Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum dan Etika Bisnis
Dosen Pengampu : Ir. Indra Fahmi

KELOMPOK 9

AI FITRIA SANDRA (C1140124)


RANTI OKTA SARI (C1140125)
RAHA HIKMATUL RAMDAN (C1140126)
MUHAMMAD BAYU HASAN BASRI (C1140127)
NANCY CATRINA (C1140131)

MANAJEMEN S1
INSTITUT KOPERASI INDONESIA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak perusahaan bisnis tidak mempunyai tanggung jawab, baik dengan karyawannya,
konsumen, masyarakat luas, serta lingkungan seperti membuang limbah dengan sembarangan. Hal
inilah yang dapat menjadikan perusahaan bercitra buruk di masyarakat, bahkan tanggung jawab
sosial perusahaan sering didefinisikan secara sempit sebagai akibat belum tersosialisasinya standar
baku bagi perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan masih dianggap sebagai suatu kosmetik
belaka untuk menaikkan pamor perusahaan atau menjaga reputasi perusahaan di masyarakat. Oleh
karenanya ada asumsi jika perusahaan sudah memberikan sumbangan atau donasi kepada suatu
institusi sosial berarti sudah melakukan tanggung jawab sosial perusahaan itu.
Ditinjau dari jenis perusahaan, umumnya yang menjalankan fungsi tanggung jawab sosial
adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha ekplorasi alam (tambang, minyak, hutan). Perusahan
tambang lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat dibandingkan dengan perusahaan non
tambang (terutama LSM). Perusahaan tersebut diwajibkan untuk melakukan penyeimbangan
sebagai dampak dari eksplorasi yang dilakukan seperti melakukan reklamasi alam, reboisasi,
mendukung pencinta alam, berpartisipasi dalam pengolahan limpah dan sebagainya. Kenyataannya
apakah perusahaan tersebut benar-benar menaruh perhatian terhadap alam dan lingkungan
sekitarnya, bukankah mungkin tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan hanya
sebagai kedok untuk melegalkan dan mengamankan kegiatan perusahaan sehingga tidak dikritik
oleh masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan


2. Tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan, konsumen, investor, masyarakat dan
lingkungan.
3. Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kewajiban Perusahaan Menurut
Undang-undang
4. Analisis contoh kasus Perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan


2.1.1 Definisi Perusahaan
Begitu beragam arti dari perusahaan yang disampaikan oleh beberapa pakar
hukum dan perundang-undangan diantaranya adalah:
a. Menurut Pemerintah Belanda yang pada waktu itu membacakan Memorie van
Toelichting rencana undang-undang Wetboek van Koophandel dimuka
parlemen, menerangkan bahwa yang disebut Perusahaanialah keseluruhan
perbuatan, yang dilakukan secara tidak terputus-putus, dengan terang-terangan,
dalam kedudukan tertentu dan utnuk mencari laba.
b. Menurut Prof. Molengraaff, menyatakan bahwa Perusahaanadalah keseluruhan
perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk
mendapatkan penghasilan, dengan cara memperniagakan barang-barang,
menyerahkan barang-barang, atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan.
c. Menurut Polak ( 1935 ) memandang Perusahaan dari sudut komersial, artinya baru
dikatakan perusahaan apabila adanya perhitungan-perhitungan tentang laba rugi
yang dapat diperkirakan, dan segala sesuatu itu dicatat dalam pembukuan.

d. Rumusan dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1982. Dalam pasal 1 huruf (b)
Undang-Undang Perusahaan (UWDP), Perusahaandidefinisikan sebagai setiap
bentuk usaha yang dijalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan
terus-menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara
Indonesia untuk bertujuan memperoleh keuntungan atau laba.

2.1.2 Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Isu tanggung jawab sosial (social corporate responsibility) adalah suatu topik yang
berkenaan dengan etika bisnis. Disini terdapat tanggung jawab moral perusahaan baik
terhadap karyawan perusahaan dan masyarakat disekitar perusahaan. Oleh karena itu
berkaitan pula dengan moralitas, yaitu sebagai standar bagi individu atau sekelompok
mengenai benar dan salah, baik dan buruk. Sebab etika merupakan tata cara yang menguji
standar moral seseorang atau standar moral masyarakat.
Disini etika bisnis adalah pengaturan khusus mengenai moral, benar dan salah.
Fokusnya kepada standar-standar moral yang diterapkan dalam kebijakan-kebijakan
bisnis, institusi dan tingkah laku. Dalam konteks ini etika bisnis adalah suatu kegiatan
standar moral dan bagaimana penerapannya terhadap sistem-sistem dan organisasi melalui
masyarakat modern yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa dan kepada
mereka yang bekerja di organisasi tersebut. Etika bisnis, dengan kata lain adalah bentuk
etika terapan yang tidak hanya menyangkut analisis norma-norma moral dan nilai-nilai
moral, tetapi juga menerapkan konklusi analisis ini terhadap lembaga-lembaga, teknologi,
transaksi, aktivitas-aktivitas yang kita sebut bisnis.
Disamping itu tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan teori utilitarisme
sebagaimana diutarakan Jeremy Bentham. Menurut utilitarisme suatu perbuatan atau
aturan adalah baik, kalau membawa kesenangan paling besar untuk jumlah orang paling
besar (the greatest good for the greatest number), dengan perkataan lain kalau
memaksimalkan manfaat.Hal itu dapat dipahami bila perusahaan melakukan kegiatan
bisnis demi mencari keuntungan dan juga ikut memikirkan kebaikan, kemajuan, dan
kesejahteraan masyarakat dengan ikut melakukan berbagai kegiatan sosial yang berguna
bagi masyarakat.
Intinya adalah bahwa Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya
perusahaanmemiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, masyarakat dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

2.2 Tanggng jawab perusahaan terhadapa karyawan, konsumen, investor,


masyarakat dan lingkungan.
1) Tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan
a) Keamanan lingkungan kerja
b) Masalah kualitas hidup
c) Menjamin kesempatan kerja yang sama
d) Terhindar daripelecahan seksual
2) Tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen
a) Konsumen berhak untuk mendapatkan keamanan
b) Konsumen berhak untuk mendapatkan informasi
c) Konsumen berhak untuk memilih
d) Konsumen berhak untuk didengarkan

3) Tanggung jawab perusahaan terhadap investor


Tujuan utama bisnis adalah menghasilkan laba bagi parapemegang saham namun
para investor dan keuangan menuntut agar dunia bisnis bersikap etis dan legal dalam
mengelola transaksi keuangan perusahaan.
4) Tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat umum
a) Masalah kesehatan masyarakat
Apa yang harus dilakukan dunia bisnis terhadap produk-produk yang
secara interen berbahaya seperti asap rokok, alkohol, makanan berlemak,
senjata api, dan lain-lain.
b) Mengembangkan kualiatas tenaga kerja
Dunia bisnis dapat berkembang dengan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas.
c) Filantropi perusahaan
Mencakup kontribusi dalam bentuk uang, peralatan, dan barang serta
dukungan terhadap usaha-usaha sukarela para karyawan dan organisasi sosial.

5. Tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan.


Perusahaan bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh proses operasi mereka seperti polusi. Dan berkewajiban juga untuk memproses
ulang bahan-bahan yang telah digunakan.

2.3 Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kewajiban Perusahaan


Menurut Undang-undang
Sebelum lahirnya Undang-undang Penanaman Modal dan Undang-undang Perseroan
Terbatas yang baru, tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility merupakan etika bisnis yang tidak tertulis di Indonesia. Namun kini etika ini
telah normatif dengan diundangkannya Undang-undang No.40 tahun 2007 dan
Undang-undang No.25 tahun 2007.
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 menyebutkan
bahwa setiap penanam modal berkewajiban :
menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan
membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya
kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal
mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penjelasan atas Pasal 15 (b) lebih lanjut menerangkan bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman
modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 yang


menentukan bahwa:
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidangnya danberkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban Perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Dalam penjelasan Pasal 74 ayat (3) dijelaskan lebih lanjut bahwa yang dimaksud
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan adalah dikenai
segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang terkait.

2.4 Kewajiban Perusahaan Menurut Undang-undang


Menurut Undang Undang ada tiga macam kewajiban yang harus dilakukan dan
dipenuhi oleh Perusahaan, diantaranya:
1) Membuat pembukuan ( sesuai dengan Pasal 6 KUHD Undang Undang Nomor 8
tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan )
2) Mendaftarkan perusahaannya ( sesuai Undang Undang Nomor 3 tahun 1982
tentang wajib daftar perusahaan
3) Perusahaan berkewajiban untuk menjaga lingkungan atas setiap kegiatan
Perusahaan tersebut berdasarkan Undang-undang No 5 Tahun 1985 tentang
Perindustrian dan Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup

2.5 Analisis Kasus Perusahaan


Kasus pencemaran lumpur panas di daerah Porong, Sidoarjo merupakan kasus yang
mendapat banyak perhatian publik. Alasannya adalah kebocoran gas yang terjadi
berdampak sangat besar bagi stabilitas nasional. Terjadi kebocoran gas hidrogen sulfida
pada tanggal 28 Mei 2006, di salah satu area eksplorasi gas di lokasi Banjar Panji milik
perusahaan PT. Lapindo Brantas. Pencemaran industri tersebut berdampak sangatbesar
terutama bagi penduduk sekitar.Kebocoran yang membentuk kubangan lumpur ini tidak
kurang mengakibatkan tenggelamnya 10 pabrik, 90 sawah, dan banyak permukiman
penduduk sekitar. Bahkan kebocoran ini menenggelamkan tol Surabaya-Gempol dengan
lumpur panas. Tercatat kebocoran gas tersebut merugikan 1110 kepala
keluarga.Pemerintah Indonesia sendiri belum mampu menanggulangi permasalahan
kebocoran gas ini, termasuk masalah peradilannya.
Terlihat kasus ini merupakan salah satu kegagalan supermasi hukum diIndonesia.
Irosnisnya pemerintah masih belum tahu cara menanggulangi pencemaran ini. Banyak
upaya yang dilakukan, belum menemukan titik cerah. Ironisnya lagi para ahli di bidang ini
berpendapat bahwa pencemaran ini tidak akan berhenti sampai lebih dari 30 tahunyang
akan datang. Itu berarti korban yang menderita akan semakin bertmbah.
Lalu bagaimana nasib Indonesia jika sudah seperti ini? Dimana azas keadilan yang
harus ditegakkan? Siapa yang harus disalahkan dan diadili? Kasus ini tidak lebih dari
kegagalan pemerintah Indonesia dalam menjaga dan mengawasi kelestarian lingkungan
alam. Bagaimana hukum lingkungan harus diterapkan? Pada kenyataannya regulasi hukum
lingkungan di Indonesia masih memiliki beberapa kekurangan baik itu regulasi atau
aplikasi penerapan hukum itu sendiri. Diantaranya adalah mengenai kebijakan pemerintah
mengenai pengelolaan sumber daya alam minyak dan gasnya. Tidak hanya mengenai
lingkungan tapi pemerintah perlu menegakkan supermasi hukumyang selama ini tidak
begitu diterapkan dengan optimal. Pemerintah juga perlu memberikan keadilan bagi
korban bencana lumpur panas ini. Memberikan tuntutan yang yang tepat, jelas dan
transparan kepada pihak yang bertanggung jawab.
Masalah kasus Lumpur Lapindo ini dapat dikatakan sebagai bencana nasional
mengingat begitu besar dampak yang diakibatkan olehnya.
Kasus lumpur lapindo jelas melanggar dan bertentangan dengan Pasal 21 ayat (1) UU
Perindustrian, yakni merusak lingkungan serta masyarakat luas yang menjadi korbannya.
PENUTUP
Kesimpulan

Berbagai hal mengenai tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagaimana


diuraikan diatas pada gilirannya kini sudah normatif. Oleh karena itu manajemen
perusahaan harus bisa mengoperasikannya di lapangan, sebagaimana telah ditentukan oleh
Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007 dan Undang-undang Penanaman
Modal No.25 tahun 2007. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat menggunakan CSR
tidak hanya terbatas implementasi kewajiban belaka, tetapi dapat memanfaatkannya
sebagai metode untuk mencapai sasaran bisnis perusahaan.
Akhirnya, baik bila dipahami komentar dari William Clay Ford, Jr., Ketua Dewan Direksi
Ford Motor, yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara perusahaan yang baik
(good) dengan perusahaan sangat baik (great). Perusahaan yang baik menawarkan
produk dan layanan yang memuaskan (excellent). Perusahaan besar tidak hanya
menawarkan produk dan layanan yang excellent, tetapi juga turut berusaha menciptakan
dunia yang lebih baik.

Penutup

Dengan terselesaikannya makalah ini, muda mudahan yang kami sajikan dapat
bermanfaat bagi pembaca wabil khusus kami selaku penulis. Kami menyadari bahwa
tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan, baik itu dari segi isinya, bahasanya dan lain
sebagainya, untuk itu saran, kritik dan perbaikan dari pembaca dengan senang hati akan
kami menerimanya, diiringi dengan ucapan terima kasih. Semoga makalah ini dapat
dijadikan referensi dalam belajar mata kuliah Aspek Hukum dan Etika Bisnis.
Daftar Pustaka

http://initugasku.wordpress.com/2010/03/03/tanggung-jawab-sosial-perusahaan/
https://bismar.wordpress.com/2009/12/23/tanggungjawab-sosial-perusahaan/
http://alchoyr.blogspot.com/2011/10/tanggung-jawab-sosial-perusahaan.html

Anda mungkin juga menyukai