Wida Fadhlia
PPN dan PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan
PK > PM PM > PK
PKP yang melakukan ekspor BKP PKP yang melakukan penyerahan BKP
berwujud dan/atau JKP kepada pemungut PPN
Pajak yang lebih bayar tersebut tidak dapat diminta kembali, tetapi dapat
dikompensasi pada masa pajak Juni 2010
Apabila perusahaan tersebut pada bulan Juni 2010 bubar, kelebihan pembayaran
pajak dalam bulan Juni 2010 baru dapat dikembalikan setelah dilakukan pemeriksaan
KASUS 2
Masa pajak Nov 2010
PK 3.000.000
PM yang dapat dikreditkan 4.000.000
Pajak yang lebih bayar 1.000.000
Pajak yang lebih bayar tersebut tidak dapat diminta kembali, tetapi dapat
dikompensasi pada masa pajak Des 2010
Atas kelebihan pembayaran pajak dalam bulan Des 2010 sebesar Rp500.000 dapat
diajukan permohonan pengembalian (restitusi)
Pasal 9 (ayat 8) UU PPN
Pajak Masukan (PM) tidak dapat dikreditkan untuk pengeluaran berikut:
4. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah
pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP
PKP baru membayar PPN yang terutang atas perolehan atau pemanfaatan
BKP/JKP setelah diterbitkan ketetapan pajak. PPN yang dibayar atas ketetapan
pajak tersebut tidak dapat dikreditkan
8. Perolehan BKP/JKP yang PMnya tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN yang
ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan
Contoh:
Dalam SPT masa PPN dilaporkan sbb:
PK Rp20.000.000
PM Rp16.000.000
Kurang Bayar Rp 4.000.000
Dari hasil pemeriksaan diketahui:
PK Rp30.000.000
PM Rp22.000.000
PM yang dapat dikreditkan tidak sebesar Rp22.000.000 tetapi sebesar Rp16.000.000 sesuai
dengan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN
Perhitungan hasil pemeriksaan:
PK Rp30.000.000
PM Rp16.000.000
Kurang Bayar menurut hasil pemeriksaan Rp14.000.000
Kurang Bayar menurut SPT Rp 4.000.000
Masih Kurang Dibayar Rp10.000.000
PM dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan
PK pada masa pajak yang sama
3 bulan
PM atas perolehan BKP yang faktur pajaknya tertanggal 7 Juli 2010 dapat
dikreditkan dengan PK pada masa yang sama yaitu masa pajak Juli 2010
atau masa pajak berikutnya, paling lama masa pajak Oktober 2010
Pengkreditan Pajak Masukan dalam Masa Pajak yang Tidak Sama
FP Masa Pajak Masa Pajak Masa Pajak Masa Pajak Masa Pajak
7 Juli Juli Agst Sep Okt berikutnya
>3 bulan
Apabila pembeli terlambat menerima Faktur Pajak dan sudah melebihi waktu 3 bulan,
PM atas perolehan BKP yang Faktur Pajaknya tertanggal 7 Juli 2010 dapat dikreditkan
dengan PK pada masa Juli 2010 melalui pembetulan SPT Masa Pajak Juli 2010
KASUS
Bapak A dikukuhkan sebagai PKP pada 16 April 2005 dengan bidang usaha
industri furnitur.
a. 7 Juli 2011, ia menerima FP dari Bapak S (PKP) tertanggal 10 Feb 2011 atas
pembelian cat tanggal 10 Feb 2011
b. 10 Maret 2011, ia menerima FP dari Bapak W (PKP) tertanggal 10 Feb
2011 atas pembelian bahan penolong (supplies) tanggal 10 Feb 2011
c. 25 Maret 2011, ia menerima FP dari Bapak M (PKP) tertanggal 10 Maret
2011 atas pembelian bahan mentah furnitur tanggal 10 Maret 2011.
Jelaskan bagaimana implikasi pengkreditan PM atas FP tersebut?
KASUS
Pembelian Tgl Faktur Tgl FP Keterangan
Pajak diterima
10 Feb 2011 10 Sept 2011 7 Juli 2011 FP tidak dapat dikreditkan sebagai PM
pada SPT PPN Juli 2011 karena paling
lambat dikreditkan sebagai PM pada SPT
PPN Masa Mei 2011.
Dapat dilakukan pengkreditan PM melalui
pembetulan SPT PPN Masa Feb 2011
10 Feb 2011 10 Feb 2011 10 Maret 2011 PM dapat dikreditkan dengan PK masa
pajak Maret 2011
10 Maret 2011 10 Maret 2011 25 Maret 2011 PM dapat dikreditkan dengan PK masa
pajak Maret 2011
PMK No. 21/PMK.011/2014 menggantikan
PMK No. 74/PMK.03/2010 & PMK No. 45/PMK.03/2008
Syarat:
60% x PK 70% x PK
Penyerahan Penyerahan
PKP penyerahan JKP
JKP BKP
= 4% x DPP atau
=40% x PK
PKP A dalam tahun 2010 memiliki peredaran usaha kurang dari Rp4,8M.
Pada bulan April 2011 menyerahkan BKP dengan nilai peredaran usaha
Rp40.000.000. Pada bulan yang sama, PKP A membeli BKP senilai
Rp30.000.000 dan membayar PPN sebesar Rp3.000.000.
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah?
KASUS
Penyerahan kenderaan
bermotor bekas secara eceran Pedoman
Pengkreditan Pajak
Penyerahan emas perhiasan
Masukan
secara eceran
PKP yang telah menggunakan
Pedoman Pengkreditan PM tidak
dapat membebankan PM sebagai
biaya untuk penghitungan PPh
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
90% x PK 80% x PK
●
PKP yang melakukan dan/atau memanfaatkan
kegiatan usaha terpadu
1 ●
Misal: PKP yang menghasilkan jagung (jagung
bukan BKP) dan juga mempunyai pabrik minyak
jagung (minyak jagung BKP)
●
PKP yang melakukan usaha jasa yang atas penyerahannya
2
terutang dan tidak terutang pajak
●
Misal: PKP yang bergerak di bidang perhotelan, disamping
melakukan usaha jasa di bid perhotelan, juga melakukan
penyerahan jasa persewaan ruangan untuk tempat usaha
PKP yang melakukan penyerahan yang terutang pajak yang yang tidak
terutang pajak
●
PKP yang melakukan penyerahan barang dan jasa yang
3
atas penyerahannya terutang dan tidak terutang pajak
●
Misal: PKP yang kegiatan usahanya menghasilkan BKP
berupa roti juga melakukan kegiatan di bid jasa angkutan
umum (merupakan jasa yang tidak dikenakan pajak)
●
PKP yang menghasilkan BKP yang terutang PPN dan yang
dibebaskan dari pengenaan PPN
1
Perlakukan pengkreditan pajak masukan bagi PKP yang melakukan
penyerahan yang terutang pajak yang yang tidak terutang pajak
(PMK Nomor 78/PMK.03/2010)
PM atas perolehan BKP/JKP yang nyata-nyata hanya digunakan untuk kegiatan yang atas penyerahannya tidak terutang PPN atau mendapatkan fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN, tidak dapat dikreditkan seluruhnya.
Misal:
PM untuk pembelian traktor dan pupuk yang dig unakan untuk perkebunan jagung, karena jagung bukan BKP yang atas penyerahannya tidak terutang PPN,
PM untuk pembelian truk yang digunakan untuk angkutan um um, karena jasa angkutan um um bukan merupakan JKP yang atas penyerahannya tidak terutang PPN
PM untuk pembelian bahan baku yang dig unakan untuk membangun rumah sangat sederhana yang atas penyerahannya dibebaskan PPN.
2
Perlakukan pengkreditan pajak masukan bagi PKP yang melakukan
penyerahan yang terutang pajak yang yang tidak terutang pajak
(PMK Nomor 78/PMK.03/2010)
PM atas perolehan BKP/JKP yang belum dapat dipastikan penggunaannya untuk penyerahan terutang pajak dan tidak terutang pajak, pengkreditannya menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PM.
Misal:
PM untuk perolehan truk yang digunakan baik untuk perkebunan jagung maupun pabrik minyak goreng
PM untuk perolehan komputer yang digunakan baik untuk kegiatan penyerahan jasa perhotelan maupun untuk kegiatan penyerahan jasa persewaan kantor
3
PM untuk penyerahan yang terutang pajaknya tidak dapat diketahui
dengan pasti
●
Ket:
●
P : jumlah PM yang dapat dikreditkan
●
PM : jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP
●
Z : persentase yang sebanding dengan jumlah penyerahan yang terutang pajak terhadap penyerahan seluruhnya
P = PM x Z
PKP yang telah mengkreditkan PM dengan menggunakan Pedoman Perhitungan
PM harus melakukan Perhitungan Kembali PM yang dapat dikreditkan
●
BKP/JKP masa manfaatnya > 1 tahun
1 ●
P’= PM/T x Z’
●
BKP/JKP masa manfaatnya <= 1 tahun
2 ●
P’= PM x Z’
●
P’ : jumlah PM yang dapat dikreditkan dalam 1 tahun buku
●
PM : jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP
●
Z : persentase yang sebanding dengan jumlah penyerahan yang terutang pajak terhadap seluruh penyerahan dalam
Ket ●
1 tahun buku
T : masa manfaat BKP/JKP
●
BKP (tanah dan bangunan) 10 tahun
●
BKP selain tanah dan bangunan dan JKP 4 tahun
Perhitungan Kembali PM yang dapat dikreditkan dengan menggunakan Pedoman
Perhitungan PM
●
Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan tidak perlu
1 dilakukan apabila masa manfaat BKP/JKP telah berakhir
●
PM yang dapat dikreditkan dari hasil perhit kembali diperhitungkan dengan PM
2 yang dapat dikreditkan pada suatu masa pajak paling lama bulan ke-3 setelah
berakhirnya tahun buku
●
Pedoman perhit pengkreditan PM ini tidak berlaku bagi PKP yang telah
3 ditetapkan menggunakan perhit PM yang peredaran usahanya < jumlah tertentu
atau melakukan kegiatan usaha tertentu
●
Hasil perhitungan kembali PM dapat mengurangi
4
atau menambah PM yang dapat dikreditkan
KASUS 1
Lanjutan kasus 2
• Selama tahun 2011 ternyata generator listrik tersebut digunakan:
Bulan Januari s.d Juni 2011:
10% untuk perumahan karyawan dan direksi, 90% untuk kegiatan
pabrik
Bulan Juli s.d Des 2011:
20%untuk perumahan karyawan dan direksi, 80% untuk kegiatan
pabrik
• Masa manfaat generator listrik tersebut 5 tahun
• Berapakah PM yang dapat dikreditkan PKP B?
• Rata-rata penggunaan generator listrik untuk kegiatan pabrik
= (90% + 80%)/2
= 85%
• Masa manfaat generator listrik untuk perhitungan kembali PM adalah 4 tahun
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan untuk tahun buku 2011 yang
dilakukan pada bulan Feb 2012. PM yang dapat dikreditkan untuk tahun 2011
seharusnya sebesar:
= 85% x 10.000.000/4
= 2.215.000
• PM atas perolehan generator listrik yang telah dikreditkan utk tiap tahun buku
sesuai masa manfaat generator listrik:
= 10.000.000/4
= 2.500.000
• PM yang harus diperhitungkan kembali adalah:
= 2.500.000 – 2.215.000
= 375.000 (mengurangi PM untuk masa pajak Feb 2012)
• Perhitungan kembali PM seperti perhitungan diatas dilakukan s.d masa manfaat
generator listrik berakhir
KASUS 4
• Total peredaran usaha selama tahun buku 2014 Rp 100 juta, yang berasal
dari penjualan jagung Rp50juta dan penjualan minyak jagung Rp50juta.
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk untuk
tahun buku 2014 yang dilakukan pada bulan Maret 2015:
= (50.000.000/100.000.000) x 20.000.000/4
= 2.500.000
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan utk tahun buku sesuai
dengan masa manfaat truk:
= 14.000.000/4
= 3.500.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi PM untuk masa
pajak Maret 2015) adalah:
= 3.500.000 – 2.500.000
= 1.000.000
KASUS
• Total peredaran usaha selama tahun buku 2011 Rp 100 juta, yang
berasal dari penjualan jagung Rp10juta dan penjualan minyak jagung
Rp90juta.
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan bahan
bakar solar untuk tahun buku 2011 yang dilakukan pada bulan Maret
2012:
= (90.000.000/100.000.000) x 5.000.000
= 4.500.000
• PM atas perolehan bahan bakar solar yang telah dikreditkan pada
masa pajak Mei 2011 adalah
= 3.500.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali adalah:
= 4.500.000 – 3.500.000
= 1.000.000 (menambah PM untuk masa pajak Maret 2012)
SOAL LATIHAN
PT XYZ (wajib pajak bank) mendirikan gedung kantor yang dimulai pada
bulan Januari 2010 dan selesai pada bulan Desember 2010. Dalam
pelaksanaanya pembangunan tersebut, PT XYZ menunjuk kontraktor
pelaksana dan konsultan pembangunan. Adapun biaya untuk membangun
gedung tersebut sebesar Rp2 M dengan PPN sebesar Rp200 Juta. PPN
masukan tersebut tersebut telah dikreditkan seluruhnya oleh PT XYZ.
Pada tahun 2011 gedung dipakai untuk adalah sebesar 50% yang
diperuntukkan bagi kegiatan perbankan dan sisanya 50% disewakan
kepada pihak ketiga.
Hasil perhitungan kembali PM yang yang dapat dikreditkan atas perolehan
gedung kantor tersebut adalah:
a. Rp18 Juta
b. Rp20 Juta
c. Rp10 Juta
d. Rp2 Juta
KASUS
PT XYZ (wajib pajak bank) mendirikan gedung kantor yang dimulai pada
bulan Januari 2010 dan selesai pada bulan Desember 2010. Dalam
pelaksanaanya pembangunan tersebut, PT XYZ menunjuk kontraktor
pelaksana dan konsultan pembangunan. Adapun biaya untuk membangun
gedung tersebut sebesar Rp2 M dengan PPN sebesar Rp200 Juta. PPN
masukan tersebut tersebut telah dikreditkan seluruhnya oleh PT XYZ.
Pada tahun 2011 penyerahan jasa perbankan dalam tahun 2011 adalah
sebesar Rp45 M sedangkan nilai penyerahan jasa sewa sebesar Rp5 M.
Hasil perhitungan kembali PM yang seharusnya dapat dikreditkan atas
perolehan gedung kantor tersebut adalah:
a. Rp18 Juta
b. Rp20 Juta
c. Rp10 Juta
d. Rp2 Juta
KASUS
1. Tentukan pada bulan tersebut terjadi kurang bayar atau lebih bayar dan Hitunglah KB
atau LB PPN untuk masa tersebut
2. Apabila diketahui PT Krucils menggunakan pedoman untuk mengkreditkan PM-nya
karena peredaran usahanya <4.8 Milyar, maka hitunglah KB nya