Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank sebagai lembaga keuangan, disamping memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
dan peredaran uang, usaha pokok bisnisnya adalah memberikan pelayanan kredit kepada para
nasabahnya.
Sejak terjadinya Paket Juni 83 pada masa perkembangan industri perbankan, yaitu perbankan
menghapus pagu kredit, menentukan sendiri suku bunga dalam rangka meningkatkan
mobilisasi dana dari masyarakat, dan mengurangi ketergantungan dari BI, bank dari berbagai
jenis kepemilikannya dapat memberikan keleluasaan kredit kepada nasabahnya. Sehingga
masyarakat berbondong bondong mendatangi bank dengan harapan mendapat pinjaman
modal untuk membangun usaha atau bisnis, ataupun meningkatkan usaha yang sudah ada.
Setelah kredit yang merajalela di masyarakat khususnya di lingkungan pengusaha menengah
ke atas, banyak bank yang menyimpang dari aturan dalam pemberian kredit karena persaingan
yang ketat dalam penarikan nasabah. Selain itu banyak kelalaian yang dilakukan bank dalam
menganalisis pemberian kredit, dan pemberian jumlah pinjaman yang tidak sesuai dengan
kemampuan nasabah bank, sehingga terjadilah kredit macet pada nasabah.
Dengan demikian diperlukan cara penyelesaian kredit macet yang akan dibahas dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, maka timbul masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kredit bermasalah
2. Faktor faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah
3. Bagaimana cara penyelesaian kredit bermasalah
4. Menjelaskan restrukturisasi kredit
5. Membuat jurnal-jurnal tentang kredit bermasalah
6. Menjelaskan pengertian penyisihan kerugian kredit
7. Menjelaskan tentang ketentuan penyisihan kerugian kredit sesuai dengan
kolektibilitasnya dan persentase pencadangan
8. Menghitung penyisihan kerugian kredit yang wajib dilakukan oleh bank
9. Membuat jurnal-jurnal tentang penyisihan kerugian kredit
10. Membukukan penghapusan kredit
11. Menjurnal pembayaran atas kredit yang telah dihapus buku bila ada setoran dari
debitur

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :


1. Mengetahui apa yang dimaksud kredit macet.
2. Bagaimana perhitungan kredit bermasalah, restrukturisasi kredit , dan penyisihan
kerugian kredit.
3. Mengetahui bagaimana cara penyelesaian kredit bermasalah, restrukturisasi kredit , dan
penyisihan kerugian kredit
.
D. Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa :


1. Pengetahuan tentang kredit macet dan penyelesaiannya.
2. Wawasan dan pengalaman dalam penyusunan makalah.
3. Bahan wacana bagi para pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Umum Kredit

Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, disebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sampai saat ini pendapatan bunga sebagai hasil dari pemberian kredit, masih merupakan
kontribusi terbesar pada pendapatan bank secara keseluruhan, baik bank-bank di Indonesia
maupun kebanyakan bank-bank di dunia. Berdasarkan statistik Bank Indonesia bulan Juni
1992, 80% dari total aset perbankan Indonesia adalah berupa kredit yang disalurkan baik
kepada sektor perdagangan maupun industri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
penyaluran kredit merupakan kegiatan utama suatu bank. Di lain pihak, penyaluran kredit
mengandung resiko bisnis terbesar dalam dunia perbankan. Oleh karena itu, pengelolaan
kredit merupakan kegiatan yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap bank.

Jenis kredit sesuai dengan kolektibilitas


Performing loan
a. Kredit lancar
Kredit yang tidak terdapat tunggakan. Setiap jatuh tempo angsuran debitur dapat
membayar pinjaman pokok maupun bunga.
b. Kredit dalam perhatian khusus
Penggolongank kredit yang tertunggak bik angsuran pinjaman pokok dan pembayarran
bunga, akan tetapi tunggakannya sampai dengan 90 hari( tidak melebihi 90 hari
kalender)
Non-Performing loan
a. Kredit kurang lancar
Terjadi bila debitur tidak dapat membayar angsuran pinjaman pokok atau
pembayaran bunga antara 91 hari sampai dengan 180 hari
b. Kredit diragukan
Terjadi bila debitur tidak dapat membayar angsuran pinjaman pokok atau
pembayaran bunga antara 181 hari sampai dengan 270 hari
c. Kredit macet
Terjadi bila debitur tidak mampu membayar berturut- turut lebih dari 270hari .
Akutansi kredit bermasalah
Performing loan :
a. Pengakuan pendapatan bunga kredit performi
Pendapatan bunga kredit diakui secara akrual untuk kredit yang digolongkan pada
performing loan. Sehingga pendapatan bunga kredit performing loan akan berpengaruh
pada laporan laba/rugi bank.
b. Pembayaran kewajiban kredit performing
Pembayaran atas tunggakan kredit sebesar sama atau lebih dari kewajiban pokok dan
bunga , maka seluruh kewajibannya di bayarkan.

Non performing loan:


a. Pengakuan pendapatan bunga kredit non performing
Terjadi bila debitur tidak membayar angsuran pinjaman pokok maupun bunga setelah
90hari. Pendapatan bunga kredit untuk kredit non performing diakui atas dasar cash
basis yaitu pengakuan pendapatan bunga kredit pada saat adanya pembayaran dari
debitur.
b. Pembayaran kewajiban kredit non performing
Bila debitur sudah masuk dalam kualitas kredit performing, kemudian melakukan
pembayaran atas tunggakannya, maka bila kredit termasuk golongan kredit kurang
lancar,prioritas pembayarannya adalah pembayaran bunga,denda dan lain-lain.

Pengertan Kredit Bermasalah/ Macet

Dalam paket kebijakan deregulasi bulan Mei tahun 1993 (PAKMEI 1993), di Indonesia
dikenal dua golongan kredit bank, yaitu kredit lancar dan kredit bermasalah. Di mana kredit
bermasalah digolongkan menjadi tiga, yaitu kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit
macet. Kredit bermasalah inilah yang sangat dikhawatirkan oleh setiap bank, karena akan
mengganggu kondisi keuangan bank, bahkan dapat mengakibatkan berhentinya kegiatan
usaha bank.
Kredit bermasalah atau problem loan adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan
akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan
debitur. (Siamat, 1993, hal: 220).

Suatu kredit digolongkan ke dalam kredit macet bilamana: (Sutojo, 1997, hal: 331)

1. Tidak dapat memenuhi kriteria kredit lancar, kredit kurang lancar dan kredit diragukan;
atau
2. Dapat memenuhi kriteria kredit diragukan, tetapi setelah jangka waktu 21 bulan
semenjak masa penggolongan kredit diragukan, belum terjadi pelunasan pinjaman, atau usaha
penyelamatan kredit; atau
3. Penyelesaian pembayaran kembali kredit yang bersangkutan, telah diserahkan kepada
pengadilan negeri atau Badan Urusan Piutang Negara (BUPN), atau telah diajukan
permintaan ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit.

Sejak krisis keuangan yang berlanjut dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak
tahun 1997, penyelesaian kredit macet bank-bank di Indonesia ditangani oleh Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Berkaitan dengan kasus kredit macet di Indonesia Menko Ekuin, Kwik Kian Gie mengatakan
bahwa sampai saat ini jumlahnya sudah mencapai Rp 600 trilyun (InfoBank, Edisi Nomor
245, Januari 2000, hal:14). Menurut hemat kami hal ini tampaknya lebih disebabkan karena
faktor kesengajaan. Betapa tidak, sebagian besar dana kredit yang dimiliki bank disalurkan
kepada debitur kelompok usahanya sendiri, yang disebut perusahaan terafiliasi. Dimana
dalam penyalurannya kurang atau mungkin tidak didasarkan pada studi kelayakan (feasibility
study), dan bahkan besarnya kredit yang mereka ajukan jumlahnya telah di mark up terlebih
dahulu. Sebagai contoh adalah Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) dan Bank Umum
Nasional (BUN), yang masing-masing secara berurutan menyalurkan 90,7% dan 78,4%
(Kwik Kian Gie, 1999, hal: 124) untuk kepentingan kelompok usahanya sendiri.
Faktor faktor Penyebab Munculnya Kredit Bermasalah

Munculnya kredit bermasalah termasuk di dalamnya kredit macet, pada dasarnya tidak terjadi
secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses. Terjadinya kredit macet dapat disebabkan
baik oleh pihak kreditur (bank) maupun debitur. Faktor-faktor penyebab yang merupakan
kesalahan pihak kreditur adalah:

1. Keteledoran bank mematuhi peraturan pemberian kredit yang telah digariskan;


2. Terlalu mudah memberikan kredit, yang disebabkan karena tidak ada patokan yang jelas
tentang standar kelayakan permintaan kredit yang diajukan;
3. Konsentrasi dana kredit pada sekelompok debitur atau sektor usaha yang beresiko tinggi;
4. Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staf bagian kredit yang berpengalaman;
5. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepada para eksekutif dan staf bagian
kredit;
6. Jumlah pemberian kredit yang melampaui batas kemampuan bank;
7. Lemahnya kemampuan bank mendeteksi kemungkinan timbulnya kredit bermasalah,
termasuk mendeteksi arah perkembangan arus kas (cash flow) debitur lama.
8. Tidak mampu bersaing, sehingga terpaksa menerima debitur yang kurang bermutu.
(Sutojo, 1999, hal: 216)

Sedang faktor-faktor penyebab kredit macet yang diakibatkan karena kesalahan pihak debitur
antara lain:

1. Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan, yang disebabkan merosotnya kondisi


ekonomi umum dan/atau bidang usaha dimana mereka beroperasi;
2. Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan, atau karena kurang
berpengalaman dalam bidang usaha yang mereka tangani;
3. Problem keluarga, misalnya perceraian, kematian, sakit yang berkepanjangan, atau
pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa orang anggota keluarga debitur;
4. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain;
5. Kesulitan likuiditas keuangan yang serius;
6. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur, misalnya perang dan bencana alam;
7. Watak buruk debitur (yang dari semula memang telah merencanakan tidak akan
mengembalikan kredit). (Sutojo, 1999, hal: 334)

Berapa faktor penyebab kredit bermasalah antara lain :


Faktor internal bank
1. Analisis yang dilaukan pejabat bank kurang tepat , sehingga tidak dapat memprediksi
apa yg akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit.
2. Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan nasabah, sehingga bank
memutuskan kredit yang tidak seharusnya di berikan.
3. Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, sehingga tidak
dapat melakukan analisis kredit dengan tepat dan akurat
4. Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan mentoring kredit
5. Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait,misalnya komisaris,direktur bank
sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit
Faktor eksternal bank
1. Debitur dengan sengaja tidak melakukan pembayaran angsuran kepada bank, karena
nasabah tidak memiliki kemauan dalm memenuhi kewajibannya
2. Debitur melakukan ekspansi terlalu besar. Hal ini akan memiliki dampak terhadap
keuangan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modal kerja
3. Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan dana kredit terseut
tidak sesuai tujuan penggunaan (side streaming).misalnya dalam pengajuan
kedit,disebutkan kredit investasi ternyata dalm praktiknya setelah dana kredit
dicairkan digunakan untuk modal kerja.Adanya unsur ketidaksengajaan,misalnya
bencana alam,ketidakstabilan perekonomian negara sehingga inflasi tinggi

Indikasi Kredit Bermasalah


Untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah atau kredit macet sedini
mungkin, dapat dilakukan dengan memperhatikan gejala-gejala sebagai berikut: (Siamat,
1993, hal: 220-221)

1. Terjadinya penundaan yang tidak normal dalam penerimaan laporan keuangan,


pembayaran cicilan atau dokumen lainnya;
2. Adanya penyelidikan yang tidak terduga dari lembaga-lembaga keuangan lainnya
mengenai nasabah tersebut;
3. Keluarnya anggota eksekutif perusahaan;
4. Terjadi perubahan kegiatan usaha misalnya masuknya pesaing baru atau produk baru yang
sejenis;
5. Meningkatnya penggunaan fasilitas overdraft;
6. Perusahaan nasabah mengalami kekacauan;
7. Ditemukannya kegiatan ilegal atas usaha nasabah;
8. Permintaan tambahan kredit;
9. Permohonan perpanjangan atau penjadwalan kembali kredit;
10. Usaha nasabah yang terlalu ekspansif;
11. Kreditur lain melakukan proteksi atas kredit yang diberikan dengan meminta tambahan
jaminan atau melakukan pengikatan notaris atas barang jaminan.

Dengan mencermati gejala-gejala terjadinya kredit macet tersebut, maka bukanlah sesuatu
yang mustahil untuk mencegah terjadinya kredit macet, atau paling tidak dapat
mengurangi/menekan sekecil mungkin kasus-kasus kredit macet yang ada.
Mengurangi atau Mencegah Kemungkinan Kredit Bermasalah

Setiap penyaluran kredit oleh bank tentu mengandung resiko, karena adanya keterbatasan
kemampuan manusia dalam memprediksi masa yang akan datang. Apalagi dalam situasi dan
kondisi lingkungan yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian seperti sekarang ini.
Beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh bank dalam menekan atau mengurangi
seminimal mungkin resiko pemberian kreditnya, adalah:

1. Penilaian/Analisis terhadap Permohonan Kredit


Setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, tentu harus dilakukan penilaian
secara seksama oleh pejabat bank. Terlebih lagi untuk pemberian kredit jangka panjang,
seperti kredit investasi misalnya. Mengingat semakin lama jangka waktu kredit, maka
semakin tinggi faktor ketidakpastiannya, sehingga semakin besar pula resiko yang dihadapi
bank.

Dalam penilaian kredit, ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan yaitu prinsip 5 C + 1C,
yang meliputi:

a) Character
Character atau watak debitur sangat menentukan kemauan untuk membayar kembali kredit
yang telah diterimanya. Namun demikian, untuk mengetahui character seseorang itu tidak
mudah. Oleh karena itu, penilaian atas character debitur perlu dilakukan secara hati-hati dan
secermat mungkin. Informasi dari keluarga dan teman-teman dekat dari debitur, serta
informasi dari bank pemberi kredit sebelumnya adalah sangat penting.Untuk mengetahui dan
memperoleh gambaran yang jelas tentang watak calon debitur ini, dapat dilakukan usaha-
usaha seperti: melakukan interview langsung terhadap calon debitur; meneliti daftar riwayat
hidupnya, mengetahui reputasi calon debitur berdasarkan informasi dari lingkungan
usahanya, serta meneliti kegiatan dan pengalaman-pengalaman usahanya.
b) Capacity
Capacity mengandung arti kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya. Dengan
demikian, capacity berkaitan erat dengan kemampuan calon debitur dalam melunasi
kreditnya. Unsur-unsur yang dinilai untuk mengetahui kemampuan calon debitur antara lain
meliputi penilaian terhadap:
1) Proyeksi arus kas;
2) Proyeksi laporan keuangan;
3) Pusat informasi krdit;
4) Kemampuan manajemen;
5) Kemampuan pemasaran;
6) Kemampuan teknis;
7) Kewajiban kewajiban pada pihak lainnya.
c) Capital
Informasi mengenai besar kecilnya modal (capital) perusahaan calon debitur adalah sangat
penting bagi bank. Modal yang dimaksudkan disini adalah modal sendiri (networth) atau nilai
kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan, yang merupakan selisih antara total aktiva dengan
total kewajiban (utang). Semakin besar modal yang dimiliki perusahaan merupakan cerminan
keberhasilan perusahaan di masa lalu, dan ini tentunya semakin baik dihadapan bank.
Mengingat kredit bank hanya merupakan pelengkap atau tambahan bagi pembiayaan kegiatan
operasional perusahaan. Posisi modal suatu perusahaan dapat dianalisis dari laporan
keuangannya. Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang modal perusahaan, maka
bank harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan selama paling tidak tiga
tahun periode akuntansi sebelumnya.
d) Collateral
Collateral (jaminan kredit) merupakan setiap aktiva atau barang-barang yang diserahkan
debitur sebagai jaminan atas kredit yang diperoleh dari bank. Manfaat jaminan ini bagi bank
adalah sangat penting, sebagai back up atas kredit yang diberikan kepada debitur. Tujuannya
adalah agar bank dapat memperoleh pelunasan kembali atas kredit yang diberikan kepada
debitur, apabila kelak debitur tidak mampu melunasi kreditnya atau pun ingkar janji (wan
prestasi). Atas jaminan yang diberikan oleh debitur, maka perlu diperhatikan cara
pengikatannya sesuai dengan hukum yang berlaku, untuk menghindari sengketa yang
kemungkinan muncul di kemudian hari.

e) Conditions
Yang dimaksud conditions disini adalah keadaan perekonomian secara umum dimana
perusahaan tersebut beroperasi. Kondisi perekonomian sangat menentukan keberhasilan
maupun kegagalan suatu perusahaan. Oleh karena itu, bank atau dalam hal ini analis kredit,
harus mempertimbangkan keadaan perekonomian, dan proyeksi perekonomian selama jangka
waktu kredit yang diberikan.

f) Constraint
Dalam pemberian kredit, bank perlu juga mengetahui dan mempertimbangkan hambatan
(constraint) yang mungkin muncul di lapangan. Bank perlu mengetahui tanggapan masyarakat
setempat terhadap rencana investasi yang akan dilakukan oleh calon debiturnya, karena bisa
saja masyarakat setempat menolak rencana investasi tersebut. Sebagai contoh seorang debitur
mengajukan kredit untuk membangun sebuah peternakan babi misalnya. Nah, pihak bank
perlu mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat setempat, apakah menerima atau menolak
kehadiran peternakan tersebut.

2. Pemantauan Penggunaan Kredit

Setelah bank memutuskan untuk memberikan kredit kepada debiturnya, bukan berarti bahwa
tugas bank sebagai perantara keuangan selesai sampai di situ, melainkan itulah awal mula
tugas bank yang sesungguhnya dalam penyaluran kredit. Bank senantiasa harus memantau
kredit yang telah disalurkannya. Apakah debitur benar-benar menggunakan kreditnya sesuai
dengan permohonan semula, atau digunakan untuk keperluan lain? Bagaimana perkembangan
dan prospek usaha debitur? Bagaimana keadaan perekonomian nasional secara keseluruhan,
kondusif atau tidak bagi perkembangan usaha debitur? Dan pertanyaan-pertanyaan lain
berkaitan dengan prospek kredit yang telah disalurkan oleh bank. Pertanyaan-pertanyaan ini
penting dijawab, dalam rangka mengantisipasi kemungkinan tersendat atau macetnya kredit
yang telah disalurkan bank.

3. Jaminan Kredit
Jaminan kredit (collateral) atau agunan sebenarnya tidaklah mutlak sifatnya, tetapi perlu, guna
mengantisipasi kemungkinan tidak tertagihnya kredit yang disalurkan bank. Di samping status
dan kondisi jaminan, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh bank adalah dalam
cara pengikatannya. Pengikatan jaminan kredit ini harus sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku. Hal ini berkaitan dengan eksekusi jaminan, apabila kelak debitur ingkar janji (wan
prestasi) atau tidak mampu melunasi kreditnya.

Cara penyelesaian Kredit Bermasalah


Untuk menyelesaikan dan menyelamatkan kredit yang dikategorikan macet, dapat ditempuh
usaha-usaha sebagai berikut: (Siamat, 1993, hal 222-223)

1. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)


Yaitu perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu
termasuk masa tenggang (grace period) dan perubahan besarnya angsuran kredit. Tentu tidak
kepada semua debitur dapat diberikan kebijakan ini oleh bank, melainkan hanya kepada
debitur yang menunjukkan itikad dan karakter yang jujur dan memiliki kemauan untuk
membayar atau melunasi kredit (willingness to pay). Di samping itu, usaha debitur juga tidak
memerlukan tambahan dana atau likuiditas.
2. Reconditioning (Persyaratan Ulang)
Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan
jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku bunga, penundaan pembayaran sebagian atau
seluruh bunga dan persyaratan lainnya. Perubahan syarat kredit tersebut tidak termasuk
penambahan dana atau injeksi dan konversi sebagian atau seluruh kredit menjadi equity
perusahaan. Debitur yang bersifat jujur, terbuka dan cooperative yang usahanya sedang
mengalami kesulitan keuangan dan diperkirakan masih dapat beroperasi dengan
menguntungkan, kreditnya dapat dipertimbangkan untuk dilakukan persyaratan ulang.
3. Restructuring (Penataan Ulang)
Yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut:
a) Penambahan dana bank, atau
b) Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi poko kresit baru, atau
c) Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan bank atau mengambil
partner yang lain untuk menambah penyertaan.
4. Liquidation (Liquidasi)
Yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan utang.
Pelaksanaan likuidasi ini dilakukan terhadap kategori kredit yang memang benar-benar
menurut bank sudah tidak dapat lagi dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha nasabah
yang sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan. Proses likuidasi ini dapat dilakukan
dengan menyerahkan penjualan barang tersebut kepada nasabah yang bersangkutan. Sedang
bagi bank-bank umum milik negara, proses penjualan barang jaminan dan aset bank dapat
diserahkan kepada BPPN, untuk selanjutnya dilakukan eksekusi atau pelelangan.

Restrukturisasi kredit
Restrukturisasi kredit merupakan upaya yang dilakukan bank dalm kegiatan usaha perkreditan
agar debitur dapat memenuhi kewajibanya.Restrukturisasi kredit :

Modifikasi persyaratan kredit


Restrukturisasi kredit yang paling utama dilakukan oleh bank adalah dengan melakukan
modifikasi persyaratan kredit. Persyaratan kredit yang perlu di perbaharui dalam rangka
restrukturisasi antara lain :
1. Penurunan suku bunga kredit
2. Perpanjangan jangka waktu kredit
3. Pengurangan tunggakan bunga kredit
4. Pengurangan jumlah pokok kredit
Penambahan fasilitas kredit
Dalam kasus tertentu, debitur bermasalah justru akan mendapat tambahan kredit dengan tujuan
agara usahanya menjadi lancar dan dapat mengembalikan kewajiban nya. Tambahan kredit ini
di berikan untuk debitur yang memperoleh kredit infestasi atau kredit modal kerja
Pengambilan agunan/aset debitur
Dilakukan bila debitur sudah tidak sanggup membayar kewajibannya ,dan debitur kooperatif
untuk menyelesaikan kewajibannya dengan keagunan nya. Restrukturisasi kredit dengan
pengambilan agunan atau asset debitur, dilakukan sebagai berikut :
1. Agunan kredit atau asset lain yang di ambil alih seperti tanah, bangunan,dan surat
berharga diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi
2. Sisa kredit setelah dikurangi nilai bersih agunan atau asset lain yang di ambil alih
merupakan kredit yang restruktrisasi yang perlakuannya sebagaimana diatur dalam
restrukturisasi dengan moifikasi persyaratan.
Konversi kredit
Merupakan konversi pinjaman debitur dalam bentuk penyertaan modal dalam bentuk
perusahaan debitur. Dengan dilakukannya konversi kredit, maka outstanding credit debitur
yang telah dikonversi,dikurangkan dari akun kredit. Konversi kredit dilakukan dengan
mendapat saham perusahaan debitur .

KREDIT BERMASALAH
1. Pada tanggal 10 April 07 Bank Bima mencairkan kredit kepada Annisa sebesar Rp
120.000.000 dengan jangka waktu 5 tahun dan bunga 6% pa flat. Angsuran dilakukan
setiap bulan dimulai sejak tanggal 10 Mei 2007-10 April 2012. Denda atas
pembayaran angsuran sebesar 1% dari total angsuran.Pertanyaan :
Buatlah jurnal-jurnal sebagai berikut :
a. Pada 10 Mei Annisa dapat membayar angsuran, akan tetapi pada tanggal 10 Juni
07 dan seterusnya menunggak
b. Pada 10 Okt semua tunggakan dibayar

Jawaban :
a. Angsuran pokok = 120.000.000/60 Rp 2.000.000
Bunga = (0,5%)(120.000.000) 600.000
Angsuran/bln Rp 2.600.000

10 April 07
Jurnal pencairan kredit
10April Kredit yg diberikan Rp 120.000.000
Tabungan/kas/giro Annisa Rp120.000.000
2007

30 April 07
Jurnal pencairan kredit
30Pendapatan.
April bunga kredit yg akn Rp 420.000
2007
diterima
Pendapatan bunga kredit Rp 420.000
10-30 Apr = (21/30)(600.000) = 420.000

30 April 07
Penyesuaian pendapatan provisi
30Provisi
Aprilditerima di muka Rp 20.000.000
Pendapatan provisi Rp 20.000.000
2007

10-30 Apr = (1/60)(1.200.000) = 20.000


01 Mei 07
Jurnal koreksi pengakuan bunga
01Pendapatan
Mei bunga kredit Rp 420.000
Pendptn. bunga kredit yg Rp 420.000
2007
akn diterima

10 Mei 07
Jurnal pembayaran angsuran
10Tabungan/kas/giro
Mei 2007 Annisa Rp 2.600.000
Kredit yg diberikan Rp 2.000.000
Pendapatan bunga kredit Rp.600.000
Perhitungan :
Angsuran pokok/bln = 120.000.000/60 Rp 2.000.000
Bunga/bln = (6%)(1/12)(120.000.000) 600.000
Tot. Angsuran Rp 2.600.000

Jurnal pembayaran angsuran 10 Mei 07


10 Mei Tabungan/giro/kas Annisa Rp 2.180.000
Kredit yg diberikan Rp.2.000.000
2007
Pendptn bunga kredit yg akn Rp.420.000
diterima
Pendapatan bunga kredit Rp.180.000

Perhitungan :
Angsuran pokok/bln = 120.000.000/60 2.000.000
Pendptn. Bunga kredit yg akn diterima 420.000
Pendapatan bunga kredit 180.000
Tot. Pembayaran 2.600.000

31 Mei 07
Penyesuaian pendapatan provisi
31Pen.
MeiProvisi diterima di muka Rp 20.000
Pendapatan provisi Rp 20.000
2007
(1/60)(1.200.000) = 20.000

Jurnal penyesuain Pengakuan Bunga


31 Mei Pdptn Bunga Kredit yg akan Rp 425,806
2007 diterima
Pendapatan Bunga Kredit Rp 425,806
10-April = (22/31)(600,000) = 425.806

01 Juni 07
Jurnal koreksi pengakuan bunga
01Pendapatan
Juni bunga kredit Rp 425.806
Pen. Bunga kredit yg akn Rp 425.806
2007
diterima

10 Jun 07
Jurnal tunggakan pembayaran angsuran
10Pen. Jun
Bunga kredit yg akn Rp 600.000
2007
diterima
Pendapatan bunga kredit Rp 600.000

b. 10 Okt 07
Jurnal pembayaran tunggakan
10Tabungan/kas/giro
Okt Annisa Rp 2.626.000
Kredit yg akn diberikan Rp 2.000.000
2007
Pen. Bunga kredit yg akn Rp 600.000
diterima
Pendapatan denda Rp 26.000
Perhitungan :
Tunggakan pokok 2.000.000
Tunggakan bunga 600.000
Tot. Angsuran 2.600.000
Denda keterlambatan = (1%)(2.600.000) 26.000
Tot. Pembayaran 2.626.000

10 Okt 07
Jurnal pembayaran angsuran
10Tabungan/kas/giro
Okt Annisa Rp 2.600.000
Kredit yg diberikan Rp 2.000.000
2007
Pendapatan bunga kredit Rp 600.000

2. Kredit macet PT Bayubiru sebesar Rp 900.000.000 tunggakan bunga sampai saat ini
Rp 100.000.000 dengan jangka waktu kredit 2 tahun dan sisa jangka waktunya masih
1 tahun, suku bunga 12% pa effective rate. Bank telah memperhitungkan penyisihan
kerugian kredit sebesar Rp 200.000.000 pada 10 April 07 disepakati untuk
restuktrurasi kredit dengan modifikasi persyaratan kredit antara lain; suku bunga
diturunkan menjadi 6% pa effective rate, tunggakan bunga dihapus, jangka waktu
diperpanjang menjadi 3 tahun setelah restrukturasi kredit. (Sisa jangka waktu 1 tahun
dan dirubah menjadi 3 tahun). Setelah restrukturasi, kolektibilitas kredit nasabah
meningkat dari kredit macet menjadi kredit kurang lancar. Penyisihan kerugian kredit
setelah restrukturasi sebesar 15% dari nilai sekarang outstanding credit.
Pertanyaan :
Buatlah perhitungan restrukturasi kredit dan jurnalnya
Jawaban :
Restruktur Kredit
No Ket. Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Total
.
Untuk Debitur
1 Pokok setelah restrukturasi 300 300 300 900
2 Bunga setelah restrukturasi 54 36 18 108
3 Arus kas masuk (pokok & 354 336 318 1.008
bunga)
4 Arus kas masuk (pokok & 354 336 318 1.008
bunga)
5 Nilai sekarang (12%) 316 268 226 810
6 Kredit sebelum restrukturasi 900
7 Penyishan rest kredit (6-5) 90
8 PPAP = (15%)(nilai sekarang) 122
9 Kelebihan
No. PPAPKet.
(PPAP-8) Sebelum Sesudah78
10
1 Kerugian rest
Tunggakan kredit (9-7)
pokok 900.000.000 (12)
900.000.000
11
2 Amortisasi
Tunggakan bungakerugian rest (4) (4)
100.000.000 (4) (12)
3 Persyaratan
(33,3%)(10)kredit
a. Jangka waktu 1 3
b. Bunga 12% 6%
4 Kualitas kredit Macet Kurang lancar
5 PPAP tersedia (harus dibentuk) 200.000.000 122.000.000
6 Kelebihan PPAP 78.000.000
7 Penyisihan restrukturisasi 90.000.000
8 Kerugian restrukturasi (12.000.000)
01 April 07
Jurnal sebelum restrukturisasi
01Kredit
Aprilyg diberikan Rp 900.000.000
Giro PT Banyubiru Rp 900.000.000
07

01Beban
April
penyisihan kerugian kredit Rp 200.000.000
Penyisihan kerugia kredit Rp 200.000.000
07

Jurnal sesudah restrukturisasi


01Kerugian
April restrukturisasi kredit Rp 90.000.000
Penyisihan restrukturisasi kredit Rp 90.000.000
07

(Pembentukan penyisihan rest kredit)


01Penyisihan
April kerugian kredit Rp 78.000.000
Beban penyisihan kerugian Rp 78.000.000
07
kredit

(Koreksi kelebihan beban penyisihan)


01Beban
April
penyisihan kerugian kredit Rp 78.000.000
Kerugian restrukturisasi kredit Rp 78.000.000
07

(Offseting kerugian restrukturisasi kredit


Dengan kelebihan restrukturisasi kredit)
01Biaya
April
ditangguhkan-KRK Rp 12.000.000
Kerugian Restrukturisasi Rp 12.000.000
07
Kredit(KRK)

01Biaya
April
amortisasi KRK Rp 12.000.000
Biaya ditangguhkan KRK Rp 12.000.000
07

(amortisasi tahun 1)

3. Kredit macet dengan outstanding sebesar Rp 250.000.000 dengan tunggakan bunga


Rp 30.000.000, sehingga total kewajiban debitur Rp 280.000.000. Dalam ragka
restrukturasi, maka pada tanggal 25 April 07 bank mengambil alih agunannya.
Agunan berupa rumah tipe 100/200 (luas bangunan 100 m 2 dan luas tanah 200 m2).
Harga pasar rumah di sekitar lokasi agunan adalah Rp 270.000.000. Pada tanggal 25
Agt agunan dijual dengan harga Rp 260.000.000
Pertanyaan :
Buatlah jurnal yang diperlukan :
Jawaban :
Nilai bersih > Kewajiban
Tanah = 200m2 X 600.000Rp 120.000.000
Bangunan = 100m2 X 2.000.000 200.000.000
Nilai wajar agunan Rp 320.000.000
Kewajiban kpd debitur 30.000.000
Rek. Admin Rp 290.000.000

25 April 07
Jurnal pengambilalihan agunan
25Agunan
April yang diambil alih Rp 290.000.000
Kredit yg diberikan Rp 30.000.000
07
Pendapatan bunga kredit yg Rp 260.000.000
ditangguhkan
25 April 07
25Rek.
April
Lawan-tagihan kontigensi Rp 260.000.000
Pendapatan bunga kredit dlm Rp 260.000.000
07
penyelesaian

25 Agustus 07
Jurnal penjualan agunan
Perhitungan:
Harga jual agunan Rp 260.000.000
Nilai bersih agunan 290.000.000
Kerugian 30.000.000

25 Agustus 07
25Kas Rp 260.000.000
Kerugian penjualan agunan Rp.30.000.000
Agustus
Agunan yg diambil alih Rp 290.000.000
07 Pendapatan bunga kredit Rp 30.000.000

Pengertian Penyisihan Kerugian Kredit


Aktiva bank terdiri dari aktiva produktif (earning assets) dan aktiva non produktif (nonearning
assets). Aktiva produktif adalah penanaman dana bank dalam valuta rupiah maupun valuta
asing dalam bentuk kredit,surat berharga,penempatan dana antar bank,penyertaan, termasuk
komitmen dan kontingensi pada transaksi rekening administratif. Aktifa non produktif
merupakan aktiva yang tidak menghasilkan pendapatan.
Aktiva produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan atas dana yang disalurkan oleh
bank. Namun demikian ,penempatan dana dalam aktiva produktif juga memiliki resiko,yaitu
resiko dana yang disalurkan tidak dapat kembali. Risiko atas penempatan dalam bentuk aktiva
produktif ini dapat menimbulkan kerugian bank. Bank perlu membentuk cadangan kerugian
aktiva produktif ,yaitu penyisihan penghapusan aktiva produktif.
Pembentukan PPAP didasarkan pada keputusan Bank Indonesia No.30/30/268/Kep./DIR
tertanggal 27 Februari 1998 tentang Pembentukan Penyisihan dan Penghapusan Aktiva
Produktif dan keputusan Direksi BI No./30/267/KEP/DIR tanggal 27 Februari tentang kualitas
aktiva produktif. Dalam bentuk PPAP , dasar perhitungannya adalah persentase tertentu
dikalikan dengan jumlah outstanding masing-masing kualitas aktiva produktif . Kualitas aktiva
produktif digolongkan menjadi lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan
macet. Kredit yang diberikan oleh bank merupakan aktiva produktif yang paling besar yang
dimiliki setiap bank. Pendapatan yang berasal dari kredit, yaitu pendapatan bunga kredit
merupakan pendapatan operasional bank yang terbesar. Kredit juga merupakan aktiva produktif
yang memiliki resiko paling tinggi. Pada bab ini pembahasan tentang Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif , hanya terbatas pada penyisihan penghapusan aktiva produktif untuk kredit
yang diberikan ,yaitu penyisihan kerugian kredit.
Pembentukan Penyisihan Kerugian Kredit
Penyisihan kerugian kredit merupakan pembentukan cadangan terhadap seluruh kredit yang
diberikan. Penyisihan kerugian kredit dibentuk sebesar estimasi kerugian kredit yang tidak
dapat ditagih sesuai dengan mata uang denominasi yang diberikan. Bank dapat membentuk
penyisihan kerugian kredit sesuai dengan estimasi atau berdasarkan pengalaman pada masa
lalu. Pada akhir tahun bank wajib membentuk penyisihan kerugian kredit sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia.
Besarnya penyisihan kredit ditentukan dengan memperhatikan:
1. Kualitas kredit yang ditetapkan berdasarkan prospek usaha,kondisi keuangan dengan
penekanan pada arus kas dan kemampuan membayar debitur
2. Nilai agunan yang tersedia, yang diperhitungkan antara lain berdasarkan jenis
agunan,harga pasar, umur penilaian, dan adanya penilaian yang telah dilakukan oleh
penilai independenKeyakinan/penilaian bank terhadap kemungkinan dapat ditagihnya
kredit tersebut
Sesuai dengan ketentuan, bank wajib membentuk penyisihan kerugian kredit sebagai berikut:
1. Kredit dengan kualitas lancar atau kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus,
makan penyisihan yang wajib dibentuk sebesar persentase tarif penyisihan dikalikan
dengan saldo pokok kredit. Persentase tarif penyisihan kerugian kredityang
diberlakukan untuk bank umum untuk kredit dengan kualitas lancar adalah sebesar 1%
dikalikan dengan saldo kredit lancar. Tarif penyisihan untuk kredit dengan kualitas
dalam kualitas perhatian khusus ditetapkan sebesar 5% dikalikan dengan saldo kredit
dalam perhatian khusus
2. Kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet, penyisihannya adalah
didasarkan pada tarif penyisihan yang berlaku untuk bank umum dikalikan dengan
saldo kredit setelah dikurangidengan nilai agunan yang diperhitungkan oleh bank. Tarif
penyisihan untuk kredit kurang lancar sebesar 15%, kredit yang diragukan sebesar 50%,
dan kredit macet sebesar 100%

3. Agunan yang digunakan sebagai pengurang pembentukan penyisihan kerugian kredit


antara lain :
Giro, tabungan, deposito dan setoran jaminan dalam mata uang rupiah dan
valuta asingyang diblokir disertai dengan surat kuasa pencairan. Sertifikan Bank
Inddonesia (SBI), serta Surat Utang Negara (SUN), diperhitungkan setinggi-
tingginya 100%
Surat berharga yang aktif diperdagangkan dipasar modal, diperhitungkan
setinggi-tingginya sebesar 50%. Surat berharga dinilai dengan menggunakan
nilai pasar.
Agunan berupa aktiva tetap seperti tanah ,gedung, pesawat, kapal dan aktiva
tetap lainnyadiperhitungkan dengan memperhatikan usia penilaian. Bila
penilaian agunan belum melampaui 6 bulan maka agunan diperhitungkan 70%.
Penilaian yang telah berlangsung antara 18 sampai dengan 30 bulan
diperhitungkan 30% dan penilaian lebih dari 30 bulan diperhitungkan 0%. Nilai
agunan aktiva tetap dihitung berdasarkan nilai pasar dan kalkulasi biaya.

Penghapusan kredit (write off)


Dari seluruh kredit yang disalurkan oleh bank kepada debitur, tidak semuanya lancar. Pada
umumnya sebagian besar kredit yang di berikan oleh bankmasukm dalam golongan kredit
lancar,dan sebagian kecil masuk dalam golongan kredit macet. Kredit yang telah di golongkan
dalam kolektibilitas macet pada waktunya atas pertimbangan tertentu dapat dihapusbukukan.
Bank dapat melakukan penghapusbukuan atas kredit macet.
Salah satu pertimbangan dilakukan write off adalah bahwa tidak ada kemungkinan debitur
membayar pinjamananya, sehingga diputuskan oleh bank untuk di write off. Kredit
dihapusbukukan bukan berarti dihapustagihkan, bankn tetap memiliki kewajiban untuk
melakukan tagihan kredit macet kepada debitur Penghapusbukuikan kredit adalah tindakan
administratif bank untuk menhapusbukukan kredit macet dari neraca sebesar kewajiban debitur.
Bersifat rahaisa dan yurudis tidak menhapus hak tagih bank kepada debitur .
Kredit yang telah dihapus buku tetap dicatat ekstrakomptable,akan kewajiban debitur dapat
diketahui setiap saat dalam rangka penagihan atau pembuktian kepaka debitur. Pencatatan
secara ekstra komtable atas kredit yang dihapus buku dapat dihentikan apabila dalam jangka
waktu tertentu tidak diperoleh pembayaran setelah pembukuan usaha-usaha penagihan dan
mendapat keputusan manajemen.
Akuntansi terhadap kerugian yang di bebankan kepenyisihan kerugian kredit pada saat
penghapusbukuan atau penhapusan hak tagih kredit adalah sebagai berikut:
1. Kreditnya tidak diasuransikan,penyisihan kerugian kredit dicatat sebesar baki debit
pokok kredit dikurangi dengan nilai agungan yang di ambil alih Kredit yang di
asuransikan.
2. Penyisihan kerugian kredit dihitung dari baki debet dikurangi dengan ganti rugi yang
diterima dari perusahaan asuransi
3. Kredit yang di restrukturisasi dengan pengurangan pokok kredit, maka penyisihan
kerugian krdit di hitung dari selisih antara baki debet kredit lama dengan baki debet
kredit baru
Kredit yang telah dihapus buku, tidak di informasikan kepada debitur sehingga debitur tidak
mengetahui bahwa kreditnya dihapus buku. Debitur tidak mengetahui bahwa kredit nya sudah
dikeluarkan dari neraca bank. Namun bankn tetap diwajibkan melakukan penagihan kepada
debiitur tersebut. Apabila debitur melakukan setoran atas krdit yang telah dihapus buku, maka
setoran yang diterima dari debitur yang telah dihapus buku sebagai:
1. Penyesuaian penyisihan kerugian kredit setinggi tingginya sebesar baki debit kredit
pada saat penghapusbukuan apabila kredit tidak dia asuransikan, atau
2. Penyesuaian terhadap penyisihan kerugian kredit sebesar setoran adari debiotur
dikurangi bagian perusahaan asuransi atau lembaga penajamin kredit sebagai
pelunasan kewajiban suborgansi apabila kredit diasurasikan
Kelebihan setoran debitur atas tagihan yang telah dihapus buku diakui sebagai pendapatan
bunga
1. Pembayaran kurang dari pokok kredit
Debitur yang telah di write off melakukan pembayran yang jumlahnya lebih rendah
dari saldo pokok krdit, maka pembayaran pokjok kredit akan mengurangi jumlah
penyisihan kerugian kredit. Selisihnya akan dibukunan dalam kredit yang diberikan
2. Pembayaran lebih besar dari pokok kredit
Debitur yang telah di write off melakuakan pembayran yang jumlahnya lebih tinggi
dari pokok krdit, maka pembayaran pokok tersebut akan mengurangi seluruh
penyisihan kerugian kredit, sisanya diakui sebagai pendapatan bunga kredit.

PENYISIHAN KERUGIAN KREDIT


1) Pada tanggal 30 november 2007. PT Bank Bima Surabaya melakukan
estimasi penyisihan kerugian kredit sebesar Rp 700.000.000,- .Pada
tanggal 31 Desember 2007, diketahui data kredit sebagai berikut:

Penggolongan Kredit
Kualitas Nominal Agunan Harga Pasar Usia
Kredit Penilaian
Lancar 10.000.000. Rumah 500 12.000.000. 3 bulan
DPK 000 m2 000 6 bulan
Tanah
Kurang 2.000.000.0 3.000.000.0 15 bulan
a Rumah500
Lancar 00 00 -
2
2.000.000.0 m b 2.300.000.0 24 bulan
Diragukan 00 Deposito 00 29 bulan
Macet BPKB 200.000.000
500.000.000 600.000.000
Tanah 1000
500.000.000 600.000.000
m2
Total 15.000.000. 18.700.000.
000 000
Buatlah jurnal yang dibuat oleh PT Bank Bima Surabaya

dengan melihat outstanding kredit per 31 desember 2007, maka dapat


diperhitungkan jumlah beban penyisihan kredit yang wajib dibentuk
sebagai berikut;

Penggolongan Kredit
Kol Tarif Saldo Kredit Agunan yg Saldo Kredit Penyisiha
dipergunak setelah n
an Agunan
Lancar 1% 10.000.000. - 10.000.000. 100.000.0
DPK 5% 000 - 000 00
Kurang 15% 2.000.000.0 1.200.000. 2.000.000.0 100.000.0
Lancar 10% 00 000 00 00
Diragukan 100 2.000.000.0 180.000.00 800.000.000 120.000.0
Macet % 00 0 320.000.000 00
500.000.000 - 500.000.000 160.000.0
500.000.000 00
500.000.0
00
Total 980.000.0
00
Perhitungan nilai agunan:

KL : 2.000.000.000 x 50% + 200.000.000

D : 600.000.000 x 30) %

M : 300.000.000 x 0%
Penyisihan kerugian yg wajib dibentuk sebesar Rp. 980.000.000.- .
Penyisihan kerugian kredit yg telah dibentuk sebesar Rp
700.000.000,- . Dengan demikian , maka pada tanggal 31 Desember
2007, masih terdapat kekurangan pembebanan penyisihan kerugian
kredit sebesar Rp. 280.000.000 dengan perhitungan:

Penyisihan yang wajib dibentuk 980.000.000

Penyisihan yang telah dibentuk 700.000.000

280.000.000

Jurnal penyusutan kerugian kredit 31 Desember 2007

31 Beban penyusutan kerugian Rp


Desembe kredit 280.000.000
Penyisihan kerugian Rp
r 2007
kredit 280.000.000

PT Banyubiru adalah debitur macet, dengan total kewajiban sebesar


Rp.300.000.000 yang terdiri dari kewajiban pokok Rp.200.000.000 dan
tunggakkan bunga Rp.100.000.000. Pada tanggal 31 Maret 2007 ,
kredit tersebut dihapus buku. Pada tanggal 05 September 2007 debitur
membayar sebesar Rp.250.000.000

Buatlah jurnal yang diperlukan

Penghapusbukuan untuk kredit yang tidak ada penggantian dari


perusahaan asuransi atau lembaga penjamin.

Jurnal penghapusbukuan pokok kredit, 31 Maret 2007

31 Maret Penyisihan kerugian kredit Rp


2007 200.000.000
Kredit yang diberikan Rp
200.000.000
Jurnal penghapusan bunga kredit, 31 Maret 2007

31 Maret RekeningLawan-Tagihan Rp
2007 kontingensi 100.000.000
Pendapatan bunga Rp
kredit dalam penyelesaian 100.000.000
Jurnal memorial penghapusan kredit, 31 Maret 2007

31 Maret Memorial kredit yang write Rp


2007 of 200.000.000
Rekening lawan- Rp
tagihan kontingensi 200.000.000
Penghapusanbukuan untuk kredit yang ada penggantian dari
perusahaan asuransi atau lembaga penjamin, misalnya kredit telah
diasuransikan Rp.200.000.000

Jurnal bila terdapat penggantian dari perusahaan asuransi


misalnya RP.200.000.000, 31 Maret 2007

31 Maret Penyisihan kerugian kredit Rp


2007 100.000.000
Ganti rugi asuransi/lembaga Rp
penjamin 100.000.000
Kredit yang diberikan Rp
200.000.000

Jurnal penghapusan bunga kredit, 31 Maret 2007

31 Maret Rekening Lawan-tagihan Rp


2007 kontingensi 100.000.000
Pendapatan bunga Rp
kredit dalam penyelesaian 100.000.000

Jurnal memorial penghapusan kredit, 31 Maret 2007

31 Maret Memorial kredit yang write Rp


2007 of 200.000.000
Rekening Lawan- Rp
tagihan kontingensi 200.000.000

Pada tanggal 5 september 2007 PT Banyubiru (telah di write of),


ternyata melakukan pembayaran atas kewajibannya sebesar
Rp.250.000.000
Kredit tidak dijamin perusahaan asuransi atau lembaga penjamin
lainnya.

Jurnal penerimaan tagihan pokok, 5 september 2007

5 Kas Rp 200.000.000
Penyisihan kerugian kredit Rp 200.000.000
septemb
er 2007

Jurnal membukukan kembali kredit yang telah dihapus buku, 5


september 2007

5 Kredit yang diberikan Rp 50.000.000


Penyisihan kerugian kredit Rp 50.000.000
septemb
er 2007

Jurnal balik untuk memorial, 5 september 2007

5 Rekening Lawan-kredit Rp
septemb 250.000.000
Memorial kredit yang di Rp
er 2007
write of 250.000.000
Kredit yang dijamin oleh perusahaan asuransi atau lembaga penjamin.
Kredit yang di write of mendapat ganti rugi asuransi/lembaga
penjamin.

Jurnal penerimaan tagihan pokok, 5 september


2007

5 Kas Rp
septemb 200.000.000
er 2007 Penyisihan kerugian Rp
kredit 100.000.000
Ganti rugi asuransi/ Rp
lenbaga penjamin 100.000.000

Jurnal penerimaan , 5 september 2007

5 Giro perusahaan asuransi Rp 100.000.000


Kas Rp 100.000.000
septemb
er 2007
Jurnal penerimaan tagihan bunga, 5 september
2007

5 Kas Rp 50.000.000
Pendapatan bunga kredit Rp 50.000.000
septemb
er 2007

Jurnal balik untuk memorial, 5 september 2007

5 Rekening Lawan-kredit Rp 200.000.000


Memorial kredit yang di Rp 200.000.000
septemb
write of
er 2007

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Kredit bermasalah atau problem loan adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan
akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan
debitur.
Faktor faktor penyebab dari kredit bermasalah itu sendiri dapat disebabkan oleh pihak
kreditur (bank) ataupun debitur (nasabah). Kesalahan dari pihak kreditur seperti : keteledoran
bank mematuhi peraturan pemberian kredit yang telah digariskan; terlalu mudah
memberikan kredit, yang disebabkan karena tidak ada patokan yang jelas tentang standar
kelayakan permintaan kredit yang diajukan; konsentrasi dana kredit pada sekelompok debitur
atau sektor usaha yang beresiko tinggi; dan lain lain. Sedangkan faktor yang disebabkan
oleh debitur diantaranya : menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan, yang disebabkan
merosotnya kondisi ekonomi umum dan/atau bidang usaha dimana mereka beroperasi;
adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan, atau karena kurang
berpengalaman dalam bidang usaha yang mereka tangani; problem keluarga, misalnya
perceraian, kematian, sakit yang berkepanjangan, atau pemborosan dana oleh salah satu
atau beberapa orang anggota keluarga debitur; dan sebagainya.
Untuk menyelesaikan dan menyelamatkan kredit yang dikategorikan macet, dapat ditempuh
usaha-usaha sebagai berikut :
1. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)
2. Reconditioning (Persyaratan Ulang)
3. Restructuring (Penataan Ulang)
4. Liquidation (Liquidasi)
Restrukturisasi kredit merupakan upaya yang dilakukan bank dalm kegiatan usaha
perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibanya.
Penyisihan kerugian kredit pun penting adanya untuk mengetahui sejauh mana kerugian
yang tidak bisa terbayarkan

Saran
Dengan adanya pengalaman perbankan dalam masalah perkreditan diantaranya kredit macet,
bank sebaiknya lebih hati hati dan selektif dalam pemberian kredit kepada nasabah, dan
disertai pengamatan jaminan kredit yang sesuai dari nasabah agar dapat meminimalisasi
adanya kredit bermasalah dan menghindarkan bank dari kepailitan.

Daftar Pustaka
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)
Buku Drs.Ismail MBA.Akuntansi Bank
Buku Taswan Akuntansi Bank

Anda mungkin juga menyukai