Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
KELAS AKUNTANSI B
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
PGRI DEWANTARA JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Etika Bisnis Dan Lingkungan” yang di ampuh oleh Bapak Langgeng Prayitno, SE.MSA
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Etika Bisnis Dan Lingkungan”
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 7
Page 2
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Page 3
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan tentang dimensi populasi dan penyusutan sumber daya.
2. Menjelaskan tentang masalah lingkungan hidup sebagai tantangan global.
3. Menjelaskan tentang etika pengendalian polusi.
4. Menjelaskan tentang etika konservasi sumber daya.
5. Menjelaskan tentang pembangunan berkelanjutan
6. Menjelaskan tentang good ethics, good business.
Page 4
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
BAB II
PEMBAHASAN
Pada hakekatnya, etika lingkungan hidup membicarakan mengenai norma dan kaidah moral
yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam semesta, yaitu antara
manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam, dan antara manusia dengan
mahluk hidup yang lain atau dengan alam secara keseluruhan
2.1 Dimensi Populasi dan Penyusutan Sumber Daya
A. Dimensi Polusi dan Sumber Daya
Ancaman lingkungan berasal dari dua sumber, yaitu polusi dan penyusutan sumber daya.
Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh
pembutan atau penggunaan komoditas. Penyusutan sumber daya mengacu pada konsumsi
sumber daya yang terbatas atau langka.
1. Polusi Udara, Air, dan Tanah
Polusi udara bermula sejak terjadinya revolusi industri dunia, dan semakin
meningkat secara besar-besaran saat industri mulai meluas. Isu lingkungan yang
terkait dengan polusi udara diantaranya pemanasan global, penyusutan ozon, hujan asam,
racun udara, dan kualitas udara.
Polusi Air Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
1. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik.
Misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO,
dapat terakumulasi dan bersifat racun.
2. Sampah-sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan oksigen (O2) di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
3. Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal
tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan
karenanya
Bahan pencemar air saat ini sangat beragam dan tidak hanya terdiri dari
sampah organik, namun juga garam, logam, bahan-bahan radioaktif, bakteri, virus
serta endapan. Semua jenis kontaminasi ini dapat merusak bahkan menghancurkan
kehidupan air, mengancam kesehatan manusia serta mencemari air.
Tanah saat ini juga telah tercemar dengan zat-zat beracun, limbah padat serta limbah
nuklir. Zat beracun dapat memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
Jumlah sampah atau limbah padat yang dihasilkan manusia naik setiap tahun, namun fasilitas
Page 5
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
Page 6
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
Page 7
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
Page 8
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
bagian itu sendiri, tidak masalah apakah itu menguntungkan manusia atau tidak.
Namun hingga kini untuk memperluas hak-hak moral terhadap hal-hal non-
manusia masih sangat kontroversial. Untuk hal tersebut dibutuhkan pendekatan
lagi dalam menghadapi masalah lingkungan yang berdasarkan hak-hak asasi
manusia maupun pertimbangan utilitarian.
2. Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang
nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia.
Masalah utama dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini gagal
memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai
lingkungan.
3. Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha
menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan
masyarakat.
4. Biaya Pribadi dan Biaya Sosial
Polusi membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya berarti biaya-
biaya produksi (biaya pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial.
Akibatnya, pasar tidak menetapkan disiplin potimal pada produsen, dan hasilnya
adalah penurunan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu
pelanggaran atas prinsip-prinsip utilitarian yang merupakan dasar sistem pasar.
5. Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan
Penyelesaian untuk masalah biaya-biaya eksternal, menurut argumen
utilitarian yang disebutkan sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya polusi
atau pencemaran ke dalam perhitungan atau dengan kata lain, biaya-biaya ini
ditanggung oleh produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas
mereka.
6. Keadilan
Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak
konsisten dengan persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan distributif
tersebut mendukung kesamaan hak. Para pengamat mencatat bahwa polusi sering
berpengaruh terhadap meningkatnya ketidakadilan. Internalisasi biaya eksternal
juga terlihat konsiten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.
Page 9
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
Page 10
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
menyerahkan dunia ini pada generasi mendatang dalam kondisi yang tidak lebih
buruk dibandingkan dengan yang kita terima dari generasi sebelumnya.
3. Pertumbuhan Ekonomi
Sejumlah penulis menyatakan bahwa jika kita menghemat sumber daya alam
yang langka agar generasi mendatang bisa memperoleh kualitas kehidupan yang
memuaskan, maka kita perlu mengubah sistem perekonomian secara substansial,
khususnya dengan menekan usaha-usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Page 11
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
perusahaan menjadi penyebab dan bukan akibat dari perhatiannya untuk etika. Tetapi,
terlepas dari berhasil tidaknya pembuktian empiris, tidak begitu sulit untuk diterima bahwa
etika diperlukan untuk mencapai sukses dalam bisnis.
Sering ditekankan bahwa tuntutan etis sejalan dengan sukses dalam bisnis. Hal itu
terutama berlaku bisnis jangka panjang. Mungkin dengan menipu dan praktek kurang etis
lainnya kita dapat memperoleh keuntungan sesaat, tetapi cara berbisnis seperti itu tidak akan
bertahan lama. Penipuan bisa meraih keuntungan untuk sementara waktu, tetapi sekaligus
berfungsi sebagai bom waktu yang akan menghancurkan perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam bisnis, kepercayaan adalah unsur yang sangat penting dan kepercayaan tentu
mengandaikan bonafiditas pada pihak lain. Banyak perusahaan impor-ekspor menjadi besar
dan dapat mencapai umur panjang karena didasarkan atas kepercayaan antara berbagai mitra
bisnis.Semuanya itu tidak berarti bahwa etika yang baik selalu dan tanpa kecuali merupakan
kunci untuk mencatat sukses dalam bisnis. Tidak mustahil bahwa perusahaan yang lebih etis
mendapat keuntungan finansial kurang, dibandingkan dengan perusahaan yang tidak begitu
memperdulikan etika.
Kendati tidak ada jaminan mutlak, pada umumnya perusahaan yang etis adalah
perusahaan yang mencapai sukses juga. Good ethics, good business. Namun demikian, hal itu
tidak berarti bahwa harapan akan sukses boleh menjadi satu – satunya motivasi atau malah
motivasi utama untuk berperilaku etis. Yang baik harus dilakukan karena hal itu baik, bukan
karena membuka jalan menuju sukses, walaupun motivasi ini tidak senantiasa perlu dihayati
secara eksplisit.
Page 12
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, dapat
beberapa kesimpulan mengenai etika, bisnis, dan lingkungan hidup. Kesimpulan-
kesimpulan tersebut yaitu :
a. Dalam dimensi global lingkungan hidup terdapat enam masalah krisis lingkungan
hidup yang dihadapi masyarakat global yaitu akumulasi bahan beracun, efek rumah
kaca, perusakan lapisan ozon, hujan asam, deforestasi dan penggurunan, dan
keanekaan hayati.
b. Keterkaitan lingkungan hidup dan ekonomi terlihat dalam perspektif lingkungan
hidup sebagai the commons, ketidakeksternalitasnya lagi lingkungan hidup, dan
pembangunan berkelanjutan.
c. Hubungan manusia dengan alam terlihat dari pandangan bahwa pendekatan
teknokratis membawa dampak positif dan negatif serta dalam menghadapi krisis
lingkungan hidup, masyarakat modern berpendapat ekosentris dengan alam sebagai
pusatnya.
d. Dasar etika tanggung jawab terhadap lingkungan hidup adalah hak dan deontologi,
utilitarisme, dan keadilan.
SARAN
Mari kita sebagai manusia lebih menghargai dan menjaga lingkungan yang ada sekarang
ini untuk keberlanjutan kehidupan generasi selanjutnya di bumi.
Page 13
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sutrisna. 2011. Etika Bisnis: Konsep Dasar Implementasi dan Kasus. Bali:
Udayana University Press
Velasquez, Manuel G. 2005. Etika Bisnis: Konsep dan Dasar Edisi 5. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Widyawati, Tania. “Meningkatnya Perhatian Bisnis terhadap Etika Lingkungan
Hidup”. https://student.unud.ac.id/taniawidyawati/news/76408 . Diakses pada
10.09.2018
Page 14