Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nabilla

NPM : 1612110141

1. Sebutkan dampak Positif dan Negatif berbisnis menggunakan internet bagi


pelaku bisnis di Indonesia?

Dampak Positif

1. Tidak membutuhkan modal usaha yang besar.


2. Menjangkau pasar yang sangat luas bila dibandingkan toko offline.
3. Biaya operasional yang dikeluarkan cenderung lebih murah dibandingkan toko
offline.
4. Banyak memberikan keuntungan baik materi maupun non materi.
5. Waktu kerja bisnis online bisa dilakukan secara fleksibel.
6. Mudahnya pelayanan yang bisa diberikan kepada konsumen.

Dampak Negatif

1. Stress.
2. Lupa waktu, jika anda terlalu asyik dalam bisnis online anda.
3. Dehidrasi, jika lupa minum.
4. Mata menjadi lelah, jika anda seharian penuh online.
5. Anda bisa lelah dan sakit, jika tidak bisa mengatur jadwal melakukan bisnis
online.

2. Sebutkan tiga faktor yang mempengaruhi manajer pemasaran dalam


melakukan perbuatan tidak etis dalam berbisnis?

1. Faktor Individu yang Mempengaruhi Perilaku Etis

Beberapa faktor individu yang mempengaruhi tingkat perilaku etisdalam suatu


organisasi:
 Pengetahuan individu tentang sebuah isu : semakin banyak seorang individu
memiliki pengetahuan tentang situasi yang ada maka semakin orang tersebut
dapat menghindari masalah etika.
 Nilai-nilai pribadi : nilai-nilai moral individu, sikap terkait nilai juga sangat
mempengaruhi perilaku bisnis. Karena kebanyakan orang bergabung dalam
sebuah organisasi untuk mencapai tujuan pribadi.
 Tujuan pribadi : jenis-jenis tujuan pribadi individu yang mengaspirasi untuk
mencapai tujuan dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan-tujuan ini, memiliki
dampak signifikan terhadap perilaku individu dalam sebuah organisasi.

2. Faktor – Faktor Sosial yang Mempengaruhi Etika

 Norma – norma budaya : perilaku seseorang hingga beberapa tingkat


dipengaruhi oleh norma – norma budaya, dan faktor – faktor sosial yang
bervariasi dari budaya satu ke budaya yang lain.
 Rekan Kerja : tindakan dan keputusan rekan kerja merupakan faktor sosial lain
yang membentuk rasa etika bisnis seseorang.
 Orang lain yang berpengaruh : nilai – nilai dan moral dari “orang yang dianggap
berpengaruh” dapat mempengaruhi persepsi karyawan tentang perilaku etis dan
tidak etis ditempat kerja.
 Penggunaan internet

3. Faktor “Peluang” yang Mempengaruhi Etika

 Adanya peluang :peluang mengacu kepada sejumlah kebebasan yang diberikan


organisasi kepada karyawannya untuk berperilaku tidak etis jika ia membuat
pilihan itu.
 Kode etik : adanya kode etik dan pemaksaan yang ditempatkan manajemen
dalam kode merupakan penentu lain adanya peluang.
 Penegakan : tingkat penegakan kebijakan perusahaan, prosedur, dan kode etik
merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi peluang.
 Mendorong Perilaku Etis
3. Dampak apa yang akan didapatkan bagi pelaku bisnis yang melakukan
tindakan cybercrime?

Dampak pada Ekonomi


Sekarang ini banyak orang yang mempercayakan segala proses bisnis melalui internet,
selain proses yang cepat, bisnis juga dapat dijalakan dimana saja selama masih
memiliki akses internet. Informasi yang cukup penting pun di simpan dalam komputer
dan dapat diakses dimana saja. Bank pun menjalankan proses bisnis melalui internet,
seperti penggunaan ATM yang bisa diakses oleh nasabah dimana saja. Bisa
dibayangkan jika ada pelaku kriminal dunia internet beraksi didalamnya, akan terjadi
kekacauan sistem, penggunaan komputer akan melambat sehingga proses bisnis tidak
dapat berjalan baik, kebocoran informasi penting sehingga dapat disalah gunakan.
Dampak pada Nilai Market
Menilai resiko pelanggaran keamanan cukuplah sulit pada bisnis yang menggunakan
jaringan. Inilah yang membuat nilai market cukup susah untuk diprediksi. Oleh karena
itu perlu suatu pendekatan untuk mengukur dampak dari pelanggaran tersebut.
Pendekatan nilai pasar diharap mampu mendapat ekspetasi pasar modal terhadap
pelanggaran keamanan.
Dampak pada Tingkat Kepercayaan
Semenjak serangan cyber meluas kesemua orang didalam cyberspace dan menembus
sistem yang terhubung ke halaman website, pengguna yang yang menungunjungi
website akan frustasi dan tidak akan berminat untuk kembali mengunjungi website.
Padahal situs yang dimaksud bukan dari kesalahan pemilik situs melainkan dari pihak
luar yang menyerang, tetapi pengguna tidak tahu siapa dari dalang sebenarnya dan
sudah kehilangan rasa percaya untuk mengunjungi kembali situs tersebut. Persepsi dari
satu konsumen bisa merusak kepercayaan terhadap konsumen lainnya. Oleh karena itu
mulai timbul kekawatiran akan penggunaan transaksi online diakibatkan adanya korban
dari situs yang diserang. Hal ini menjadi suatu yang menyulitkan bagi pebisnis online
dan akan membuat usaha bisnis tersebut merosot. Seperti hal yang terjadi pada
pengguna suatu kartu untuk internet pada Smartfren, banyak pelanggan yang komplain,
walau tidak tau penyebab pastinya, hal ini tentu membuat banyak pelanggan kecewa
dan akan pindah dari operator tersebut.

4. Mengapa perlindungan konsumen merupakan salah satu dari upaya


pemerintah menciptakan etika bisnis?

Di lingkungan masyarakat telah tumbuh etika bisnis – khususnya berkaitan dengan


perlindungan konsumen yang pada pokoknya telah cukup memberikan perlindungan
kepada konsumen dari tindakan-tindakan pelaku bisnis/pelaku usaha. Namun demikian
etika saja masih dianggap kurang tanpa hukum, karena permberlakukan etika perlu
ditegakkan secara hukum. Etika, seperti halnya norma kesusilaan, norma kesopanan
dan norma agama, kalau belum diterima sebagai norma-norma kehidupan secara
hukum, maka sanksi atas pelanggarannya lebih bersifat heteronom atau hanya datang
dari diri dan hatinya sendiri, dan agar memiliki daya pengikat sehingga sanksi kepada
para pelanggar dapat dipaksakan maka diperlukan hukum (dalam hal ini adalah
undang-undang). Negara Indonesia yang sebahagian besar masyarakatnya beragama
Islam telah mencoba memfasilitasi upaya perlindungan terhadap konsumen tersebut
melalui UURI No.8/1999, yang dalam beberapa hal telah sesuai dengan etika bisnis
Islam. Namun, beberapa larangan dan keharusan dalam etika bisnis Islam masih belum
termuat, terutama dalam hal larangan jual beli barang/jasa yang haram, larangan riba
dan keharusan berzakat, sehingga konsumen muslim merasa belum terlindungi secara
kaffah. Untuk itu, maka diperlukan upaya perlindungan konsumen melalui penyusunan
peraturan etika bisnis di Indonesia yang aspiratif dengan etika bisnis Islam, yang
ditunjang oleh sarana dan prasarana, mental manusia-manusia termasuk aparat
penegak hukum dan dukungan di luar hukum, yaitu dukungan berupa kemauan dari
pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai