

Keterangan :

CR = Consistency Ratio

CI = Consistency index

RI = Random Index

Dengan demikian untuk mencari tingkat konsistensi suatu matrik,

Consistency Ratio (CR), dapat dilakukan dengan tanpa mencari Consistency index

(CI) terlebih dahulu, dengan catatan konstanta-konstanta yang meliputi nilai eigen

terbesar (max) dan jumlah elemen yang dibandingkan (n) sudah diketahui

terlebih dahulu.

Menurut Saaty (dalam Sharma dan Bhagwat, 2007) menyatakan bahwa

secara umum nilai rasio konsistensi harus 20 persen atau kurang dari itu, sehingga

nilai tersebut dapat diterima.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

Tabel 2.2

Random Index
1 1 1
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2
R 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0
I ,58 ,9 ,12 ,24 ,32 ,41 ,45 ,49 ,51 ,58
Sumber : Sharma and Bhagwat. 2007, An Intregated BSC-AHP Approach for
Suplly Chain Management Evaluation. Measuring business Exellence.
Vol 11, no.3, page 57-68.

Pada penelitian ini, permasalahan yang akan diuji dengan konsep matrik

dari AHP ini akan digunakan untuk mencari bobot dari setiap kriteria/sub kriteria

dari keempat perspektif Balanced scorecard dengan menggunakan perbandingan

berpasangan. Proses untuk teknik AHP ini dilakukan dengan bantuan Software

Expert Choise 2000.

Sedangkan validasi untuk pembobotan kriteria/sub kriteria dilakukan

dengan cara penyebaran kuisioner kepada pihak responden, yang kemudian diberi

bobot dengan skala 1-9. Menurut Saaty (2008), pada penerapan metode AHP yang

diutamakan adalah kualitas data dari responden, dan tidak tergantung pada

kuantitasnya. Oleh karena itu, penilaian AHP memerlukan pakar sebagai

responden dalam pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif. Pakar disini

merupakan orang kompeten yang benar mengetahui informasi yang dibutuhkan.

2.3.3. Skala Perbandingan AHP

Untuk membuat perbandingan, dibutuhkan skala dari angka yang

mengidentifikasikan berapa banyak elemen yang lebih penting, atau elemen apa

saja yang lebih dominan, seperti yang disajikan dalam tabel dibawah ini :

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

Tabel 2.3

Skala Utama Model AHP

Intensitas Definisi Penjelasan


Kepentingan/
Tingkat Preferensi
1 Equal Importance Dua aktivitas memberikan kontribusi sama
terhadap tujuan
3 Moderate Pengalaman dan penilaian memberikan
Importance nilai tidak jauh berbeda antara satu
aktivitas terhadap aktivitas lainnya
5 Strong Importance Pengalaman dan penilaian memberikan
nilai kuat antara suatu aktivitas terhadap
aktivitas lainnya
7 Very strong Satu aktivitas sangat lebih disukai
Importance dibandingkan aktivitas
9 Extreme Satu aktivitas secara pasti menempati
Importance urutan tertinggi dalam tingkatan preferensi
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara Penilaian kompromi secara numeris
dua pertimbangan dibutuhkan semenjak tidak ada kata yang
berdekatan tepat untuk menggambarkan tingkat
preferensi
Sumber: Darmawan, 2004, Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan dan
Perencanaan Strategis. Alfabeta, Bandung, Halaman 101-102

Dalam menentukan skala perbandingan AHP, perlu dilakukan terlebih

dahulu identifikasi proses bisnis unit kerja. Identifikasi proses bisnis unit kerja ini

dapat dilakukan dengan membuat cross functional Flowchart. Menurut Edrawsoft

(dalam Febriarso, 2008) menyatakan bahwa cross functional Flowchart

merupakan suatu tool ideal untuk menunjukkan aliran proses yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi delay, langkah yang berulang (rework), stasiun

inspeksi yang berlebihan, dan tahapan yang berpotensi menimbulkan kegagalan

sistem.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

2.3.4. Kelebihan dan Kekurangan Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Menurut Sharma dan Bhagwat (2007) metode AHP ini memilki beberapa

kelebihan meliputi :

1. Suatu proses keputusan subjektif dapat dibentuk kedalam struktur hierarki.

Hal ini menunjukkan keputusan yang akurat.

2. Adanya konsistensi dalam keputusan yang diambil oleh pihak manajemen

perusahaan.

3. Pemahaman yang jelas dari setiap masalah karena dibagi kedalam sub

permasalahan.

4. Analisis sensitivitas ditampilkan dengan menggunakan komputer setelah hasil

akhir diberikan.

AHP juga memilki beberapa kelemahan (Febriarso, 2008) antara lain :

1. Partisipan yang dipilih harus memilki kompetensi pengetahuan dan

pengalaman mendalam terhadap segenap aspek permasalahan serta mengenai

metode AHP itu sendiri.

2. Penilaian cenderung subjektif karena sangat dipengaruhi oleh situasi serta

preferensi, persepsi, konsep dasar dan sudut pandang partisipan.

3. Jawaban atau penilian responden yang konsisten tidak selalu logis dalam arti

sesuai dalam permasalahan yang ada.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

2.4 BalancedScorecard

2.4.1 Sejarah dan Perkembangan Balanced scorecard

(Darmawanto, 2010) Balanced scorecard merupakan sistem manajemen

strategis yang pertama kali dikemukakan oleh David P.Norton sebagai CEO.

Nolan Norton dan Robert Kaplan (1992) sebagai konsultan akademis di Harvard

University dalam sebuah proyek penelitian yang berlangsung dalam satu tahun

yang melibatkan berbagai perusahaan. Setiap wakil dari perusahaan-perusahaan

tersebut mengadakan pertemuan tiap dua bulan sekali pada tahun 1990 dalam

upaya mengembangkan model pengukuran kinerja perusahaan yang baru.

Menurut Mulyadi (2009: 4-8), pada tahap awal perkembangannya,

balanced scorecard ditunjukkan untuk memperbaiki sitem pengukuran kinerja

eksekutif. Sebelum tahun 1990-an, eksekutif hanya diukur kinerja mereka dari

perspektif keuangan. Sebagai akibatnya fokus perhatian hanya dicurahkan untuk

mewujudkan kinerja keuangan, sehingga terdapat kecenderungan untuk

mengabaikan kinerja non keuangan, seperti kepuasan customer, produktivitas, dan

cost effectivitness process yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa,

kepemberdayaan dan komitmen karyawan dalam menghasilkan produk dan jasa

bagi kepuasan customers.

(Darmawanto, 2010) Perbuahan fokus pengukuran kinerja ini disebabkan

ukuran kinerja keuangan mengandalkan informasi yang dihasilkan dari sistem

akuntansi berjangka pendek, maka pengukuran kinerja yang berfokus keuangan

mengakibatkan eksekutif lebih memfokuskan perwujudan kinerja jangka pendek.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

Pada tahap perkembangan saat ini, balanced scorecard telah dimanfaatkan

sebagai basis sistem terpadu pengelolaan kinerja seluruh organisasi.

Kaplan dan Norton (1996.28) mengatakan sebagai berikut.


Balanced scorecard melengkapi ukuran financial masa lalu dengan
ukuran pendorong kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran dari Balanced
scorecard diturunkan dari visi dan misi organisasi serta strategi. Tujuan dan
ukuran memandang kinerja organisasi dari 4 perspektif :keuangan, pelanggan,
internal proses bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan. keempat perspektif yang
menjadi kerangka kerja untuk balanced scorecard.

Balanced scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja yang

menjabarkan visi dan misi perusahaan kedalam sasaran strategik yang dirumuskan

dan dijabarkan dalam 4 angka perspektif (keuangan, pelanggan, internal proses

bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan) yang dimana semua perspektif tersebut

saling berhubungan satu dengan yang lain. BSC menjadi alat pengukuran yang

efektif dan populer karena memberikan keunggulan bagi perusahaan, selain

mengukur kinerja keuangan, ada ukuran lain (keuangan, pelanggan, internal

proses bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan) serta berfokus pada kinerja jangka

pendek dan jangka panjang dari faktor internal dan eksternal dari perusahaan yang

akan digunakan untuk bersaing pada era kompetitif saat ini (Kaplan and Norton,

1992).

Di tahun 2003, pemerintah amerika serikat melakukan kebijakan untuk

meningkatkan kualitas bersaing perusahaan di amerika serikat. Berdasarkan

konsep pengukuran BSC dan Malcolm Baldrige National Quality Improvement

Act (1987), pemerintah Amerika Serikat memberikan hadiah kepada perusahaan

yang memiliki kualitas yang memenuhi kriteria kualitas yang dinamakan Malcolm

Baldrige National Quality Award (2003).

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

2.4.2 Pengertian Balanced Scorecard

Kaplan and Norton (1992) menjelaskan : The BSC is an integrated

results-oriented set of key-performance measures, including financial and

nonfinancial measures, which comprise current performance and drivers of

future performance. The BSC should be a component of a strategic

management system that links the entitys mission, core values, and vision for

the future with strategies, targets, and initiatives that are explicitly designed to

inform and motivate continuous efforts toward improvement. BSC merupakan

alat pengukuran kinerja yang berorientasi pada hasil kinerja yang terintegrasi satu

sama lain, baik hasil kinerja finansial dan non-finansial. BSC membandingkan

kinerja sekarang dengan tujuan dari kinerja yang diharapkan di masa depan. BSC

merupakan komponen dari sistem managemen stratejik yang menghubungkan visi

dan misi ke depan dan nilai-nilai perusahaan dengan strategi, target, dan

pemikiran inisiatif yang didesain secara eksplisit untuk menginformasikan dan

memotivasi agar terus berusaha melakukan peningkatan.

(Rangkuti, 2011) Istilah balanced scorecard terdiri dari dua kata yaitu

balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata berimbang (balanced)

dapat diartikan dengan kinerja yang diukur secara berimbang dari 2 sisi keuangan,

mencakup jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan

eksternal, sedangkan pengertian kartu skor (scorecard) adalah suatu kartu yang

digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang maupun

untuk perencanaan di masa yang akan datang.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

Balanced scorecard adalah catatan prestasi atau kinerja seseorang meliputi

catatan kinerja yang direncanakan, catatan kerja yang terealisasasi, dan catatan

perbandingan antara keduanya sebagai alat evaluasi atas kinerja orang yang

bersangkutan. Adapun kata berimbang mengindikasikan adanya pengukuran

seimbang antara dua aspek variabel kinerja eksekutif, yaitu keseimbangan antara

kinerja aspek keuangan dan aspek non keuangan serta keseimbangan antara

kinerja jangka panjang dan jangka pendek (Bernadine, 2001).

Menurut Hansen dan Mowen (dalam Imelda 2004) balance scorecard

merupakan sistem manajemen strategis yang menerjemahkan visi dan strategi

suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional.

Menurut Pinero (dalam Chen et al, 2011) balanced scorecard merupakan

pendekatan yang ditujukan untuk membantu organisasi mencapai tujuannya,

sementara perspektif keuangan tradisional untuk mengukur aset nyata. BSC Ini

memiliki peningkatan dari perspektif finansial mencakup 3 perspektif tambahan

(pelanggan, proses internal dan learning and growth) untuk mengevaluasi aset

berwujud dan modal intelektual. Strategi diperiksa dari perspektif keuangan dan

non keuangan berdasarkan data aktual.

2.4.3 Perspektif dalam Balanced Scorecard

Secara diagram BSC terdiri dari empat perspektif yaitu, perspektif

financial, pespektif customer, perspektif internal business process dan perspektif

learning and growth. Perspektif yang dimaksud disini berarti fokus pandangan.

Menurut Kaplan dan Norton (1992), Perspektif ini digunakan untuk menyusun key

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

performance indicator. KPI tersebut harus mampu menjawab 4 pertanyaan

perspektif berikut:

1. Financial perspective: How should we appear to our stakeholders?

2. Customer perspective: How should we appear to our customers?

3. Internal business processes perspective: What processes must we excel at?

4. Learning and growth perspective: How can we sustain our ability to

change and improve?

Keempat pespektif ini menjadi peta wilayah dimana strategi-strategi yang

relevan akan dikelompokkan berdasarkan wilayah tersebut. Bagan tersebut

kemudian disebut sebagai peta strategi (strategy map) yang berisi sasaran strategi

(strategy objective) dari organisasi. Contoh dari balanced scorecard dapat dilihat

pada gambar 2.1 dalam gambar tersebut, lingkaran merupakan strategy objective

organisasi yang dikelompokkan berdasarkan keempat perspektif. Masing-masing

strategi tersebut saling terhubung yang menunjukkan hubungan sebab akibat.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

Financial Improve return


Improve Operation
Revenue Growth Efficiency

Increase Customer confidence in Increase Customer Satisfaction


Customer our financial advice through superior execution
through superior execution

Internal Process Understan Develop Cross Shift the Minimize Provide


d customer new sell appropriate problem rapid
segment product product channel response
line

Increase employee
Learning &Growth satisfaction

Develop strategic skill Strategic Information Align personal goal


Technology
Sumber : Barnabe, Fredico. 2010. A system dynamics - based balanced scorecardto support
strategic decision making.International journal of productivity and performance management. Vol.
60.No5. 2011. Pp. 446 - 473

Gambar 2.3
Contoh Strategy Map

Dalam BSC, keempat perspektif menjadi satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Keempat perspektif dalam BSC membantu pemilik organisasi untuk

melakukan manajemen strategi perusahaan dan juga dapat digunakan sebagai alat

bantu pengukuran kinerja (Kaplan dan Norton 1992). Penjelasan untuk masing-

masing pespektif adalah sebagai berikut:

1. Perspektif Finansial

Tidak berbeda dengan konsep pengembangan strategi keuangan lainnya.

BSC menggariskan upaya yang harus dilakukan untuk dapat berhasil secara

keuangan, dan bagaimana kinerja kita secara keuangan di nilai. Keuangan

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

organisasi dapat dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu jangka pendek dan jangka

panjang. Dalam pendekatan keuangan yang bertujuan jangka pendek, strategi

yang digunakan adalah strategi peningkatan produktifitas dapat optimal. Strategi

produktifitas ini dapat dicapai dengan perbaikan struktur biaya dan pemaksimalan

utilitas aset, sedangkan pendekatanan keuangan jangka panjang dilakukan dengan

strategi khusus yang disebut strategi pertumbuhan. Strategi ini meliputi dua hal

utama yaitu :

a. Peningkatan pendapatan

b. Peningkatan penggunaan aset yang dimiliki

c. Peningkatan struktur modal

Menurut Kaplan dan Northon (1996: 48-49) menjelaskan bahwa sasaran

keuangan merupakan pendapat yang selalu di pertimbangkan pada tiap tahap dari

siklus bisnis. Siklus tersebut meliputi :

1. Growth : Tahap awal dari siklus bisnis. Tahap ini memilki produk dan jasa

dengan pertumbuhan potensial yang siginifikan.

2. Sustain : Merupakan tahap investasi dan kembali berinvestasi, tetapi

membutuhkan pengembalian awal yang baik pada modal yang telah di

investasikan.

3. Harvest : Merupakan tahap dewasa dalam siklus bisnis, dimana perusahaan

ingin memetik hasil investasi yang telah dilakukan pada dua tahap

sebelumnya.

Selain itu Kaplan dan Northon (1996: 51-52) juga menambahkan terdapat

tiga pokok utama tentang keuangan yang menggerakkan strategi bisnis :

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

1. Pertumbuhan dan pencampuran pendapatan, meliputi produk baru, aplikasi

baru, konsumen dan pasar baru, hubungan produk dan jasa campuran yang

baru, strategi harga baru.

2. Reduksi biaya/perbaikan produktivitas, meliputi meningkatkan produktivitas

pendapatan, perbaikan saluran baru, mengurangi beban operasi.

3. Penggunaaan aset/strategi investasi, meliputi siklus kas, perbaikan

penggunaan aset.

2. Perspektif Customer

Perspektif customer dalam BSC mengidentifikasi bagaimana kondisi

customer dan segmen pasar yang telah dipilih oleh organisasi untuk bersaing

dengan kompetitor mereka. Segmen yang telah dipilih ini mencerminkan

keberadaaan customer tersebut sebagai sumber pendapatan organisasi. Perspektif

konsumen memudahkan perusahaan untuk mensejajarkan hasil konsumen inti

mereka mengenai kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi, dan profitabilitas untuk

target konsumen dan pangsa pasar (Kaplan dan Northon, 1996:63).

Pada saat suatu bisnis telah melakukan identifikasi dan mentarget segmen

pasarnya, kemudian dibuatlah sasaran ukuran untuk mengukur target pasarnya.

Dalam perspektif konsumen ini, ukuran tersebut dibedakan menjadi dua kelompok

1. Customer core measurement Group

Kelompok pengukuran dari hasil konsumen ini pada umumnya sama untuk

semua macam organisasi. Kaplan dan Norton (1996) mengidentifikasi

kelompok pengukuran ini meliputi :

a. Pengukuran Pangsa Pasar (market share)

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

Pengukuran terhadap besarnya pangsa pasar perusahaan mencerminkan

proporsi bisnis dalam satu area bisnis yang diungkapkan dalam bentuk

uang, jumlah customer, atau unit volume yang terjual atas setiap unit

produk yang terjual.

b. Customer Retention

Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya presentasi

pertumbuhan bisnis dengan jumlah customer yang saat ini dimiliki oleh

organisasi/perusahaan.

c. Customer Acquisition

Pengukuran dapat dilakukan melaui presentasi jumlah penambahan

customer baru dan perbandingan total penjualan dengan jumlah customer

baru.

d. Customer Satisfaction

Pengukuran terhadap tingkat kepuasan pelanggan ini dapat dilakukan

dengan berbagai macam tehnik diantaranya adalah survei melalui surat

(pos), interview melalui telepon, atau personal interview.

e. Customer Profitability

Pengukuran terhadap customer profitability dapat dilakukan dengan

menggunakan tehnik ABC.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

Market Share

Cutomer Customer Customer


Acquisition Profitability Retention

Customer
Satisfaction

Sumber : Kaplan, Robert dan David P.Norton. 1996. Bsc: translanting strategy
into action. Harvard Business School Press.

Gambar 2.4

The CustomerPerspective Core Measure

Gambar diatas menjelaskan bahwa tingkat kepuasan konsumen akan

mempengaruhi perspektif konsumen lainnya, yaitu akuisisi, profitabilitas, dan

retensi pelanggan. Kemudian tiga hal tersebut akan meningkatkan pangsa pasar.

2. Measuring customer value proportion

Pengukuran nilai menunjukkan atribut yang menyalurkan persediaan

melalui produk dan jasanya, untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan konsumen

pada segmen yang ditargetkan. Proporsi ini merupakan konsep kunci untuk

mengetahui penggerak ukuran inti dari kepuasan, akuisisi, retensi dan pangsa

pasar. Atribut dari proporsi nilai konsumen ini meliputi :

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

a. Product/service attribute

Atribut ini menekankan fungsional, harga, waktu, dan kualitas dari produk

b. CustomerRelationship (distribution value)

Dimensi ini meliputi penyaluran produk/jasa pada konsumen, termasuk dalam

hal respon terhadap konsumen, waktu pengiriman, dan bagaimana konsumen

merasakan apa yang mereka beli.

c. Image dan Reputation

Dimensi ini merefleksikan faktor-faktor intangible yang menarik minat

konsumen terhadap perusahaan. Beberapa perusahaan melakukannya melalui

periklanan dan kualitas yang telah diberikan atas produk dan jasanya, guna

menciptakan loyalitas konsumen yang menjadi aspek nyata dari produknya

Gambar 2.5 menjelaskan tentang terbentuknya proporsi nilai konsumen.

Pembeli akan membeli dari perusahaan yang mereka anggap menawarkan nilai

tertinggi yang dapat dihantarkan kepada pelanggan. Ekspektasi nilai konsumen

dipengaruhi oleh produk/servis yang berkualitas, brand image, dan hubungan

penjual-pembeli. Semakin meningkat nilai atribut tersebut maka nilai yang dirasa

konsumen akan semakin meningkat.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39

Product/Service Relationship
Value = Image =
Attribute

Functionally Quality Price Time

Sumber : Kaplan, Robert dan David P.Norton. 1996. Bsc: translanting strategy
into action. Harvard Business School Press.

Gambar 2.5
The Customer Value Proportion

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Proses bisnis internal merupakan serangkaian aktivitas yang ada dalam

bisnis secara internal yang kerap disebut dengan rantai nilai (value chain).

Aktivitas ini menggambarkan bagaimana suatu organisasi melakukan tahapan-

tahapan aktvitas dalam menghasilkan produk/jasa untuk customernya. Dalam

perspektif ini, dilakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan

oleh organisasi/perusahaan baik pimpinan maupun bawahan untuk menciptakan

sutau produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi customer dan juga

para stakeholder lainnya.

Menurut Kaplan dan Norton (1996-115) setiap bisnis mempunyai tatanan

proses yang unik untuk menciptakan nilai untuk konsumen dan memproduksi

hasil keuangannya. Model ini meliputi tiga proses bisnis :

1. Innovation

Proses ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi karakteristik segmen pasar

yang menginginkan organisasi untuk memenuhi produk dan jasanya di

kemudian hari, mendesain serta mengembangkan produk dan jasa yang akan

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40

memenuhi target segmen. Pendekatan ini memudahkan organisasi untuk

menaksir bobot pertimbangan terhadap penelitian, desain dan proses

pengembangan yang menghasilkan produk, jasa, dan pasar baru.

2. Operations

Merupakan proses yang penting dimana organisasi harus mengidentifikasi

biaya, kualias, waktu, dan karakteristik kinerja yang akan memudahkannya

untuk membuat produk dan jasa yang superior sesuai dengan yang diharapkan

konsumen saat ini.

3. Postsale Service

Proses yang memudahkan perusahaan untuk membuat ciri khas pada saat yang

tepat, aspek penting dari pelayanan yang didapat setelah produk atau jasa

dibeli telah diberikan kepada konsumen.

Postsale
Innovation Operation Process Service
Create the Deliver Create/
Customer Identified Build the Service
the Product / the Need
Need Product/ the
Market Service Product/ Service
Identified Service Customer
Offering Service Offfering

Sumber : Kaplan, Robert dan David P.Norton. 1996. Bsc: translanting strategy
into action. Harvard Business School Press.

Gambar 2.6

The Internal Business Process Perspective

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Perspektif yang terakhir dalam BSC adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran. Kaplan dan Northon (1996) mengungkapkan betapa pentingnya

suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan

meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula

kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga

perspektif diatas dan tujuan perusahaan. Menurut Kaplan dan Northon (1996)

terdapat tiga kategori prinsip yang diukur dalam perspektif ini, yaitu:

1. Employee Capabilities

Dalam hal meningkatkan proses dan kinerja bagi konsumen harus datang dari

karyawan yang paling dekat dengan dua proses sebelumnya, yaitu proses

internal bisnis dan konsumen. Standar dari proses tersebut yang telah

dilakukan sebelumnya, dapat menjadi dasar peningkatan kinerja yang harus

senantiasa dilakukan. Namun dasar tersebut, tidak bisa dijadikan standar

kinerja karyawan di kemudian hari. Karena karyawan perlu diberi pelatihan,

sehingga kecakapan dan kreativitas karyawan dapat terasah untuk

perkembangan organisasi menjadi lebih baik lagi. Dalam kapabilitas

karyawan, terdapat kelompok inti pengukuran karyawan yang meliputi:

a. Employee Satisfaction

Sebuah prasyarat untuk meningkatkan produktivitas, kemampuan bereaksi,

kualitas, dan pelayanan konsumen. Dan beberapa elemen yang telah

disurvei terkait dengan kepuasan karyawan meliputi keterlibatan dalam

mengambil keputusan, penghargaaan karena melakukan pekerjaan dengan

baik, mendapat akses informasi yang cukup untuk bekerja dengan baik,

dorongan yang aktif untuk kreatif dan berinisiatif, tingkat dukungan dari

fungsi staf, kepuasan secara keseluruhan dengan perusahaan.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42

b. Employee Retention

Sebuah sasaran untuk mempertahankan karyawan dalam kepentingan

organisasi jangka panjang, teori ini mendasari ukuran bahwa organisasi

membuat investasi jangka panjang pada karyawan sehingga beberapa

pergantian yang tidak diinginkan menunjukkan kerugian pada modal

bisnis.

c. Employee Productivity

Sebuah ukuran hasil dari keseluruhan dampak dari meningkattnya moral

dan kemampuan karyawan, inovasi, perbaikan proses internal dan

kepuasan konsumen. Tujuannya untuk menghubungkan output yang

dihasilkan oleh karyawan dan jumlah karyawan yang digunakan

memproduksi output.

2. Information System Capabilities

Dalam kategori ini, informasi dibutuhkan untuk menciptakan karyawan yang

efektif dan siap bersaing di lingkungan bisnis yang penuh dengan persaingan.

Para karyawan diberi pemahaman tentang segmen pasar yang telah di

targetkan. Sehingga dengan begitu dapat ditentukan usaha apa saja yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen saat ini dan yang akan

datang.

3. Motivation, Empowerment, dan Alignment

Motivasi disini di artikan sebagai sikap karyawan yang mempunyai

ketertarikan/loyalitas terhadap organisasinya. Selain itu kategori ini juga

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43

membahas tentang kebebasan karyawan dalam menyalurkan pendapat dan

juga reward atas kinerja baik yang telah mereka lakukan.

Gambar 2.6 menggambarkan kerangka pengukuran dalam perspektif

pembelajaran dan pengembangan. Dalam gambar tersebut dapat terlihat bahwa

pengukuran mengacu pada kompetensi staf, teknologi infrastruktur, dan

lingkungan. Ketiga hal tersebut merupakan faktor pendorong karyawan dalam

bekerja. Hal ini sangat penting karena karyawan yang merasa nyaman dan

terpuaskan akan dapat meningkatkan produktivitas dan tingkat retensi mereka.

Core Result
Measuremen
t
Employee Employee
Retention Productivity

Employee
Satisfaction

Enablers

Staff Technology Climate to


Competention Infrastructure Action

Sumber : Kaplan, Robert dan David P.Norton. 1996. Bsc : Translating Strategy
Into Action. Harvard Business School Press

Gambar 2.7

The Learning and Growth Measurement Framework

Menurut Yuwono dkk (2007), balanced scorecard terdiri atas tolak ukur

keuangan yang menunjukkan hasil dari tindakan yang diambil sebagaimana

ditunjukkan pada tiga perspektif tolak ukur operasional lainnya, kepuasan

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44

pelanggan, proses internal dan kemampuan berorganisasi untuk belajar dan

melakukan perbaikan. Balanced scorecard merupakan sistem manajemen yang

dapat memotivasi berbagai temuan perbaikan pada area-area seperti produk,

proses pelanggan, dan perkembangan produk.

Dibandingkan dengan konsep manajemen strategis umum, balanced

scorecard memiliki konsep penting (Yuwono dkk, 2007):

1. Menambahkan tiga perspektif tambahan pada perspektif financial yang ada.

2. Konsep penting kedua adalah penggunaan indikator leading dan lagging.

Indikator lagging adalah pengukuran yang menjelaskan sesuatu yang telah

terjadi, karena itu jika perusahaan bereaksi pada pengukuran itu akan menjadi

terlambat. Indikator leading sebaliknya menceritakan sesuatu mengenai masa

depan.

3. Hubungan sebab akibat. Jika kita memilki sejumlah indikator yang terkait

dalam cara dimana sekarang kinerja satu indikator menjadi indikasi kinerja

yang baik dimasa depan dari indikator lainnya, maka peta hubungan sebab

akibat telah dibangun dengan baik.

4. Penerapan balanced scorecard secara berjenjang diseluruh organisasi

umumnya perusahaan multinasional dengan beberapa unit bisnis pertama -

tama akan menciptakan balanced scorecard bagi tingkat perusahaan kemudian

membangun kartu nilai unit bisnis di tingkat anak perusahaan. SBU akan

mengambil sasaran (dan bahkan indikator) scorecard perusahaan sebagai awal

pertimbangan dan mengerti bagaimana mereka memberi sumbangan pada

target perusahaan.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45

5. Pembelajaran double loop learning. Perusahaan yang telah mengembangkan

BSC dapat menggunakannya untuk mengontrol kesuksesan strategi awal

(single loop learning) sebagai dasar pertimbangan ketika strategi tersebut

ditantang oleh informasi baru yang diperoleh dari lingkungan bisnis.

BSC memiliki dua fungsi ganda, yaitu sebagai metode perancangan

strategi dan juga sebagai alat pengukuran kinerja. Dibandingkan dengan metode

lain, BSC memiliki kelebihan sebagai berikut (Mulyadi, 2001):

1. BSC dapat berfungsi sebagi alat untuk mengkomunikasikan strategi di antara

para stakeholder dari sebuah organisasi, yaitu pihak manajemen, karyawan,

pelanggan, dan komunitas lingkungan. Dengan menggunakan BSC, para

stakeholder dapat melakukan review terhadap strategi dan pencapaiannya

dengan bahasa yang sama.

2. BSC memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor utama yang

ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk benda fisik (tangible

assets) maupun berupa benda non fisik (intangble assets)

3. BCS dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi. Konsep

perancangan strategi lain hanya berfokus pada membangun strategi dan

berhenti setelah strategi itu selesai dibuat. Sedangkan BSC memungkinkan

organisasi untuk mengaitkan strategi yang dibangun dengan proses

pelaksanaannya. Dan proses pelaksanaan itu dapat dipantau tingkat

pencapaiannya dengan menggunakan Key Performance Indicator. BSC tidak

hanya membantu organisasi dalam menyusun strategi, tetapi juga memonitor

pencapaian strategi tersebut.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46

4. BSC memilki konsep sebab akibat. Dengan ini maka para pelaku organisasi

mendapat gambaran dan menjadi jelas bahwa bila strategi yang berada dalam

tanggung jawab mereka dapat tercapai dengan sukses, hal itu akan

membuahkan hasil tertentu dan akan terkait dengan strategi yang lainnya, dan

sebaliknya. Hubungan sebab akibat ini secara tidak langsung dapat

menguatkan hubungan kerjasama dalam organisasi dan mendorong organisasi

untuk berada dalam satu payung yang sama dalam rangka mencapai tujuan

organisasi.

5. BSC dapat membantu proses penyusunan anggaran. Pada saat penyusunan

anggaran tahunan organisasi dapat menggunakan BSC sebagai titik tolak. Dari

BSC dapat diketahui kegiatan apa saja yang harus dilakukan oleh organisasi

untuk mencapai target-targetnya, yang meliputi aktivitas sehari-hari sampai

proyek-proyek khusus.

2.5 Peta Strategi (Strategy Map)

Yuwono (2004) Pengertian peta strategi adalah diagram sebab akibat dari

hubungan antara perspektif BSC. Peta strategi digunakan manajer untuk

menunjukkan pencapaian di tiap perspektif mempengaruhi pencapaian tujuan di

perspektif lainnya sampai pada akhir kinerja keuangan dari perusahaan secara

keseluruhan.

Kaplan dan Norton (2005) memperjelas lagi bahwa masing-masing

perspektif haruslah terkait satu sama lain sehingga realisasinya merupakan satu

rangkaian. Bila rangkaian ini dapat dijelaskan maka akan diperoleh satu peta

strategi yang secara jelas menunjukkan bagaimana visi dan misi diterjemahkan

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47

menjadi bagian-bagian yang operasional yaitu sasaran dan strategi untuk

mencapai sasaran tersebut. Bila hal ini tersusun maka yang disampaikan Kaplan

bahwa BSC melulu bukanlah alat ukur kinerja akan tetapi menjadi bagian dari

strategi karena memberikan umpan balik dan koreksi atas hasil yang diperoleh.

Menurut (Kaplan and Norton 2004: 55 dalam jurnal juha antola, antti

ionnqvist and erkki uusi-rauva ) bahwa strategi map sebagai presentasi dari tujuan

keseluruhan organisasi yang terintegrasi dengan empat perspektif Balanced

scorecard. Strategy map juga dapat digunakan diluar Balanced scorecard.

Manfaat penggunaan Strategy map:

1. Menjelaskan alur dari faktor keberhasilan non-keuangan untuk mencapai hasil

keuangan dan memfasilitasi implementasi sistem pengukuran kinerja

(Laittinen, 2003:381 dalam jurnal Juha antola, antti lonnqvist and erkki uusi-

rauva).

2. Menjelaskan strategi perusahaan kepada karyawan dengan menunjukkan

bagaimana tugas mereka terkait dengan tujuan keseluruhan organisasi.

3. Menyelaraskan unit bisnis dan fokus manajemen (Kaplan dan Norton,

2004:15)

4. Mendukung pengukuran kinerja dalam organisasi dengan menyorot hal-hal

penting perusahaan dan yang harus diukur (Kaplan and Norton, 2004:55).

2.6 Key Performance Indicator (KPI)

Key Performance Indicator atau measure adalah indikator atau ukuran

yang dipakai untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja terhadap sasaran strategi

yang telah ditentukan (Luis, 2007). Setiap sasaran strategi yang ada dalam bagan

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

BSC harus ditentukan KPI nya. Penentuan KPI ini bukan merupakan proses yang

mudah. Jika salah dalam menentukan KPI maka kinerja organisasi yang

dihasilkan bisa tidak relevan. Terdapat tujuh karakteristik KPI yang efektif

menurut David Parmenter (2007), yakni:

1. Ukuran non-financial (tidak dinyatakan dalam dolar, yen dan sebagainya)

2. Ukuran kekerapan (misalnya, harian atau 24 jam/7hari)

3. Ditindak-lanjuti oleh tim manajemen senior

4. Semua anggota organisasi harus memahami pengukuran dan tindakan koreksi

5. Baik individu maupun tim harus ikut bertanggung jawab

6. Berpengaruh signifikan (misalnya, berpengaruh hampir pada inti faktor kunci

keberhasilan - critical success factors: CSF dan lebih dari satu perspektif

dalam BSC )

7. Berpengaruh positif (misalnya, mempengaruhi pengukuran kinerja lain secara

positif).

Dalam mementukan KPI tidak boleh menimbulkan ambiguitas atau multi

interpretasi. (Niven, 2002) KPI harus SMART (Specific, Measurable, Agreeable,

Realistic, Timebound). KPI juga berhubungan dengan pengumpulan data,

sehingga sebisa mungkin dalam menentukan KPI sebagai dasar pengukuran

kinerja dipilih KPI yang membutuhkan data yang tidak sulit untuk dikumpulkan.

Setelah merumuskan KPI dari masing-masing sasaran strategi, maka langkah

selanjutnya adalah menentukan target dari sasaran strategi tersebut. Target ini

akan menjadi patokan apakah organisasi tersebut memiliki kinerja yang baik atau

tidak. Jika pengukuran aktual dari KPI menunjukkan nilai yang lebih baik dari

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

target maka organisasi dikatakan memilki kinerja yang baik, dan sebaliknya.

Tabel 2.4 memperlihatkan contoh KPI dan target dari sasaran strategi dari

perspektif finansial.

Tabel 2.4

Contoh KPI dan Target dari Sasaran Objektif

Perspektif Internal business process


StrategyObjective Internship Progam
KPI Number internship available
Target Within 10 on one semester
Sumber : Umashankar dan Dutta(2007) Strategy Map for Balanced
scorecards in managing higher education institutions: an Indian
perspective.

Untuk memperoleh suatu kartu nilai dari organisasi (scorecard) seperti

layaknya raport maka perlu dilakukan perhitungan nilai dari kinerja organisasi

disetiap sasaran strateginya. Menurut Niven (2002) Nilai dari kinerja (score)

diperoleh dengan menggunakan rumus :

Penilaian kinerja (score) = (nilai aktual dari KPI : target ) x bobot..................(2.1)

2.7. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai penilaian pengukuran kinerja menggunakan analytical

hiearachy process (AHP) merupakan penelitian yang sifatnya terbilang sudah

cukup banyak dalam dunia manajemen operasi khususnya di indonesia sebab

dalam perkembangannya masyarakat indonesia masih berfokus pada bidang

produksi daripada operasi bidang jasa distribusi padahal hal ini sangat penting

guna memperbaiki kinerja jasa khususnya pelayanan distribusi. Dari beberapa

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

penelitian yang telah ada sebelumnya dapat memberikan gambaran mengenai

penelitian yang dilakukan penulis.

1. Srivastava et al. (2013) menjabarkan terdapat tujuh alat manajemen kinerja

yang dikembangkan oleh para ahli pada manajemen supply chain yakni 1,

performance measure and metrics 2, Balanced Scorecard 3, Performance

prism. 4. The performance pyramid 5, Theory of constraints 6, Supply chain

operation reference 7, time based performance measurement. Menurut

Srivastava et al (2013), salah satu alat pengukuran yang dapat digunakan

untuk mengukur kinerja perusahaan distribusi adalah balanced scorecard.

Balanced scorecard merupakan salah satu alat pengukuran kinerja yang

komprehensif sehingga mampu mengkomunikasikan dan merefleksikan

strategi, visi-misi dan tujuan perusahaan ke dalam tindakan taktikal yang

lebih sederhana agar semua elemen perusahaan dapat memahami arah dari

perusahaan (Kaplan dan Norton, 1992). Balanced scorecard mengarahkan

suatu perusahaan untuk mengaitkan strategi jangka panjangnya dengan

sasaran dan tindakan nyata menggunakan key performance indicator (KPI)

sebagai tolak ukur pencapaian kinerja yang dapat dievaluasi dan diperbaiki

(Kaplan dan Norton, 1996). Menurut Kirien (2011), BSC memiliki

keunggulan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh kepada level top

management dengan hubungan sebab akibat yang jelas. Namun, BSC tidak

dapat diterapkan pada level operasional pabrik, lebih berfokus pada

monitoring dan controlling daripada alat improvement kinerja, perspective

competitor tidak dimasukan dan tidak ada hubungan matematika antar KPI

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

(Srivastava et al., 2013).

2. Jose dan Claudio (2016) melakukan penelitian menggunakan konsep

balanced scorecard untuk mengukur kinerja perusahaan distribusi minyak di

Brazil. Adaptasi BSC ini dilakukan dengan menyesuaikan konsep

pengukuran kinerja empat perspektif dengan teknologi dan kebutuhan

manajemen perusahaan distribusi. Hasil penelitian ini, Ternyata BSC dapat

disesuaikan dan cocok untuk mengukur teknologi yang special untuk

perusahaan distribusi minyak. Namun, mengacu pada aspek budaya dan

politik, KPI BSC tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi eksternal

perusahaan yang berhubungan dengan budaya dan politik. Masukan dari Jose

dan Claudio (2016) adalah pengadopsian BSC sebagai alat ukur kinerja

sangat efektif mengukur kinerja internal perusahaan dan dapat disesuaikan

dengan teknologi dan strategi perusahaan yang dituju. Namun, perlu

ditambahkan konsep pengukuran kinerja yang lain untuk menganalisa kinerja

perusahaan terhadap lingkungan ekternal khususnya untuk politik dan budaya

sekitar.

3. Bhagwat dan Sharma (2007) melakukan penelitian terkait dengan

pengukuran kinerja pada perusahaan distribusi dengan menggunakan metode

balanced scorecard. Di dalam penelitian Bhagwat dan Sharma (2007),

terdapat indikator yang diadopsi dari performance measure metric untuk

SCM yang dikembangkan oleh Gunasekaran (2001) kedalam tiap perspektif

balanced scorecard. Bhagwat dan Sharma (2007) menjelaskan tahapan dalam

menggunakan BSC mulai dari mengidentifikasi visi, misi dan strategi

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

kedalam indikator, kemudian menghubungkan masing masing indikator

dengan hubungan sebab akibat, setelah itu manajemen melakukan

pengukuran kinerja secara berkelanjutan dan dapat menyesuaikan strategi

untuk meningkatkan kinerja dan mencapai visi dan misi perusahaan.

2.8. Research Question

No. Tema Pertanyaan Pertanyaan Penelitian

Dsdc Pengukuran kinerja dengan Bagaimana stategy map organisasi


1. metode balanced scorecard berdasarkan visi dan misi organisasi?
Bagaimana rancangan key perfomance
index (KPI) berdasarkan metode
balanced scorecard?
Bagaimana hasil dari pembobotan KPI
perusahaan dengan menggunakan
metode AHP?
Bagaimana hasil kinerja PT BIG
menggunakan BSC?

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

2.9. Kerangka berpikir

INPUT
1. Hasil observasi dan studi lapangan selama 2 bulan di PT Berhasil Indonesia Gemilang
2. Hasil wawancara pada manajer operasional di PT Berhasil Indonesia Gemilang
3. Data
Dataaliran informasi pada manajer operasionaldi PT Berhasil Indonesia Gemilang
4. Studi litelatur dan penelitian terdahulu untuk mengumpulkan mater materi yang
mendukung penelitian
5. Data aliran fisik pada manajer operasional di PT Berhasil Indonesia Gemilang

PROSES

1. Menggambarkan sistem aktivitas distribusi dalam bentuk flowchart beserta target


penerapan yang sesuai SOP
2. Mengumpulkan data-data pengiriman dan data kinerja actual distributor.
3. Mengidentifikasi visi, misi dan tujuan strategis
4. Menyusun peta strategi
5. Mengidentifikasi indikator kinerja
6. Melakukan pembobotan dengan metode Analytical Hierarcy Process (AHP)
7. Memvalidasi rancangan awal
8. Menjabarkan spesifikasi nilai
9. Penyusunan performance dashboard
10. Pengukuran Kinerja menggunakan balanced scorecard yang disajikan dalam
performance dashboard.

OUTPUT

1. Hasil pengukuran kinerja PT Berhasil Indonesia Gemilang dengan menggunakan


metode balanced scorecard yang disajikan dalam performance dashboard.
2. Hasil penentuan prioritas kinerja dengan metode Analytical Hierarchy Process.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah

dalam penelitian yaitu metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.

Menurut Denzin and Lincoln (2003) penelitian kualitatif merupakan bentuk

penelitian yang secara aktif melibatkan peneliti untuk mengumpulkan dan

menggunakan data empiris dengan berbagai cara dan metode.

Menurut sugiyono (2009:14) metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data

dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung pada objek penelitian.

Selain itu sugiyono (2009:380) juga menjelaskan bahwa deskriptif dalam

penelitian kualitatif memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret

situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam

Menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode deskriptif

menitikberatkan untuk membuat desrkripsi atau gambaran secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki.

52

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

3.2 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian menjelaskan batasan penelitian mengenai

pembahasan masalah pokok yang akan diteliti dengan tujuan memberikan

gambaran mengenai batasan atas fokus penelitian yang diteliti. Batasan penelitian

dalam skripsi ini adalah Penelitian ini mengidentifikasi kinerja dari PT Berhasil

Indonesia Gemilang Surabaya.

3.3 Jenis dan Sumber data

Sumber data dari sebuah penelitian ada dua jenis. Dalam penelitian ini

akan menjelaskan pengertian dan aplikasi sumber data yang digunakan, adalah

sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari sumber datanya. Teknik yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data primer antara lain dengan wawancara dengan

pihak internal perusahaan yang berkaitan, diskusi, observasi ataupun

diperoleh dalam bentuk dokumen yang disediakan oleh perusahaan.

Menurut Sugiyono (2009.231) wawancara merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan

telah diolah oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi

Sugiyono (2009:240). Data ini diperoleh dari berbagai sumber literatur

seperti data perusahaan, kepustakaan, dan internet.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian

ini mengacu pada penelitian Perez et al. (2017). Berikut penjelasannya:

1. Survey pendahuluan

Survey pendahuluan dilakukan dengan pengamatan langsung untuk

mengetahui permasalahan nyata yang dihadapi oleh perusahaan agar

dapat disusun menjadi kerangka dasar penelitian.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari literatur

literatur yang berhubungan dengan penelitian ini untuk menunjukkan

teori teori yang akan digunakan dalam membahas permasalahan.

3. Studi Lapangan

Dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari objek

penelitian dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Wawancara

Merupakan pengumpulan data yang diperoleh dengan cara

melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak internal

PT Berhasil Indonesia Gemilang.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

b. Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung pada

lokasi penelitian yaitu bagian operasional PT Berhasil

Indonesia Gemilang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang didapat

melalui catatan dan dokumen historis perusahaan yang

mendukung rumusan masalah penelitian.

3.5 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Pada tahap awal yaitu survey pendahuluan, peneliti melakukan

kunjungan ke perusahaan untuk memperoleh gambaran keadaan

perusahaan, gambaran proses layanan dilakukan, dan mengetahui

lebih lanjut permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini berfokus

pada kinerja PT Berhasil Indonesia Gemilang.

2. Setelah melakukan survey pendahuluan, dirumuskan masalah yang

akan dibahas dan diuraikan dalam penelitian ini.

3. Menetapkan tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang

telah ditentukan.

4. Kemudian peneliti melakukan dua studi, yaitu studi lapangan dan studi

literatur. Hal-hal yang berkaitan dengan studi lapangan adalah peneliti

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

melakukan observasi di lapangan mengenai aktivitas yang dinilai

penting yang berkaitan dengan distribusi. Untuk lebih menguatkan

hasil observasi tersebut peneliti juga menyebarkan kuisioner skala

perbandingan analytical hierarchy process (AHP) kepada manajemen

(manager tiap divisi). Sebagai pendukung studi lapangan, peneliti juga

mempelajari beberapa literatur untuk mencari dan memahami konsep,

teori yang sesuai dengan topik penelitian mengenai supply chain

management, distribusi, pengukuran kinerja.

5. Menggambarkan sistem aktivitas distribusi dalam bentuk flowchart

beserta target penerapan yang sesuai SOP

6. Mengidentifikasi visi, misi dan tujuan strategis

7. Menyusun peta strategi

8. Mengidentifikasi indikator kinerja

9. Melakukan pembobotan prioritas kinerja dengan metode Analytical

Hierarcy Process (AHP)

10. Memvalidasi rancangan awal ke pihak manajemen PT. Bahagia

Indonesia Gemilang

11. Menjabarkan spesifikasi nilai pembobotan dari hasil AHP untuk bobot

score balanced scorecard

12. Penyusunan performance dashboard

13. Pengukuran Kinerja menggunakan balanced scorecard yang disajikan

dalam performance dashboard.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

3.6 Tahapan Penelitian

Teknik Analisis

Phase
Tahap Awal Penelitian

Mulai

Perumusan Masalah dan penetapan tujuan Penelitian

Studi Literatur Studi Literatur


Tahap Perancangan Sistem

Identifikasi Visi dan Misi Perusahaan


Pengukuran Kinerja

Penyusunan peta strategi

Identifikasi Indikator Kinerja

Pembobotan dengan menggunakan AHP

validasi rancangan awal


Perancangan

Pembahasan
Tahap

BSC

Penjabran spesifikasi Nilai

Penyusunan Performance Dashboard


Pengukuran
Kinerja
Tahap

Pengukuran kinerja menggunakan Metode Balanced Scorecard dengan Performance Dashboard


Kesimpulan
Dan Saran

Kesimpulan dan saran


Tahap

Selesai

Gambar 3.1
Teknik Analisis Penelitian

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahap Awal Penelitian

4.1.1 Gambaran PT. Berhasil Indonesia Gemilang

PT. Berhasil Indonesia Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang distribusi. Perusahaan ini baru berdiri tiga tahun yang lalu sejak bulan

November 2014 dan berkantor pusat di JL Ir. Sokearno Hatta, Icon 21, Sukolilo,

Surabaya. PT. Berhasil Indonesia Gemilang mendistribusikan produk dari

Principal yakni Semen Indonesia yang berupa semen putih, semen regular dan

semen proyek. Cakupan wilayah PT Berhasil Indonesia Gemilang meliputi Area

Surabaya dan Madura. Di Surabaya PT Berhasil Indonesia Gemilang memiliki 8

unit distrik diantaranya adalah : Margomulyo, Kalilom, Romokalisari, Rungkut,

Mojokerto, Trosobo, Lingkar Timur, Balongpanggang. Di Madura PT Berhasil

Indonesia Gemilang memiliki lima unit distrik yakni Bangkalan penuhlu,

Bangkalan tengkeng, Pamekasan, Sampang, Sumenep. Untuk area Jawa TImur,

persaingan Semen Indonesia cukup ketat baik persaingan pada produknya maupun

persaingan antar distributor. Pesaing terdekat Semen Indonesia adalah Semen

Holcim dan Semen Tiga Roda yang menjadi kompetitor dengan tingkat penjualan

yang tinggi. Pada tahun 2012 tercatat oleh Kementerian perindustrian Republik

Indonesia jumlah total penjualan semen di Indonesia mencapai 25 juta Ton

dimana Semen Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 39.74%, sedangkan

pangsa pasar indocement dengan produk semen tigaroda mencapai 33%.

58

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

Kemudian PT Holcim Indonesia dengan produk semen serbaguna Holcim

mencapai pangsa pasar sebesar 15.69% (Kemenperin, 2012). Untuk persaingan

antar distributor, PT Berhasil Indonesia Gemilang memiliki tiga kompetitor kuat

yakni KWSG, Varia Usaha dan Watu Usaha. Setiap distributor memiliki area

masing masing, namun tidak menutup kemungkinan outlet membeli semen

Indonesia membeli diluar area distributor. Sebagaimana yang disampaikan oleh

pihak manajemen sebagai berikut:

Ada tiga sih yang terdekat. Pertama KWSG, Varia Usaha, Watu Usaha.
Mereka semua memiliki area masing masing dijawa timur (HR Manager,
A-1, 6)

PT. Berhasil Indonesia Gemilang memiliki 169 staf dan karyawan tetap.

Kemudian karyawan outsource termasuk Kuli, Borongan dan pembantu sopir

sebanyak 69 orang. Berikut struktur organisai PT Berhasil Indonesia Gemilang:

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

Sumber : Data Internal Perusahaan


Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Berhasil Indonesia Gemilang

Produk yang didistribusikan oleh PT Berhasil Indonesia Gemilang ada tiga

macam. Pertama adalah semen putih Indonesia yang biasanya digunakan untuk

plester dinding menjadi lebih harlus. Kedua adalah semen regular (hitam)

Indonesia yang biasanya digunakan sebagai bahan campuran pasir sebagai perekat

bata untuk membuat dinding. Ketiga adalah semn proyek dimana semen ini

biasanya digunakan untuk proyek bangunan gedung bertingkat, jembatan pabrik

dan perumahan.

4.1.2. Proses Bisnis PT Berhasil Indonesia Gemilang


Berikut alur proses bisnis PT. Berhasil Indonesia Gemilang:

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

Sumber : Data Internal Perusahaan


Gambar 4.2
Proses Bisnis PT Berhasil Indonesia Gemilang

4.2. Tahap Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja PT. Berhasil


Indonesia Gemilang dengan Metode Balanced Scorecard
4.2.1. Pengukuran Kinerja Sebelum Penelitian
Perusahaan ini mempunyai prospek kinerja ke depan yang bagus namun

belum ada standar pengukuran kinerja yang terintegerasi. Indikator kinerja telah

dibuat untuk menilai seberapa baik aktivitas dilakukan, namun belum terintegrasi

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

antar divisi dan masih berdiri sendiri sendiri. Selain itu. Manajer masih belum

dapat memberikan prioritas indikator yang paling penting bagi pencapaian visi

dan misi. Semua indikator kinerja dianggap penting semua dan sama rata tingkat

prioritasnya. Dalam Penelitian ini, peneliti akan membantu merancang

pengukuran kinerja untuk mengidentifikasi performa dan menghubungkan antar

divisi dengan pembobotan prioritas setiap indicator agar diperoleh perbaikan yang

berkesinambungan sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan perbaikan

secara efektif, efisien dan terintegerasi.

4.2.2. Identifikasi Visi, Misi dan Tujuan Strategis


PT. Berhasil Indonesia Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang perdagangan pada level distribusi. Perusahaan ini menjadi distributor

resmi dari BUMN Semen Indonesia sejak tahun 2014. Untuk menjadi perusahaan

yang berkelanjutan dan mencapai tujuan, perusahaan tetap fokus pada visi dan

misi perusahaan. Visi yang ingin diwujudkan oleh pengurus dan karyawan PT.

Berhasil Indonesia Gemilang, yaitu: Menjadi distributor Semen Indonesia

terbesar, terpercaya dan handal di Indonesia. Sedangkan misi PT. Berhasil

Indonesia Gemilang adalah: 1) Memberikan pelaporan hasil operasioanal usaha

yang update, terpercaya dan transparan. 2) Menjadi market leader dalam

penjualan. 3) Menciptakan stabilitas keuangan yang sehat. 4) Menciptakan SDM

yang unggul, kompetitif dan memiliki integritas. 5) Menyajikan reporting dan

data pendukung yang valid dan dapat dihandalkan serta tepat waktu. 6)

Memberikan pelayanan yang kompetitif kepada pelanggan.

Setelah menetapkan visi dan misi perusahaan, tahap selanjutnya adalah

penjabaran visi dan misi tersebut ke dalam strategi yang terbagi ke dalam

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

beberapa perspektif balanced scorecard, yaitu perspektif financial, perspektif

customer, perspektif internal bisnis proses, dan perspektif learning and growth.

Terdapat perkembangan perspektif Balance Scorecard pada bidang pendidikan.

Dari hasil wawancara diperoleh strategi yang digunakan agar dapat mencapai

tujuannya, yaitu:

a. Perspektif Financial

Dalam perspektif ini, perusahaan berfokus pada strategi mendapatkan profit

dengan memaksimalkan sumber daya yang ada. Strategi perspektif financial:

1. Meningkatkan Penggunaan Asset dan ekuitas

2. Meningkatkan Profit

3. Meningkatkan Efisiensi Biaya

b. Perspektif Customer

Pada perspektif customer, strategi berfokus pada usaha perusahaan dalam

memberikan layanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Bagaimana

menjalin hubungan dengan pelanggan dan bagaimana memaksimalkan

keuntungan yang diperoleh dari para pelanggan. Strategi dalam perspektif

customer meliputi:

1. Meningkatkan penjualan

2. Meningkatkan kepuasan pelanggan

3. Meningkatkan jumlah pelanggan

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

c. Perspektif Internal Bisnis Proses

Secara umum, strategi dalam perspektif ini mengarah pada tindakan secara

internal guna meningkatkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Strategi dalam perspektif internal bisnis proses, adalah:

1. Meningkatkan efektifitas kunjungan penjualan

2. Meningkatkan distribusi produk

3. Meningkatkan efektifitas pengiriman

4. Meningkatkan inventory turnover

5. Mengurangi produk cacat

d. Perspektif Learning and Growth

Strategi yang diterapkan pada learning and growth berhubungan dengan

kemampuan karyawan, sistem informasi dan kemampuan organisasi dalam

mengelola dan beradaptasi dengan perubahan bisnis. Berikut penjelasannya:

1. Meningkatkan kualitas karyawan

2. Mengembangkan sistem informasi

3. Meningkatkan kualitas warehousing dan transportasi

4.2.3. Penyusunan Strategy Map

Strategy Map merupakan sebuah diagram yang menggambarkan

keterkaitan antara visi, misi dan strategi operasi diimplementasikan dalam

aktivitas sehari - hari pada steiap unit bisnis dengan menggunakan KPI. Strategy

Map dibuat dengan menghubungkan strategi objektif organisasi secara eksplisit

dengan masing-masing KPI kedalam empat perspektif Balance Scorecard pada

PT Berhasil Indonesia Gemilang.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65

Sumber: Olah Data Internal Perusahaan


Gambar 4.3
Strategy Map PT Berhasil Indonesia Gemilang

4.2.4 Identifikasi Indikator Kinerja

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan pihak internal

perusahaan, disusun beberapa KPI inti untuk tiap perspektif. Berikut ini adalah

identifikasi indikator kerja (KPI) dan target yang harus dicapai.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66

Tabel 4.1
Identifikasi KPI PT. Berhasil Indonesia Gemilang

Perspective Lag Indicator Lead Indicator Target


Keuangan Meningkatkan Penggunaan Asset dan Peningkatan return on asset 5%
Ekuitas Peningkatan return on equity 5%
Meningkatkan Profit Peningkatan laba kotor 10%
Peningkatan laba bersih 10%
Meningkatkan efisiensi biaya Peningkatan gross profit margin ratio 5%
Peningkatan net profit margin ratio 5%
Meningkatkan penjualan Peningkatan Volume penjualan (Rp) 5%
Pelanggan Peningkatan kuantitas penjualan (Tonase) 5%
Mmeningkatkan kepuasan pelanggan Rata-rata score tingkat kepuasan pelanggan Score 4
Penurunan Jumlah Return Produk 5%
Meningkatkan pelanggan baru Peningkatan jumlah outlet baru 5%
Peningkatan jumlah proyek konstruksi baru 10%
Proses Internal Meningkatkan efektifitas kunjungan Pencapaian sales call (kunjungan penjualan) 100%
Bisnis penjualan Pencapaian effective outlet (outlet yang 90%
menghasilkan penjualan dalam satu bulan)
Ketersediaan produk wajib di outlet (semen 100%
Meningkatkan distribusi produk
putih dan semen regular)
Meningkatkan efektifitas pengiriman Rasio ontime delivery 90%
Rasio ketepatan jumlah pengiriman 100%
Rasio kesesuaian pesanan 100%
Meningkatkan inventory turnover Rasio perputaran persediaan at cost 10 kali
Rasio perputaran persediaan et market 10 kali
Mengurangi produk cacat Rasio produk cacat 0.25%
Penurunan rasio produk cacat 5%
Pembelajaran Meningkatkan kualitas karyawan % karyawan yang wajib bersertifikasi 80%
dan Jumlah pelatihan dilakukan pihak ketiga 4 kali
Pengembangan
Mengembangkan sistem informasi Jumlah aplikasi yang terupdate 1 aplikasi
Meningkatkan Kualitas Warehousing dan Peningkatan jumlah forklift 5%
Transportasi Peningkatan jumlah armada pengiriman 5%
Rasio kendaraan yang layak digunakan 100%
Uji kelayakan transportasi 4 kali
Sumber: Hasil Pengolahan Data Internal

4.3 Pembobotan KPI dengan Analytical Hierrarchy Process (AHP)

Pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard membutuhkan

ukuran prioritas dari penilaian kinerja yang telah dirancang. Penelitian ini

melakukan pembobotan pada hasil validasi indikator kinerja (KPI) secara

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67

kuantitatif menggunakan metode Analytical Hierrarchy Process (AHP) dengan

software expert choice, yaitu dengan menggunakan kuesioner perbandingan

berpasangan. Metode perbandingan berpasangan (pairwise comparisson)

dilakukan dengan menyusun prioritas pada setiap elemen perspektif (lag

indicator, dan lead indicator) terlebih dahulu, kemudian setiap elemen akan

dibandingkan dengan elemen lain.

Penyusunan prioritas pada setiap elemen dilakukan oleh manajer PT.

Berhasil Indonesia Gemilang, kemudian hasil penilaian prioritas diolah

menggunakan software Expert Choice 2000. Berikut ini adalah hirarki dalam

menentukan pembobotan KPI pada PT. Berhasil Indonesia Gemilang.

Penentuan Prioritas KPI

Financial Customer Internal Business Process Learning and


Growth

1. Peningkatan Penggunaan 1. Meningkatkan 1. Efektifitas kunjungan penjualan 1. Kualitas karyawan


Aset dan ekuitas penjualan 2. Peningkatan distribusi produk 2. Sistem informasi
2. Peningkatan Profit 2. Kepuasan 3. Efektifitas pengiriman 3. Kualitas warehousing
3. Peningkatan efisiensi biaya pelanggan 4. Peningkatan inventory turnover dan transportasi
3. Jumlah pelanggan 5. Penurunan Produk caat
baru

Pembobotan Global KPI


Sumber : Hasil Pengolahan Data Internal
Gambar 4.4
Hirarki Pembobotan Prioritas KPI
Hirarki tersebut menjadi acuan yang dapat menunjukkan prioritasnya

masing-masing, dalam pengukuran bobot perspektif balanced scorecard, ukuran

hasil dan KPI. Pembobotan yang dilakukan AHP menghasilkan bobot antar

perspektif, bobot lokal dan bobot global. Bobot lokal adalah hasil pembobotan

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68

ukuran hasil berdasarkan sudut pandang tiap perspektif. Bobot global adalah hasil

pembobotan KPI berdasarkan sudut pandang seluruh KPI yang ada. Berikut ini

adalah hasil pembobotan prioritas kinerja menggunakan AHP.

4.3.1 Hasil Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard

Berdasarkan hasil pembobotan Analitical Hierarchy Process (AHP) pada

level antar perspektif pada Balanced Scorecard (BSC), dapat diketahui bahwa

perspektif Customer menempati prioritas utama dengan nilai bobot sebesar 0,520

(52%) selanjutnya diikuti oleh perspektif Financial dengan nilai 0,268 (26,8%)

kemudian perspektif Internal Business Process dengan nilai 0,127 (12,7%) dan

yang menempati urutan terakhir adalah perspektif Learning and Growth dengan

nilai bobot 0,086 (8,6%).

Tabel 4.2
Hasil Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard

Perspektif Hasil Pembobotan


Financial 0.268
Customer 0.520
Internal Business Process 0.127
Learning and Growth 0.086
Sumber : Pengolahan Data AHP

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69

Bobot Perspektif
0,6
0,5
0,4
0,3
0,52
0,2 Bobot
0,1 0,268 0,086 Perspektif
0,127
0
Finansial Pelanggan Proses Bisnis Learning and
Internal Growht

Gambar 4.5
Prioritas perspektif Balanced Scorecard

4.3.2 Hasil Pembobotan Lag Indicator dan Lead Indicator

Pada tabel 4.3, perusahaan memberikan bobot lokal tertinggi sebesar 0.714

pada lag indicator peningkatan profit dalam perspektif financial diikuti dengan

lag indicator peningkatan penggunaan aset dan ekuitas sebesar 0.143 dan

peningkatan efisiensi biaya sebesar 0.143. Lag indicator peningkatan profit

memiliki dua lead indicator dengan masing - masing bobot peningkatan laba

bersih sebesar 0,875 dan Peningkatan laba kotor sebesar 0,125. Kemudian lag

indikator peningkatan penggunaan asset dan ekuitas memiliki dua lead indicator

dengan bobot masing masing yakni Peningkatan RoA sebesar 0.5 dan

Peningkatan RoE sebesar 0.5. Lag indicator yang terakhir peningkatan efisiensi

biaya yakni peningkatan gross profit margin ratio sebesar 0.500 dan peningkatan

net profit margin ratio sebesar 0.500.

Tabel 4.3
Hasil Pembobotan Lag Indicator dan Lead Indicator Perspektif Finansial

Lag Indicator Bobot Lead Indicator Bobot


Peningkatan 0.143 Peningkatan RoA 0.500
penggunaan aset dan
Peningkatan RoE 0.500
ekuitas
Peningkatan profit 0.714 Peningkatan laba kotor 0.125
Peningkatan laba bersih 0.875
Peningkatan efisiensi 0.143 Peningkatan gross profit margin ratio 0.500
biaya Peningkatan net profit margin ratio 0.500
Sumber : Pengolahan data AHP

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70

Bobot Lokal - Finansial


0,8

0,6

0,4
0,714
Bobot Lokal
0,2
0,143 0,143 - Finansial
0
Peningkatan Peningkatan Profit Peningkatan efisiensi
Penggunaan Asset biaya

Gambar 4.6
Prioritas Perspektif Finansial

Pada tabel 4.4, perusahaan memberikan bobot local dalam perspektif

customer pada lag indicator kepuasan pelanggan sebesar 0.701 dan peningkatan

penjualan sebesar 0.240 dan peningkatan jumlah pelanggan baru sebesar 0.059.

Lag indicator pertama, kepuasan pelanggan memiliki dua lead indicator dengan

masing - masing bobot yakni rata rata score tingkat kepuasan pelanggan 0,833

dan penurunan retur produk 0,167. Lag indicator kedua, peningkatan penjualan

memiliki dua lead indicactor yakni peningkatan peningkatan penjualan in rupiah

dengan bobot 0.500 dan peningkatan penjualan in tonase dengan bobot 0.500.

Lag indicator ketiga, peningkatan pelanggan murid baru memiliki dua lead

indicator yakni peningkatan jumlah outlet baru dengan bobot 0.75 dan

peningkatan jumlah proyek baru dengan bobot 0.25.

Tabel 4.4
Hasil Pembobotan Lag Indicator dan Lead Indicator Perspektif Customer

Lag Indicator Bobot Lead Indicator Bobot


Peningkatan penjualan 0.240 Peningkatan penjualan in rupiah 0.500
Peningkatan penjualan in tonase 0.500
Kepuasan pelanggan 0.701 Rata-rata score tingkat kepuasan 0.833
pelanggan
Penurunan jumlah retur produk 0.167
peningkatan jumlah 0.059 Peningkatan jumlah outlet baru 0.75
pelanggan baru Peningkatan jumlah proyek konstruksi 0.25
baru

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71

0,8 Bobot Lokal - Pelanggan


0,7
0,6
0,5
0,4 Sumber : Pengolahan Data AHP
0,701
0,3
0,2 Bobot Lokal
0,1 0,24 0,059 - Pelanggan
0
Peningkatan Penjualan Peningkatan Kepuasan Peningkatan Pelanggan
Pelanggan baru

Gambar 4.7
Prioritas Perspektif Pelanggan

Pada tabel 4.5, perusahaan memberikan bobot lokal dalam perspektif

internal business process pada lag indicator peningkatan efektifitas kunjungan

penjualan sebesar 0.369, peningkatan distribusi produk sebesar 0.279,

peningkatan efektifitas pengiriman 0.145, peningkatan inventory turnover sebesar

0.143 dan penurunan produk cacat 0.064. .Lag indicator pertama, peningkatan

efektifitas kunjungan penjualan memiliki dua lead indicator yakni pencapaian

sales call dengan bobot 0.100 dan pencapaian effective outlet dengan bobot 0.900.

Lag indicator kedua, peningkatan distribusi produk memiliki satu lead indicator

yakni ketersediaan produk wajib di outlet 1.000. Lag indicator ketiga,

peningkatan efektifitas pengiriman memiliki tiga lead indicator dengan masing

masing bobot yakni rasio ontime delivery 0.519, rasio ketepatan jumlah

pengiriman 0.177, reasio kesesuaian pesanan. Lag indicator keempat, peningkatan

inventory turnover memiliki dua lead indicator yakni rasio perputaran persediaan

et cost 0.500 dan rasio perputara persediaan et market 0.500. lag indicator kelima,

penurunan produk cacat memiliki rasio produk cacat 0.500 dan penurunan rasio

produk cacat 0.500.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72

Tabel 4.5
Hasil Pembobotan Lag Indicator dan Lead Indicator Perspektif Internal
Business Process

Lag Indicator Bobot Lead Indicator Bobot


Peningkatan 0.369 Pencapaian sales call 0.100
efektifitas kunjungan
penjualan Pencapaiaan effective outlet 0.900

Peningkatan distribusi 0.279 Ketersediaan produk wajib di outlet 1.000


produk
Peningkatan 0.145 Rasio ontime delivery 0.519
efektifitas pengiriman Rasio ketepatan jumlah pengiriman 0.177
Rasio kesesuaian pesanan 0.304
Peningkatan inventory 0.143 Rasio perputaran persediaan et cost 0.500
turnover Rasio perputaran persediaan et market 0.500
Penurunan produk 0.064 Rasio produk cacat 0.500
cacat Penurunan rasio produk cacat 0.500
Sumber : Pengolahan Data AHP

Bobot Lokal - Proses Bisnis Internal


0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,369
0,15 0,279
0,1
0,145 0,143 Bobot Lokal -
0,05 0,064 Proses Bisnis
0 Penurunan Internal
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Produk
Efektifitas Distribusi Produk Efektifitas Inventory
Cacat
Kunjungan Pengiriman Turnover
Penjualan

Gambar 4.8
Prioritas Perspektif Proses Bisnis Internal

Pada tabel 4.6, perusahaan memberikan bobot lokal dalam perspektif

learning and growth pada lag indicator peningkatan kualitas karyawan sebesar

0.557, pengembangan sistem informasi sebesar 0.152 dan peningkatan kualitas

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73

warehousing dan transportasi sebesar 0.291. Lag indicator pertama, peningkatan

kualitas karyawan memiliki dua lead indicator dengan masing - masing bobot

yakni presentase karyawan yang wajib bersertifikat 0.125 dan jumlah pelatihan

pihak ketiga 0.875. Lag indicator kedua, pengembangan sistem informasi

memiliki satu lead indicator yakni jumlah aplikasi yang terupdate 1.000.

Kemudian, lag indicator ketiga memiliki empat lead indicator yakni peningkatan

jumlah armada pengiriman dengan bobot 0.131, peningkaan jumlah forklift

dengan bobot 0.048, Rasio kendaraan yang layak digunakan dengan bobot 0.579

dan uji kelayakan transportasi dengan bobot 0.241.

Tabel 4.6
Hasil Pembobotan Lag Indicator dan Lead Indicator Perspektif Learning and
Growth

Lag Indicator Bobot Lead Indicator Bobot


Peningkatan kualitas 0.557 Presentase karyawan yang wajib 0.125
karyawan bersertifikat
Jumlah pelatihan pihak ketiga 0.875
Pengembangan sistem 0.152 Jumlah aplikasi yang terupdate 1.000
informasi
Peningkatan kualitas 0.291 Peningkatan jumlah armada pengiriman 0.131
warehousing dan Peningkatan jumlah forklift 0.048
transportasi Rasio kendaraan yang layak digunakan 0.579
Uji kelayakan transportasi 0.241
Sumber : Pengolahan Data AHP

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74

0,6 Bobot Lokal - Learning and Growth


0,5
0,4
0,3 0,557 Bobot Lokal
0,2 - Learning
0,291 and Growth
0,1
0,152
0
Peningkatan Kualitas Pengembangan Sistem Peningkatan Kualitas
Karyawan Informasi Warehousing dan
Transportasi

Gambar 4.9
Prioritas Perspektif Learning and Growth

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75

4.3.3 Hasil Pembobotan Global Lead Indicator

Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Pembobotan Prioritas KPI

Perspektif Bobot Objektif Bobot Measure / KPI Bobot


Persp Lag Global
ektif Indicator
Keuangan 0.268 Meningkatkan Penggunaan 0.143 Peningkatan return on asset 0.019
Asset dan Ekuitas Peningkatan return on equity 0.019
Meningkatkan Profit 0.714 Peningkatan laba kotor 0.024
Peningkatan laba bersih 0.167
Meningkatkan efisiensi biaya 0.143 Peningkatan gross profit margin ratio 0.019
Peningkatan net profit margin ratio 0.019
Pelanggan 0.520 Meningkatkan penjualan 0.240 Peningkatan Volume penjualan (Rp) 0.062
Peningkatan penjualan ( in Tonase) 0.062
Mmeningkatkan kepuasan 0.701 Rata-rata score tingkat kepuasan 0.304
pelanggan pelanggan
Penurunan Jumlah Return Produk 0.061
Meningkatkan pelanggan baru 0.059 Peningkatan jumlah outlet baru 0.023
Peningkatan jumlah proyek konstruksi 0.008
baru
Proses 0.127 Meningkatkan efektifitas 0.369 Pencapaian sales call (kunjungan 0.005
Internal kunjungan penjualan penjualan)
Bisnis Pencapaian effective call (kunjungan 0.042
yang menghasilkan penjualan)
Ketersediaan produk wajib di 0.279 Ketersediaan produk wajib di outlet 0.035
outlet (putih dan regular) (semen putih dan semen regular)
Meningkatkan efektifitas 0.145 Rasio ontime delivery 0.010
pengiriman Rasio ketepatan jumlah pengiriman 0.003
Rasio kesesuaian pesanan 0.006
Meningkatkan inventory 0.143 Rasio perputaran persediaan at cost 0.009
turnover Rasio perputaran persediaan et market 0.009
Mengurangi produk cacat 0.064 Rasio produk cacat 0.004
Penurunan rasio produk cacat 0.004
Pembelaja 0.086 Meningkatkan kualitas 0.557 % karyawan yang wajib bersertifikasi 0.006
ran dan karyawan Jumlah pelatihan dilakukan pihak ke-3 0.042
Pengemba Mengembangkan sistem Jumlah aplikasi yang terupdate 0.013
0.152
ngan informasi
Meningkatkan Kualitas 0.291 Peningkatan jumlah forklift 0.003
Warehousing dan Transportasi Peningkatan jumlah armada 0.001
pengiriman
Rasio kendaraan yang layak 0.014
digunakan
Uji kelayakan transportasi 0.006
Sumber : Pengolahan data AHP

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasrakan hasil AHP dengan software Expert Choice, nilai consistency

ratio sebesar 0.17. Menurut Saaty (dalam Sharma dan Bhagwat, 2007)

menyatakan bahwa secara umum nilai rasio konsistensi harus 20 persen atau

kurang dari itu, sehingga nilai tersebut dapat diterima. Oleh karena itu, hasil

pembobotan dengan AHP menggunakan expert choice dapat digunakan untuk

menyusun alat pengukuran kinerja dengan balanced scorecard.

Dari hasil pembobotan keseluruhan (bobot global) dari KPI perusahaan,

yang menjadi prioritas utama perusahaan adalah indeks kepuasan pelanggan 0.304

(30,4%), peningkatan laba bersih 0.167 (16.7%), peningkatan penjualan in rupiah

0.062 (6.2%), peningkatan penjualan in tonnage .062 (6.2%), kemudian disusul

penurunan retur produk 0,061 (6,1%), pencapaian effective outlet sebesar 0.042

(4,2%) dan pelatihan pihak ketiga sebsar 0.042 (4,2%). Setelah itu disusul dengan

ketersediaan produk wajib di outlet sebesar 0.035 (3,5%), peningkatan laba kotor

sebesar 0.024 (2,4%), peningkatan jumlah outlet baru 0.023 (2,3%). Peningkatan

RoA dan RoE masing masing sebesar 0.019 (1,9%). Peningkatan gross profit

margin ratio dan net profit margin ratio sebesar 0.019 (1,9%). Rasio kendaraan

yang layak digunakan sebesar 0.014 (1,4%), jumlah aplikasi yang terupdate

sebesar 0.013 (1,3%) dan rasio ontime delivery sebesar 0.010 (1%).

4.4 Pengukuran Kinerja PT Berhasil Indonesia Gemilang menggunakan


Balanced Scorecard
4.4.1. Identifikasi Pencapaian Kinerja Perusahaan

Berdasarkan hasil wawacnara dengan manager dan analisis laporan

keuangan dan laporan laba rugi. Laporan laba rugi yang disediakan periode 2016

dan periode 2015. Wawancara idlakukan oleh manager pemasaran dan

76

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77

operasional PT. Berhasil Indonesia Gemilang. Berikut rangkuman identifikasi

pencapaian kinerja periode 2016:

Tabel 4.8
Rangkuman Pencapaian Kineja PT. Berhasil Indonesia Gemilang
Pencapaian Kinerja 2015 2016 Growth
RoA 5.892% 5.970% 1.34%
RoE 7.353% 7.174% -2.44%
Peningkatan Gross profit Margin Ratio 25.172% 25.114% -0.23%
Peningkatan netprofit Margin Ratio 16.812% 16.765% -0.28%
perputaran persediaan et cost 7.30 8.14
perputaran persediaan et market 9.75 10.86
Rasio Produk Cacat 0.25% 0.258% 3.00%
Peningkatan Penjualan in Volume 5.40%
Peningkatan Penjualan in tonnase 4.80%
Peningkatan Laba kotor 5.10%
Peningkatan Laba bersih 5.16%
Peningkatan jumlah proyek baru 8.5
Peningkatan jumlah outlet baru 3.92
Pencapaian sales call (kunjungan
98.4
penjualan)
Pencapaian effective outlet
outlet yang menghasilkan 88.67
penjualan)
Ketersediaan produk wajib di outlet .. .. 89.21
(semen putih dan semen regular)
Rasio ontime delivery 93.52
Rasio ketepatan jumlah pengiriman 98.31
Rasio kesesuaian pesanan 87.85
karyawan bersertifikat wajib 89%
Peningkatan jumlah fork lift 8.16%
Peningkatan Jumlah transport 4%
Uji Kelayakan 4 kali /
Transportasi tahun
Transportasi yang layak digunakan 100%
pengembangan aplikasi baru 1 aplikasi
Jumlah Pelatihan pihak ketiga 3 kali
Sumber: Pengolaha Data Internal

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78

4.4.2. Pengukuran kinerja dengan Performace Scorecard

Tahap selanjutnya, Peneliti mengukur kinerja perusahaan menggunakan

performance scorecard berdasarkan hasil pembobotan AHP, sebagai berikut:

Tabel 4.9
Performance Scorecard Board PT. Berhasil Indonesia Gemilang

SCORECARD BOARD PT BERHASIL INDONESIA GEMILANG


Periode : 2016
Key Performance Indicator Target Satuan Actual Bobot Score
Finansial
Peningkatan return on asset 5 % 1.34 0.019 0.00508
Peningkatan return on equity 5 % -2.44 0.019 -0.00927
Peningkatan laba kotor 10 % 5.16 0.024 0.01238
Peningkatan laba bersih 10 % 5.10 0.167 0.08518
Peningkatan gross profit margin ratio 5 % -0.23 0.019 -0.00087
Peningkatan net profit margin ratio 5 % -0.28 0.019 -0.00108
Pelanggan
Peningkatan Volume penjualan (Rp) 5 % 5.40 0.062 0.066960
Peningkatan penjualan ( in Ton) 5 % 4.80 0.062 0.059500
Rata-rata score tingkat kepuasan pelanggan 4 scale 4.30 0.304 0.326800
Penurunan Jumlah Return Produk -5 % -5.34 0.061 0.065191
Peningkatan jumlah outlet baru 5 % 3.92 0.023 0.018032
Peningkatan jumlah proyek konstruksi baru 10 % 8.50 0.008 0.006800
Proses Bisnis Internal
Pencapaian sales call (kunjungan penjualan) 100 % 98.4 0.005 0.004920
Pencapaian effective outlet outlet yang
90 % 88.67 0.042 0.041379
menghasilkan penjualan)
Ketersediaan produk wajib di outlet (semen putih
100 % 89.21 0.035 0.031224
dan semen regular)
Rasio ontime delivery 90 % 93.52 0.01 0.010391
Rasio ketepatan jumlah pengiriman 100 % 98.31 0.003 0.002949
Rasio kesesuaian pesanan 100 % 87.85 0.006 0.005271
Rasio perputaran persediaan at cost 10 Kali 8.14 0.009 0.007322
Rasio perputaran persediaan et market 10 Kali 10.86 0.009 0.009778
Rasio produk cacat 0.25 % 0.25 0.004 0.004000
Penurunan rasio produk cacat -5 % 0.3 0.004 -0.000240
Learning and Growth
% karyawan yang wajib bersertifikasi 80 % 88.68 0.006 0.006651
Jumlah pelatihan dilakukan pihak ke-3 4 kali 3.00 0.042 0.031500
Jumlah aplikasi yang terupdate 1 aplikasi 1.00 0.013 0.013000
Peningkatan jumlah forklift 5 % 8.16 0.003 0.004898
Peningkatan jumlah armada pengiriman 5 % 4.35 0.001 0.000870
Rasio kendaraan yang layak digunakan 100 % 100.00 0.014 0.014000
Uji kelayakan transportasi 4 kali 4.00 0.006 0.006000
TOTAL PERFORMANCE SCORE 82.862%
Sumber: Pengolahan Data Kinerja dengan Balanced Scorecard
SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79

Setelah mengetahui kinerja aktual PT Berhasil Indonesia Gemilang,

peneliti menggunakan excel scorecard board untuk mengetahui pencapaian

kinerja PT. Berhasil Indonesia Gemilang selama periode bisnis 2016. Berdasarkan

tabel 4.9, hasil pencapaian kinerja PT. Berhasil Indonesia Gemilang secara

keseluruhan mencapai 0.82862 dan dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja

PT. Berhasil Indonesia Gemilang mencapai 82,862% dari target target yang telah

ditetapkan.

4.5. Pembahasan

Berdasarkan nilai performance scorecard board PT. Berhasil Indonesia

Gemilang sebesar 82,862%, kinerja PT Berhasil Indonesia Gemilang memiliki

performa yang masih belum optimal. Masih banyak performance yang perlu

diperbaiki.

Dari segi keuangan, Peningkatan laba bersih sebesar 5.16% dengan target

10% dan peningkatan laba kotor 5.10% dari target 10% menunjukan pencapaiaan

yang cukup jauh dari target. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan target yang

signifikan antara target peningkatan penjualan dengan peningkatan laba. Target

yang diberikan untuk peningkatan laba hersih dan laba kotor sulit untuk dicapai.

Oleh karena itu sebaiknya target peningkatan laba bersih disesuaikan dengan

peningkatan target penjualan atau sebaliknya. Peningkatan penggunaan aset dan

ekuitas juga jauh dari target yang ditetapkan namun dari rata rata industri nilai

RoA mencapai 5.970% dan RoE sebesar 7.174%. Hal ini menunjukan

penggunaan asset dan ekuitas perusahaan tidak meningkat secara signifikan. Jika

ditelusuri, penyebabnya dikarenakan score KPI efisiensi biaya masih belum

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80

mencapai target dengan nilai minus dari peningkatan peningkatan gross profit

margin ratio dan net profit margin ratio. Hal ini menunjukan kinerja perusahaan

belum dapat meningkatkan efisien dalam menutupi biaya pembelian dan overhead

perusahaan. Perusahaan perlu meningkatkan tingkat penjualan yang diperoleh

untuk mencapai economic of scale dalam proses distribusi sehingga dapat

mengoptimalkan kapasitas gudang dan peningkatan turnover inventory.

Dari segi pelanggan, KPI peningkatan volume penjualan dapat mencapai

target dengan pencapaian 5.40% dan target 5%. KPI kepuasan pelanggan

memiliki pencapaian kinerja yang baik dengan score rata-rata 4,3 dengan target 4.

Hal ini dikarenakan pelanggan puas dengan respon salesman dan tim pengiriman

dalam melayani pelaggan. Salesman selalu datang mengunjungi pelanggan dan

mengecek kondisi barang dan membantu untuk retur produk. Namun, pencapaian

penjualan masih memiliki potensi yang belum dicapai. Peningkatan outlet baru

dan proyek baru dapat meningkatan penjualan perusahaan. Sayangnya, KPI

peningkatan outlet baru dan proyek baru masih belum tercapai. Selain itu,

pencapaian kinerja aktivitas selling masih belum mencapai target.

Dari segi proses bisnis internal, kinerja KPI secara keseluruhan belum

mencapai target. Pencapaian effective outlet masih belum tercapai. Kinerja ini

menunjukan keaktifan outlet melakukan pembelian dalam jangka waktu 3 bulan.

Nilai efektif outlet masih jauh dari target. Hal ini disebabkan banyak outlet yang

membeli produk dari luar wilayah PT Berhasil Indonesia Gemilang dan masih

kurangnya selling skill salesman dalam melayani pelanggan. yang dilakukan

perusahaan dikarenakan pelatihan pihak ketiga hanya dilakukan 3 kali dalam

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81

setahun dari target 4 kali. Selain itu, terdapat ketidaksuaian pesanan yang dikirim

oleh tim pengiriman dengan yang dipesan outlet. Hal ini dikarenakan salesman

yang ingin mencapai target sehingga menambah jumlah pesanan atau produk yang

tidak dipesan oleh outlet. Hal ini dapat menjadikan biaya pengiriman

membengkak dikarenakan barang yang telah dikirim harus dibawa pulang karena

tidak sesuai pesanan.

Dari segi learning and growth, KPI untuk karyawan yang bersertifikasi

melebihi dari target yang ditetapkan. Dari 53 karyawan yang wajib bersertifitkat

47 orang karyawan telah memiliki sertifikat, aplikasi baru untuk salesman juga

sudah dapat diaplikasikan. Peningkatan jumlah forklift sudah mencapai target.

Rasio kendaraan yang layak pakai juga sudah tercapai 100%. Pengujian kelayakan

transportasi juga rutin dilakukan empat kali dalam setahun. Namun, pelatihan

yang dilakukan pihak ketiga hanya dilakukan tiga kali dalam setahun dan hal ini

dapat kurang meningkatakan motivasi dan selling skill yang dimiliki salesman.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis, hasil dan pembahasan, maka

simpulan penelitian ini adalah

1. Kinerja PT Berhasil Indonesia Gemilang dengan menggunakan metode

balanced scorecard masih belum memenuhi target secara keseluruhan

dengan score 82.86%. hal ini dikarenakan belum tercapainya target

peningkatan jumlah outlet. Selain itu, ketepatan waktu pengiriman,

ketepatan kesesuaian pesanan, ketepatan jumlah pengiriman serta rasio

perputaran persediaan masih belum mencapai target juga.

2. Balanced scorecard yang dirancang dengan menggunakan analitycal

hierarchy process memiliki prioritas utama pada kinerja Customer dengan

nilai bobot sebesar 0,520 (52%) selanjutnya diikuti oleh kinerja Financial

dengan nilai 0,268 (26,8%) kemudian kinerja Internal Business Process

dengan nilai 0,127 (12,7%) dan yang menempati urutan terakhir adalah

kinerja Learning and Growth dengan nilai bobot 0,086 (8,6%).

5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi managerial

Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja PT Berhasil Indonesia

Gemilang masih belum mencapai target. Oleh karena itu manajer sebaiknya

menelusuri lebih dalam penyebab tidak tercapainya target tersebut ke divisi yang

berkaitan dengan kinerja yang belum tercapai. Adapun saran yang diberikan

82

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83

kepada manager, antara lain:

1. Membuat peningkatan kinerja perusahaan yang berfokus pada peningkatan

performance peningkatan jumlah outlet baru dan jumlah proyek baru. PT

Berhasil Indonesia Gemilang merupakan distributor yang cenderung baru

berdiri Karena masih baru mulai beroperasi pada tahun 2014 sedangkan

area coverage cukup luas mulai dari Surabaya, Mojokerto dan Madura.

Salah satu saran peningkatan jumlah outlet adalah melakukan penyisiran

dan mapping area per kecamatan dan mengerahkan strategi blitz kepada

salesman khusus untuk memperoleh jumlah outlet baru yakni strategi yang

dilakukan dengan menyisir area secara bersama dengan membagi tim pada

sub area tertentu untuk menemukan outlet baru dan mendaftarkan sebagai

outlet baru PT Berhasil indonesia gemilang .

2. Untuk meningkatakan kinerja dalam efektifitas pengiriman, sebaiknya

proses pengiriman dilakukan dengan menggunakan aplikasi playstore atau

software khusus untuk delivery. Hal ini dikarenakan system pelaporan tim

delivery masih manual sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama

untuk pelaporan hasil pengiriman.

5.2.2 Saran Bagi Akademisi

Setelah memahami kinerja PT Berhasil Indonesia Gemilang dengan

menggunakan metode balanced scorecard, peneliti dapat memberikan masukan

pada akademisi sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian kualitatif deskriptif ataupun kuantitatif yang

menelusuri permasalahan keterlambatan atau kekurangan outlet yang

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84

sering terjadi.

2. Menggunakan alternative pengukuran kinerja yang lain seperti 1) measure

and metrics (Gunasekaran, 2001). 2)Performance prism (Neely, 2001).

3)The performance pyramid (Tangen, 2004). 4)Theory of constraints

(Goldratt, 1984). 5)Supply chain operation reference (SCC, 1996). 6)Time

based performance measurement (Jayaram, 2000) untuk memperoleh hasil

yang lebih akurat dan terperinci.

5.2.3 Keterbatasan Penelitian dan Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

penelitian yang peneliti laksanakan ini masih jauh dari kesempurnaan,

masih terdapat beberapa keterbatasan yang ada. Berikut ini beberapa keterbatasan

penelitian yang ada dan saran bagi penelitian selanjutnya:

1. Pada penelitian ini, Objekpenelitian yang diukur memberikan laporan

keuangan dan informasi yang terbatas sehingga peneliti tidak dapat

menelusuri lebih mendalam dan terperinci tentang penyebab

permasalahaan tidak tercapainya kinerja.

2. Penelitian ini hanya menggunakan satu alat pengukuran kinerja yakni

metode balanced scorecard. Perlu ditambahkan alat penelitian yang lain

pada penlitian selanjutnya agar hasil lebih akurat dan terperinci.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Anthony A.dkk.1997, Management Accounting.Edisikedua. New Jersey:


Prentice Hall Inc
Barnabe, Fredico. 2010. A system dynamics - based balanced scorecardto support
strategic decision making.International journal of productivity and
performance management. Vol. 60.No5. 2011. Pp. 446 473
Barnett, S.W. 1995. Long-term effects of early childhood programs on cognitive
school outcomes.The future of children, 5: 25-50
Beard, Deborah F. 2009. Successful Applications of the Balanced Scorecard in
HigherEducation. Journal of Education for Business, 84:5, 275-282,
Bernadine. 2001. Pentingnya Peranan Balanced Scorecard dalam Proses Strategi
Bisnis. PanutanBisnis Vol. 4 No.1.
Bhagwat , Raja dan Sharma Milind. 2007. An intregrated BSC-AHP Approach for
Supply Chain Management evaluation. Measuring Business Excellence.vol.
11, no.3, page 57-68.
Chang, O. H., & Chow. C. W. 1999. The balanced scorecard: A potential tool
for supporting change and continuous improvement in accounting
education. Issues in Accounting Education, 1, 395412,
Chen, Fu-Hsiang et al. 2011. A Balanced scorecard Approach to Establish a
Performance Evaluation and Relationship Model for Hot Spring Hotels Based
on Hybrid MCDM Model Combining DEMATEL and ANP.International
Journal of Hospitality Management,30, 908-932
Cullen, J., Joycedkk. 2003. Quality in higher education:From monitoring to
management. Quality Assurance in Education, 2, 15,
Daniel. Mccarl, Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, 2001. Pemasaran. Edisi Pertama,
Salemba Empat, Jakarta.
Darmawan, Rizky. 2004. Model kuantitaif pengambilan keputusan dan perencanaan
strategis. Bandung: Alfabeta.
Darmawanto, Agus. 2010. Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja
Pada PT Sepatu Asia. Skripsi Akuntansi, Universitas Gunadarma, Jakarta.

94
SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
95

Parmenter, David.2007. Key Performance Indikators. PT Elex Media Komputindo:


Jakarta
Febriarso, Pandu. 2008. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Metode
Performance Prism. Tugas Akhir Teknik Industri Universitas Muhamadiyah
Surakarta.
Handayani, Lestari &Hudaya. 2002. Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan
(StudiKasus Pada Kantor CabangMadu Nusantara Solo). TEKNOIN, Vol.
VII, No.4 (12)
Imelda R.H.N. 2004. Implementasi balanced Scorecard Pada Organisasi Publik.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 6 no : 106-122.
Jose, Omar dan Claudio, 2016. Adaptation of the Balanced Scorecard: Case Study in
a Fuel Distribution Company. Rev. contab. finan. vol.27 no.72 So Paulo.

Kaplan, R. S. and D.P. Norton. 1992. The Balanced Scorecard: Measures that Drive
Performance.Harvard Business Review, (January-February): 71-79.
Kaplan, R. S., & Norton, D. P. 1996. Translating StrategyInto Action: The
Balanced Scorecard. Boston: Harvard Business School Press,
Kaplan, Robert S. and David P. Norton. 2004. Measuring the Strategic Readiness of
Intangible Assets. Harvard Business Review.

Kaplan, Robert S. and David P. Norton. 2005. How to Balanced Scorecard


ComplementsThe Mckinsey 7-smodel. Strategy & Leadership, vol 33 no
3,p41
Kotler, Phillip. & P. Keller. 2007. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian.Jilid 2, Edisi 12, Terjemahan. Jakarta
:Lembaga Penerbit FE-UI
Laittinen. 2003.Signing a Strategy Map in Order to Facilitate Strategy
Implemenattion. JurnalJuhaantola, anttilonnqvist and erkkiuusirauva.

Luis, Suwardi& Prima A. Bimoro. 2007. Step by Step in Cascading Balanced


Scorecard to Functional Scorecards. Jakarta :GramediaPustakaUtama.
Lupiyadi, Rambat& A. Hamdani. 2006. ManajemenPemasaran. EdisiKedua. Jakarta:
SalembaEmpat
Malcolm Baldrige National Quality.1987. Improvement Act of. Pub. L. No. 100-107,
3711a, 101 Stat. 724 (1987).

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96

Malcolm Baldrige National Quality Award Program. 2003. Education criteria


for performance excellence.Gaithersburg, MD: Author.
Minarti, Sri. 2012.ManajemenSekolah.Jogjakarta: Ar-ruz Media
Moeheriono.2012. Perencanaan, AplikasidanPengembanganIndikatorKinerjaUtama
(IKU) BisnisdanPublik. Jakarta: RajawaliPers
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard :Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan, Edisi Kedua. Jaka Salemba
Empat, Jakarta.
Mulyadi. 2009. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced
Scorecard. Yogyakarta: Unit Penerbitdan Percetakan Sekolah TinggiI lmu
Manajemen YKPN
Nasir, Moh.1988.MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nasution, Arman Hakim. 2006 Manajemen Industri.Yogyakarta: Andi Offset
Niven, Paul R. 2002. Step by Step: Maximizing Performance and Maintaining Result.
2ndedition, New Jersey: John Wiley & Sons Inc
Rangkuti.Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi
Korporat yang EfektifPlus Cara Mengelola Kinerja dan Resiko. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Saaty, Thomas L. 2008. Decision Making with Analitycal Hierarchy Process.
International Journal Service Sciences. Vol. 1,no.1, page 83-98
St. Louis Business Journal. 2016. http://www.bizjournals.com/stlouis/feature/table-
of-experts/early-childhood-education.html

Srivastava, Meenakshi, Akansha Srivastava, dan Shashi Kant Rai. 2013. Review of
Various Supply Chain Performance Measurement Frameworks: A Proposed
Framework for ITES. Industry Global Journal of Management and Business
Studies. ISSN 2248 9878 Volume 3, Number 9 , pp. 999-1006
Sugiyono.2013.MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan
R&D.Bandung: Alfabeta
Sutherland, T. 2000. Designing and Implementing An Academic Scorecard.
Accounting Education News, 1113

Suwignjo, P. danVanany, I. 2004.Handout kuliah, PengukuranKinerja.TeknikIndustri


ITS. Surabaya

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
97

Tim DosenAdministrasiUniversitasPendidikan Indonesia.ManajemenPendidikan,Hal


334
Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran. Cetakan Ketiga, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Umashankar, Dutta. 2007. Balanced Scorcard in Managing Higher Education
Instutions: an Indian Perspective.International Journal of Educational
Management. Vol.21 No.I 54-67
Vanany, Iwan. 2003. StudiAwalSistemPengukuranKinerjaBaruBagiIndustri Kecil
danMenengah (Perusahaan-
perusahaanIndustriManufakturkecildanMenengah
(IMKM)).JurnalManajemenUsahawanIndonesia,PPm UI
Wibowo.2007. ManajemenKinerja.Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada

Yuwono, Sony dkk. 2002. PetunjukPraktisPenyusunan Balanced Scorecard


menujuOrganisasi yang BerfokuspadaStrategi. Jakarta
:GramediaPustakaUtama
Yuwono, Sonydkk. 2004. PetunjukPraktisPenyusunan Balanced Scorecard
:MenujuOrganisasi Yang berfokusPadaStrategi. Jakarta:
PTGramediaPustakaUtama
Yuwono,Sony dkk. 2007. PenyusunanPraktisPengukuranKinerjaDenganBalanced
Scorecard. Jakarta :Elex Media Komputindo

Zakaria, Nidzom. 2011. PerancanganKinerjaperusahaandengan balanced scorecard


danpembobotan KPI denganmetode AHP
(StudiKasusPadaPT.MushroomFactori Indonesia).SkripsiDipublikasikan.
Surabaya: UniversitasAirlangga.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran

Transkrip Hasil Wawancara HR/GA Manager

Nama : Ny. Isfa Maysyaroh

Tanggal : 28 maret 2017

Tempat : Kantor pusat PT Berhasil Indonesia Gemilang, Surabaya

Durasi : 56 menit

Kode Informan : HR/GA Manager (IM)

Kode interviewer : Rendra Robi(RR)

1 RR Perusahaan ini bergerak dibidang apa ya pak?


2 IM Distribusi mas. Semacam perusahaan dagang dan dipercaya
mendistribusikan produk principal dari pabrik.
3 RR Apa saja Produk yang ditawarkan oleh perusahaan ini?
4 IM Semen Indonesia yang terdiri dari semen putih, semen regular dan semen
proyek. Semen putih itu biasanya untuk plester dan memperhalus
bangunan, kalau semen regular biasanya digunakan sebagi bahan ampuran
luluh sebagai perekat batubata pada dinding. Untuk semen proyek biasanya
untuk pondasi dan gedung bertingkat
5 RR Ada berapa banyak distributor produk bapak ini di jawa timur , di
Surabaya?
6 IM Ada tiga sih yang terdekat. Pertama KWSG, Varia Usaha, Watu Usaha.
Mereka semua memiliki area masing - masing di Jawa Timur.
7 RR Apa strength diferensiasi yang dimiliki perusahaan ini dibanding dengan
competitor?
8 IM Kami memiliki area yang potensial yakni di Surabaya dan Madura
9 RR Apa visi yang ingin dicapai oleh perusahaan ini?
10 IM Visi kami Menjadi distributor Semen Indonesia terbesar, terpercaya dan
handal di Indonesia
11 RR Misi apa yang harus dilakukan untuk mencapai visi CV tersebut?

12 IM 1) Memberikan pelaporan hasil operasioanal usaha yang update, terpercaya


dan transparan. 2) Menjadi market leader dalam penjualan. 3) Menciptakan
stabilitas keuangan yang sehat. 4) Menciptakan SDM yang unggul,
kompetitif dan memiliki integritas. 5) Menyajikan reporting dan data
pendukung yang valid dan dapat dihandalkan serta tepat waktu. 6)
Memberikan pelayanan yang kompetitif kepada pelanggan.
13 RR Perusahaan ini sudah berdiri sejak kapan?
14 IM November 2014 mas
15 RR Dengan melihat size perusahaan ini, Berapa jumlah pegawainya?
16 IM 169 karyawan permanen, 69 borongan atau outsourcing mas
17 RR Bagamana manajemen SDM yang anda miliki apakah menggunakan

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

outsourcing atau permanen?


18 IM Ada yang outsource ada yang permanen. Tergantung posisi jabatan.
19 RR Bagaimana struktur organisasi perusahaan ini?
20 IM Terdapat satu direktur utama, 2 direktur pembantu, membawahi GM, GM
membawahi lima manager yakni : Manajer Finansial, Regional Manajer
Area 1, Regional Manajer Area 8, Manager HR/GA, Manajer Accounting
dan pajak.
21 RR Bagaimana alur proses bisnis perusahaan mulai dari customer order
hingga pesan bahan baku material?.
22 IM Dimulai dari sales membuat sales order, kemudian sales order diinput
oleh admin gudang untuk dibuatkan picking list, setelah itu dicheck
kesesuaian barang dengan list. Kemudian dimuat dalam kendaraan, lalu
dikirim ke pelanggan. Setelah itu PPIC memastikan stock persediaan
sesuai SOP melalui system warehousing kami. jika terdapat kebutuhan
tambahan persediaan purchasing staff akan membuat purchase order ke
Semen Indonesia untuk mengirim Semen Indonesia sesuai pesanan.
Proses pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu.
23 RR Berapa jumlah customer yang telah dilayani oleh perusahaan ini ?
24 IM Mohon maaf Jumlah outlet kami merupakan data confidential kami.
25 RR Berapa jumlah principle perusahaan ini, siapa saja?
26 IM Hanya ada satu saja sih semen Indonesia
27 RR Apakah PT BIG memiliki system pengukuran kinerja yang terstruktur dari
aspek financial dan non financial untuk mencapai visi dan misi? Apakah
terhubung antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain?
28 IM Kami memiliki beberapa indicator kinerja pada beberapa divisi.
29 RR Apakah indicator tersebut saling terkait antar divisi?
30 IM Seya rasa tidak mas, semua sesuai dengan tanggung jawanya sendiri dan
pekerjaan masing masing.
31 RR Kemudian diantara KPI tersebut mana yang paling penting dan
diprioritaskan perusahaan?
32 IM Saya rasa semua KPI penting, dan tidak ada perbedaan diantaranya.
Sama - sama penting.
33 RR Bergini Bu, saya kan ingin melakukan penelitian di perusahaan ini.
Terdapat salah satu alat untuk mengukur kinerja menggunakan metode
balanced scorecard. Dengan perspektif yang diukur financial dan non
financial. Kesemua KPI nantinya akan terintegrasi dari semua divisi dan
memiliki bobot prioritas yang valid. Apakah ibu bersedia membantu saya
menerapkan alat pengukuran kinerja ini agar dapat menyelesaikan tugas
akhir saya di lapangan?
34 IM Iya mas. Bagus sekali.. saya akan membantu.namun ada beberapa data
yang bersifat confidential ya.
35 RR Oke begini bu. Bolehkah saya melakukan interview kepada general
manager atau Regional manager area 1 atau 8 untuk mendapat informasi
strategi yang ingin dicapai dan KPInya. Nanti dapat saya hubungkan antar
divisi dan membuat skala prioritas berdasarkan hasil wawancara kepada
management.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran

Transkrip Hasil Wawancara Regional Manager Area 1 dan 8

Nama : Tn Budi S. dan Tn Anggara Mio Famara

Tanggal : 5 April 2017, 12 April 2017, 19 April 2017

Tempat : Kantor pusat PT Berhasil Indonesia Gemilang, Surabaya

Durasi : 128 menit

Kode Informan : Regional Manager (RGM)

Kode interviewer : Rendra Robi (RR)

1 RR Begini pak, saya kan ingin menerapkan pengukuran metode balanced


scorecard. Metode pengukuran kinerja yang terintegrasi dengan level
prioritas yang terukur dengan metode AHP. Boleh kah saya melanjutkan
penelitian ini dan memperoleh informasi pendukung untuk penyusunan alat
pengukuran kinerja ini?
2 RGM Boleh mas. Silahkan.
3 RR Dalam mencapai visi misi perusahaan. Strategy apa yang digunakan
perusahaan pada perspektif financial? Saya membutuhkan ini untuk
membuat strategy map guna membuat indicator kinerja yang dapat saling
berhubungan satu dengan yang lain.
4 RGM Oke dari persepktif financial. Kami berusaha menerapkan strategi untuk
meningkatkan efisiensi biaya, yang nantinya diharapkan dapat
meningkatkan profit perusahaan. Nantinya profit yang bagus ini akan
menunjukan kemampuan perushaan dalam menggunakan asset dan
ekuitasnya sebagai laporan kepada principal dan pemilik modal.
5 RR Kalau strategi pada perspektif pelanggan, apa yang dilakukan oleh PT
Berhasil Indonesia Gemilang?
6 RGM Kami berusahaa meningkatkan penjualan perusahaan, kemudian
peningkatan kepuasan pelanggan dan peningkatan jumlah pelanggan baru.
7 RR Hmmm.. kalau untuk proses bisnis internal, strategi yang diterapkan
bagaimana pak?
8 RGM Untuk mencapai pencapaian yang bagus pada perspektif pelanggan dan
financial. Kami berfokus pada peningkatan efektifitas kunjungan
penjualan, peningkatan distribusi produk di outlet kami, peningkatan
efektifitas pengiriman , kemudian peningkatan inventory turnover dan
penurunan produk cacat. Itu semua penting bagi peningkatan penjualan dan
keuangan. Untuk meningkatakan penjualan setiap kunjungan salesman
harus efektif dan menghasilkan penjualan minimal 3 bulan sekali dari
setiap kunjungan tiap 2 minggu. Distribusi produk juga dapat membantu
perusahaan meningkatkan penjualan dan bonus dari principal. Kemudian,
untuk meningkatkan efisiensi biaya, perusahaan berfokus pada efektifitas
pengirman, peningkatan inventory turnover dan penurunan produk cacat.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

9 RR Oh iya pak untuk meningkatkan kinerja tersebut, bagaimana strategi


investasi dan pembelajaran bagi PT Berhasil Indonesia Gemilang.
10 RGM Pertama kami ingin berfokus pada kualitas karyawan. Karyawan adalah
asset terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu kami akan terus melatih
dan mengajar karyawan dengan baik. Untuk mendukung kinerja karyawan
perusahaan akan berinvestasi mengembangkan system informasi yang lebih
mudah dan cepat. Selain itu. Investasi kami juga kami fokuskan pada
peningkatan kualitas warehousing dan transportasi kami. karena mesi
penghasil kami adalah alat transportasi kami mas.
11 RR Terima kasih banyak atas waktunya pak. Setelah ini saya akan membuat
strategy map untuk menghubungkan tiap strategi dan lead indicator dari
masing masing strategi. Kira kira minggu depan akan saya sajikan hasil
penyusunan Strategy map dan lead indikatornya. Apakah bapak dapat
meluangkan waktu lagi munggi depan?
12 RGM Iya boleh mas. Kami tunggu ya minggu depan. Hari rabu tanggal 12 April
2017 jam 3 sore.
13 RR Selamat sore pak. Berikut hasil strategy map dan lead indicator yang telah
saya susun. Bagaimana menurut pendapat bapak?
14 RGM Untuk strategi map saya sangat setuju dan sudah baik. Untuk lead indicator
juga sudah oke tapi ada beberapa KPI yang belum saya pahami seperti
inventory turnover et cost dan et market.
15 RR Ohh itu tentang pembandingnya saja pak. Kalau et cost nilai rata rata
persediaan dengan HPP. Kalau et market dengan penjualan.
16 RGM Ohh ok sudah bagus.. kemduian apa lagi tahap selanjutnya mas?
17 RR Setelah ini saya ingin mengetahui nerapa target yang ingin anda capai dari
KPI ini pak?
18 RGM Hmmm.. targetnya ya.. oke saya isikan dulu ya beberapa Target KPI ini.
Kami perlu diskusi dengan general manager kami. mas rendra bisa ambil
hasilnya minggu depan ya. Hari ini kami ada rapat mendadak. Sampia
jumpa minggu depan ya
19 RR Ok siap pak. Tanggal 19 april ya pak jam 3 sore lagi?
20 RGM Yes.
21 RR Selamat sore pak, bagaimana pak target KPI kemarin?
22 RGM Ini sudah jadi mas rendra. Tahap selanjutnya apa mas?
23 RR Terima kasih pak. Tahap selanjutnya adalah membandingkan prioritas
setiap KPI dengan KPI yang lain. Berikut ada kuesioner comparison untuk
tahap analytical hierarcy process, mohon bantuannya
24 RGM Ok. Wah ini detail sekali. Saya butuh diskusi lagi dengan tim
management. Minggu depan bertemu lagi ya mas rendra. Hari dan jam
yang sama ya?
25 RR Oke siap pak.
26 RGM Ini hasil diskusi kami tentang perbandingan KPI. Tahap selanjutnya apa ya
mas?
27 RR Tahap selanjutnya adalah Analytical hierarchy process dengan expert
choice untuk mengetahui pembobotan prioritas KPI. selanjutnya apakah
saya boleh memperoleh pencapaian kinerja tahun 2016 untuk pengukuran
kinerja periode seblumnya menggunakana metode BSC ini?

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

28 RGM Iya boleh. Minggu depan yam as. Saya siapkan dulu datanya. Tapi ada
beberapa data yang confidential ya mas.
29 RR Oke siap pak.
30 RGM Mas rendra berikut data kinerja perusahaan kami. tapi ini bersifat
confidential ya mas.
31 RR Iya pak saya catat saja. Berikut ini hasil running AHP dari saya pak. Dan
berikut hasil balanced scorecard dengan bobot prioritas masing masing
KPI.
32 RGM Wah sangat detail ya hasilnya hingga bobot paling kecil terlihat. Cara
menghitungnya bagaimana ya mas?
33 RR Kinerja actual dibandingkan dengan target di kalikan dengan bobot
prioritas nantinya akan menghasilkan total score performance. Jika nilai
mencapai 100% maka kinerja perusahaan secara keseluruhan dapat
tercapai dengan baik. Jika belum maka management dapat menelusuri
penyebab ketidak tercapaian dari kinerja di masing masing divisi.
34 RGM Bagus mas. Berikut ada laporan keuangan tahun 2015 dan 2016.Tolong
segera di input datanya untuk dianalisis pencapaian kinerja kami periode
kemarin.
35 RR Siap pak. Ada beberapa pertanyaan terkait pencapaian kinerja
perusahaan. Seperti bagaimana.kinerja salesman dalam mencari outlet
baru dan proyek baru pak?
36 RGM Pencapaian kinerja salesman PT BIG untuk mencari outlet baru
menumbuhkan 8.5% dari outlet yang dimiliki. Jumlah outlet yang lama
sebanyak 6849 pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 mencapai 7431.
Sedangkan peningkatan jumlah proyek baru sebesar 3.92. dimana pada
tahun 2015 memiliki 27 proyek ditambahn satu proyek baru menjadi 28
proyek.
37 RR Kemudian bagaimana dengan tingkat kepuasan pelanggan?. Apakah
sudah dilakukan survey kepuasan pelanggan?
38 RGM Sudah mas. Tahun 2016 ini tingkat kepuasan rata rata mencapai 4.3
dengan total score 5. Cukup bagus. Saran dari pelanggan kebanyakan
tentang kunjungan sales dan pengiriman yang harus dating lebih awal
Karena jam operasional outlet untuk menerima salesman dan barang
biasanya sampai jam 12.
39 RR Kemudian bagaimana pencapaian aktifitas kunjungan salesman pak?
Mulai dari sales call hingga effective outlet.
40 RGM Sales call yang dilakukan salesman tercapai 98.4% dari 178.348
kunjungan di tahun 2016. Beberapa outlet tidak dapat dikunjungi karena
outlet tutup. Sedangkan pencapaian efektif outlet mencapai 88.67%
dimana outlet yang aktif sebanyak 6589 dari 7431 outlet.
41 RR Oke pak. Cukup berat ya mencapai angka 100%. Kenapa yah hal ini
dapat terjadi?
42 RGM Biasanya karena overstocking sehingga dalam jangka waktu 9 bulan atau
lebih ada yang tidak order lagi. Dan sebagian besar dikarenakan adanya
trader semen yang menawarkan harga lebih murah kepada outlet. Hal ini
menyebabkan outlet tidak aktif membeli ke distributor.
43 RR Oke pak. Kemudian untuk pencapaian kinerja pengiriman bagaimana
pak? Terkait dengan rasio ontime delivery, rasio ketepatan jumlah
pengiriman dan rasio ketepatan pesanan.
44 RGM Sebentar ya mas.. Dari total pengiriman sebanyak 158.141. Pencapaian

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

rasio ontime delivery mencapai 93.5% hanya 147.893 yang ontime dalam
spare waktu H+2 dari order. Kemudian untuk rasio ketepatan jumlah
pengiriman mencapai 98.31 dan rasio kesesuaian pesanan mencapai
87.85%
45 RR Kemudian untuk ketersediaan produk di outlet apakah sudah tersedia
kedua semen wajib semen Indonesia yakni semen regular dan semen
putih?
46 RGM Ketersediaan produk wajib mencapai 89.21% dari total outlet 7431 di
tahun 2016 kemarin mas.
47 RR Okay pak kemudian untuk pengambangan kualitas karyawan. Bagaimana
aktivitas yang dilakukan perusahaan?. Apakah sudah mencapai planning
strategi?
48 RGM Wah ini bias dijawab oleh bu Isfa. Tapi saya masih ingat di tahun kemarin
dilakukan tiga kali pelatihan oleh pihak Ketiga.
49 RR Kemudian untuk karyawan yang wajib bersertifikat. Apakah sudah
mencapai 100%?
50 RGM Dari divisi operasional. Karyawan yang wajib bersertifikat adalah forklift
driver. Jumlahnya tahun 2016 sebanyak 53 driver. Dan yang memiliki
sertifikat masih 47 orang.
51 RR Oh iya, jumlah forklift apakah ada peningkatan di tahun 2016?
52 RGM Iya, kami menambah 4 fork lift baru. Sehingga totalnya sekarang ada 53
unit forklift.
53 RR Kemudian untuk penambahan armada pengiriman bagaimana pak?
54 RGM Kami menambah 5 truk tronton di tahun 2016.sehingga total armada
pengiriman sekarang menjadi 120 unit.
55 RR Kemudian bagaiaman dengan aplikasi baru. Aoakah ada pengembangan
aplikasi baru di tahun 2016?
56 RGM Iya mas. Kami mengembangkan aplikasi untuk salesman memasukan
order outlet yang telah dikunjungi. Disana salesman juga bisa memonitor
stok gudang. Kami pun dapat memonitor kinerja salesman secara harian.
57 RR Kemudian untuk pengujian kelayakan transportasi dilakukanberapa kali
pak? Dan bagaimana hasil pengujiannya pak?
58 RGM Dala satu tahun kami biasanya melakukan pengujian alat transportasi
sebanyak 4 kali. Dan hasilnya 100% layak pakai.
59 RR Oke pak. Sekian interview yang dapat saya lakukan hari ini. Terima kasih
atas informasinya pak. Minggu depan akan saya sajikan hasil analisis
kinerja PT Berhasil Indonesia Gemilang dengan menggunakan balanced
scorecard.
60 RGM Bagaimana mas hasil analisanya.
61 RR Begini pak pencapaian kinerja PT Berhasin Indonesia Gemilang masih
belum 100 persen. Total score masih mencapai 82.862% dan
penyebabnya target peningkatan laba bersih masih jauh dari target 10%.
Dan peningkatan penjualan masih dikisaran 5% sehingga peningkatan
margin profit tidak meningkat seara signifikan.
62 RGM Iya bisa jadi mas. Kemudian gimana KPI lain yang dapat menyebabkan
penjualan saya kecil ya mas?
63 RR Peningkatan jumalh pelanggan baru masih belum tercapai pak. Kemudian
peningkatan efektifitas kunjungan penjualan dan peningkatan efektifitas
pengiriman yang juga masih belum tercapai. Bagaimana ini ya pak?
64 RGM Iya analisis yang bagus mas rendra. Hasil penelitian ini akan

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

kamidiskusikan dengan management. Kita bertemu minggu depan lagi ya


mas.
65 RR Siap pak terima kasih.

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Bobot Global
Uji kelayakan transportasi 0.006
Rasio kendaraan yang layak digunakan 0.014
Peningkatan jumlah armada pengiriman 0.001 Bobot Global
Peningkatan jumlah forklift 0.003
Jumlah aplikasi yang terupdate 0.013
Jumlah pelatihan dilakukan pihak ke-3 0.042
% karyawan yang wajib bersertifikasi 0.006
Penurunan rasio produk cacat 0.004
Rasio produk cacat 0.004
Rasio perputaran persediaan et market 0.009
Rasio perputaran persediaan at cost 0.009
Rasio kesesuaian pesanan 0.006
Rasio ketepatan jumlah pengiriman 0.003
Rasio ontime delivery 0.01
Ketersediaan produk wajib di outlet (semen putih dan semen regular) 0.035
Pencapaian effective call (kunjungan yang menghasilkan penjualan) 0.042
Pencapaian sales call (kunjungan penjualan) 0.005
Peningkatan jumlah proyek konstruksi baru 0.008
Peningkatan jumlah outlet baru 0.023
Penurunan Jumlah Return Produk 0.061
Rata-rata score tingkat kepuasan pelanggan 0.304
Peningkatan penjualan ( in Tonase) 0.062
Peningkatan Volume penjualan (Rp) 0.062
Peningkatan net profit margin ratio 0.019
Peningkatan gross profit margin ratio 0.019
Peningkatan laba bersih 0.167
Peningkatan laba kotor 0.024
Peningkatan return on equity 0.019
Peningkatan return on asset 0.019

Hasil Pembobotan Global Lead Indicator

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran : Hasil Spesifikasi Ukuran Kinerja

I. Perspektif Finansial

a. Peningkatan RoA

Perspektif Financial
KPI 1 Peningkatan penggunaan asset
Ukuran Hasil RoA meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Staff Keuangan
Sumber : Pengolahan Data Internal

b. Peningkatan RoE

Perspektif Financial
KPI 2 Peningkatan penggunaan ekuitas
Ukuran Hasil RoE meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Staff Keuangan
Sumber : Pengolahan Data Internal

c. Peningkatan Laba kotor

Perspektif Financial
KPI 1 Peningkatan Laba kotor
Ukuran Hasil Laba kotor meningkat
Target 10% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Frekuensi Pengukuran Per periode operasional


Pihak Pengukur Staff Keuangan
Sumber : Pengolahan Data Internal

d. Peningkatan Laba bersih

Perspektif Financial
KPI 1 Peningkatan laba bersih
Ukuran Hasil laba bersih meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Staff Keuangan
Sumber : Pengolahan Data Internal

e. Peningkatan Gross Profit Margin Ratio

Perspektif Financial
KPI 1 Peningkatan gross profit margin ratio
Ukuran Hasil gross profit margin ratio meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Staff Keuangan
Sumber : Pengolahan Data Internal

f. Peningkatan Net Profit Margin Ratio

Perspektif Financial
KPI 1 Peningkatan net profit margin ratio
Ukuran Hasil net profit margin ratio meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Staff Keuangan
Sumber : Pengolahan Data Internal

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

II. Perspektif Customer

a. Tingkat Kepuasan pelanggan

Perspektif Customer
KPI 3 Rata-rata indeks kepuasan pelanggan
Ukuran Hasil pelanggan yang puas
Target 4 (skala linkerd 1-5)
Cara Pengukuran Olah data kuesioner kepuasan pelanggan
Satuan Skala
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

b. Peningkatan penjualan in volume

Perspektif customer
KPI 1 Peningkatan volume penjualan
Ukuran Hasil Valume penjualan meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

c. Peningkatan penjualan in tonnage

Perspektif customer
KPI 1 Peningkatan penjualan in tonnage
Ukuran Hasil penjualan in tonnage meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sumber : Pengolahan Data Internal

d. Peningkatan penjualan in tonnage

Perspektif customer
KPI 1 Peningkatan penjualan in tonnage
Ukuran Hasil penjualan in tonnage meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

e. Penurunan jumlah retur produk

Perspektif customer
KPI 1 Penurunan humlah retur produk
Ukuran Hasil Jumlah retur produk menurun
Target -5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

f. Peningkatan jumlah outlet baru

Perspektif customer
KPI 1 Peningkatan jumlah outlet baru
Ukuran Hasil Jumlah outlet baru meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

g. Peningkatan jumlah proyek baru

Perspektif customer
KPI 1 Peningkatan jumlah proyek baru
Ukuran Hasil Jumlah proyek baru meningkat
Target 10% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

Satuan Persen (%)


Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

III. Perspektif Internal Business Process

a. Peningkatan efektifitas kunjungan penjualan

Perspektif Internal Business Process


KPI 6 pencapaian kunjungan penjualan
Ukuran Hasil Kunjungan penjualan tercapai
Target 100% dari total kunjungan penjualan
Cara Pengukuran

Satuan % persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Perspektif Internal Business Process
KPI 7 Pencapaian efektif outlet
Ukuran Hasil Target efektif outlet tercapai
Target 100% dari target efektif outlet
Cara Pengukuran

Satuan % persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

b. Ketersediaan produk wajib

Perspektif Internal Business Process


KPI 6 pencapaian ketersediaan produk wajib

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ukuran Hasil Ketersediaan produk wajib tercapai


Target 100% dari outlet menyediakan produk wajib
Cara Pengukuran

Satuan % persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

c. Peningkatan efektifitas pengiriman

Perspektif Internal Business Process


KPI 8 Rasio ontime delivery
Ukuran Hasil Rasio pengiriman ontime disbanding total pengiriman
Target 90%
Cara Pengukuran

Satuan persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Perspektif Internal Business Process
KPI 9 Rasio ketepatan jumlah pengiriman
Ketepatan Jumlah pengiriman disbanding total
Ukuran Hasil pengiriman
Target 100%
Cara Pengukuran

Satuan persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Perspektif Internal Business Process
KPI 10 Rasio kesesuaian order
Jumlah oreder yang sesuai pesanan disbanding total
Ukuran Hasil pengiriman
Target 100% sesuai
Cara Pengukuran
X100%
Satuan persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pihak Pengukur Asisten RGM


Sumber : Pengolahan Data Internal

d. Rasio perputaran persediaan

Perspektif Internal Business Process


KPI 12 Rasio perputaran persediaan et cost
Ukuran Hasil harga pokok penjualan dibandingkan dengan Persediaan
Target 10 kali
Cara Pengukuran

Satuan Kali
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Perspektif Internal Business Process
KPI 13 Rasio perputaran persediaan et market
Ukuran Hasil penjualan dibandingkan dengan Persediaan
Target 10 kali
Cara Pengukuran

Satuan Kali
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

e. Mengurangi produk cacat

Perspektif Internal Business Process


KPI 12 Rasio produk cacat
Ukuran Hasil Produk cacat disbanding total penjualan
Target 0.25% Dari total penjualan
Cara Pengukuran

Satuan Persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Perspektif Internal Business Process
KPI 13 Penurunan Rasio produk cacat
Ukuran Hasil Rasio produk cacat menurun
Target 5% dari periode sebelumnya
Cara Pengukuran

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Satuan Persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

IV. Perspektif Learning and Growth

a. Meningkatkan Kualitas karyawan

Perspektif Learning and Growth


Jumlah pelatihan yang dilakukan pihak
KPI 15 ketiga
Ukuran Hasil Pelatihan karyawan
Target 4 kali setahun
Cara Pengukuran Jumlah pelatihan karyawan
Satuan Numerik (pertemuan)
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Manager HR/GA
Perspektif Learning and Growth
KPI 16 Jumlah karyawan yang bersertifikat
Ukuran Hasil karyawan bersertifikat
Target 80%dari total guru

Cara Pengukuran
Satuan % persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional perusahaan
Pihak Pengukur Kepala sekolah
Sumber : Pengolahan Data Internal

b. Mengembangkan Sistem Informasi

Perspektif Learning and Growth


KPI 17 Jumlah sistem informasi yang terupdate
Ukuran Hasil Sistem informasi yang berkembang
Target 1 software
Cara Pengukuran Total sistem informasi baru
Satuan Numerik (unit)
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Administrasi IT
Sumber : Pengolahan Data Internal

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

c. Meningkatkan Kualitas warehousing dan trasnportasi

Perspektif Learning and Growth


KPI 15 Pengujian kelayakan transportasi
Ukuran Hasil Uji trasnportasi layak pakai
Target 4 kali setahun
Cara Pengukuran Jumlah pengujian transportasi
Satuan Numerik (pertemuan)
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Perspektif Learning and Growth
KPI 16 Transportasi yang layak pakai
Ukuran Hasil Transportasi layak pakai
Target 100 % dari total armada

Cara Pengukuran
Satuan % persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional perusahaan
Pihak Pengukur Kepala sekolah
Perspektif Learning and Growth
KPI 15 Peningkatan forklift
Ukuran Hasil Fork lift meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya

Cara Pengukuran
Satuan persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Perspektif Learning and Growth
KPI 16 Peningkatan armada
Ukuran Hasil armada meningkat
Target 5% dari periode sebelumnya

Cara Pengukuran
Satuan persen
Frekuensi Pengukuran Per periode operasional
Pihak Pengukur Asisten RGM
Sumber : Pengolahan Data Internal

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Scorecard Kinerja PT berhasil Indonesia Gemilang
FINANCIAL PERSPECTIVE
Goal Key Performance Indicator Target Actual Bobot Score
Meningkatkan Peningkatan return on asset 5% 0.019
Penggunaan Asset dan Peningkatan return on equity
Ekuitas 5% 0.019
Meningkatkan Profit Peningkatan laba kotor 10% 0.024
Peningkatan laba bersih 10% 0.167
Meningkatkan efisiensi Peningkatan gross profit margin
biaya ratio
5% 0.019
Peningkatan net profit margin
ratio
5% 0.019
Total

How do we look to shareholder?

Are we satisfying Customer needs? Are we PROCESS


INTERNAL BUSINESS working effectively and efficiently?
PERSPECTIVE
Goal Key Performance Indicator Target Actual Bobot Score
CUSTOMER PERSPECTIVE
Meningkatkan efektifitas Pencapaian sales call (kunjungan
Goal Key Performance Indicator Target Actual Bobot Score kunjungan penjualan penjualan)
100% 0.005
Meningkatkan penjualan Peningkatan Volume penjualan
5% 0.062 PT Berhasil Indonesia Gemilang Pencapaian effective outlet outlet
90% 0.042
(Rp) yang menghasilkan penjualan)
Peningkatan penjualan ( in Ton)
Vission Ketersediaan produk Ketersediaan produk wajib di
5% 0.062 wajib di outlet (putih dan outlet (semen putih dan semen 100% 0.035
Mmeningkatkan Rata-rata score tingkat kepuasan Menjadi distributor regular) regular)
4 point 0.304
kepuasan pelanggan pelanggan Semen Indonesia Meningkatkan efektifitas Rasio ontime delivery 90% 0.01
Penurunan Jumlah Return Produk -5% 0.061 pengiriman Rasio ketepatan jumlah
terbesar, terpercaya 100% 0.003
Meningkatkan pelanggan Peningkatan jumlah outlet baru 5% 0.023 pengiriman
baru Peningkatan jumlah proyek dan handal di Rasio kesesuaian pesanan 100% 0.006
10% 0.008
konstruksi baru Indonesia. Meningkatkan inventory Rasio perputaran persediaan at
10kali 0.009
Total turnover cost
Rasio perputaran persediaan et
10kali 0.009
market
Mengurangi produk Rasio produk cacat 0.25% 0.004
cacat Penurunan rasio produk cacat -5% 0.004
Total

What are the emerging opportunities and hallenges?


LEARNING
What are theAND GROWTH
emerging PERSPECTIVE
opportunities and challenges?
Goal Key Performance Indicator Target Actual Bobot Score
Meningkatkan kualitas % karyawan yang wajib
bersertifikasi
80% 0.006
karyawan
Jumlah pelatihan dilakukan pihak
ke-3 4 kali 0.042

Mengembangkan sistem Jumlah aplikasi yang terupdate 1


informasi aplikasi
0.13
Meningkatkan Kualitas Peningkatan jumlah forklift 5% 0.003
Warehousing dan Peningkatan jumlah armada
Transportasi 5% 0.001
pengiriman
Rasio kendaraan yang layak
digunakan
100% 0.014
Uji kelayakan transportasi 4 kali 0.006
Total

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PT. BERHASIL ... RENDRA ROBI E

Anda mungkin juga menyukai