Anda di halaman 1dari 59

Mekanisme Kredit Pajak

Wida Fadhlia
PPN dan PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan

PM dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan PK dalam masa pajak


yang sama

PK > PM PM > PK

Selisihnya harus Selisih kelebihan pajak Selisih kelebihan


disetor PKP dikompensasi ke masa- pajak direstitusi pada
masa pajak berikutnya akhir tahun buku

PKP belum berproduksi sehingga belum melakukan penyerahan yang


terutang pajak (yang berarti belum ada PK) , maka PM atas perolehan
dan/atau impor barang modal dapat dikreditkan
Restitusi/
Pengembalian Kelebihan PM

Dapat dilakukan pada setiap masa pajak

PKP yang melakukan ekspor BKP PKP yang melakukan penyerahan BKP
berwujud dan/atau JKP kepada pemungut PPN

PKP yang melakukan penyerahan BKP


PKP yang melakukan ekspor BKP dan/atau JKP yang PPNnya tidak
yang tidak berwujud dipungut

PKP dalam tahap belum berproduksi


PKP yang melakukan ekspor JKP
KASUS 1
Masa pajak Mei 2010
PK 2.000.000
PM yang dapat dikreditkan 4.500.000
Pajak yang lebih bayar 2.500.000

Pajak yang lebih bayar tersebut tidak dapat diminta kembali, tetapi dapat
dikompensasi pada masa pajak Juni 2010

Masa pajak Juni 2010


PK 3.000.000
PM yang dapat dikreditkan 2.000.000
Pajak yang harus dibayar 1.000.000
Pajak yang lebih bayar dari masa pajak Mei 2010 2.500.000
Pajak yang lebih dibayar Juni 2010 1.500.000

Apabila perusahaan tersebut pada bulan Juni 2010 bubar, kelebihan pembayaran
pajak dalam bulan Juni 2010 baru dapat dikembalikan setelah dilakukan pemeriksaan
KASUS 2
Masa pajak Nov 2010
PK 3.000.000
PM yang dapat dikreditkan 4.000.000
Pajak yang lebih bayar 1.000.000

Pajak yang lebih bayar tersebut tidak dapat diminta kembali, tetapi dapat
dikompensasi pada masa pajak Des 2010

Masa pajak Des 2010


PK 3.000.000
PM yang dapat dikreditkan 2.500.000
Pajak yang harus dibayar 500.000
Pajak yang lebih bayar dari masa pajak Nov 2010 1.000.000
Pajak yang lebih dibayar Des 2010 500.000

Atas kelebihan pembayaran pajak dalam bulan Des 2010 sebesar Rp500.000 dapat
diajukan permohonan pengembalian (restitusi)
Pasal 9 (ayat 8) UU PPN
Pajak Masukan (PM) tidak dapat dikreditkan untuk pengeluaran berikut:

1. Perolehan BKP/JKP sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP

Contoh: PKP A dikukuhkan sebagai PKP tanggal 27 April 2011. PM yang


diperoleh sebelum tanggal 27 April 2011 tidak dapat dikreditkan

2. Perolehan BKP/JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan


kegiatan usaha

3. Perolehan dan pemeliharaan kenderaan bermotor berupa sedan dan


station wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan

4. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah
pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP

Contoh: PKP A dikukuhkan sebagai PKP tanggal 20 Mei 2011. PM atas


pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP dari luar daerah pabean yang diperoleh
sebelum tanggal 20 Mei 2011 tidak dapat dikreditkan
Pasal 9 (ayat 8) UU PPN
Pajak Masukan (PM) tidak dapat dikreditkan untuk pengeluaran berikut:

5. Perolehan BKP/JKP yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan UU PPN


(Pasal 13 (ayat 5) dan (ayat 9)) atau tidak mencantumkan nama, alamat,
NPWP pembeli BKP atau penerima JKP

6. Perolehan BKP/JKP yang PM-nya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak

PKP baru membayar PPN yang terutang atas perolehan atau pemanfaatan
BKP/JKP setelah diterbitkan ketetapan pajak. PPN yang dibayar atas ketetapan
pajak tersebut tidak dapat dikreditkan

7. Perolehan BKP selain barang modal/JKP sebelum PKP berproduksi


Pasal 9 (ayat 8) UU PPN
Pajak Masukan (PM) tidak dapat dikreditkan untuk pengeluaran berikut:

8. Perolehan BKP/JKP yang PMnya tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN yang
ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan

Contoh:
Dalam SPT masa PPN dilaporkan sbb:
PK Rp20.000.000
PM Rp16.000.000
Kurang Bayar Rp 4.000.000
Dari hasil pemeriksaan diketahui:
PK Rp30.000.000
PM Rp22.000.000

PM yang dapat dikreditkan tidak sebesar Rp22.000.000 tetapi sebesar Rp16.000.000 sesuai
dengan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN
Perhitungan hasil pemeriksaan:
PK Rp30.000.000
PM Rp16.000.000
Kurang Bayar menurut hasil pemeriksaan Rp14.000.000
Kurang Bayar menurut SPT Rp 4.000.000
Masih Kurang Dibayar Rp10.000.000
PM dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan
PK pada masa pajak yang sama

Dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya, paling lambat 3 bulan


setelah berakhirnya masa pajak

Sepanjang PM tersebut belum dibebankan sebagai biaya dan belum


dilakukan pemeriksaan

Apabila jangka waktu tersebut dilampaui

Pengkreditan PM dapat dilakukan melalui pembetulan SPT Masa ybs


Pengkreditan Pajak Masukan dalam Masa Pajak yang Tidak Sama

FP Masa Pajak Masa Pajak Masa Pajak Masa Pajak


7 Juli Juli Agst Sept Okt

3 bulan

Sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan


belum dilakukan pemeriksaan

PM atas perolehan BKP yang faktur pajaknya tertanggal 7 Juli 2010 dapat
dikreditkan dengan PK pada masa yang sama yaitu masa pajak Juli 2010
atau masa pajak berikutnya, paling lama masa pajak Oktober 2010
Pengkreditan Pajak Masukan dalam Masa Pajak yang Tidak Sama

FP Masa Pajak Masa Pajak Masa Pajak Masa Pajak Masa Pajak
7 Juli Juli Agst Sep Okt berikutnya

>3 bulan

Sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan

Pembetulan SPT Masa dikeluarkannya FP

Apabila pembeli terlambat menerima Faktur Pajak dan sudah melebihi waktu 3 bulan,
PM atas perolehan BKP yang Faktur Pajaknya tertanggal 7 Juli 2010 dapat dikreditkan
dengan PK pada masa Juli 2010 melalui pembetulan SPT Masa Pajak Juli 2010
KASUS
Bapak A dikukuhkan sebagai PKP pada 16 April 2005 dengan bidang usaha
industri furnitur.
a. 7 Juli 2011, ia menerima FP dari Bapak S (PKP) tertanggal 10 Feb 2011 atas
pembelian cat tanggal 10 Feb 2011
b. 10 Maret 2011, ia menerima FP dari Bapak W (PKP) tertanggal 10 Feb
2011 atas pembelian bahan penolong (supplies) tanggal 10 Feb 2011
c. 25 Maret 2011, ia menerima FP dari Bapak M (PKP) tertanggal 10 Maret
2011 atas pembelian bahan mentah furnitur tanggal 10 Maret 2011.
Jelaskan bagaimana implikasi pengkreditan PM atas FP tersebut?
KASUS
Pembelian Tgl Faktur Tgl FP Keterangan
Pajak diterima
10 Feb 2011 10 Sept 2011 7 Juli 2011 FP tidak dapat dikreditkan sebagai PM
pada SPT PPN Juli 2011 karena paling
lambat dikreditkan sebagai PM pada SPT
PPN Masa Mei 2011.
Dapat dilakukan pengkreditan PM melalui
pembetulan SPT PPN Masa Feb 2011
10 Feb 2011 10 Feb 2011 10 Maret 2011 PM dapat dikreditkan dengan PK masa
pajak Maret 2011
10 Maret 2011 10 Maret 2011 25 Maret 2011 PM dapat dikreditkan dengan PK masa
pajak Maret 2011
PMK No. 21/PMK.011/2014 menggantikan
PMK No. 74/PMK.03/2010 & PMK No. 45/PMK.03/2008

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN


MENGGUNAKAN
PEDOMAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
Siapa yang Menggunakan
Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan?

1. PKP yang memiliki peredaran usaha tertentu


2. PKP yang memiliki kegiatan usaha tertentu
PKP yang Memiliki Peredaran Usaha Tertentu

• PKP yang peredaran usahanya dalam 1 tahun < jumlah


tertentu (4,8M)
• PM dapat dikreditkan dihitung dengan menggunakan
Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan
PKP yang peredaran usaha dalam 1 tahun buku < 4,8M dapat
menggunakan Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan

Syarat:

Peredaran bruto < 4,8 M per tahun


atau WP yang baru dikukuhkan sebagai PKP
dalam 2 tahun sebelumnya

Wajib beralih menggunakan


Peredaran bruto > 4,8 M mekanisme pengkreditan PM dengan PK
mulai masa pajak berikutnya
PKP yang telah menggunakan Pedoman
Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan Pengkreditan PM tidak dapat
membebankan PM sebagai biaya untuk
penghitungan PPh
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan

60% x PK 70% x PK

Penyerahan Penyerahan
PKP penyerahan JKP
JKP BKP
= 4% x DPP atau
=40% x PK

PK = 10% x DPP PPN yang wajib disetor =


(peredaran usaha) PK-PM

PKP penyerahan BKP


= 3% x DPP atau
=30% x PK
KASUS

PKP A dalam tahun 2010 memiliki peredaran usaha kurang dari


Rp4,8M. Selama bulan April 2011 menyerahkan JKP dengan total
nilai peredaran usaha Rp40.000.000. Pada bulan yang sama, PKP
A membayar Pajak Masukan sebesar Rp3.000.000.
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah?
KASUS

PK = 10% x 40.000.000 4.000.000


PM yang dapat dikreditkan = 60% x 4.000.000 2.400.000
Pajak yang kurang disetor untuk bulan April 2011 1.600.000
KASUS

PKP A dalam tahun 2010 memiliki peredaran usaha kurang dari Rp4,8M.
Pada bulan April 2011 menyerahkan BKP dengan nilai peredaran usaha
Rp40.000.000. Pada bulan yang sama, PKP A membeli BKP senilai
Rp30.000.000 dan membayar PPN sebesar Rp3.000.000.
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah?
KASUS

PK = 10% x 40.000.000 = 4.000.000


PM yang dapat dikreditkan = 70% x 4.000.000 = 2.800.000
Pajak yang kurang disetor untuk bulan April 2011 = 1.200.000
PKP yang yang melakukan kegiatan usaha tertentu

PM dikreditkan wajib dihitung dengan menggunakan:

Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak


Masukan
PKP yang melakukan kegiatan
usaha tertentu

Penyerahan kenderaan
bermotor bekas secara eceran Pedoman
Pengkreditan Pajak
Penyerahan emas perhiasan
Masukan
secara eceran
PKP yang telah menggunakan
Pedoman Pengkreditan PM tidak
dapat membebankan PM sebagai
biaya untuk penghitungan PPh
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan

90% x PK 80% x PK

Penyerahan kenderaan bermotor Penyerahan emas


Penyerahan kenderaan bekas secara eceran perhiasan secara eceran
bermotor bekas secara eceran
= 1% x DPP atau 10% x PK
PPN yang wajib disetor
PK = 10% x DPP (peredaran usaha)
= PK-PM
Penyerahan emas perhiasan
secara eceran
= 2% x DPP atau 20% x PK
Pasal 9 ayat (6) UU PPN

Pengkreditan PM dalam suatu masa pajak dalam hal PKP


melakukan penyerahan yang terutang dan tidak terutang pajak
Penyerahan

Terutang Pajak Tidak Terutang Pajak

PM untuk penyerahan PM untuk penyerahan yang PM tidak dapat


yang terutang pajak dapat terutang pajak tidak dapat dikreditkan
diketahui dari pembukuan diketahui dengan pasti

PM yang dikreditkan PM yang dikreditkan

PM yang berkenaan dengan Pedoman Perhitungan Pengkreditan


penyerahan yang terutang PPN PM yang diatur dengan PMK
PKP melakukan beberapa penyerahan BKP/JKP:
Penyerahan terutang pajak 25.000.000
PK = 2.500.000
Penyerahan yang tidak terutang pajak 5.000.000
PK = NIHIL
Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN 5.000.000
PK = NIHIL

PM yang dibayar atas perolehan BKP/JKP:


Berkaitan dengan penyerahannya Terutang PPN 1.500.000
Berkaitan dengan penyerahannya tidak terutang PPN 300.000
Berkaitan dengan penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN 500.000

PM yang dapat dikreditkan dengan PK 1.500.000

Pajak yang harus disetor:


= PK - PM
= 2.500.000 – 1.500.000
= 1.000.000
PMK No.78/PMK.03/2010 sttd PMK No.135/PMK.011/2014
PKP yang melakukan penyerahan yang terutang pajak yang yang tidak terutang pajak


PKP yang melakukan dan/atau memanfaatkan
kegiatan usaha terpadu

1 ●
Misal: PKP yang menghasilkan jagung (jagung
bukan BKP) dan juga mempunyai pabrik minyak
jagung (minyak jagung BKP)


PKP yang melakukan usaha jasa yang atas penyerahannya

2
terutang dan tidak terutang pajak

Misal: PKP yang bergerak di bidang perhotelan, disamping
melakukan usaha jasa di bid perhotelan, juga melakukan
penyerahan jasa persewaan ruangan untuk tempat usaha
PKP yang melakukan penyerahan yang terutang pajak yang yang tidak
terutang pajak


PKP yang melakukan penyerahan barang dan jasa yang

3
atas penyerahannya terutang dan tidak terutang pajak

Misal: PKP yang kegiatan usahanya menghasilkan BKP
berupa roti juga melakukan kegiatan di bid jasa angkutan
umum (merupakan jasa yang tidak dikenakan pajak)


PKP yang menghasilkan BKP yang terutang PPN dan yang
dibebaskan dari pengenaan PPN

4 Misal: Pengusaha pembangunan perumahan yang


menyerahkan rumah mewah yang terutang PPN dan


menyerahkan rumah sederhana yang dibebaskan dari
pengenaan PPN
Perlakukan pengkreditan pajak masukan bagi PKP yang melakukan
penyerahan yang terutang pajak yang yang tidak terutang pajak
(PMK Nomor 78/PMK.03/2010)
PM atas perolehan BKP/JKP yang nyata-nyata hanya digunakan untuk kegiatan yang atas penyerahannya terutang PPN, dapat dikreditkan seluruhnya.
Misal:
PM untuk perolehan mesin yang digunakan untuk memproduksi minyak jagung
PM untuk perolehan alat perkantoran yang hanya digunakan untuk kegiatan penyerahan jasa persewaan kantor.

1
Perlakukan pengkreditan pajak masukan bagi PKP yang melakukan
penyerahan yang terutang pajak yang yang tidak terutang pajak
(PMK Nomor 78/PMK.03/2010)
PM atas perolehan BKP/JKP yang nyata-nyata hanya digunakan untuk kegiatan yang atas penyerahannya tidak terutang PPN atau mendapatkan fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN, tidak dapat dikreditkan seluruhnya.
Misal:
PM untuk pembelian traktor dan pupuk yang dig unakan untuk perkebunan jagung, karena jagung bukan BKP yang atas penyerahannya tidak terutang PPN,
PM untuk pembelian truk yang digunakan untuk angkutan um um, karena jasa angkutan um um bukan merupakan JKP yang atas penyerahannya tidak terutang PPN
PM untuk pembelian bahan baku yang dig unakan untuk membangun rumah sangat sederhana yang atas penyerahannya dibebaskan PPN.

2
Perlakukan pengkreditan pajak masukan bagi PKP yang melakukan
penyerahan yang terutang pajak yang yang tidak terutang pajak
(PMK Nomor 78/PMK.03/2010)
PM atas perolehan BKP/JKP yang belum dapat dipastikan penggunaannya untuk penyerahan terutang pajak dan tidak terutang pajak, pengkreditannya menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PM.
Misal:
PM untuk perolehan truk yang digunakan baik untuk perkebunan jagung maupun pabrik minyak goreng
PM untuk perolehan komputer yang digunakan baik untuk kegiatan penyerahan jasa perhotelan maupun untuk kegiatan penyerahan jasa persewaan kantor

3
PM untuk penyerahan yang terutang pajaknya tidak dapat diketahui
dengan pasti


Ket:

P : jumlah PM yang dapat dikreditkan

PM : jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP

Z : persentase yang sebanding dengan jumlah penyerahan yang terutang pajak terhadap penyerahan seluruhnya

Pedoman penghitungan Pengkreditan PM

P = PM x Z
PKP yang telah mengkreditkan PM dengan menggunakan Pedoman Perhitungan
PM harus melakukan Perhitungan Kembali PM yang dapat dikreditkan


BKP/JKP masa manfaatnya > 1 tahun
1 ●
P’= PM/T x Z’


BKP/JKP masa manfaatnya <= 1 tahun
2 ●
P’= PM x Z’


P’ : jumlah PM yang dapat dikreditkan dalam 1 tahun buku

PM : jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP

Z : persentase yang sebanding dengan jumlah penyerahan yang terutang pajak terhadap seluruh penyerahan dalam
Ket ●
1 tahun buku
T : masa manfaat BKP/JKP

BKP (tanah dan bangunan) 10 tahun

BKP selain tanah dan bangunan dan JKP 4 tahun
Perhitungan Kembali PM yang dapat dikreditkan dengan menggunakan Pedoman
Perhitungan PM


Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan tidak perlu
1 dilakukan apabila masa manfaat BKP/JKP telah berakhir


PM yang dapat dikreditkan dari hasil perhit kembali diperhitungkan dengan PM
2 yang dapat dikreditkan pada suatu masa pajak paling lama bulan ke-3 setelah
berakhirnya tahun buku


Pedoman perhit pengkreditan PM ini tidak berlaku bagi PKP yang telah
3 ditetapkan menggunakan perhit PM yang peredaran usahanya < jumlah tertentu
atau melakukan kegiatan usaha tertentu


Hasil perhitungan kembali PM dapat mengurangi
4
atau menambah PM yang dapat dikreditkan
KASUS 1

• PKP A bergerak di bidang usaha real estate yang menghasilkan rumah


yang atas penyerahannya terutang PPN dan rumah sederhana yang atas
penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN.
• Pada bulan Feb 2011 PKP A membeli barang modal berupa truk dengan
nilai perolehan Rp200 juta dan PPN Rp20 juta.
• Pada saat perolehan truk tsb, PKP A belum dapat menentukan berapa
penyerahan rumah yang terutang PPN dan rumah sederhana sederhana
yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN.
• Berdasarkan perkiraan PKP A, jumlah rumah sederhana yang akan
dibangun pada tahun 2011 sebanyak 30% dari total rumah yang
dibangun.
• Berapakah PM yang dapat dikreditkan PKP A?
PERHITUNGAN

PKP A dapat mengkreditkan Pajak Masukan atas perolehan truk sebesar:


=70% x Rp20.000.000
= Rp14.000.000
KASUS 2

• PKP B bergerak di bidang industri pembuatan sepatu.


• Pada bulan Januari 2011 PKP B membeli generator listrik dengan nilai
perolehan Rp100 juta dan PPN Rp10 juta.
• Generator listrik tersebut dimaksudkan digunakan seluruhnya untuk
kegiatan pabrik.
• Berapakah PM yang dapat dikreditkan PKP B?

PKP B dapat mengkreditkan Pajak Masukan atas perolehan generator


listrik pada masa pajak Januari 2011 sebesar:
= Rp10.000.000
Masa manfaat BKP 5 tahun, tetapi utk perhit kembali PM, masa manfaat
ditetapkan 4 tahun.
Alokasi pengkreditan PM untuk setiap tahunnya sebesar:
=Rp10.000.000/4
=Rp2.500.000
KASUS 3

Lanjutan kasus 2
• Selama tahun 2011 ternyata generator listrik tersebut digunakan:
 Bulan Januari s.d Juni 2011:
10% untuk perumahan karyawan dan direksi, 90% untuk kegiatan
pabrik
 Bulan Juli s.d Des 2011:
20%untuk perumahan karyawan dan direksi, 80% untuk kegiatan
pabrik
• Masa manfaat generator listrik tersebut 5 tahun
• Berapakah PM yang dapat dikreditkan PKP B?
• Rata-rata penggunaan generator listrik untuk kegiatan pabrik
= (90% + 80%)/2
= 85%
• Masa manfaat generator listrik untuk perhitungan kembali PM adalah 4 tahun
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan untuk tahun buku 2011 yang
dilakukan pada bulan Feb 2012. PM yang dapat dikreditkan untuk tahun 2011
seharusnya sebesar:
= 85% x 10.000.000/4
= 2.215.000
• PM atas perolehan generator listrik yang telah dikreditkan utk tiap tahun buku
sesuai masa manfaat generator listrik:
= 10.000.000/4
= 2.500.000
• PM yang harus diperhitungkan kembali adalah:
= 2.500.000 – 2.215.000
= 375.000 (mengurangi PM untuk masa pajak Feb 2012)
• Perhitungan kembali PM seperti perhitungan diatas dilakukan s.d masa manfaat
generator listrik berakhir
KASUS 4

• PKP C adalah perusahaan terpadu yang bergerak di bidang perkebunan


jagung dan minyak jagung.
• Pada bulan April 2011 PKP C membeli truk yang digunakan baik untuk
perkebunan jagung maupun pabrik minyak jagung dengan nilai
perolehan Rp200 juta dan PPN Rp20 juta.
• Berdasarkan data yang dimiliki, diperkirakan persentase rata-rata
jumlah penyerahan yang terutang pajak terhadap penyerahan
seluruhnya adalah sebesar 70%.
• PM yang dapat dikreditkan dalam SPT Masa PPN Masa April 2011
adalah:
= 70% x 20.000.000
= 14.000.000
KASUS
• Total peredaran usaha PKP C selama tahun buku 2011 Rp 100 juta, yang
berasal dari penjualan jagung Rp40juta dan penjualan minyak jagung
Rp60juta.
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk untuk
tahun buku 2011 yang dilakukan pada bulan Maret 2012:
= (60.000.000/100.000.000) x 20.000.000/4
= 3.000.000
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan utk tahun buku sesuai
dengan masa manfaat truk:
= 14.000.000/4
= 3.500.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi PM untuk masa
pajak Maret 2012) adalah:
= 3.500.000 - 3.000.000
= 500.000
KASUS
• Total peredaran usaha selama tahun buku 2012 Rp 100 juta yang berasal
dari penjualan jagung Rp10juta dan penjualan minyak jagung Rp90juta.
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk untuk
tahun buku 2012 yang dilakukan pada bulan Maret 2013:
= (90.000.000/100.000.000) x 20.000.000/4
= 4.500.000
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan utk tahun buku sesuai
dengan masa manfaat truk:
= 14.000.000/4
= 3.500.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali (menambah PM untuk masa
pajak Maret 2013) adalah:
= 4.500.000 – 3.500.000
= 1.000.000
KASUS
• Total peredaran usaha selama tahun buku 2013 Rp 100 juta, yang berasal
dari penjualan jagung Rp30juta dan penjualan minyak jagung Rp70juta.
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk untuk
tahun buku 2013 yang dilakukan pada bulan Maret 2014:
= (70.000.000/100.000.000) x 20.000.000/4
= 3.500.000
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan utk tahun buku sesuai
dengan masa manfaat truk:
= 14.000.000/4
= 3.500.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi PM untuk masa
pajak Maret 2014) adalah:
= 3.500.000 – 3.500.000
=0
KASUS

• Total peredaran usaha selama tahun buku 2014 Rp 100 juta, yang berasal
dari penjualan jagung Rp50juta dan penjualan minyak jagung Rp50juta.
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk untuk
tahun buku 2014 yang dilakukan pada bulan Maret 2015:
= (50.000.000/100.000.000) x 20.000.000/4
= 2.500.000
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan utk tahun buku sesuai
dengan masa manfaat truk:
= 14.000.000/4
= 3.500.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi PM untuk masa
pajak Maret 2015) adalah:
= 3.500.000 – 2.500.000
= 1.000.000
KASUS

• Perhitungan Pajak Masukan sebagaimana perhitungan sebelumnya tidak


perlu lagi dilakukan pada tahun 2016.
KASUS

• PKP C adalah perusahaan terpadu yang bergerak di bidang perkebunan


jagung dan minyak jagung.
• Pada bulan Mei 2011 PKP C membeli bahan bakar solar untuk truk yang
digunakan baik untuk perkebunan dan distribusi jagung maupun pabrik
dan distribusi minyak jagung dengan nilai perolehan Rp50 juta dan PPN
Rp5 juta.
• Berdasarkan data yang dimiliki, diperkirakan persentase rata-rata jumlah
penyerahan yang terutang pajak terhadap penyerahan seluruhnya adalah
sebesar 70%.
• PM yang dapat dikreditkan dalam SPT Masa PPN Masa Mei 2011 adalah:
= 70% x 5.000.000
= 3.500.000
PERHITUNGAN
• Total peredaran usaha selama tahun buku 2011 Rp 100 juta, yang berasal
dari penjualan jagung Rp40juta dan penjualan minyak jagung Rp60juta.
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan bahan
bakar solar untuk tahun buku 2011 yang dilakukan pada bulan Maret 2012:
= (60.000.000/100.000.000) x 5.000.000
= 3.000.000
• PM atas perolehan bahan bakar solar yang telah dikreditkan pada masa
pajak Mei 2011 adalah
= 3.500.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali adalah:
= 3.500.000 – 3.000.000
= 500.000 (mengurangi PM untuk masa pajak Maret 2012)
KASUS

• Total peredaran usaha selama tahun buku 2011 Rp 100 juta, yang
berasal dari penjualan jagung Rp10juta dan penjualan minyak jagung
Rp90juta.
• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan bahan
bakar solar untuk tahun buku 2011 yang dilakukan pada bulan Maret
2012:
= (90.000.000/100.000.000) x 5.000.000
= 4.500.000
• PM atas perolehan bahan bakar solar yang telah dikreditkan pada
masa pajak Mei 2011 adalah
= 3.500.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali adalah:
= 4.500.000 – 3.500.000
= 1.000.000 (menambah PM untuk masa pajak Maret 2012)
SOAL LATIHAN

PT XYZ (wajib pajak bank) mendirikan gedung kantor yang dimulai pada
bulan Januari 2010 dan selesai pada bulan Desember 2010. Dalam
pelaksanaanya pembangunan tersebut, PT XYZ menunjuk kontraktor
pelaksana dan konsultan pembangunan. Adapun biaya untuk membangun
gedung tersebut sebesar Rp2 M dengan PPN sebesar Rp200 Juta. PPN
masukan tersebut tersebut telah dikreditkan seluruhnya oleh PT XYZ.
Pada tahun 2011 gedung dipakai untuk adalah sebesar 50% yang
diperuntukkan bagi kegiatan perbankan dan sisanya 50% disewakan
kepada pihak ketiga.
Hasil perhitungan kembali PM yang yang dapat dikreditkan atas perolehan
gedung kantor tersebut adalah:
a. Rp18 Juta
b. Rp20 Juta
c. Rp10 Juta
d. Rp2 Juta
KASUS

• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan gedung


untuk tahun buku 2011 yang dilakukan pada lama bulan Maret 2012:
= 50% x 200.000.000/10
= 10.000.000
• PM atas perolehan gedung yang telah dikreditkan utk tahun buku sesuai
dengan masa manfaat gedung:
= 200.000.000/10
= 20.00.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali adalah:
= 20.000.000 – 10.00.000
= 10.000.000 (mengurangi PM untuk masa pajak Maret 2012)
SOAL LATIHAN

PT XYZ (wajib pajak bank) mendirikan gedung kantor yang dimulai pada
bulan Januari 2010 dan selesai pada bulan Desember 2010. Dalam
pelaksanaanya pembangunan tersebut, PT XYZ menunjuk kontraktor
pelaksana dan konsultan pembangunan. Adapun biaya untuk membangun
gedung tersebut sebesar Rp2 M dengan PPN sebesar Rp200 Juta. PPN
masukan tersebut tersebut telah dikreditkan seluruhnya oleh PT XYZ.
Pada tahun 2011 penyerahan jasa perbankan dalam tahun 2011 adalah
sebesar Rp45 M sedangkan nilai penyerahan jasa sewa sebesar Rp5 M.
Hasil perhitungan kembali PM yang seharusnya dapat dikreditkan atas
perolehan gedung kantor tersebut adalah:
a. Rp18 Juta
b. Rp20 Juta
c. Rp10 Juta
d. Rp2 Juta
KASUS

• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan gedung


untuk tahun buku 2011 yang dilakukan pada lama bulan Maret 2012:
= (5.000.000.000/50.000.000.000) x (200.000.000/10)
= 2.000.000
• PM atas perolehan gedung yang telah dikreditkan utk tahun buku sesuai
dengan masa manfaat truk:
= 200.000.000/10
= 20.00.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali adalah:
= 20.000.000 – 2.00.000
= 18.000.000 (mengurangi PM untuk masa pajak Maret 2012)
SOAL LATIHAN

PT Toyantaka yang merupakan perusahaan industri air mineral membeli


mesin instalasi air mineral pada tahun 2008 dengan biaya Rp400.000.000.
Air mineral yang dihasilkan perusahaan ini sebagian diserahkan kepada
kedutaan besar negara sahabat yang mendapat fasilitas dibebaskan dari
pengenaan pajak. Jumlah seluruh penyerahan air mineral pada tahun
2011 berjumlah Rp20.000.000.000 termasuk jumlah penyerahan kepada
kantor perwakilan negara sahabat dan perwakilan organisasi internasional
berjumlah Rp2.000.000.000. Masa manfaat mesin tersebut telah
ditetapkan perusahaan selama 5 tahun.
PM yang harus diperhitungkan kembali pada bulan Januari tahun 2012
atas perolehan mesin adalah …
KASUS

• Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan mesin


untuk tahun buku 2011 yang dilakukan pada lama bulan Januari 2012:
= (18.000.000.000/20.000.000.000) x (40.000.000/4)
= 9.000.000
• PM atas perolehan mesin yang telah dikreditkan utk tahun buku sesuai
dengan masa manfaat mesin:
= 40.000.000/4
= 10.000.000
• Jadi PM yang harus diperhitungkan adalah:
= 10.000.000 – 9.000.000
= 1.000.000 (mengurangi PM untuk masa pajak Januari 2012)
SOAL LATIHAN

PT Toyantaka yang merupakan perusahaan industri air mineral membeli


mesin instalasi air mineral pada tahun 2008 dengan biaya Rp400.000.000.
Air mineral yang dihasilkan perusahaan ini sebagian diserahkan kepada
kedutaan besar negara sahabat yang mendapat fasilitas dibebaskan dari
pengenaan pajak. Jumlah seluruh penyerahan air mineral pada tahun
2011 berjumlah Rp20.000.000.000 termasuk jumlah penyerahan kepada
kantor perwakilan negara sahabat dan perwakilan organisasi internasional
berjumlah Rp2.000.000.000. Masa manfaat mesin tersebut telah
ditetapkan perusahaan selama 5 tahun.
PM yang harus diperhitungkan kembali pada bulan Januari tahun 2013
atas perolehan mesin adalah …
PR
PT XYZ adalah sebuah pabrikan alat kosmetik berupa alat-alat kecantikan seperti
lipstick, eyeshadow, cat rambut, bedak, shampoo, hairspray, parfum, dan
sejenisnya. Perusahaan ini juga memiliki divisi perkebunan dan penyemaian
tanaman obat.
Pada tanggal 31 Januari 2016 melakukan penghitungan kembali Pajak Masukan
yang telah dikreditkan atas pembelian mobil truk yang digunakan untuk
mengangkut hasil pabrik dan hasil budidaya perkebunan berupa bibit tanaman
obat. Pajak Masukan sebesar Rp 20.000.000,00 atas pembelian mobil box ini telah
dikreditkan dalam SPT Masa PPN bulan Maret 2012. Masa manfaat kendaraan
bermotor ditetapkan selama 2012 tahun. Jumlah peredaran tahun 2015 sebesar
Rp 50.000.000.000,- yang terdiri dari penyerahan produk kosmetik sebesar Rp
45.000.000.000,- dan bibit tanaman obat kepada pelanggan adalah Rp
5.000.000.000,-. Tentukan:
1. Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan mesin
2. PM atas perolehan mesin yang telah dikreditkan
3. PM yang harus diperhitungkan kembali
4. Tahun berapakah terakhir PT tersebut dapat melakukan penghitungan kembali
PM
PR
PT XYZ adalah sebuah pabrikan alat kosmetik berupa alat-alat kecantikan
seperti lipstick, eyeshadow, cat rambut, bedak, shampoo, hairspray, parfum,
dan sejenisnya. Perusahaan ini juga memiliki divisi perkebunan dan
penyemaian tanaman obat.
31 Januari 2016 melakukan penghitungan kembali Pajak Masukan yang telah
dikreditkan atas perolehan satu unit generator untuk pabrik yang dibeli bulan
Mei 2014 seharga Rp 600.000.000,00 yang pada waktu itu Pajak Masukannya
telah dikreditkan. Selama tahun 2015, 30% dari kapasitas generator ini
digunakan untuk penerangan rumah dinas dan rumah ibadah di lingkungan
pabrik. Masa manfaat generator ini telah ditetapkan selama 5 tahun.
Tentukan:
1. Perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan mesin
2. PM atas perolehan mesin yang telah dikreditkan
3. PM yang harus diperhitungkan kembali
4. Tahun berapakah terakhir PT tersebut dapat melakukan penghitungan
kembali PM?
PR
PT Krucils merupakan sebuah perusahaan yang memperdagangkan BKP dan
peredaran usahanya selama 1 tahun >4.8 Milyar. Oleh karena itu, untuk menghitung
pajak yang kurang bayar/lebih bayar dalam suatu masa pajak menggunakan
mekanisme kredit pajak masukan dan pajak keluaran. Transaksi penjualan dan
pembelian yang dilakukan PT Krucils selama bulan September 2013 sebagai berikut.

Tanggal Penjualan (Rp) Tanggal Pembelian (Rp)


1 Sept 20.000.000 5 Sept 15.000.000
4 Sept 40.000.000 10 Sept 25.000.000
20 Sept 80.000.000 15 Sept 60.000.000
22 Sept 120.000.000 20 Sept 80.000.000
27 Sept 150.000.000 30 Sept 95.000.000

1. Tentukan pada bulan tersebut terjadi kurang bayar atau lebih bayar dan Hitunglah KB
atau LB PPN untuk masa tersebut
2. Apabila diketahui PT Krucils menggunakan pedoman untuk mengkreditkan PM-nya
karena peredaran usahanya <4.8 Milyar, maka hitunglah KB nya

Anda mungkin juga menyukai