Anda di halaman 1dari 9

Nama : Adinda Novia Sari

NIM : 1801103010023

MK : Manajemen Biaya (Midtem)

a. Review Jurnal Pertama

Judul Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Jagung Di Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan

Nama jurnal Jurnal Penelitian Ekonomi dan Bisnis

Tahun 2016

Penulis Eka Widayat Julianto dan Darwanto

Volume, Vol 1, Hal: 1-15


Halaman

Reviewer Adinda Novia Sari

Tanggal 10 Oktober 2021

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rantai nilai jagung di Kabupaten
penelitian Grobogan, serta merumuskan strategi untuk mengembangkan jagung.

Teori-teori  Rantai Nilai


yang Rantai nilai adalah suatu metode penilaian dimana bisnis dilihat
digunakan sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang
bernilai bagi pelanggan. Nilai bagi pelanggan berasal dari tiga sumber
dasar: aktivitas yang membedakan produk, aktivitas yang menurunkan
biaya produk, dan aktivitas yang dapat segera memenuhi kebutuhan
pelanggan (Pearce dan Robinson 2008).

 Margin Pemasaran
Marjin pemasaran merupakan selisih harga dari dua tingkat rantai
pemasaran (Daly dan Fane dalam Sukayana 2013).Pearce dan
Robinson (2008) mendefinisikan margin pemasaran sebagai selisih
harga dari dua atau lebih dari tingkat rantai pemasaran, atau ditingkat
produsen dan eceran ditingat konsumen.

 Kelembagaan
Wariso (1998) dalam Wahyuni (2003) membagi kelembagaan ke
dalam dua pengertian, yaitu institut yang menunjuk pada kelembagaan
formal misalnya: organiasasi, badan dan yayasan mulai dari tingkat
keluarga, rukun keluarga, desa sampai pusat, sedangkan institusi
merupakan suatu kumpulan norma – norma atau nilai – nilai yang
mengatur perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Metodologi Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
penelitian sekunder. Penelitian ini digunakan analisis statistik deskriptif untuk
mendeskripsi profil responden di daerah penelitian, dan menggunakan metode
Analisis Rantai Nilai (Value Chain), serta dalam strategi mengatasi masalah
rantai nilai jagung menggunakan metode wawancara mendalam (in – depth
interview) dengan key-person A-B-G-C yang berkompeten terhadap
pengembangan usahatani jagung dengan penentuan key – person
menggunakan metode purposive sampling.

Hasil Alur rantai nilai jagung terbagi menjadi dua yaitu:Jagung segar:Petani –
penelitian tengkulak/ pedagang kecamatan – pengepul besar konsumen, Petani –
tengkulak/ pedagang kecamatan – pedagang kecil – konsumen; Jagung
olahan:Petani - pedagang kecil – pengolah – konsumen, Petani – pengolah –
konsumen. Analisis rantai nilai jagung segar pihak yang diuntungkan yaitu
tengkulak karena memperoleh margin pemasaran lebih banyak diantara petani
dan pengepul besar sedangkan untuk jagung olahan yang memperoleh margin
terbesar adalah pengolah, Berdasarkan hasil perhitungan R/C Ratio setiap
pelaku sudah mendapatkan keuntungan sehingga layak untuk tetap menjadi
pelaku tersebut,akan tetapi petani dalam hal ini walaupun R/C menunjukan
sudah mendapatkan keuntungan sebenarnya masih mengalami masalah
sehingga hasilnya sebenarnya masih bisa ditingkatkan, hasil analisis
menyatakan bahwa Keberadaan lembaga yang menunjang dalam hal ini
kelompok tani, PPL, BKP tidak terlalu memberikan efek dalam penerimaan
petani karena saat musim panen petani langsung melakukan transaksi dengan
pembeli tanpa campur tangan dari lembaga sehingga membuat harga
cenderung lemah, sedangkan untuk keberadaan dari pengolah yang dibina
oleh BKP juga kurang bisa memasarkan karena selama ini masih
menggunakan pemasaran mulut ke mulut.

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:


(1) Alur rantai nilai jagung terbagi menjadi dua yaitu:Jagung segar:Petani –
tengkulak/ pedagang kecamatan – pengepul besar konsumen, Petani –
tengkulak/ pedagang kecamatan – pedagang kecil – konsumen; Jagung
olahan:Petani - pedagang kecil – pengolah – konsumen, Petani – pengolah –
konsumen;
(2) Analisis rantai nilai jagung segar pihak yang diuntungkan yaitu tengkulak
karena memperoleh margin pemasaran lebih banyak diantara petani dan
pengepul besar sedangkan untuk jagung olahan yang memperoleh margin
terbesar adalah pengolah;

(3) Hasil dari perhitungan analisis rantai nilai jagung segar dengan melihat
profit dari harga jual per kg pelaku yang cenderung diuntungkan adalah
tengkulak dengan keuntungan per kg adalah Rp 400,00 hal ini karena
tengkulak dari kepemilikan lahan untuk menjemur sudah ada selain itu
tengkulak juga memiliki fasilitas penyimpanan dan untuk informasi pasar
tengkulak lebih menguasai, sedangkan untuk jagung olahan pihak yang paling
diuntungkan adalah pengolah dari harga jual jagung olahan yang paling tinggi
yaitu pengolah dengan keuntungan per kg Rp 7.065,00, profit yang diterima
pengolah lebih besar wajar karena pengolah memberikan nilai tambah pada
jagung dengan menjual jagung dalam bentuk makanan olahan salah satunya
adalah beras jagung;

(4) Berdasarkan hasil perhitungan R/C Ratio setiap pelaku sudah


mendapatkan keuntungan sehingga layak untuk tetap menjadi pelaku
tersebut,akan tetapi petani dalam hal ini walaupun R/C menunjukan sudah
mendapatkan keuntungan sebenarnya masih mengalami masalah sehingga
hasilnya sebenarnya masih bisa ditingkatkan;

(5) Keberadaan lembaga yang menunjang dalam hal ini kelompok tani, PPL,
BKP tidak terlalu memberikan efek dalam penerimaan petani karena saat
musim panen petani langsung melakukan transaksi dengan pembeli tanpa
campur tangan dari lembaga sehingga membuat harga cenderung lemah,
sedangkan untuk keberadaan dari pengolah yang dibina oleh BKP juga kurang
bisa memasarkan karena selama ini masih menggunakan pemasaran mulut ke
mulut.

Impilikasi hasil Tidak diungkapkan dalam artikel


penelitian,
Batasan
penelitian
Dan
Rekomendasi
b. Review Jurnal Kedua

Judul An empirical study of oil and gas supply chain agility in the UAE

Nama jurnal Benchmarking an international journal

Tahun 2018

Penulis Ala Shqairat and Balan Sundarakani

Volume, vol. 25, no. 9, pp. 3541-3569


Halaman

Reviewer Adinda Novia Sari

Tanggal 10 Oktober 2021

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki rantai nilai minyak dan
penelitian gas di Uni Emirat Arab dan untuk memahami dampak penerapan strategi
gangguan pasokan, strategi outsourcing dan strategi manajemen pada rantai
nilai minyak dan gas. Hasilnya dapat mendukung industri minyak dan gas di
seluruh UEA untuk membangun ketahanan dalam rantai nilai.

Teori-teori  Rantai Nilai Global


yang Melihat peran yang dimainkan oleh rantai nilai global dalam industri
digunakan tertentu akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap
gagasan bahwa persaingan tidak lagi antar perusahaan tetapi seluruh
rantai nilai. Khususnya dalam industri manufaktur kimia dimana
perusahaan yang memiliki kompleksitas yang sangat tinggi dalam
jaringan distribusi dan proses produksi menggunakan manajemen
rantai nilai untuk menjalankan operasinya secara efektif. Selain itu,
ditantang oleh globalisasi dan fluktuasi harga bahan baku, tidak cukup
untuk mengoptimalkan biaya untuk menjamin profitabilitas secara
keseluruhan (Kannegiesser, 2008).

 Rantai Nilai Minyak dan Gas


Rantai nilai industri migas sangat kompleks dibandingkan dengan
rantai nilai industri lainnya. Rantai nilai ini memiliki dua bagian utama
yang sangat berbeda, namun sangat terkait. Pertama adalah rantai nilai
hulu yang melibatkan penguasaan minyak mentah. Kegiatan hilir
lainnya termasuk peramalan jumlah manufaktur, proses manufaktur,
dan manajemen logistik untuk mentransfer output manufaktur dari
kilang ke pelanggan akhir di seluruh dunia. (Hussain, Assavapokee &
Khumawala 2006).

 Rantai Nilai Minyak dan Gas Bumi


Rantai nilai minyak dan gas mencakup berbagai penyedia layanan
berupa perusahaan kecil dan menengah yang memiliki peran
pendukung dalam operasi perusahaan minyak dan gas. Efisiensi dan
efektivitas rantai nilai minyak dan gas sangat penting untuk
memastikan bahwa penyedia ini dikelola dengan baik sebagai bagian
penting dari rantai ini.

 Rantai Nilai Minyak dan Gas UEA


Dalam dunia minyak dan gas yang terus berubah, Uni Emirat Arab
dianggap sebagai mitra penting dan produsen yang bertanggung jawab
di pasar energi global yang memiliki cadangan minyak mentah
terbesar ke-7 di dunia. Saat ini, ekspor migas menyumbang 25% dari
total produk dalam negeri (uae-embassy.org). Saat ini Uni Emirat
Arab tidak melakukan proses pemurnian karena kegiatan semacam ini
membutuhkan kemajuan dan keahlian yang progresif. Hanya
pemurnian dasar yang dilakukan oleh Perusahaan Penyulingan Minyak
Abu Dhabi (TAKREER) sambil mengembangkan fasilitas lain untuk
mendukung respons rantai nilai secara keseluruhan.

Metodologi Desain penelitian terdiri dari tinjauan pustaka yang komprehensif, diikuti oleh
penelitian tanggapan survei berbasis kuesioner dari 106 peserta dan analisis statistik
yang komprehensif, sehingga memvalidasi kerangka teori yang
dikembangkan dan memberikan kontribusi untuk pendekatan praktis dan
metodologis.

Hasil Temuan menunjukkan bahwa rantai nilai minyak dan gas di UEA memiliki
penelitian kombinasi yang baik dari gangguan pasokan dan strategi outsourcing di
tempat yang disinkronkan dengan strategi manajemen secara keseluruhan.
Penerapan strategi-strategi tersebut berpengaruh positif dan signifikan
terhadap rantai nilai dan dengan demikian posisi kompetitif perusahaan.

Kesimpulan Kesimpulannya, rantai nilai minyak dan gas saat ini adalah jaringan yang
kompleks dari sumber, pra-manufaktur, manufaktur, pemasaran, dan
konsumsi. Manajer rantai pasokan dari perusahaan-perusahaan ini lebih sering
diminta untuk mengambil keputusan di lingkungan yang kompleks di mana
kemampuan teknis dan sosial membuat perbedaan dalam hal membangun
rantai nilai yang gesit. Temuan menunjukkan bahwa manajer rantai nilai
minyak dan gas di Uni Emirat Arab memiliki kombinasi yang baik dari
gangguan pasokan dan strategi outsourcing yang disinkronkan dengan strategi
manajemen. Penerapan strategi-strategi tersebut berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kelincahan rantai nilai.

Impilikasi hasil Penelitian ini memberikan panduan bagi manajer rantai pasokan minyak dan
penelitian, gas untuk lebih memahami faktor-faktor penting yang memengaruhi dan
Batasan menentukan kelincahan rantai nilai. Makalah ini juga menjelaskan strategi
penelitian relevan yang harus dipertimbangkan oleh para manajer ini untuk membangun
rantai nilai yang gesit. Penelitian ini berkontribusi pada dimensi sosial
keberlanjutan rantai pasokan tentang seberapa tangguh rantai nilai minyak dan
gas selama kondisi yang tidak pasti sehingga dapat merespons perubahan
yang tidak pasti untuk berkontribusi pada tanggung jawab sosial perusahaan.
Beberapa keterbatasan penelitian ini meliputi cakupan geografis wilayah studi
dan keterbatasan metodologis lainnya.
c. Review Jurnal Ketiga

Judul Analisis Rantai Nilai Gula Aren (Studi Kasus Pada Petani Nira Di Tomohon)

Nama jurnal Jurnal EMBA

Tahun 2016

Penulis Maria M.I. Sampit, Paulus Kindangen dan Magdalena Wullur

Volume, Vol.4 No.5 Hal. 303-408


Halaman

Reviewer Adinda Novia Sari

Tanggal 12 Oktober 2021

Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi rantai nilai gula Aren
penelitian di Kota Tomohon dengan mengambil studi kasus pada Petani Nira.

Teori-teori  Manajemen Operasional


yang Kegiatan operasi merupakan suatu tindakan atau keputusan dalam
digunakan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan barang
ataupun jasa yang dapat dinikmati oleh konsumen. Manajemen
operasional (MO) adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana
membangun dan mengelola operasi suatu organisasi, mulai dari
perencanaan operasional, perancangan sistem operasi hingga
pengendalian sistem operasional. Heizer dan Render (2010)
mendefinisikan manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah
input menjadi output.

 Rantai Pasok
Rantai Pasok didefinisikan sebagai suatu sistem tempat organisasi
menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya.
Model rantai pasokan yaitu suatu gambaran mengenai hubungan mata
rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat membentuk seperti mata
rantai yang terhubung satu dengan yang lain (Trisna, 2012). Rantai
pasokan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya (Indrajit dan Pranoto,
2002). Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi
yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu
yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.

 Rantai Nilai
Rantai nilai adalah suatu cara pandang di mana bisnis dilihat sebagai
rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai
bagi pelanggan. Nilai bagi pelanggan berasal dari tiga sumber dasar:
aktivitas yang membedakan produk, aktivitas yang menurunkan biaya
produk, dan aktivitas yang dapat segera memenuhi kebutuhan
pelanggan (Kusumawati, 2013:25).

Metodologi Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini adalah
penelitian penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh fakta-fakta yang ada di lapangan dan mendapatkan informasi-
informasi mengenai rantai nilai gula Aren yang ada di Kota Tomohon dengan
mendapatkan informasi dari beberapa petani Aren dan juga merupakan
produsen gula Aren. Tempat dilakukannya penelitian ada di Kota Tomohon
dengan mengunjungi 3 petani/produsen gula Aren dari Desa/Kelurahan
Kayawu, Tara-tara dan Kumelembuai. Waktu penelitian yaitu kurang lebih 4
bulan terhitung mulai dari bulan Mei hingga bulan September 2016. Pada
penelitian ini, peneliti berkesempatan untuk meneliti rantai nilai gula Aren di
Kota Tomohon dengan mengambil beberapa sampel data yaitu dari beberapa
petani nira, produsen gula Aren dan juga pengecer gula Aren. Metode
Analisis Data adalah Analisis Rantai Pasok, rantai nilai, analisis SWOT dan
produktivitas pengolahan.

Hasil Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Aliran rantai nilai gula Aren secara
penelitian umum melibatkan 3 pelaku utama yaitu petani/pengolah-pedagang-konsumen.
(2) Rantai nilai gula Aren terbagi atas 2 aktivitas yaitu aktivitas utama yang
terdiri dari logistik masuk, operasi, logistik keluar (output), dan pemasaran
gula Aren. Kedua, aktivitas penunjang yang terdiri dari infrstruktur produksi
gula Aren, pengembangan SDM, pengembangan teknologi, dan pengadaan.
(3) Dari analisis SWOT, usaha gula Aren mampu bertahan untuk jangka
panjang dan perlu adanya perkembangan.

Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah:


1) Aliran rantai nilai gula Aren di Tomohon secara umum melibatkan 3
pelaku yaitu petani yang juga merupakan pengolah, pedagang, dan konsumen.
Sebagian besar kegiatan rantai nilai dilakukan oleh para petani karena mereka
menjadi pelaku utama dalam produksi gula Aren pada skala tradisional.

2) Rantai nilai gula Aren terbagi atas 2 aktivitas yaitu aktivitas utama yang
terdiri dari logistik masuk (input bahan baku Nira), operasi (proses produksi
Nira menjadi gula Aren), logistik (output), dan pemasaran gula Aren. Kedua,
aktivitas penunjang yang terdiri dari infrstruktur produksi gula Aren,
pengembangan SDM, pengembangan teknologi, dan pengadaan.
3) Produktivitas pengolahan gula Aren dari sampel informan (petani) di 3
desa menunjukkan bahwa Informan 3 memperoleh pengasilan sedikit lebih
banyak daripada Informan 1 dengan perbandingan satu ons, sedangkan
Informan 2 memperoleh penghasilan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
kedua petani lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya Nira yang
diproduksi serta keputusan menentukan harga sangat berpengaruh dalam
mendapatkan keuntungan.

4) Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi usaha rumah tangga gula
Aren di Kota Tomohon berada pada kuadran I, yang mana dalam posisi ini,
usaha rumah tangga gula Aren memiliki peluang untuk berkembang dan
berinovasi dalam pemasaran produk.

Saran Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


Penelitian
1) Untuk meningkatkan kegiatan produksi yang efektif serta produk yang
higienis, para petani harus beradaptasi untuk mengembangkan teknologi
modern.

2) Peningkatan kapasitas produksi juga sangat disarankan bagi petani seperti


pengadaan peralatan pengolahan lebih dan bekerja dengan beberapa petani
atau anggota keluarga agar mendapatkan penghasilan yang lebih dengan
memanfaatkan lahan dan banyaknya pohon Aren yang tersebar di area sekitar
pedesaan.

3) Di era yang modern ini, petani dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam
memasarkan produk gula Aren mereka dengan cara memperluas jaringan
pemasaran dengan menjalin kemitraan dengan para pengusaha lain seperti
usaha rumah makan atau minuman, tempat-tempat penjualan oleh-oleh sekitar
Tomohon ataupun mengadakan distribusi keluar Kota Tomohon.

4) Pemerintah Daerah Kota Tomohon melalui perangkat desa disarankan


untuk melakukan pembenahan serta pelatihan untuk membantu petani dalam
mengupayakan produksi gula Aren yang menguntungkan, berkualitas dan
mampu bersaing dengan melakukan pengembangun mutu SDM melalui
pelatihan terpadu baik pelatihan internal dari instansi terkait maupun
mendatangkan pakar dari luar atau lingkungan akademis.

Anda mungkin juga menyukai