Anda di halaman 1dari 20

* Kelompok 12 *

Siti Safira
(2019-064)

Ahmad Yuzril (2019- Salma Aisha Asyam Bahy M Baroq Gilang


052) (2019-069) (2019-057) (2019-081)
HUBUNGAN
KEKARYAWANAN
INTERNAL
Pengertian Karyawan
Internal
Hubungan Karyawan Internal adalah
aktivitas-aktivitas manajemen sumber
daya manusia berhubungan dengan
perpindahan para karyawan di dalam
organisasi.

Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi


aktivitas :
1. Promosi
Promosi merupakan kesempatan untuk berkembang
dan maju yang dapat mendorong karyawan untuk
lebih baik atau lebih bersemangat dalam melakukan
suatu pekerjaan dalam lingkungan organisasi atau
perusahaan.
1. Dasar-dasar Promosi
Dengan adanya target promosi, pasti karyawan akan merasa dihargai, diperhatikan, dibutuhkan
dan diakui kemampuan kerjanya oleh manajemen perusahaan sehingga merekan akan
menghasilkan keluaran yang tinggi serta akan mempertinggi loyalitas pada perusahaan oleh
karena itu, pimpinan harus menyadari pentingnya promosi dalam peningkatan produktivitas yang
harus dipertimbangkan sevara objektif.

2. Syarat-syarat Promosi
 Kejujuran  Loyalitas
 Disiplin  Kepemimpinan
 Prestasi kerja  Komunikatif
 Kerjasama  Pendidikan
 Kecakapan

3. Kecakapan dan Senioritas


Masalah kecakapan kerja dan senioritas didalam perusahaan sulit untuk diputuskan mengingat
baik kecakapan maupun senioritas masing-masing mempunyai kelebihan dan untuk memilih
mana yang lebih baik. apabila kita kelompokkan kecakapan kerja dan senioritas adalah sebagai
berikut :
a. Kecakapan kerja
b. Senioritas
2. Pemecatan
Pemecatan merupakan hukuman
terakhir dalam tindakan disipliner,
dalam arti karyawan yg bersangkutan
telah mendapat peringatan terlebih
dahulu.
1. Yang Perlu diperhatikan manajer dalam melakukan pemecatan :
a. Mendaftar kekurangan kinerja yang ada secara jelas
b. Menentukan kondisi pemecatan secara jelas
c. Bersikap sensitif terhadap situasi pribadi karyawan
d. Sekiranya dimungkinkan, menawarkan pensiun muda

2. Yang menyebabkan hubungan kerja dapat berakhri :


Menurut pasal 61 undang – undang no. 13 tahun 2003 mengenai
tenaga kerja, perjanjian kerja dapat berakhir apabila :
a. Pekerja meninggal dunia
b. Jangka waktu kontak kerja telah berakhir
c. Adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap
d. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.
3. Transfer (Mutasi)
Transfer adalah perpindahan karyawan dari satu
pekerjaan ke posisi lain yang gaji, tanggung jawab, dan
jenjang organisasionalnya relatif sama. Apabila promosi
menyangkut perpindahan ke atas maka transfer
merupakan perpindahan horizontal dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lainnya. Transfer merupakan kesempatan
untuk berkembang dalam rangka aktualisasi diri.
1. Sebab-sebab dan Alasan Transfer (Mutasi)
a. Permintaan sendiri
Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang
dilakukan atasa keinginan sendiri dari karywan yang
bersangkutan dan dengan mendapat persetujuan pimpinan
organisasi. Mutasi pemintaan sendiri pada umumnya hanya
pemindahan jabatan yang peringkatnya sama baik, anatar
bagian maupun pindah ke tempat lain.

b. Alih tugas produktif (ATP)


Alih tugas produktif adalah mutasi karena kehendak
pimpinanan perusahaan untuk meningkatkan produksi
dengan menempatkan karywan yang bersangkutan ke
jabatan atau pekerjannya yang sesuai dengan kecakapannya
2. Manfaat Transfer Bagi Karyawan
a. Pengalaman dan wawasan baru
b. Menghindari kebosanan/kejenuhan
c. Pengetahuan dan ketrampilan baru
d. Perspektif baru tentang kehidupan
organisasional
e. Persiapan menghadapi tugas baru, misal
promosi
f. Motivasi dan kepuasan kerja yang lebih
tinggi
4. Demosi
Demosi adalah perpindahan karyawan dari satu
pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih rendah gaji,
tanggung jawab, dan/ atau jenjang organisasional.

Biasanya demosi dikaitkan dengan pengenaan suatu


sanksi disiplin karena alasan:
1. Penilaian negatif atasan karena prestasi kerja yang
kurang/tidak memuaskan
2. Perilaku pegawai yang disfungsional seperti
tingkat kemangkiran yang tinggi
5. Pensiun
Pensiun adalah pemisahan diri oleh karyawan tua dari
organisasi. Pensiun memungkinkan mereka untuk
mencari minat / kepentingan di luar pekerjaan
seraya membuka peluang posisi dan karir bagi
karyawan lainnya.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk pensiun adalah :
a. Perbedaan individu
b. Struktur peluang dalam jalur karir
c. Faktor-faktor organisasional
d. Lingkungan eksternal

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk pensiun adalah :


a. Jenis pekerjaan
b. Kondisi kesehatan masyarakat pada umumnya
c. Situasi perekonomian, baik secara makro maupun mikro
d. Harapan hidup
e. Situasi ketenagakerjaan

3. Pensiun Dini
Pensiun dini merupakan pemensiunan yang lebih awal dari
keharusan pensiun yang ditetapkan dalam peraturan yang bersifat
normatif.
6. Pemberentihan Pegawai Negeri

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah


pemberhentian yang mengakibatkan yang
bersangkutan kehilangan statusnya sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
Jenis-jenis Pemberentihan :
a. Pemberhentian atas permintaan sendiri (pasal 2 ayat
1 PP. 32 tahun 1979)
b. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun
c. Pembehentian karena adanya penyederhanaan
organisasi
d. Pemberhentian karena melakukan Pelanggaran/Tidak
pidana /Penyelewengan
e. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani atau
rohani
f. Pemberhentian karena meninggalkan tugas
g. Pemberhentian karena meninggal Dunia
h. Pemberhentian karena hal-hal lain
7. Pemutusan hubungan kerja di
perusahaan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah
berakhirnya hubungan kerja sama antara karyawan
dengan perusahaan, baik karena ketentuan yang
telah disepakati, atau mungkin berakhir di tengah
karir.
1. PHK dalam suatu perusahaan
a. Selesainya PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
b. Pekerja melakukan kesalahan berat
c. Pekerja melanggar perjanjian kerja, perjanjian kerja
bersama, atau peraturanperusahaan
d. Pekerja mengajukan PHK karena pelanggaran
pengusahan (keinginan Karyawan)
e. Pekerja menerima PHK meski bukan karena
kesalahannya
f. PHK Massal – karena perusahaan rugi, force majeure,
atau melakukan efisiensi.
2. Larangan Terhadap Pemutusan Hubungan
Kerja
Pemerintah tidak mengharapkan perusahaan melakukan PHK tercantun dalam
Pasal 153 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Thaun 2003 tentang ketenagakerjaan,
yang menyatakan pengusaha dilarang melakukan PHK dengan alasan:
a. Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter
selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus
b. Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya Karena memenuhi
kewajiban terhadap Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.
d. Pekerja/buruh menikah.
e. Pekerja/burh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui
bayinya.
Proses PHK dalam suatu perusahaan

1 3
Musyawah
Musyawarah
pimpinan serikat
karyawan dengan
buruh, pimpinan
perusahaan
perusahaan dan
pimpinan
wakil dari P4D

2 4
Pemutusan
Musyawarah hubungan
pimpinan serikat Day 4
berdasarkan
buruh dengan keputusan
pimpinan Pengadilan
perusahaan Negeri
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai