Anda di halaman 1dari 19

KULIAH DARING

MANAJEMEN RISIKO
PERTEMUAN 13
RISIKO DANA PENSIUM
 Eksposur merupakan resiko yang
timbul dari sumberdaya internal
seperti para pekerja atau berasal dari
sumber daya eksternal.
 Eksposur juga merupakan obyek yang
rentan terhadap resiko dan
berdampak pada kinerja perusahaan
apabila resiko yang diprediksi benar-
benar terjadi.
 Eksposur ini paling umum berkaitan
dengan ukuran keuangan.
COSO Framework
1) Control environment
Tindakan atau kebijakan  manajemen yang mencerminkan sikap manajemen puncak secara
keseluruhan dalam pengendalian manajemen. Yang termasuk dalam control environment:
 Integrity and ethical values (integritas dan nilai etika)
 Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi)
 Board of Directors and audit committee (dewan komisaris dan komite audit)
 Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen dan gaya mengelola
operasi)
 Organizational structure (struktur organisasi)
 Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya manusia dan prosedurnya)
2. Risk assessment
Tindakan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis risiko-risiko yang relevan dalam
penyusunan laporan keuangan dan perusahaan secara umum. Yang termasuk dalam risk assessment:
 Company-wide objectives (tujuan perusahaan secara keseluruhan)
 Process-level objectives (tujuan di setiap tingkat proses)
 Risk identification and analysis (indentifikasi risiko dan analisisnya)
 Managing change (mengelola perubahan)
COSO Framework
3. Control activities
Tindakan-tindakan yang diambil manajemen dalam rangka pengendalian intern. Yang termasuk
control activities:
 Policies and procedures (kebijakan dan prosedur)
 Security (application and network) –> (keamanan dalam hal aplikasi dan jaringan)
 Application change management (manajemen perubahan aplikasi)
 Business continuity or backups (kelangsungan bisnis)
 Outsourcing (memakai tenaga outsourcing)
4. Information and communication 
Tindakan untuk mencatat, memproses dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk menjaga
akuntablitas. Yang termasuk komponen ini adalah sebagai berikut.
 Quality of information (kualitas informasi)
 Effectiveness of communication (efektivitas komunikasi)
COSO Framework
5. Monitoring
Peniilaian terhadap mutu pengendalian internal secara berkelanjutan maupun periodik untuk
memastikan pengendalian internal telah berjalan dan telah dilakukan penyesuian yang diperlukan
sesuai kondisi yang ada. Yang termasuk di dalam komponen ini, yakni:
 On-going monitoring (pengawasan yang terus berlangsung)
 Separate evaluations (evaluasi yang terpisah)
 Reporting deficiencies (melaporkan kekurangan-kekurangan yang terjadi)
Manajemen Risiko Asuransi
Penerapan Manajemen Risiko
Dana Pensiun
 Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Strategi adalah untuk meminimalkan
kemungkinan terjadinya Risiko Strategi yang berdampak pada kegiatan usaha Dana
Pensiun
 PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGANNOMOR 1/POJK.05/2015 TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK
 SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASILPENILAIAN SENDIRI
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK
Penerapan Manajemen Risiko
Dana Pensiun
 PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGANNOMOR 1/POJK.05/2015 TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK
 Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank,yang selanjutnya disingkat LJKNB, adalah lembaga yang
melaksanakan kegiatan di sektor perasuransian, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan, yang meliputi:
a) perusahaan asuransi umum, perusahaan asuransi jiwa, dan perusahaan reasuransi, termasuk yang
menyelenggarakan seluruh atau sebagian usahanya dengan prinsip syariah sebagaimana dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan mengenai perasuransian;
b) perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, dan perusahaan penilai kerugian
asuransisebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undanganmengenai perasuransian;
c) dana pensiun, termasuk yang menyelenggarakan seluruh atau sebagian usahanya dengan prinsip
syariah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun;
d) perusahaan pembiayaan, termasuk yang menyelenggarakan seluruh atau sebagian usahanya
berdasarkan prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan
mengenai lembaga pembiayaan
Risiko Strategi

 Risiko strategi adalah potensi kegagalan dana pensiun dalam merealisasikan


kewajiban kepada peserta akibat ketidaklayakan atau kegagalan dalam
melakukan perencanaan, penetapan dan pelaksanaan strategi, pengambilan
keputusan bisnis yang tepat dan atau kurang responsifnya dana pensiun
terhadap perubahan eksternal.
 Risiko strategi bersumber dari strategi yang dijalankan dana pensiun tidak
sesuai dengan kondisi lingkungannya, kebijakan dana pensiun yang diterapkan
tidak sesuai dengan posisi strategis dana pensiun. Risiko strategi bisa
meningkat karena stabilitas politik tidak kondusif, inflasi tinggi, dan stabilitas
keamanan.
Risiko Operasional

 Risiko operasional adalah potensi kegagalan dana pensiun dalam


merealisasikan kewajiban kepada peserta, pensiunan dan pihak yang berhak
sebagai akibat ketidaklayakan atau kegagalan proses internal manusia, sistem
teknologi informasi, dan atau kejadian dari luar lingkungan dana pensiun.
 Sumber risiko operasional adalah struktur organisasi, SDM, volume dan beban
kerja yang dimiliki, tingkat kompleksitas dana pensiun yang tinggi, sistem
teknologi informasi tidak memadai, dana pensiun memiliki kecurangan dan
permasalahan hukum, adanya gangguan terhadap kegiatan usaha.
Risiko Aset dan Liabilitas

 Risiko aset dan liabilitas adalah risiko yang terjadi karena adanya potensi
kegagalan dalam pengelolaan aset dan pengelolaan liabilitas dana pensiun
yang menimbulkan kekurangan dana dalam pemenuhan kewajiban dana
pensiun kepada peserta. Risiko ini bersumber dari pengelolaan aset dan
liabilitas yang dilakukan dengan tidak baik. Kesesuaian aset dan liabilitas tidak
memadai.
Risiko Kepengurusan
 Risiko kepengurusan adalah risiko kegagalan dana pensiun dalam mencapai
tujuan akibat kegagalan dana pensiun memelihara komposisi terbaik pengurus
yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi. Pengurus adalah direksi dan
dewan komisaris.
 Sumber risiko kepengurusan adalah penunjukan dan pemberhentian direksi
dan dekom yang tidak memadai, komposisi dan proporsi direksi dan dekom
yang tidak mencukupi dan tidak sesuai kebutuhan dana pensiun, komposisi
dan integritas dewan komisaris dan direksi Dana Pensiun tidak memadai dan
tidak menunjang tugas dan wewenang direksi dan dewan komisaris serta
kepemimpinan direksi dan dewan komisaris tidak baik. Risiko kepengurusan
dapat meningkat karena tidak tersedianya sistem remunerasi memadai bagi
direksi dan dewan komisaris.
Risiko Tatakelola
 Risiko tata kelola adalah potensi kegagalan dalam pelaksanaan tata kelola
yang baik, ketidaktepatan gaya manajemen, lingkungan pengendalian dan
perilaku dari setiap pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung dengan
dana pensiun. Sumber risiko tata kelola adalah karena pedoman tata kelola
yang dimiliki dana pensiun tidak memadai. Dana pensiun tidak menerapkan
prinsip tata kelola yang baik dan dana pensiun tidak menerapkan manajemen
risiko secara memadai. Risiko tata kelola dapat meningkat karena adanya
intervensi dari pihak lain yang mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan
tata kelola yang baik.
Risiko Dukungan Dana
 Risiko tata kelola adalah potensi kegagalan dalam pelaksanaan tata kelola
yang baik, ketidaktepatan gaya manajemen, lingkungan pengendalian dan
perilaku dari setiap pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung dengan
dana pensiun. Sumber risiko tata kelola adalah karena pedoman tata kelola
yang dimiliki dana pensiun tidak memadai. Dana pensiun tidak menerapkan
prinsip tata kelola yang baik dan dana pensiun tidak menerapkan manajemen
risiko secara memadai. Risiko tata kelola dapat meningkat karena adanya
intervensi dari pihak lain yang mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan
tata kelola yang baik.
Kasus
Kirana Finance memiliki data keuangan 2018 sebagai berikut : Diminta : Hitunglah non performing
 Total Aset : Rp. 10.000.000.000 finance (NPF) dan biaya operasional
 Total Pembiayaan : Rp. 8.000.000.000
 Laba : Rp 500.000.000 terhadap pendapatan operasional
 Pendapatan Operasional: Rp. 1.000.000.000 (BOPO) Kirana Finance. Apakah rasio
 Biaya Operasional : Rp. 200.000.000 piutang kualitas perusahan ini termasuk
 Pembiayaan Kualitas Rendah : Rp 120.000.000 tinggi?
Pembahasan :
1. NPF
NPF merupakan pembiayaan kualitas rendah dibagi total pembiayaan
NPF = Rp 120.000.000 / Rp. 8.000.000.000 = 1.5%
2. BOPO
Nilai BOPO didapatkan dari rumus biaya operasional dibagi pendapatan operasional
BOPO = Rp. 200.000.000 / Rp. 1.000.000.000 = 20%
Kasus
 Penghitungan NPF sangat dibutuhkan oleh bank atau pihak investor karena dapat dijadikan
sebagai cerminan resiko pembayaran. Setiap bank memang harus selalu menanggung resiko
pembiayaan.
 Semakin tinggi rasio NPF maka semakin tinggi resiko pembiayaan yang harus ditanggung.
Akibatnya, pihak bank harus bisa menyediakan cadangan dana yang lebih besar untuk
menutupi resiko tersebut. Hal ini bisa berdampak pada pengurangan modal jika hal ini tidak
segera diselesaikan.
 Besar kecilnya NPF dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
 Faktor internal meliputi berbagai permasalahan yang ada dalam tubuh bank itu sendiri,
terutama faktor manajerial dan operasional bank.
 Faktor eskternal adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh bank, dan mungkin saja
tidak berhubungan dengan perekonomian. Misalnya bencana alam, perubahan teknologi,
kebijakan ekonomi, inflasi, dan lain sebagainya.
Kasus
 Penghitungan NPF sangat dibutuhkan oleh bank atau pihak investor karena dapat dijadikan
sebagai cerminan resiko pembayaran. Setiap bank memang harus selalu menanggung resiko
pembiayaan.
 Semakin tinggi rasio NPF maka semakin tinggi resiko pembiayaan yang harus ditanggung.
Akibatnya, pihak bank harus bisa menyediakan cadangan dana yang lebih besar untuk
menutupi resiko tersebut. Hal ini bisa berdampak pada pengurangan modal jika hal ini tidak
segera diselesaikan.
 Besar kecilnya NPF dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
 Faktor internal meliputi berbagai permasalahan yang ada dalam tubuh bank itu sendiri,
terutama faktor manajerial dan operasional bank.
 Faktor eskternal adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh bank, dan mungkin saja
tidak berhubungan dengan perekonomian. Misalnya bencana alam, perubahan teknologi,
kebijakan ekonomi, inflasi, dan lain sebagainya.
Kasus
 BOPO adalah Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional yang merupakan
rasio profitabilitas perusahaan yang membandingkan beban operasional dengan
pendapatan operasional.
 BOPO dapat melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola
beban operasionalnya.
 Semakin tinggi beban operasional, berarti makin buruk pengelolaan perusahaan
tersebut.
 BOPO berpengaruh besar dalam mengukur tingkat efisiensi dan juga kemampuan
bank dalam menjalanan kegiatan operasionalnya.
Latihan Soal
1. Sebutkan penerapan manajemen risiko Lembaga pembiayaan yang minimalnya harus dilakukan
2. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan risiko pembiayaan? Apakah Sumbernya ?
3. Jelaskan perbedaan antara manajemen risiko perbankkan dan manajemen risiko Lembaga
pembiayaan ?
4. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan eksopur pembiayaan dan apa saja lima komponen coso?
5. Icul Finance memiliki data keuangan 2018 sebagai berikut :
 Total Aset : Rp. 17.000.000.000
 Total Pembiayaan : Rp. 14.000.000.000
 Laba : Rp 1.300.000.000
 Pendapatan Operasional : Rp. 2.000.000.000
 Biaya Operasional : Rp. 900.000.000
 Pembiayaan Kualitas Rendah : Rp 2.250.000.000
Diminta : Hitunglah non performing finance (NPF) dan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional (BOPO) Icul Finance. Apakah rasio piutang kualitas perusahan ini termasuk tinggi?

Anda mungkin juga menyukai