Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Etika Bisnis dan Lingkungan

Dosen Pengampu:

Langgeng Prayitno, SE.MSA

Disusun Oleh:

Sari Widyaningsih (1662003)

Hizkia Franzias C (1662136)

Ajeng Pramesti (1662031)

KELAS AKUNTANSI B
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
PGRI DEWANTARA JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Etika Bisnis Dan Lingkungan” yang di ampuh oleh Bapak Langgeng Prayitno, SE.MSA

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Etika Bisnis Dan Lingkungan”
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jombang, 10 Desember 2019

Kelompok 7

Page 2
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 4
1.3 TUJUAN ....................................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
2.1 Dimensi Populasi dan Penyusutan Sumber Daya ......................................................................... 5
2.2 Masalah Lingkungan Hidup Sebagai Tantangan Global .............................................................. 6
2.3 Etika Pengendalian Polusi............................................................................................................. 8
2.4 Etika Konservasi Sumber Daya .................................................................................................. 10
2.5 Pembangunan Berkelanjutan....................................................................................................... 11
2.6 Good Ethics, Good Business....................................................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................................. 13
KESIMPULAN ................................................................................................................................. 13
SARAN ............................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 14

Page 3
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masalah-masalah terkait antara bisnis dan kerusakan lingkungan merupakan
masalah kekinian yang patut diselesaikan sesegera mungkin, khususnya di indonesia.
Berbagai persoalan menyangkut kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh kalangan
pebisnis kerap kali memiliki sangkut paut dengan cara dan etika dalam menjalankan
bisnisnya. Binis yang baik (good business) adalah bisnis yang membawa banyak
keuntungan jika di tinjau dari sektor ekonomi, bisnis yang baik adalah bisnis yang
menaati hukum serta peraturan yang berlaku, juga merupakan bisnis yang baik jika
baik secara moral dan etika dalam aktivitas bisnisnya.
Maksimalisasi keuntungan merupakan salah satu prinsip dalam kapitalisme,
dalam pijakan teori ini segala cara dapat dilakukan untuk memperoleh keuntungan
yang sebenarnya (sesuai dengan prinsip ekonomi, dengan pengorbanan yang sekecil-
kecilnya berusaha memperoleh hasil yang sebesar-besarnya). Efek dari mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya adalah terjadinya eksploitasi tenaga kerja,
ekploitasi lingkungan, serta konsumen

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan dimensi populasi dan penyusutan sumber daya?
2. Apa yang dimaksud masalah lingkungan hidup sebagai tantangan global?
3. Apa yang dimaksud dengan etika pengendalian polusi?
4. Apa yang dimaksud dengan etika konservasi sumber daya?
5. Bagaimana pembangunan berkelanjutan?
6. Bagaimana good ethics, good business?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan tentang dimensi populasi dan penyusutan sumber daya.
2. Menjelaskan tentang masalah lingkungan hidup sebagai tantangan global.
3. Menjelaskan tentang etika pengendalian polusi.
4. Menjelaskan tentang etika konservasi sumber daya.
5. Menjelaskan tentang pembangunan berkelanjutan
6. Menjelaskan tentang good ethics, good business.

Page 4
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

BAB II
PEMBAHASAN
Pada hakekatnya, etika lingkungan hidup membicarakan mengenai norma dan kaidah moral
yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam semesta, yaitu antara
manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam, dan antara manusia dengan
mahluk hidup yang lain atau dengan alam secara keseluruhan
2.1 Dimensi Populasi dan Penyusutan Sumber Daya
A. Dimensi Polusi dan Sumber Daya
Ancaman lingkungan berasal dari dua sumber, yaitu polusi dan penyusutan sumber daya.
Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh
pembutan atau penggunaan komoditas. Penyusutan sumber daya mengacu pada konsumsi
sumber daya yang terbatas atau langka.
1. Polusi Udara, Air, dan Tanah
Polusi udara bermula sejak terjadinya revolusi industri dunia, dan semakin
meningkat secara besar-besaran saat industri mulai meluas. Isu lingkungan yang
terkait dengan polusi udara diantaranya pemanasan global, penyusutan ozon, hujan asam,
racun udara, dan kualitas udara.
Polusi Air Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
1. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik.
Misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO,
dapat terakumulasi dan bersifat racun.
2. Sampah-sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan oksigen (O2) di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
3. Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal
tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan
karenanya
Bahan pencemar air saat ini sangat beragam dan tidak hanya terdiri dari
sampah organik, namun juga garam, logam, bahan-bahan radioaktif, bakteri, virus
serta endapan. Semua jenis kontaminasi ini dapat merusak bahkan menghancurkan
kehidupan air, mengancam kesehatan manusia serta mencemari air.
Tanah saat ini juga telah tercemar dengan zat-zat beracun, limbah padat serta limbah
nuklir. Zat beracun dapat memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
Jumlah sampah atau limbah padat yang dihasilkan manusia naik setiap tahun, namun fasilitas

Page 5
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

untuk menanganinya justru semakin sedikit. Reaktor nuklir mengandung bahan-bahan


radioaktif yang diketahui bersifat karsinogen. Radiasi tingkat tinggi dapat
menyebabkan kematian, sedangkan dosis lebih rendah dapat menyebabkan kanker dan
kerusakan genetika pada generasi selanjutnya.
Comtoh polusi tanah seperti sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet
sintesis, pecahan kaca, dan kaleng. Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami
sulit diuraikan) Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida
B. Penyusutan Spesies dan Habitat, Bahan Bakar Fosil, dan Mineral
Manusia menyebabkan punahnya ribuan spesies binatang dan tumbuhan
begitu pula dengan semakin sedikitnya jumlah habitat hutan yang hilang karena digunduli
oleh industri kayu, dan dijadikan permukiman. Disamping itu penggunaan bahan bakar fosil
dan mineral meningkat terus sedangkan ketersediaannya semakin menipis. Ketersediaan
bahan-bahan pengganti bahan bakar fosil dan mineral pun terbatas, sehingga hanya
dapat menunda sebentar habisnya ketersediaan bahan bakar fosil dan mineral.

2.2 Masalah Lingkungan Hidup Sebagai Tantangan Global


Dikutip dari buku Pengantar Etika Bisnis, Kees Bertens (311) mengemukakan terdapat
enam masalah pokok yang menjadi pembahasan dalam dampak pencemaran lingkungan
akibat kegiatan bisnis dalam dimensi global, diantaranya yaitu:
a. Akumulasi bahan beracun
Pembuangan limbah dan sisa industri kimia yang dilakukan oleh industri-
industri dan kegiatan rumah tangga konsumsi mengakibatkan banyak sekali
permasalahan lingkungan terutama pada tanah dan air. Banyaknya hasil pembuangan
industri yang tanpa diolah lebih lanjut mengakibatkan pencemaran tanah dan air yang
kemudian hari dapat menyebabkan kematian pada organism-organisme yang terdapat
di dalamnya. Beberapa zat-zat kimia yang digunakan industri seperti pestisida, fosfat,
dan polystyrene merupakan zat yang dapat merusak lingkungan dan merusak jaringan
di dalam tubuh pengonsumsinya. Pestisida yang digunakan pada industri produksi
pangan dapat masuk ke dalam rantai makanan, fosfat dalam detergen dapat
menambah populasi alga dalam air sungai sehingga mengurangi jumlah oksigen
dalam air yang kemudian berdampak pada kematian organisme air, dan polystyrene
yang sulit hancur secara alami dapat membebankan lingkungan. Selain itu juga dalam
industri PLTN yang dapat beresiko pada lingkungan dan kesehatan manusia. PLTN
menghasilkan limbah nuklir yaitu plutonium yang mengandung radioaktivitas yang

Page 6
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

bertahan selama ribuan tahun dan membahayakan kesehatan manusia karena


mengakibatkan kanker, keguguran, dan mutasi gen.
b. Efek rumah kaca
Green house effect atau efek rumah kaca merupakan penyebab dari naiknya
permukaan laut akibat suhu permukaan bumi yang tinggi. Karbondioksida yang
dilepaskan dari permukaan bumi tidak dapat dipantulkan kembali ke luar atmosfer
bumi dan sinar ultraviolet yang semakin membuat bumi panas akibat alat pemantul
yaitu lapisan ozon mengalami penurunan jumlah. Karbondioksida yang bertahan dan
tidak dapat dipantulkan kembali inilah yang mengakibatkan es dan salju di kutub
mencair dan permukaan air laut naik. Karbondioksida ini terlepas dari pembakaran
bahan bakar fosil, gas yang dikeluarkan manusia, kotoran sapi. Namun
karbondioksida yang memegang peranan besar penyebab efek rumah kaca adalah dari
pembuangan kendaraan bermotor dan industri. Hal ini berdampak pada daerah-daerah
di pinggir laut yang akan tergenang air laut seperti Belanda dan Bangladesh serta
perubahan iklim dunia seperti kekeringan, banjir, dan bencana alam lainnya.
c. Perusakan lapisan ozon
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, efek rumah kaca disebabkan dari
berkurangnya lapisan ozon yang memantulkan sinar ulraviolet ke luar atmosfer bumi.
Sinar ultraviolet yang masuk ke dalam bumi harus disaring oleh ozon dan akan
dipantulkan kembali ke luar atmosfer bumi. Bila sinar ultraviolet tetap bertahan dalam
bumi ini akan berdampak buruk pada kehidupan di dalamnya. Sinar ultraviolet dapat
mengakibatkan suhu bumi yang meningkat dan radiasinya yang merusak kulit bahkan
menyebabkan kanker kulit, penyakit katarak, dan kerusakan bentuk kehidupan
lainnya.
d. Hujan asam
Acid rain atau hujan asam adalah hujan yang terbentuk dari gabungan asam
dalam emisi industri dan air hujan yang mencemari daerah yang luas. Hujan asam ini
dapat merusak hutan dan pohon-pohon yang tumbuh disana, mencemari air danau,
dan merusak gedung dengan kandungan zat asam yang ada di dalamnya. Bagi
manusia hujan asam ini dapat mengganggu kesehatan pada saluran pernapasan dan
paru-paru.

e. Deforestasi dan penggurunan

Page 7
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

Semakin berkembangnya suatu bisnis dalam siklus hidupnya akan mendorong


bisnis itu untuk lebih produktif. Begitu pula dengan bisnis kayu yang semakin
berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin banyak. Kayu
merupakan barang yang laris dalam bisnis sehingga para pebisnis berlomba-lomba
menyediakan penawaran kayu. Namun semakin berkembangnya bisnis ini tidak
sejalan dengan pembuatan kembali barang tersebut yaitu pohon. Teknologi yang
modern pun menyediakan alat untuk menebang pohon dengan cepat dan efisien
menyebabkan hutan yang semakin berkurang. Deforestasi besar-besaran ini
berdampak besar pada lingkungan kita. Salah satu fungsi hutan menyerap
karbondioksida yang dihasilkan oleh industri dan kendaraan bermotor yang dapat
menyebabkan efek rumah kaca menjadi tidak berjalan dengan maksimal. Bahkan bila
penebangan tersebut dilakukan dengan tidak sistematis bisa menyebabkan erosi tanah
yang pada akhirnya akan menyebabkan perguruan atau desertification. Bila terus
dilakukan, deforestasi pada jankgka panjang bisa mengakibatkan perubahan ekstrim
pada iklim dunia.
f. Keanekaan hayati
Yang dimaksudkan keanekaan hayati atau biodiversitas di sini adalah jenis-
jenis kehidupan yang ada di bumi. Keanekaan hayati pada masa depan sangat
dibutuhkan terutama pada spesies yang saat ini belum diketahui manfaatnya, mungkin
akan berguna pada masa depan. Salah satu akibat dari kerusakan lingkungan adalah
kepunahan banyak spesies yang ada. Maka bila kerusakan habitat dan terutama
penebangan hutan yang semakin banyak akan mempercepat terjadinya kepunahan
banyak spesies saat ini.

2.3 Etika Pengendalian Polusi


Lembaga bisnis mengabaikan akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan karena
para pelaku bisnis menganggap udara dan air itu barang gratis dan bisnis melihat
lingkungan sebagai barang tak terbatas.
1. Etika Ekologi
Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari
bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri
dan bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk
menghargai dan mempertahankannya. Etika ekologi didasarkan pada gagasan
bahwa bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia perlu dijaga demi bagian-

Page 8
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

bagian itu sendiri, tidak masalah apakah itu menguntungkan manusia atau tidak.
Namun hingga kini untuk memperluas hak-hak moral terhadap hal-hal non-
manusia masih sangat kontroversial. Untuk hal tersebut dibutuhkan pendekatan
lagi dalam menghadapi masalah lingkungan yang berdasarkan hak-hak asasi
manusia maupun pertimbangan utilitarian.
2. Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang
nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia.
Masalah utama dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini gagal
memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai
lingkungan.
3. Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha
menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan
masyarakat.
4. Biaya Pribadi dan Biaya Sosial
Polusi membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya berarti biaya-
biaya produksi (biaya pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial.
Akibatnya, pasar tidak menetapkan disiplin potimal pada produsen, dan hasilnya
adalah penurunan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu
pelanggaran atas prinsip-prinsip utilitarian yang merupakan dasar sistem pasar.
5. Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan
Penyelesaian untuk masalah biaya-biaya eksternal, menurut argumen
utilitarian yang disebutkan sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya polusi
atau pencemaran ke dalam perhitungan atau dengan kata lain, biaya-biaya ini
ditanggung oleh produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas
mereka.
6. Keadilan
Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak
konsisten dengan persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan distributif
tersebut mendukung kesamaan hak. Para pengamat mencatat bahwa polusi sering
berpengaruh terhadap meningkatnya ketidakadilan. Internalisasi biaya eksternal
juga terlihat konsiten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.

Page 9
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

7. Biaya dan Keuntungan


Thomas Klein memberikan ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan
dengan mengidentifikasi biaya dan keuntungan, mengevaluasi biaya dan
keuntungan, dan menambahkan biaya dan keuntungan.
8. Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara
Ekologi sosial menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi
sosial belum berubah, maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan.
Ekofeminisme digambarkan dengan adanya beberapa hubungan penting (historis,
eksperensial, simbolis,teoritis) antara dominasi atas kaum perempuan dan dominasi
atas alam, sebuah pemahaman yang sangat penting baik bagi etika feminism
ataupun etika lingkungan. Kaum ekofeminis meyakini bahwa meskipun konsep
utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki peran terbatas dalam etika lingkungan,
namun etika lingkungan yang baik harus memperhitungkan perspektif-perspektif
etika memberi perhatian.

2.4 Etika Konservasi Sumber Daya


Konservatisme mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di
masa mendatang. Jadi, konservatisme sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan
untuk membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk besok. Pengendalian polusi merupakan
salah satu bentuk konservatisme.
1. Hak Generasi Mendatang
Mungkin tampak bahwa kita berkewajiban melakukan konservasi sumber daya
bagi generasi mendatang karena mereka memiliki hak yang sama atas sumber daya
terbatas dari planet ini. Jika generasi mendatang sama-sama punya hak atas sumber
daya bumi, maka tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang
sebenarnya menjadi milik mereka dan melanggar hak-hak mereka atas sumber
daya tersebut.
2. Keadilan bagi Generasi Mendatang
Rawls menyatakan bahwa metode ini, memastikan apa yang diberikan oleh
generasi sebelumnya pada generasi selanjutnya, akan mengarahkan pada
kesimpulan bahwa apa yang disyaratkan oleh keadilan pada kita hanyalah
kepastian bahwa generasi selanjutnya tidak menerima yang lebih baik dari yang
kita terima dari generasi sebelumnya. Keadilan mewajibkan kita untuk

Page 10
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

menyerahkan dunia ini pada generasi mendatang dalam kondisi yang tidak lebih
buruk dibandingkan dengan yang kita terima dari generasi sebelumnya.
3. Pertumbuhan Ekonomi
Sejumlah penulis menyatakan bahwa jika kita menghemat sumber daya alam
yang langka agar generasi mendatang bisa memperoleh kualitas kehidupan yang
memuaskan, maka kita perlu mengubah sistem perekonomian secara substansial,
khususnya dengan menekan usaha-usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

2.5 Pembangunan Berkelanjutan


Jika krisis lingkungan dipertimbangkan dengan serius, bagi ekonomi masih ada
suatu konsekuensi lain yang sulit dihindari. Ekonomi selalu menekankan perlunya
pertumbuhan. Ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang tumbuh. Selanjutnya semakin
disadari bahwa pengabisan sumber daya alam barangkali masih dapat diimbangi
dengan ditemukannya teknologi baru. Karena itu penghabisan sumber daya alam tidak
merupakan masalah hidup atau mati. Masalah yang lebih mendesak adalah kerusakan
lingkungan hidup yang sangat memprihatinkan. Yang secara mutlak harus dibatasi
adalah tekanan semakin besar pada sistem-sistem ekologis karena efek-efek negatif dari
kegiatan manusia. Kapasitas alam untuk manampung tekanan dari polusi udara dan air,
degradasi tanah dan sebagainya tidak diimbangi dengan teknologi baru.

2.6 Good Ethics, Good Business


Jika perusahaan ingin mencatat sukses dalam bidang bisnis, Menurut Richard De
George ia membutuhkan tiga hal pokok, yaitu : produk yang baik, manajemen yang mulus
dan etika. Ada sebuah pertanyaan : Apakah bisnis yang etis sama dengan bisnis sukses?
Bisnis harus berlaku etis demi kepentingan bisnis itu sendiri. Dalam kode etiknya atau
dengan cara lain, kini banyak perusahaan mengikuti pentingnya etika untuk bisnis mereka.
Bahkan telah diusahakan untuk menunjukkan secara empiris bahwa perusahaan yang
mempunyai standar etis tinggi tergolong juga perusahaan yang sukses. Ada beberapa studi
lain yang memperlihatkan perkaitan positif antara perhatian untuk etika dan keuntungan
finansial.
Studi yang menunjukkan perkaitan antara etika baik dan keberhasilan dalam bisnis
tidak tanpa masalah. Sebab, kalaupun dapat dibuktikan adanya perkaitan macam itu, dengan
demikian belum terbukti pula bahwa bisnis itu sukses karena etikanya baik. Hubungan
kausalitas disini belum dipastikan. Bisa terjadi juga, perusahaan yang sukses mempunyai
perhatian khusus terhadap etika, justru karena mereka sukses. Kalau begitu, sukses

Page 11
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

perusahaan menjadi penyebab dan bukan akibat dari perhatiannya untuk etika. Tetapi,
terlepas dari berhasil tidaknya pembuktian empiris, tidak begitu sulit untuk diterima bahwa
etika diperlukan untuk mencapai sukses dalam bisnis.
Sering ditekankan bahwa tuntutan etis sejalan dengan sukses dalam bisnis. Hal itu
terutama berlaku bisnis jangka panjang. Mungkin dengan menipu dan praktek kurang etis
lainnya kita dapat memperoleh keuntungan sesaat, tetapi cara berbisnis seperti itu tidak akan
bertahan lama. Penipuan bisa meraih keuntungan untuk sementara waktu, tetapi sekaligus
berfungsi sebagai bom waktu yang akan menghancurkan perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam bisnis, kepercayaan adalah unsur yang sangat penting dan kepercayaan tentu
mengandaikan bonafiditas pada pihak lain. Banyak perusahaan impor-ekspor menjadi besar
dan dapat mencapai umur panjang karena didasarkan atas kepercayaan antara berbagai mitra
bisnis.Semuanya itu tidak berarti bahwa etika yang baik selalu dan tanpa kecuali merupakan
kunci untuk mencatat sukses dalam bisnis. Tidak mustahil bahwa perusahaan yang lebih etis
mendapat keuntungan finansial kurang, dibandingkan dengan perusahaan yang tidak begitu
memperdulikan etika.
Kendati tidak ada jaminan mutlak, pada umumnya perusahaan yang etis adalah
perusahaan yang mencapai sukses juga. Good ethics, good business. Namun demikian, hal itu
tidak berarti bahwa harapan akan sukses boleh menjadi satu – satunya motivasi atau malah
motivasi utama untuk berperilaku etis. Yang baik harus dilakukan karena hal itu baik, bukan
karena membuka jalan menuju sukses, walaupun motivasi ini tidak senantiasa perlu dihayati
secara eksplisit.

Page 12
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, dapat
beberapa kesimpulan mengenai etika, bisnis, dan lingkungan hidup. Kesimpulan-
kesimpulan tersebut yaitu :
a. Dalam dimensi global lingkungan hidup terdapat enam masalah krisis lingkungan
hidup yang dihadapi masyarakat global yaitu akumulasi bahan beracun, efek rumah
kaca, perusakan lapisan ozon, hujan asam, deforestasi dan penggurunan, dan
keanekaan hayati.
b. Keterkaitan lingkungan hidup dan ekonomi terlihat dalam perspektif lingkungan
hidup sebagai the commons, ketidakeksternalitasnya lagi lingkungan hidup, dan
pembangunan berkelanjutan.
c. Hubungan manusia dengan alam terlihat dari pandangan bahwa pendekatan
teknokratis membawa dampak positif dan negatif serta dalam menghadapi krisis
lingkungan hidup, masyarakat modern berpendapat ekosentris dengan alam sebagai
pusatnya.
d. Dasar etika tanggung jawab terhadap lingkungan hidup adalah hak dan deontologi,
utilitarisme, dan keadilan.

SARAN
Mari kita sebagai manusia lebih menghargai dan menjaga lingkungan yang ada sekarang
ini untuk keberlanjutan kehidupan generasi selanjutnya di bumi.

Page 13
Etika bisnis dan profesi
Kelompok 7

DAFTAR PUSTAKA
 Dewi, Sutrisna. 2011. Etika Bisnis: Konsep Dasar Implementasi dan Kasus. Bali:
Udayana University Press
 Velasquez, Manuel G. 2005. Etika Bisnis: Konsep dan Dasar Edisi 5. Yogyakarta:
Penerbit Andi
 Widyawati, Tania. “Meningkatnya Perhatian Bisnis terhadap Etika Lingkungan
Hidup”. https://student.unud.ac.id/taniawidyawati/news/76408 . Diakses pada
10.09.2018

Page 14

Anda mungkin juga menyukai