Manfaat Departemenisasi:
1. Penentuan HP Produk secara akurat/teliti
2. Pengendalian BOP Pertanggungjawaban
Tujuan Departemenisasi BOP
Untuk pembebanan biaya overhead pabrik dengan a
dil dan teliti.
Produk akan dibebani biaya overhead pabrik sesuai dengan dep
ertemen produksi yang dilalui yaitu sebesar tarip biaya overhead
pabrik depertemen yang dilalui dikalikan kapasitas pembeban
an yang diserap oleh suatu produk pada departemen produksi ya
ng bersangkutan
Untuk pengendalian biaya overhead pabrik yang lebi
h baik
Departemenisasi diharapkan dapat dipakai sebagai dasar untuk me
letakan tanggungjawab atas terjadinya biaya pada departemen t
ertentu, selisih biaya overhead pabrik yang terjadi akan dianalisa
untuk depertemen tertentu
Untuk pembuatan keputusan oleh manajemen
Syarat atau kondisi-kondisi supaya tujuan utam
a departemenisasi dapat dicapai
Ketepatan dalam menentukan jumlah departemen produksi dan
depertemen pembantu. Depertemen yang dibentuk terlalu sedikit d
apat mengakibatkan pembebanan yang kurang adil dan teliti, dari s
egi pengendalian menjadi kurang teliti pula. Departemen yang terlal
u banyak akan menaikkan jumlah biaya dan waktu yang dikorbanka
n yang mungkin tidak sesuai dengan manfaatnya.
Pembagian departemen hendaknya selaras dengan pembagian struk
tur organisasi di dalam pabrik.
Dapat dipilih dasar distribusi, alokasi, maupun pembebanan yang t
epat.
Penentuan dasar kapasitas dan besarnya kapasitas dengan tepat yan
g sesuai dengan variabilitas biaya overhead pabrik.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di
dalam menentukan departemen-departemen di
dalam pabrik adalah sebagai berikut:
1. Pembagian tanggungjawab atas pengolahan produk
yang dihasilkan di dalam pabrik, serta atas biaya ya
ng terjadi.
2. Sifat operasional dari setiap tahapan pengolahan pr
oduk dihubungkan dengan gerakan-gerakan yang d
ilalui produk di dalam pabrik.
3. Lokasi dari operasi, proses pengolahan, dan mesin.
4. Jumlah departemen atau pusat biaya yang tepat.
5. Penyesuaian mesin dan proses di setiap departeme
n atau pusat biaya.
Langkah-langkah Penetuan dan Penggunaan D
epartmenisasi Tarip BOP
A B C X Y
Budget BOP (Rp 000) 5.000 6.000 7.500 4.000 3.500
BOP Aktual (Rp 000) 5.500 6.200 7.100 4.300 3.200
Kapasitas Normal 10.000 JM 12.000 JM 12.500 JM
X – 0,01X = 4.350.000
X = 4.350.000 =
4.393.939,39
0.99
Y = 3.500.000 + 0,1 (4.393.939,39)
= 3.500.000 + 439.393,94
= 3.939.393,94
Rp (000,-)
Alokasi
1.054,55 1.142,42 1.757,58 (4.393,94) 439,39
Dept X
Alokasi
1.575,76 1.181,82 787,88 393,94 (3.939,39)
Dept Y
Budget BOP st
lh Alokasi 26.000 7.630,30 8.324,24 10.045,45 0 0
C. Metode Urutan yang diatur (Step Down) :
A B C X Y
Budget BOP (Rp 000) 5.000 6.000 7.500 4.000 3.500
BOP Aktual (Rp 000) 5.500 6.200 7.100 4.300 3.200
Kapasitas Normal 10.000 JM 12.000 JM 12.500 JM
A B C X Y
Budget BOP (Rp 000) 5.000 6.000 7.500 4.000 3.500
BOP Aktual (Rp 000) 5.500 6.200 7.100 4.300 3.200
Alokasi Dept Y
1.755 1.287 858 - (3.900)
A B C I II III
Budget BOP sebelum alokasi ( 8.500 6.700 1.550 2.400 3.500 2.500
Rp 000)
Jam Kerja langsung (000 jam) 120 150 130 25 50 25
Diminta :
1. Buat tabel alokasi BOP dari Dept. Pembantu ke Dept. Produksi
2. Buat jurnal alokasi BOP tersebut
3. Hitung tarif BOP Departemen A, B dan C (Tarif total, variabel d
an tetap)
4. Analisis penyimpangan BOP dibebankan dengan BOP sesunggu
hnya pada Departemen A, jika diketahui BOP sesungguhnya D
epartemen A sebesar Rp 12.500.000,-
Jawaban :
1. Alokasi BOP PT. Alexindo pada bulan Juni 200A :
Urutan I : Dept II dengan dasar alokasi jumlah karyawan
Jumlah Karyawan = 160 + 240 + 200 + 40 + 35 = 675 orang
Alokasi ke Dept A : (160/675) X Rp 3.500.000 = Rp 840.000
B : (240/675) X Rp 3.500.000 = Rp 1.225.000
C : (200/675) X Rp 3.500.000 = Rp 1.050.000
I : (40/657) X Rp 3.500.000 = Rp 210.000
III : (35/675) X Rp 3.500.000 = Rp 175.000
A B C I II III
Budget BOP sebe 8.500.000 6.700.000 1.550.000 2.400.000 3.500.000 2.500.000
lum alokasi