Discussion Question – Achieving Strategic Fit (Kasus: Rantai Pasok Komoditas Jagung di
Indonesia)
DASAR TEORI:
Strategic fit diartikan bahwa kompetitif dan strategi rantai nilai memiliki sasaran yang sama. ini
berarti Strategic fit merupakan konsistensi antara prioritas pelanggan yang diharapkan mampu
dipenuhi oleh strategi kompetitif dan kemampuan rantai nilai yang dapat dibangun dengan strategi
supply chain. Strategic fit dicapai dengan tiga tahap, yaitu:
1. Memahami pelanggan dan ketidakpastian rantai pasokan (Understanding the Customer and
Supply Chain Uncertainty)
Pertama, perusahaan harus memahami kebutuhan pelanggan pada masing-masing segmen
dan ketidakpastian supply chain yang dihadapkan pada pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan ini
membantu perusahaan menemukan keinginan biaya dan permintaan jasa. Ketidakpastian rantai
pasokan membantu perusahaan mengidentifikasi tingkat ketidakmampuan dalam memprediksi
permintaan, gangguan, dan keterlambatan
2. Memahami kemampuan rantai pasokan (Understanding the Supply Chain Capabilities)
Terdapat beberapa jenis supply chain, masing-masing dirancang untuk pelaksanaan tugas
yang berbeda. Perusahaan seharusnya mengetahui bagaimana supply chain didesign dengan baik.
3. Pencapaian strategic fit ( Achieving Strategic Fit )
Jika terdapat persaingan yang tidak sebanding antara supply chain dengan kebutuhan pelanggan,
perusahaan juga akan mengatur kembali rantai pasokan untuk mendukung strategi kompetitif atau
mengubah strategi kompetitif. Adapun langkah-langkah pencapaian strategic fit :
Langkah pertama dalam pencapaian strategic fit antara kompetitif dan strategi supply chain
adalah memahami pelanggan dan ketidakpastian supply chain. Ketidakpastian dari pelanggan
dan supply chain dapat dikombinasikan dan dipetakan pada spektrum ketidakpastian.
Langkah kedua dalam pencapaian strategic fit antara kompetitif dan strategi supply chain
adalah memahami supply chain dan memetakannya pada spektrum kemampuan reaksi
Langkah terakhir dalam pencapaian strategic fit adalah mencocokan antara kemampuan
reaksi supply chain dengan ketidakpastian dari permintaan dan penawaran. Rancangan rantai
pasokan dan seluruh strategi fungsional pada perusahaan harus dapat mendukung tingkat
kemampuan reaksi supply chain.
Lingkup strategic fit adalah fungsi-fungsi yang ada pada perusahaan dan langkah-langkah
yang tepat yang dapat menemukan hubungan strategi dengan tujuan. Lingkup interperusahaan
dari strategic fit pada saat ini merupakan hal yang penting karena persaingan dalam wilayah
perusahaan dengan perusahaan telah berubah menjadi persaingan supply chain satu dengan yang
lainnya. Rekan kerja perusahaan dalam supply chain akan menentukan kesuksesan perusahaan.
Lingkup interperusahaan dari strategic fit membutuhkan evaluasi tiap tindakan pada sebuah
perusahaan dalam keseluruhan. Lingkup ini meluas pada seluruh langkah di supply chain.
Kunci untuk dapat mencapai strategik fit adalah kemampuan perusahaan untuk
menemukan keseimbangan antara kemampuan merespon dan efisiensi yang mempertemukan
kebutuhan dari target pelanggan. Keputusan ini seharusnya dialokasikan dalam responsiveness
spectrum dimana perusahaan dihadapkan dengan banyak hambatan. Hambatan tersebut dapat
meningkatkan kesulitan perusahaan dalam menciptakan keseimbangan yang ideal, tetapi dilain
pihak hambatan-hambatan tersebut dapat meningkatkan kesempatan perusahaan untuk
meningkatkan manajemen rantai pasokan.
Berikut ini hambatan, yang apabila dapat diatasi oleh manajer, dapat meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh profitabilitas maksimum dari rantai pasokan yaitu:
Meningkatkan variasi produk
Mengurangi siiklus hidup produk
Peningkatan permintaan pelanggan
Pemecahan kepemilikan rantai pasokan
Globalisasi
Kesulitan pelaksanaan strategi baru
Banyak hambatan, seperti munculnya variasi produk dan pendeknya siklus hidup, dapat
menyebabkan bertambahnya kesulitan rantai pasokan dalam mencapai strategic fit. Adanya
hambatan-hamabatan dapat menciptakan kesempatan yang besar bagi perusahaan untuk
menggunakan manajemen rantai pasokan dalam mendaptkan competitive advantage.
Menggambarkan hambatan utama dalam perusahaan dapat membantu mengatur rantai pasokan
secara sukses. Hambatan-hambatan diatas merupakan faktor yang dapat menghambat kinerja
rantai pasokan.
Petani Jagung
Industri Pakan
Industri Makanan
Ternak
Distributor
Retailer
Konsumen
( Peternak,
Masyarakat
konsumen produk
olahan jagung )
Pedagang membeli jagung panenan dari petani dan menjualnya ke pengumpul. Sebagian
pengumpul membeli jagung langsung dari para petani. Jagung dijual di ladang kepada pedagang
atau pengumpul saat panen. Mereka memperkirakan berapa hasil panen jagung milik petani dan
membayarnya sesuai perkiraan. Biasanya, mereka juga menanggung biaya panen. Dari
pengumpul jagung dijual ke pedagang besar atau agen. Pedagang besar (agen) menjual jagung
yang dibeli dari pengumpul kepada industri pengguna jagung seperti indutri makanan seperti
Chiki, industry pakan ternak dan indutri tepung yang mengolah jagung sebagai bahan campuran
kopi, sementara sebagian disimpan petani sebagai cadangan pangan.
Ada beberapa cara yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi permintaan dari
pelanggan, salah satunya adalah dengan melakukan Strategi Pengelolaan dan Pengembangan
Nilai Jagung yaitu Analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Proses pengambilan keputusan berkaitan
dengan pemngembangan misi, tujuan. Oleh sebab itu perencanaan strategis harus menganalisis
faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi
saat ini. Tahapan selanjutnya adalah pengembangan strategi kedalam empat tipe strategi yaitu:
Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST, Strategi WTBerdasarkan pengamatan yang telah dilakukan
terhadap keseluruhan sistem rantai nilai jagung maka diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi
rantai nilai baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Strategi Kekuatan – Strategi kekuatan- Strategi kelemahan- Strategi kelemahan-
Peluang (SO) ancaman (ST) peluang (WO) ancaman (WT)
1. Media online 1. Mengoptimalkan 1. Mengadakan 1. Sistem agribisnis
2. Melatih keterampilan kelembagaan petani pelatihan, pembinaan jagung
dengan memanfaatkan (Kelompok tani) dan pendampingan 2. Pelatihan manajemen
ketersediaan lahan, sebagai media untuk terhadap masyarakat usaha yangprofesional
ketersediaan pasar serta meningkatkan dan kelompok usaha 3. Membangun
iklim dan cuaca yang produktivitas petani secara kontinu kerjasama antar
mendukung melalui penyuluh dan 2. Mengadopsi pemerintah daerah
3. Memanfaatkan keterampilan dalam teknologi terbaru untuk saling
adanya perhatian mengolahjagung danterjangkau menguatkan
pemerintah daerah 2. Mempertahankan 3. Membentuk keberadaan
dalam mengembangkan produk lokal dengan kelompok agribisnis produkunggulan
tanaman jagung dengan memperhatikan selera dalam memperkuat 4. Dalam mengatasi
mempengaruhi minat dan sistem agribisnis perubahan selera
bertani parapetani kebutuhankonsumen jagung 4. Melakukan konsumen, maka perlu
4. Menambah modal 3. Menjalin kerjasama diversifikasi produk dibuat keanekaragaman
usahauntuk antara pihak untuk memenuhi produk dengan
meningkatkan pengumpul, industri kebutuhan konsumen menggunakan
produktifitas usaha pakan ternak dengan 5. Meningkatkan teknologi modern
argoindustri danpetani petani guna menjamin motivasi dalam 5. Memanfaatkan
5. Menggunakan ketersediaan bahan melakukan usaha, dukungan pemerintah
teknologi modern baku dan mencegah meningkatkan untuk mendapatkan
dalam proses pertanian harga jagung yang usahatani dan pelatihan bagi tenaga
jagung dan pengolahan tidakstabil pemasaran hasil kerja, untuk tambahan
produk turunan 4. Perbaikan pola modal dan sertifikasi
usahatani agar produk
ketersediaan jagung
kontinu
5. Penetapan lahan
penaman jagung oleh
kelembagaan guna
menghindari akses yang
susah dan
berkembangnya
usahatani tanaman
kompetitor
• Supply chain efficiency is the inverse to the cost of making and delivering the product to the
customer
Efisiensi biaya pembuatan dan pengiriman produk kepelanggan
Pengambilan dan pengiriman terkoordinasi memungkinkan untuk mengetahui sedang menuju
kemana dan kapan produk dapat dikirim, kemudian mengantarkan produk secara tepat, kapan, dan dimana
mereka dibutuhkan untuk dirakit dan dipasang. Sistem ini digunakan FedEx dengan menggabungkan
pesanan yang berada dalam proses pemindahan, dan komponen tan pernah masuk gudang. Teknik ini
mengurangi waktu dan pemasangan dan juga biaya pengiriman. Pengurangan biaya logistik, industri
pengangkut motor mempunyai rata-rata utilisasi kapasitas hanya 50%, sehingga biaya fasilitas yang
dimanfaatkan kurang dari kapasitasnya. Untuk meningkatkan efisiensi logistik didalam produk, maka para
pengirim dan emilik truk dapat menyesuaikan waktu untuk menggunakan sebagian dari kapasitas yang
tidak terpakai ini
• The cost-responsiveness efficient frontier curve shows the lowest possible cost for a given level
of responsiveness
Kurva perbatasan efisien-responsif-biaya menunjukkan biaya serendah mungkin untuk tingkat
responsif tertentu
Step 3 : Achieving Strategic Fit
• Ensure that the degree of supply chain responsiveness is consistent with the implied uncertainty
Pastikan tingkat respons rantai pasokan konsisten dengan ketidakpastian yang tersirat
Contoh : dapat mengatasi situasi yang mengharuskan produksi dibutuhkan dalam kuantitas yang
banyak dan waktu yang sedikit, tidak mengubah kualitas yang dihasilkan sama sekali.
• Assign roles to different stages of the supply chain that ensure the appropriate level of
responsiveness
Menugaskan peran ke berbagai tahapan rantai pasokan yang memastikan tingkat respons yang
sesuai
Contoh : Menjangkau seluruh aliran rantai pasok untuk saling mempunyai visi dan misi yang
sama dalam pelayanan untuk pengembangan yang berkelanjutan.
Misalnya, untuk aliran rantai pasok petani, petani diberikan fasilitas sarana dan prasana
pendukung pasca panen.
• Ensure that all functions maintain consistent strategies that support the competitive strategy
Pastikan semua fungsi mempertahankan strategi yang konsisten yang mendukung strategi
kompetitif
Contoh : Mempertahankan hasil produk olahan dari jagung dengan memperhatikan selera dan
kebutuhan konsumen