Anda di halaman 1dari 14

KEBANGKRUTAN DAN LIKUIDITAS

(manajemen keuangan)
KELOMPOK 5 :
ABDUL RAHMAN (0053.01.52.2020)

SABRIANA SUSANTI Z. (0034.01.52.2020)

DWIKI ISTIQAMAH M. (0001.01.52.2020)

SITTI HUSNIAH (0063.01.52.2020)


1. Kesulitan Keuangan ( Financial Distress )
Definisi :
Defisini kesulitan keuangan (financial distress) menurut pendapat beberapa ahli yakni :

 Santoso,2007 : Kesulitan Keuanga (Financial distress), berarti kesulitan dana untuk menutup kewajiban perusahaan atau
kesulitan likuiditas yang diawali dengan kesulitan ringan sampai pada kesulitan yang lebih serius, yaitu jika hutang lebih
besar dibandingkan dengan aset. Definisi Kesulitan Keuangan (financial distress) yang lebih pasti sulit dirumuskan tetapi
terjadi dari kesulitan ringan sampai berat.

 Plat dan Plat,2002 dalam Amilia, 2006 dan Ramadhani dan Lukviarman, 2009) : Kesulitan Keuanga (Financial distress)
merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tahap penurunan dalam kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum
terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.

 Beaver et al, 2011 : Kesulitan Keuangan (Financial distress juga bisa didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban financial yang telah jatuh tempo.

 Foster,1988 dalam Ramadhani dan Lukviarman,2009 : mendefinisikan Kesulitan Keuangan (financial distress) sebagai,
“Financial distress is lIsed to mean severe liquidity problems that cannot be resolved without a sizable rescaling of the
entity’s operations or structure.”
Hal yang terjadi jika perusahaan mengalami Kesulitan
Keuangan (financial distress).
Menurut Harahap (2009) ada beberapa indikator untuk melihat tanda-tanda kesulitan keuangan dapat diamati
dari pihak eksternal dan internal .

• EKSTERNAL • INTERNAL

a. Penurunan jumlah dividen yang dibagikan kepada


a. Turunnya volume penjualan karena
ketidakmampuan manajemen dalam
pemegang saham selama beberapa periode berturut-
menerapkan kebijakan dan strategi.
turut.

b. Penurunan laba secara terus-menurus bahkan


b. Turunnya kemampuan perusahaan dalam
mencetak keuntungan.
perusahaan mengalami kerugian.

c. Ditutup atau dijualnya satu atau lebih unit usaha. c. Ketergantungan terhadap utang, dimana
perusahaan memiliki utang sangat besar
d. Pemecatan pegawai secara besar-besaran.
sehingga biaya modalnya membengkak.
e. Harga di pasar mulai menurun terus-menerus.
Beberapa hal yang mungkin dilakukan oleh perusahaan yang mengalami kesulitan
keuangan (financial distress) antara lain:

1. Menjual aset-aset utamanya. seperti: tanah, gedung, kendaraan, mesin dll.


2. Merger dengan perusahaan lain.
3. Mengurangi belanja modal untuk penelitian dan pengembangan.
4. Menerbitkan saham atau obligasi baru.
5. Negoisasi dengan bank atau kreditor lainnya.
6. Mengkonversi utang menjadi ekuitas.
7. Mengajukan permohonan kepailitan.
Strategi ketika terjadi Kesulitan Keuangan
(financial distress) :

1. Langkah nomor 1, 2, dan 3 merupakan langkah-langka yang terkait dengan aset perusahaan atau
disebut dengan asset restructuring. Asset restructuring merupakan kegiatan penyusunan perusahaan
supaya kinerja perusahaan lebih baik. Contohnya; lini bisnis, dvisi, unit usaha atau SBU (Strategic
Business Unit).
2. Langkah nomor 4, 5, 6 dan 7 merupakan langkah terkait sisi kanan laporan posisi keuangan perusahaan
(sisi pendanaan) dan merupakan contoh financial restructuring.
 
2. Likuiditas dan Kebangkrutan
 Definisi Likuiditas menurut pendapat para ahli yakni :
 Moeljadi,2010:67 : Likuiditas merupakan suatu indicator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua
kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo.

 Fahmi,2013:131 : Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara
tepat waktu. Rasio ini penting karena kegagalan dalam membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan
perusahaan.

 Riyanto,2011:25 menyatakan bahwa : Likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan kemampuan suatu
perusahaan bank untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi.

 Brigham dan Houston, 2010:134 mengatakan bahwa : Aset Likuid merupakan aset yang diperdagangkan di pasar aktif
sehingga dapat dikonversi dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku, sedangkan posisi likuiditas suatu
perusahaan berkaitan dengan pertanyaan, apakah perusahaan mampu melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh
tempo di tahun berikutnya.

• Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dalam jangka pendek.
• Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas :
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar atau utang yang segera jatuh tempopada
saat ditagih.

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar secara keseluruhan.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.

Tujuan dan 4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja
Manfaat Rasio perusahaan.
Likuiditas 5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan
utang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan
membandingkannya untuk beberapa periode.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di
aktiva lancar dan utang lancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio
• Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur
kemampuan, yaitu :

1. Rasio Lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
 Jenis-jenis membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih.
Pengukuran
2. Rasio Sangat Lancar (quick ratio atau acid test ratio) merupakan rasio uji cepat yang

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan.

3. Rasio Kas (cash ratio) merupakan alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang. Hal ini dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau
yang setara dengan kas seperti rekening biro dan tabungan.

4. Rasio perputaran kas (cash turn over) bermanfaat utuk mengukur tingkat kecukupan modal
kerja perusahaan yang dibutuhakan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.

5. Inventory to net working capital merupakan rasio yang mengukur atau membandingkan
antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
2. Likuiditas dan Kebangkrutan
• Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti:

 Menurut Drs. A. Abdurrahman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Kebangkrutan adalah
suatu proses yang dilakukan oleh seorang debitur dengan mengisi suatu petisi yang menyatakan bahwa ia tidak
mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya atau hutang-hutangnya dan bersedia dinyatakan bangkrut.

 Menurut Muhammad Akhyar Adnan dan Eha Kurni Asih,2000:137 yaitu kegagalan ekonomi (economi failure)
dan kegagalan keuangan (financial failure).

 Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan
perusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai
sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban.

 Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang mebedakan antara dasar arus kas dan dasar
saham.
Sebab – sebab Kegagalan Usaha
 Menurut Bambang Riyanto, Faktor Penyebab kegagalan usaha (kebangkrutan) dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Faktor Intern, berasal dari dalam perusahaan itu sendiri baik yang meliputi faktor keuangan dan non keuangan.
2. Faktor Ekstern, yang berasal dari luar perusahaan itu berada diluar jangkauan atau control pimpinan perusahaan
 Menurut Dun & Bradstreet telah membuat kompilasi persentase sebab-sebab kegagalan sebagai berikut :

1. Manajemen tidak kompeten 45,6 %

2. Kurang pengalaman di bidang manajerial 12,5 %

3. Pengalaman tidak seimbang dalam permodalan,penjualan, produksi dan lain-lain 19,2 %


4. Kurang pengalaman di bidang produksi yang ditangani 11,1 %

5. Kelalaian 0,7 %

6. Musibah / malapetaka 0,5 %

7. Penipuan 0,3 %

8. Alasan yang tidak diketahui 10,1 %


3. Reorganisasi dalam Kebangkrutan
 Definisi reorganisasi,
 Menurut Drs. A. Abdurrachman : Reorganisasi pada umumnya adalah pengaturan atau perbaikan
mengenai susunan kapital suatu perseroan, biasanya yang meliputi penarikan kembali semua efek
yang belum diselesaikan dan penggantiannya dengan efek yang baru. Sedangakan pada
khususnya adalah suatu recapitalization mengenai suatu perseroan yang jatuh bangkrut, yang
menetapkan, bahwa pemegang saham, pemegang obligasi, dan para kreditur menyetujui satu
sama lain akan menyerahkan kepentingan-kepentingan dan tuntutan-tuntutannya, dan membentuk
suatu perseroan yang baru untuk menyelesaikan hutang-hutang perseroan yang lama dan
melanjutkan usaha-usahanya.

 Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa reorganisasi adalah Situasi dimana aktiva dari
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dinyatakan dalam nilai pasar dan penyusunan
kembali struktur permodalan perusahaan untuk mencerminkan tiap perubahan pada sisi aktiva.
Rencana Reorganisasi
Rencana reorganisasi didasarkan pada prinsip keadilan dan
kelayakan. Prinsip keadilan berarti semua pihak diberlakukan
secara adil (fair). Prinsip kelayakan berarti rencana tersebut
harus layak (bisa) dilakukan.

 Standar Keadilan

 Standar Kelayakan
KESIMPULAN
• Hal-hal yang dapat terjadi ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan tersebut akan
mengalami penurunan secara keseluruhan, baik dari segi internal perusahaan dalam hal ini dikatakan nilai
perusahaan itu sendiri maupun dari segi eksternal perusahaan yang dalam hal ini adalah pandangan dari pihak
investor terhadap perusahaan ketika menginvestasikan saham dalam perusahaan tersebut

• Berikut adalah definisi :


- Likuiditas yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan persekutuan sudah tidak
memungkinkan untuk menjalankan kegiatan operasinya.

- Kebangkrutan adalah kegagalan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasi untuk menghasilkan laba.

- Reorganisasi yaitu yaitu usaha yang direstui pengadilan untuk mempertahankan kehidupan perusahaan dengan
cara merubah struktur modalnya agar biaya bunganya dapat ditekan dan skedul pelunasan pinjaman dapat
diperpanjang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai