Perencanaan Agregat (Aggregate Planning) adalah suatu proses
perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu Output (keluaran) untuk jangka waktu menengah sekitar 3 bulan hingga 1 tahun.
Perencanaan Agregat ini memberikan gambaran kepada manajemen
mengenai kebutuhan terhadap variabel produksi seperti persediaan material, tenaga kerja dan sumber daya lainnya sehingga biaya operasional bisa dikendalikan seminimal mungkin.
Pengertian perencanaan agregat yang lain yaitu, perencanaan agregat
adalah penghubung antara perencanaan harian atau penjadwalan dengan perencanaan jangka panjang.
Adapula pengertian perencanaan agregat menurut :
Perencanaan Agregat adalah suatu perencanaan produksi untuk menentukan
berapa unit volume produk yang harus diproduksi setiap periode bulannya dengan menggunakan kapasitas maksimum yang tersedia. Nasution (2006:66) Perencanaan Agregat berkenaan dengan penyesuaian tingkat penawaran dan tingkatr permintaan atas output selama jangka waktu menengan yaitu sampai 12 bulan ke depan. Schreder (2003:243) Perencanaan agregat atau penjadwalan agregat adalah suatu pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (3 hingga 18 bulan ke depan) Render (2004:114)
Tujuan Perencanaan Agregat
Pada umumnya, tujuan perencanaan agregat adalah memperkecil biaya pada perioda perencanaan. Adapun tujuan perecanaan agregat, diantaranya yaitu:
Langkah awal untuk menentukan aktifitas produksi
Masukan perencanaan sumber daya Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan Meminimumkan biaya dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tingkat tenaga kerja, dan tingkat persediaan, serta beberapa variabel lain yang bisa dikendalikan. Fungsi Perencanaan Agregat Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur; Pegangan untuk merancang jadwal induk produksi; Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan; Alat ukur performansi proses perencanaan produksi; Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi; Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana strategis. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
Karakteristik Perencanaan Agregat
Dinyatakan dalam kelompok produk atau famili (aggregate); Satuan unit tergantung jenis produk (ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang); Satuan unit dikonversikan ke bentuk satuan rupiah; Setelah satuan unit ditetapkan maka factor konversi juga harus ditetapkan; Horizon perencanaan cukup panjang (5 tahun).
Sifat Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengombinasikan sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk suatu fasilitas selama 3-18 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per produk namun menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis produk tersebut. Sebagai contohnya yaitu pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, namu bukan berapa banyak mobil dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.
Macam – Macam Perencanaan Agregat
Long Range Plans Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut perencanaan produk baru, biaya perluasan dan sebagainya. Long Range Plans ditetapkan oleh manajer pucak. Intermediete Range Plans Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana penjualan, rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan sebagainya. Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi.
Short Range Plans
Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job assignment, ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh Manajer Operasi bersama dengan supervisor dan operator.
Langkah-langkah Perencanaan Produksi Agregat.
Langkah-langkah proses Perencanaan Produksi Agregat menururt Lee J. Krajewski
dan Larry P.Ritzman (1996:599), “Operation Management Strategy And Analysis ” adalah sebagai berikut: 1. Determining demand requirements. 2. Identifying alternatives, constrain,and costs. 3. Preparing and acceptable plan. 4. Implementing and updating the plan.
1. Determining Demand Requirements.
Langkah pertama adalah menentukkan jumlah permintaan untuk setiap periode perencanaan yang akan datang dengan menggunakan suatu metode peramalan.
2. Identifying Alternatives , constraints, and costs
Langkah kedua adalah mengidentifikasi alternatif, batasan, dan biaya untuk perencanaan. Disarankan untuk menggunakan alternatif yang bersifat reaktif dahulu pada perusahaan agregat dibanding dengan alternatif yang bersifat agresif.
3. Preparing an Acceptable plan.
Pengembangan suatu rencana yang baik merupakan suatu proses berulang-ulang, perencanaan mungkin memerlukan beberapa revisi dan penyesuaikan. Rencana produksi tersebut merupakan rencana dengan priode waktu bulanan yang mencangkup tingkat produksi bulanan, akumulasi persediaan , produksi dari sub- kontrak dan tenaga kerja bulanan. Rencana tersebut kemudian harus ukur dengan batasan-batasan dan dievaluasi jika rencana ini tidak sesuai maka dikembangkan rencana yang baru,jika menajemen menilai rencana yang dikembangkan telah sesuai maka rencana tersebut akan diterapkan.
4. Implementating and updating the plan.
Langkah terakhir adalah implementasi dan pembaharuan rencana agregat. Implementasi memerlukan komitmen dari para manajer. Para manajer dapat memberikan rekomendasi perubahan rencana selama implementasi atau pembaharuan untuk menjadi lebih baik.
Metode Perencanaa Agregat
1. Metode Pembuatan Grafis Dan Diagram Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami. Pada dasarnya, rencana rencana dengan grafis dan diagram ini menangani variabel sedikit demi sedikit agar perencana dapat membandingkan proyeksi permintaan dengan kapasitas yang ada. Pendekatan yang digunakan adalah “ trial and error “ yang tidak menjamin terciptanya rencana produksi yang optimal, tatapi penghitungan yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf yang paling dasar pekerjaannya. Tahapan dalam metode ini adalah: Tentukan permintaan pada tiap periode; Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan subkontrak untuk tiap periode; Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya pemberhentian karyawan serta biaya penahanan persediaan; Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para pekerja dan tingkatan persediaan; Kembangkan rencana alternatif dan amati biaya totalnya.
2. Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan
Metode Transportasi Dalam Program Linear Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat dirumuskan dalam format program linear. Linear Decision Rule Merupakan model perenxcanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode tertentu.Model ini meminimisasi biaya total dari biaya gaji, rekrutmen, PHK, lembur, dan persediaan melalui serangkaian kurva biaya kuadrat. Management Coefficient Model Dikembangkan oleh E.H Bowman yang membangun suatu model keputusan formal di seputar pengalaman dan kinerja manajer. Teori yang mendasari adalah pengalaman masa lalu manajer cukup baik, sehingga dapat digunakan sebagai dasar menetapkan keputusan di masa depan. Teknik ini menggunakan analisa regresi terhadap keputusan produksi yang diambil manajer di masa lalu. Simulasi Suatu model computer yang dinamakan “ Penjadwalan lewat simulasi” yang dikembangakan tahun 1966 di R.C Vergin. Pendekatan simulasi ini menggunakan prosedur pencarian kombinasi nilai yang biayanya minimal untuk ukuran jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi. Pedoman Perencanaan Agregat (Aggregate Planning)
Menentukan Kebijakan Perusahaan mengenai variabel-variabel yang dapat
dikendali. Menggunakan Forecast (Peramalan) yang baik sebagai dasar perencanaan. Membuat Perencanaan ke dalam unit-unit kapasitas yang tepat. Usahakan untuk menjaga kestabilan jumlah tenaga kerja. Lebih baik melakukan pengendalian terhadap persediaan dengan ketat daripada menyediakan inventori/persediaan yang berlebihan. Tetap menjaga Fleksibilitas untuk menghadapi perubahaan. Menanggapi Permintaan dengan cara yang terkendali. Mengevaluasi perencanaan secara teratur.
Strategi Perencanaan Agregat
1.Tipe strategi pilihan kapasitas Suatu perusahaan bisa menentukan pilihan kapasitas dasar (produksi), dengan cara berikut:
Mengubah tingkat persediaan. Para manajer dapat meningkatkan
persediaan selama perioda permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa datang. Jika strategi tersebut dipilih, maka biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian, dan modal yang di investasikan akan meningkat. Pada umumnya, biaya tersebut berkisar 15-40 % dari nilai barang setiap tahunnya. Di sisi lain, saat perusahaan memasuki masa dimana permintaan terus meningkat, maka kekurangan yang terjadi bisa mengakibatkan penjualan yang hilang disebabkan lead-time yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih buruk.
Meragamkan ukuran tenaga kerja dengan cara mengkaryakan atau
memberhentikan. Hal ini diberlakukan untuk menyesuaikan tingkat produksi. Seiring karyawan baru membutuhkan pelatihan dan rata-rata produktivitas menurun untuk sementara sehingga mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau PHK, tentu saja menurunkan moral semua pekerja dan bisa mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.
Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong.
Terkadang tenaga kerja bisa di jaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja yang bermacam-macam, mengurangi banyaknya jam kerja saat permintaan rendah dan menambahi jam kerja saat permintaan naik. Sekalipun begitu saat permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan seberapa banyak lembur yang bisa dilakukan. Upah lembur membutuhkan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur bisa membuat titik produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga bisa menyiratkan naiknya biaya overhead yang dibutuhkan untuk menjaga agar fasilitas bisa tetap berjalan. Disisi lain, pada saat permintaan menurun, perusahaan harus menyerap waktu kosong pekerja yang biasanya merupakan proses yang sulit.
Subkontrak. Suatu perusahaan bisa mendapatkan kapasitas sementara
dengan melakukan subkontrak pekerjaan selama perioda permintaan tinggi. Akan tetapi, subkontrak ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya mungkin mahal; membawa resiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing dan seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu.
Penggunaan karyawan paruh waktu. Karyawan paruh waktu bisa mengisi
kebutuhan tenaga kerja tidak terampil.
2. Tipe strategi pilihan permintaan
Mempengaruhi permintaan. Saat permintaan rendah, perusahaan bisa
mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan potongan harga. Contohnya AC pendingin udara paling murah dijual pada waktu musim dingin. Bagaimanapun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.
Tunggakan pesanan selama perioda permintaan tinggi. Tunggakan
pesanan merupakan pesanan yang diterima perusahaan namun tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka ataupun pesanannya, tunggakan pesanan adalah strategi mungkin untuk dijalankan. Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan, namun pendekatan tersebut sering mengakibatkan hilangnya penjualan.
Bauran produk yang counterseasonal. Suatu teknik penghalusan yang
secara luas digunakan para manufaktur adalah mengembangkan sebuah bauran produk yang terdiri dari barang counterseasonal. Bagaimanapun, perusahaan yang mengikuti pendekatan tersebut dapat mendapati diri mereka terlibat dengan produk di luar target pasar mereka.