Anda di halaman 1dari 22

Makalah Etika Bisnis dan Profesi

Etika Profesi Insinyur


Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Etika Bisnis dan
Profesi

Dosen Pengampu: Pak Dr. Irfan Zamzam, SE., M.Sc., Ak., CA

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Aris Sandy (02271911046) Siti Hawa Amirudin (02271911055)
Wirna Naser (02271911047) Awalia Ramadani (02272011019)
Erfina Dukalang (02271911048) Nur'amria A R Hukum (02272011032)
Cyndi Khinanti Theis (02271911049) Sania Putri Muardila (02272011041)
Putri D.A. Arifin (02271911050) Hariri Apriyanti Hurasan (02272011043)
Siska Indrianingsih (02271911051) Azwaranny Hafisyah M (02272011045)
Jumiati Irham (02271911052) Desi Tiara Faradila (02272011046)
Rasia Ode Armin (02271911053) Andhika Perkasa Fabanyo (02272011047)
Nur Aisyah Ibrahim (02271911054)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Khairun
Tahun 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul “Etika Profesi Insinyur”. Semoga
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua betapa
pentingnya mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola dalam
sebuah organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kekurangan dalam segi tanda baca, kata-kata, kalimat, sehingga akan
menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapat kritikan dan
saran yang membangun, agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan
sempurna serta komprehensif. Harapan kami, semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak dan menambah wawasan, pengetahuan,
dan pemikiran kita semua tentang “Etika Profesi Insinyur”.

Ternate, 03 Januari 2022

ii
Daftar Isi
Cover .................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3. Tujuan Masah ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
2.1. Pengertian dari Insinyur Profesi, Etika, Etika Profesi dan Kode Etik
Profesi, serta Profesionalisme.................................................... 3
2.1.1. Insinyur ............................................................................ 3
2.1.2. Profesi ............................................................................. 4
2.1.3. Etika ................................................................................ 4
2.1.4. Etika Profesi dan Kode Etik Profesi ................................ 5
2.1.5. Profesionalisme .............................................................. 7
2.2. Profesi dan Profesionalisme Seorang Insinyur ......................... 7
2.3. Kode Etik Insinyur Indonesia ..................................................... 9
2.4. Kasus Ford Pinto ....................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................ 17
3.1. Kesimpulan ................................................................................ 17
3.2. Saran .......................................................................................... 18
Daftar Pustaka ...................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah
sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika merupakan suatu ilmu
yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia. Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran
yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin
memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan.
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
"Profess" , yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang
bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas
khusus secara tetap/permanen". Profesi merupakan suatu hal yang harus
dibarengi dengan keahlian dan etika. Meskipun sudah ada aturan yang
mengatur tentang kode etik profesi, namun seperti kita lihat saat ini masih
sangat banyak terjadi pelanggaran- pelanggaran ataupun penyalah gunaan
profesi. Untuk itu penulis akan membahas pengertian dari kode etik profesi
dan sanksi atas pelanggaran kode etik profesi.
Profesi seorang engineer atau insinyur dalam rekayasa sains dan
teknologi, dalam melakukan perencanaan, perancangan manufaktur
(design), mesin, operasi maupun perawatan produk, dengan sistem kerja
tertentu secara efisien, seorang engineer dituntut mempunyai suatu
keahlian profesional serta dedikasi yang tinggi dalam melaksanaan
pekerjaannya sehingga dapat menghasilkan mutu suatu produk yang
berkualitas dan melayani kebutuhan masyarakat khususnya di bidang sains
dan teknologi permesinan.
Mesin merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempermudah
pekerjaan manusia dalam membangun sarana maupun prasarana dalam
area jangkauan yang luas. Dengan adanya isu-isu dalam ke engineer-an,
masyarakat tidak memiliki pilihan lain apabila terjadi kecacatan atau

1
kegagalan mutu suatu barang, dikarenakan roda perekonomian harus tetap
berjalan, walaupun demikian kepercayaan masyarakat sangatlah penting
sehingga setiap individu seorang insinyur harus ditanamkan prinsip dasar
etika profesi antara lain sesuai keahlian, melaksanakan pekerjaan sesuai
jasa profesional, kompetensi, ketekunan, bertanggung jawab, menghormati
kepentingan publik, dan integritas, yang diharapkan sebagai kontrol bagi
seorang insinyur agar dapat memberikan output. Berupa jasa maupun
produk sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Etika bukan hanya sebagai penunjang kepribadian yang baik tetapi
juga mengaitkan antara etika dan pekerjaan yaitu etika dalam berprofesi.
Dengan beretika membuat seseorang dapat mengontrol diri agar tidak
melampaui batas dan dapat meghindarkan diri dari berbagai
permasalahan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Insinyur, Etika, Etika Profesi dan profesionalisme
insinyur?
2. Bagaimana pentingnya profesi dan profesionalisme seorang insinyur?
3. Apa saja kode etik Insinyur Indonesia?
4. Bagaimana contoh kasus yang terjadi dalam pelanggaran etika profesi
insinyur dan penyelesaiannya?
1.3. Tujuan Masalah
1. Dapat memahami dan mengetahui pengertian dari Insinyur, Etika, Etika
Profesi dan profesionalisme insinyur.
2. Dapat memahami dan mengatahui pentingnya profesi dan
profesionalisme seorang insinyur
3. Dapat memahami dan mengetahui kode etik Insinyur Indonesia.
4. Dapat memahami dan mengatahui contoh kasus yang terjadi dalam
pelanggaran etika profesi insinyur dan penyelesaiannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dari Insinyur Profesi, Etika, Etika Profesi dan Kode Etik
Profesi, serta Profesionalisme
2.1.1. Insinyur
Insinyur adalah sebuah profesi yang memegang peran penting
dalam proses pembangunan ekonomi, khususnya didalam
mengembangkan infrastruktur teknologi dalam era industrialisasi
maupun informasi. Profesi ini dianggap penting karena banyak
terkait dengan aktivitas perekayasaan yang dilandasi oleh sebuah
filosofi dengan tujuan “the benefit of mankind”. Sebagai seorang
profesional dibidangnya, maka seorang insinyur harus memiliki
kompetensi dan latar belakang profesi keinsinyuran yang
diperolehnya melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan
yang khusus, disamping itu pula harus memiliki semangat
pengabdian didalam melaksanakan suatu kegiatan atas dasar
panggilan profesi. Mengacu pada pengertian dan pemahaman
mengenai profesi, sikap profesional, dan profesionalisme, maka
nampak jelas kalau ruang lingkup aktivitas rekayasa keinsinyuran
yang dilakukan oleh profesi insinyur per definisi bisa disejajarkan
dengan kegiatan keprofesian yang lain seperti dokter, pengacara,
guru dan sebagainya. Profesionalisme keinsinyuran akan dapat
ditunjukkan melalui penerapan keahlian khusus seperti yang telah
dirancang dalam kurikulum pendidikan ilmu keteknikan yang
ditopang kuat oleh ilmu matematika, fisika, kimia dan pengetahuan
dasar keteknikan lainnya untuk melakukan perencanaan,
konstruksi, operasi maupun perawatan produk, proses, maupun
sistem kerja tertentu secara efektif, nyaman, aman, sehat dan
efisien guna memberikan kemaslahatan manusia. Didalam
penerapan kepakaran dan keahliannya, seorang insinyur akan
terlibat dalam berbagai macam aktivitas yang tidak lepas dari konflik
kepentingan yang akhirnya bisa menggoyahkan nilai-nilai idealisme

3
dan tujuan mulia “for the benefit of mankind” yang telah
dirumuskannya. Sebagai sebuah profesi yang memiliki tanggung
jawab besar bagi kemaslahatan umat manusia, penerapan
kepakaran dan keahlian insinyur sudah sepatutnya untuk selalu
mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika yang berlaku
universal. Seperti halnya dengan profesi-profesi lainnya, profesi
insinyur sudah saatnya untuk menata-dirinya didalam sebuah
wadah organisasi profesi dan sekaligus menerapkan norma-norma
etika profesi seperti yang tertuang dalam kode etik profesi untuk
menjaga martabat, kehormatan dan itikad etis yang harus ditaati
oleh mereka yang akan menerapkan keahlian serta kepakarannya.
2.1.2. Profesi
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu
hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh
pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja
tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari
pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu
penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan,
dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Kita tidak
hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan
seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya,
tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer,
wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya.
Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan
mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah
profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak
orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam
pengertian profesi.
2.1.3. Etika
Etika pada hakekatnya merupakan pandangan hidup dan
pedoman tentang bagaimana seseorang hidup etika berasal dari
kesadaran manusia yang merupakan petunjuk tentang perbuatan
mana yang baik dan yang buruk. Etika juga merupakan penilaian
kualifikasi terhadap perbuatan seseorang. Etika profesi terdapat

4
suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada
saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada
masyarakat yang memerlukan. Etika dibedakan menjadi etika
umum dan etika khusus.
Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar Umum,
berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil
keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang
menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum
dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan yang membahas
mengenai pengertian umum dan teori. Sedangkan Etika khusus
merupakan prinsip-prinsip moral moral dasar dasar dalam bidang
kehidupan yang bersifat khusus.
2.1.4. Etika Profesi dan Kode Etik Profesi
Etika profesi sangat berkaitan dengan sikap dan sifat
professional dan profesionalisme melakukan setiap pekerjaan. Etika
profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayanan professional masyarakat dengan penuh ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas
berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah
sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, bagi professional.
Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakantugas dan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan
hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang
dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari
luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang
diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging
dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan
untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain

5
yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik
adalah bahwa pelaksanaannya diawasi terus menerus. Pada
umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang
dikenakanpada pelanggar kode etik. Tujuan kode etik yaitu agar
professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pengguna
jasa. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak professional. Tujuan kode etik profesi :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri.
Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah:
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa
dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui
suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga
dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di
lapangan kerja (kalangan sosial)
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi
sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain
perusahaan.

6
Kode etik dijadikan standar aktvitas anggota profesi, kode etik
tersebut sekaligus sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun
menjadikan sebagai perdoman dengan tujuan mengantisipasi
terjadinya bias interaksi antara anggota profesi. Bias interaksi
merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan dan
hak-hak istimewa yang melindungi kepentingan pribadi yang
betentangan dengan masyarakat.
2.1.5. Profesionalisme
Profesionalisme adalah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara
cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang
sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.
Profesionalisme berasal dari kata profesion yang bermakna
berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya, (KBBI,kepandaian khusus untuk
menjalankannya, (KBBI,1994)”. Jadi, profesionalisme adalah
tingkah laku, kepakaran atau quality dari seseorang yang
profesional (Longman, 1987).
2.2. Profesi dan Profesionalisme Seorang Insinyur
Sebagai seorang profesional, maka insinyur harus mampu
mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang
dikuasainya bukanlah sebuah komoditas yang hendak diperjual-belikan
sekedar untuk memperoleh nafkah ataupun keuntungan, melainkan sebuah
kebajikan yang hendak diabadikan demi dan semata untuk kesejahteraan
umat manusia. Seorang insinyur harus memahami benar makna
profesionalisme kalau ingin dikatakan sebagai seorang profesional. Dalam
hal ini profesionalisme didefinisikan sebagai suatu paham yang mencitakan
dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat,
berbekalkan keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta
ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan
semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada
sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan
(Wignjosoebroto, 1999).
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian

7
yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup
dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam
suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang,
atau untuk mengisi waktu luang.
Ciri-ciri profesionalisme yaitu :
Mempunyai ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran
dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi
Mempunyai ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis
suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat
serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan
Mempunyai sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di
hadapannya
Mempunyai sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan
pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain,
namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan
pribadinya.
Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang
professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi
diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional
dibidangnya berupa kode etik profesi. Tanggung jawab profesi yang lebih
spesifik seorang professional diantaranya:
 Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun
produk hasil kerja professional.
 Menjaga kompetensi sebagai profesional.
 Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan
dengan kerja yang profesional.
 Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung
jawab.
Ada banyak hak dan tanggung jawab yang harus dilatih para insinyur
dalam karir profesionalnya. Seringkali, hak dan tanggung jawab ini

8
bertumpang tindih. Kode etik organisasi profesional insinyur menguraikan
tanggung jawab kita sebagai insinyur, kadang-kadang dengan sangat
mendetail. Seperti hak–hak insinyur, terutama yang menyangkut isu
kesadaran moral dan konflik, sekalipun hak–hak dari pihak yang
mempekerjakan insinyur.
1. Tanggungjawab Profesional
 Informasi Pribadi & Rahasia
 Konflik Kepentingan
 Etika Lingkungan
2. Hak-Hak Profesional
Insinyur & Industri Pertahanan Keamanan (Hankam
3. Tindakan Mengungkapkan Rahasia Perusahaan (Whistleblowing)
 Jenis – Jenis Tindakan Mengungkap Rahasia Perusahaan
 Kapan Tindakan Mengungkap Rahasia Perusahaan Harus Dilakukan
 Mencegah Terjadinya Tindakan Mengungkap Rahasia Perusahaan.
2.3. Kode Etik Insinyur Indonesia
Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai
seorang insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam “catur
karsa sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat
prinsip-prinsip dasar yaitu:
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat,
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian
profesional keinsinyuran.
Tuntutan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang
menjunjung tinggi kode etik seorang insinyur yang professional yaitu:
1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.

9
3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan
kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing-masing.
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas
dan martabat profesi.
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan
profesionalnya.
Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) sendiri
secara spesifik memberikan persyaratan akreditasi yang menyatakan
bahwa setiap mahasiswa teknik (engineering) harus mengerti karakteristik
etika profesi keinsinyuran dan penerapannya. Dengan persyaratan ini,
ABET menghendaki setiap mahasiswa teknik harus betul-betul memahami
etika profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul diseputar
profesi yang akan mereka tekuni nantinya; sebelum mereka nantinya
terlanjur melakukan kesalahan ataupun melanggar etika profesi-nya.
Langkah ini akan menempatkan etika profesi sebagai “preventive ethics”
yang akan menghindarkan segala macam tindakan yang memiliki resiko
dan konsekuensi yang serius dari penerapan keahlian profesional.
2.4. Kasus Ford Pinto
1. Deskripsi Kasus
Pada bulan Mei tahun 1968, Ford Motor Company, berdasarkan
rekomendasi saat itu wakil presiden Lee Iacocca, memutuskan untuk
memperkenalkan mobil sub kompak untuk menghadapi persingan kuat
dari Volkswagen. Demi mendapatkan pangsa pasar yang besar, mobil
tersebut dirancang dan dikembangkan secara cepat di dalam negeri.
Yang di maksud secara cepat di sini adalah bahwa desain dan
pengujian pra produksi biasanya membutuhkan waktu sekitar tiga
setengah tahun dan pengaturan produksi yang sebenarnya agak lebih
lama, namun pada kenyataanya desain Ford Pinto dimulai pada tahun
1968 dan produksi dimulai tahun 1970. Tujuan lain Ford Pinto adalah

10
memproduksi mobil dengan berat sebesar 2.000 pound, dengan label
harga sebesar $2.000 atau kurang. Dan ternyata selama beberapa
tahun penjualan pertamaPinto bisa dikatakan sangat bagus, karena total
penjualan mencapai 3.200.000 unit dari berbagai varian. Proyek Pinto
diawasi oleh Robert Alexander, wakil presiden teknik mobil, dan telah
disahkan oleh Komite Perencanaan Produk Ford, terdiri dari Iacocca,
Alexander, dan wail presiden teknik mobil kelompok Ford, Harold
MacDonald. Para insinyur di seluruh Ford yang bekerja pada proyek
tersebut ”bertanggungjawab” kepada supervisor langsung mereka, di
mana melaukan hal yang sama selanjutnya kepada atasan mereka, dan
selanjutnya bagi Alexander dan MacDonald dan akhirnya Iacocca.
Banyak laporan yang dilewatkan dalam rantai komando selama desain
dan proses persetujuan, termasuk beberapa di antaranya yang
menguraikan hasil tes tumbukan, dan usulan untuk memperbaiki
kecenderungan mobil meledak ke dalam kobaran api ketika bagian
belakang dipacu pada kecepatan 21 mil per jam. Kecenderungan
tersebut disebabkan karena Ford Pinto mengadopsi penempatan tangki
bahan bakar di bagian belakang. Pinto adalah sebuah proyek terburu-
buru, dimulai pada tahun 1968 dan mengambil lebih dari dua tahun
untuk mencapai ruang pamer. Akibatnya, keputusan desain rekayasa
datang setelah keputusan gaya ke tingkat yang lebih besar dari
biasanya. Desain ini sangat berbahaya, karena jika terjadi tabrakan
pada bagian belakang Ford Pinto maka bisa menyebabkan ledakan,
kemudian disusul efek domino pintu mobil yang menjadi sulit dibuka
sehingga penumpang akan terperangkap di dalamnya. Selama desain
dan produksi, bagaimanapun, tes tabrakan mengungkapkan cacat
serius dalam tangki bensin. Dalam tabrakan lebih dari 25 mil per jam,
tangki bensin selalu pecah. Untuk memperbaikinya diperlukan
perubahan dan memperkuat desain. Perbaikan yang tersedia untuk Ford
termasuk memposisikan tangki gas di atas roda belakang, yang akan
mengurangi ruang bagasi, atau menginstalasi bladder karet di tangki
bensin. Ford bereksperimen dengan menggunakan insalasi bladder
karet, tetapi tampaknya memutuskan bahwa bladder karet tidak efektif
akan biaya. Kemudian, sebagai bagian dari upaya lobi yang berhasil

11
terhadap peraturan pemerintah untuk tes wajib kecelakaan (tes
kecelakaan tertunda delapan tahun sampai 1977), analisis biaya
manfaat Ford terungkap dalam studi perusahaan yang berjudul
”Fatalities Assosiated with Crash-Included Fuel Leakage and Fires”
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya biaya instalasi bladder karet
jauh melebihi manfaatnya. Ford mengambil angka $200.000 untuk biaya
kematian dari sebuah studi tentang National Highway Traffic Safety
Administration, yang menggunakan perkiraan atau analisis tabular
dalam kasus ini.
Kronologi Kasus 1
Pada tanggal 10 Agustus 1978, sebuah Ford Pinto ditabrak dari
belakang di jalan raya Indiana. Hantaman tabrakan itu menyebabkan
tangki bahan bakar Pinto pecah, meledak dan terbakar. Hal ini
mengakibatkan kematian tiga remaja putrid yang berada di dalam mobil
itu. Kejadian ini bukan pertama kalinya Pint terbakar akibat tabrakan dari
belakang. Dalam tujuh tahun sejak peluncuran Pinto, sudah ada 50
tuntutan hukum yang berhubungan dengan tabrakan dari belakang.
Meskipun demikian, kali ini Ford dituntut di pengadilan criminal akibat
penumpangnya tewas. Untuk kasus ini, desainer dan pihak Ford secara
keseluruhan tidak memikirkan dampak berbahaya yang bisa terjadi.
Desain dari mobil Ford Pinto tidak memikirkan aspek keamanan dan
keselamatan nyawa pengemudi dan penumpangnya.
Dilema yang dihadapi para desainer yang mengerjakan Pinto adalah
menyeimbangkan keselamatan orang yang mengendarai mobil dan
kebutuhan untuk memproduksi Pinto dengan harga yang dapat bersaing
di pasar. Mereka harus berusaha menyeimbangkan tugas mereka
kepada public dan tugas mereka kepada atasan. Akhirnya usaha Ford
untuk menghemat beberapa dolar dalam biaya manufaktur
mengakibatkan pengeluaran jutaan dolar untuk membela diri dari
tuntutan hukum dan membayar ganti rugi korban. Tentu saja ada juga
kerugian akibat hilangnya penjualan akibat publisitas buruk dan persepsi
publik bahwa Ford tidak merancang produknya untuk keamanan
pengendara. Semua menjadi dilemma. Karena sangat sulit kalau
sebuah institusi lebih mengutamakan laba perusahaan daripada nyawa

12
manusia. Pada awalnya desain yang berbahaya ini telah diketahui oleh
perusahaan Ford sebelum mobil Ford Pinto dipasarkan, namun Ford
lebih memilih untuk membayar biaya ganti rugi kematian daripada
mendesain ulang tangki bahan bakar, karena dirasa akan membutuhkan
biaya yang lebih besar untuk mendesain ulang tangki bahan bakar.
Kronologi Kasus 2
Pada bulan November 1971, Grays membeli baru 1972 Pinto
hatchback yang diproduksi oleh Ford pada bulan Oktober 1971. The
Grays mengalami kesulitan dengan mobil dari awal. Selama beberapa
bulan pertama kepemilikan, mereka harus mengembalikan mobil ke
dealer untuk perbaikan beberapa kali. Masalah mobil mereka termasuk
gas yang berlebihan dan konsumsi minyak, turun pergeseran transmisi
otomatis, kurangnya daya, dan sesekali mengulur-ulur. Ia kemudian
mengetahui bahwa mengulur-ulur dan konsumsi bahan bakar yang
berlebihan disebabkan oleh pelampung karburator berat. Pada tanggal
28 Mei 1972, Mrs Gray, disertai dengan 13 tahun Richard Grimshaw,
ditetapkan dalam Pinto dari Anaheim untuk Barstow untuk bertemu Mr
Gray. The Pinto saat itu berusia 6 bulan dan telah didorong sekitar 3.000
mil. Mrs Gray berhenti di San Bernardino untuk bensin, kembali ke jalan
bebas hambatan (Interstate 15) dan melanjutkan ke arah tujuan nya di
60-65 mil per jam. Saat ia mendekati Route 30 off-jalan di mana lalu
lintas padat, ia pindah dari jalur cepat ke luar jalur tengah dari jalan
bebas hambatan. Tak lama setelah perubahan jalur ini, Pinto tiba-tiba
terhenti dan meluncur berhenti di jalur tengah. Ia kemudian menetapkan
bahwa pelampung karburator telah menjadi begitu jenuh dengan bensin
yang tiba-tiba tenggelam, membuka ruang mengambang dan
menyebabkan mesin untuk banjir dan kios. Sebuah mobil bepergian
segera balik Pinto mampu berbelok dan menyebarkannya tetapi driver
dari 1962 Ford Galaxie tidak mampu untuk menghindari bertabrakan
dengan Pinto. The Galaxie telah bepergian 50-55 mil per jam tapi
sebelum dampaknya telah mengerem dengan kecepatan 28-37 mil per
jam. Pada saat dampak, Pinto terbakar dan interior yang dilalap api.
Menurut ahli penggugat, dampak dari Galaxie telah didorong tangki gas
Pinto depan dan menyebabkan ia menjadi tertusuk oleh flens atau salah

13
satu baut di perumahan diferensial sehingga bahan bakar disemprotkan
dari tangki bocor dan masuk ke kompartemen penumpang melalui
kesenjangan yang dihasilkan dari pemisahan bagian roda belakang baik
dari lantai pan. Pada saat Pinto datang untuk beristirahat setelah
tumbukan, kedua penghuni telah menderita luka bakar serius. Ketika
mereka muncul dari kendaraan, pakaian mereka hampir sepenuhnya
dibakar. Mrs Gray meninggal beberapa hari kemudian dari gagal jantung
kongestif akibat luka bakar. Grimshaw berhasil bertahan hidup, tetapi
hanya melalui tindakan medis heroik. Dia telah mengalami banyak dan
luas operasi dan cangkok kulit dan harus menjalani operasi tambahan
selama 10 tahun ke depan. Dia kehilangan bagian dari beberapa jari di
tangan kirinya dan bagian dari telinga kirinya, sementara wajahnya
diperlukan banyak cangkok kulit dari berbagai bagian tubuhnya. Pada
pengadilan pertama, sebuah penilaian diberikan terhadap Ford dan
jaksa memutuskan pihak Ford wajib menggati rugi atas kecelakaan
kepada keluarga Gray $560.000 dan Matius Grimshaw $2,5 juta pada
tetapi yang mengejutkan datang ketika hakim pada awalnya
memutuskan memdakwa uang ganti rugi sebesar $125 juta dan
kemudian diturunkan menjadi $3,5 juta.
Analisis Kasus
Sebelum mobil Ford Pinto dipasarkan, pihak perusahaan sudah
mengetahui jika desain mobil yang mereka produksi berbahaya, namun
Ford lebih memilih untuk membayar biaya ganti rugi kematian daripada
mendesain ulang tangki bahan bakar, karena mereka merasa akan
membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mendesain ulang tangki
bahan bakar.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukkan
bahwa etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dalam mencari
keuntungan. Jika perusahaan Ford memperhatikan keselamatan
pengemudi dalam produksi Ford Pinto, perusahaan Ford tidak akan
mengeluarkan biaya tambahan untuk memberikan ganti rugi pada
korban kecelakaan. Dalam pengerjaan teknis perancangan dan
pembuatan sebuah mobil Ford Pinto, terjadi juga pelanggaran kode etik
seorang insinyur/engineer yaitu ”membuat keputusan yang konsistem

14
terhadap keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan public, serta
menghindari sekaligus menyungkap faktor-faktor yang membahayakan
publik dan lingkungan.”
Dalam bidang otomotif ada etika engineering dan etika bisnis yang
mengikat dan harus ditaati. Kesuksesan suatu perusahaan besar
dituntut dari hal-hal seperti kepercayaan, nama baik perusahaan, produk
yang berkualitas, dan tentunya ketahanan terhadap persaingan dengan
kompetitor. Dalam kasus mobil Ford Pinto, keputusan bisnis yang dibuat
untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor telah mengabaikan
kepercayaan, nama baik perusahaan, kualitas produk dengan
mengabaikan etika-etika dasar dalam berbisnis yang harusnya ditaati.
Kasus Ford Pinto tidak akan terjadi jika kebijakan bisnis untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan mengorbankan
keamanan dan keselamatan tidak diambil oleh Ford. Kepercayaan
konsumen terhadap sebuah produk bisnis sangatlah penting, karena hal
tersebut menjadi poin dasar dalam penentuan pemasaran produk dan
keberlangsungan sebuah perusahaan.
Solusi
Permasalahan diatas bisa dihindari jika para engineer mengikuti etika
profesi yang ada, dan mengikuti standar keamanan yang ada. Prinsip-
prinsip etika yang dilanggar, yaitu;
1. Tanggung Jawab Profesi
Kasus ini bermula dari keinginan presiden Ford Motor Co, Lee
Lacocca yang memutuskan untuk memproduksi Pinto dengan proses
singkat dengan diminimalisasikan. Tindakan yang di ambil Lee
Lacocca ini dapat kita lihat karakter/sifat Lacocca yang kurang baik,
sehingga ia mengabaikan hal-hal yang bisa berdampak fatal.
2. Kepentingan Publik
Dalam kasus ini Ford Company mengabaikan hak-hak yang
konsumen/publik seharusnya berhak mengathui produk tersebut
layak atau tidak dengan spesifikasi produk yang jelas. Tetapi Ford
menyembunyikan kenyataan tersebut dan sama saja Ford melakukan
kebohongan publik.

15
Berikut adalah solusi yang bisa dilakukan untuk menghindari
permasalahan-permasalahan yang terjadi.
Solusi yang pertama ialah dengan melakukan recall dan memasang
perangkat khusus pada sistem aliran bahan bakar yang terletak di
belakang mobil. Perangkat khusus tersebut berupa pelindung
polyethylene yang berfungsi untuk melindungi tangka bahan bakar dari
bocor, memperpanjang tabung pengisi bahan bakar, serta memperbaiki
katup pelindung bahan bakar. Namun solusi ini diabaikan oleh para
petinggi perusahaan Ford Motor Company dikarenakan alasan ”cost
benefit” atau penghematan biaya produksi.

16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Insinyur adalah sebuah profesi yang memegang peran penting dalam
proses pembangunan ekonomi, khususnya didalam mengembangkan
infrastruktur teknologi dalam era industrialisasi maupun informasi. Istilah
profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan
dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian,
sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Etika pada hakekatnya
merupakan pandangan hidup dan pedoman tentang bagaimana seseorang
hidup etika berasal dari kesadaran manusia yang merupakan petunjuk
tentang perbuatan mana yang baik dan yang buruk. Etika profesi adalah
sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan
dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan
professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik, bagi professional. Profesionalisme adalah sifat-sifat (kemampuan,
kemahiran, cara-cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana
yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.
Sebagai seorang profesional, maka insinyur harus mampu
mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang
dikuasainya bukanlah sebuah komoditas yang hendak diperjual-belikan
sekedar untuk memperoleh nafkah ataupun keuntungan, melainkan sebuah
kebajikan yang hendak diabadikan demi dan semata untuk kesejahteraan
umat manusia. Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode

17
etik sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia
dalam “catur karsa sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam kode etik
insinyur terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu:
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat,
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian
profesional keinsinyuran.
Tuntutan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang
menjunjung tinggi kode etik seorang insinyur yang professional yaitu:
1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.
3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan
kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing-masing.
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas
dan martabat profesi.
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan
profesionalnya.
3.2. Saran
Penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan
kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat
memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

18
Daftar Pustaka
Andristya. 2009. Makalah Pentingnya Kode Etik Profesi.
https://andristya.wordpress.com/2009/05/10/pentingnya-kode-etik-pro/.
Diakses pada tanggal 03 Januari 2022.
Azmi. 2019. Analisis Pelanggaran Kode Etik Pada Kasus Ford Pinto.
https://azmiarizal.wordpress.com/2019/12/23/analisis-pelanggaran-kode-etik-
pada-kasus-ford-pinto/. Diakses pada tanggal 03 Januari 2022.
Anderson, Ahnas. 2017. Makalah Etika Profesi Insinyur.
https://www.scribd.com/document/381590448/Makalah-Etika-Profesi-Insinyur.
Diakses pada tanggal 03 Januari 2022.
Drajat, A. Ulya. 2017. Konsep Etika Profesi & Etika Profesi Engineer.
https://elektro.teknik.unja.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/EtProf.1-Konsep-
Etika-Profesi-Etika-Profesi-Engineer.pdf. Diakses pada tanggal 03 Januari
2022.

19

Anda mungkin juga menyukai