Anda di halaman 1dari 24

TUGAS UAS

MANAGEMENT RANTAI PASOK

Untuk memenuhi salah satu tugas UAS

Disusun oleh :

Dani Dian Prayoga

NPM: 41155010160002

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

2019
1. Gambarkan dan jelakan secara benar konsep supply chain management di
Indonesia dari hulu ke hilir suatu system produksi makanan dan costumer
good di era industry 4.0?

Dalam Industri Manufakturing, Kegiatan Utamanya adalah


mengkonversikan berbagai bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya
menjadi barang jadi dan mendistribusikannya kepada pelanggan. Dengan
menjalankannya kegiatan tersebut, maka apa yang disebut dengan Supply Chain
atau Rantai Pasokan pada dasarnya telah terbentuk. Namun bagi sebuah perusahaan
manufakturing, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan
dengan efektif dan efisien sehingga diperlukan Manajemen yang Profesional dalam
pelaksanaannya. Manajemen tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Rantai
Pasokan atau Supply Chain Management yang sering disingkat dengan singkatan
SCM.

Jika didefinisikan secara lengkap, maka Supply Chain Management (SCM)


atau Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi
Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi,
persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang
mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari
pelanggan hingga ke pemasok.

Dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan


perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu :
1. Supplies

2. Manufactures

3. Distribution

4. Retail Outlet

5. Customers

Peranan :

1. Chain 1 (Supplier), jaringan bermula dari supplier, yang merupakan sumber


yang menyediakan bahan pertama. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan
baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan
sebagainya.

2. Chain 1-2-3 (Supplier-Manufactures-Distribution), barang diteruskan ke


manufaktur dan distributor. Barang yang sudah dihasilkan oleh manufaktur sudah
mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walaupun sudah tersedia banyak cara
untuk menyalurkan barang kepada pelanngan yang umum adalah melalui
distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain.

3. Chain 1-2-3-4 (Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet), di sini


produk diterima oleh Outlet. Pedagangan besar biasanya mempunyai fasilitas
gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak pengecer. Di sini ada
kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventoris dan
baiaya gudang dengan cara melakukan desan kembali pola pengiriman barang baik
dari gudang manufacture maupun ke toko pengecer.

4. Chain 1-2-3-4-5 (Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet-Customer),


produk diterima oleh customer. Caranya bisa dengan para pengecer atau retailer
menawarkan barang langsung kepada pelanggan atau pembeli atau pengguna
barang langsung.
Penerapan Supply Chain Management PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

Supply Chain Management ini adalah mengenai ketepatan, baik itu


ketepatan dari segi waktu, maupun dari segi harga. Dengan begitu, dapat dikatakan
bahwa Supply Chain Managementmerupakan manajemen yang mengatur rantai
pemasok suatu produk agar menjadi efektif, yaitu dengan memperhitungkan
ketepatan waktu estimasi pengiriman barang dengan biaya seminimal mungkin.
Alur Supply Chain Managementini dimulai dari Supplier, kemudian dilanjutkan
kepada Production, Distribution, kemudian kepada Retailer atau Wholesaler,
hingga akhirnya sampai kepada Costumer. Salah satu perusahaan yang menerapkan
Supply Chain Managementadalah PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk. Perusahaan
ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pangan, yaitu
Sari Roti.

Tentunya ketika produk ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena
pendistribusian produk ini sangat luas sehingga seringkali produk ini dapat dengan
mudah ditemukan mulai dari agen distribusi keliling, toko kecil, minimarket,
hingga supermarketbesar.Selain strategi distribusi yang luas, produk Sari Roti ini
juga terdiri dari berbagai macam varian roti yang dikemas secara praktis dengan
harga yang terjangkau dan tanpa bahan pengawet, sehingga produk ini banyak
dikonsumsi oleh anak sekolah, mahasiswa, maupun pekerja kantoran.

Melihat kesuksesan Sari Roti sekarang dengan banyak produk varian roti
unggulannya, saya tertarik untuk menganalisis bagaimana Supply Chain
Management dari PT Nippon Indosari Corpindo,Tbk. dalam memasok bahan baku,
melakukan proses produksi, distribusi produk, hingga akhirnya sampai kepada
konsumen. Perlu diketahui pula bahwa produk Sari Roti diproduksi tanpa bahan
pengawet sehingga memiliki jangka waktu kedaluwarsa yang pendek dan hal ini
tentu membuat perusahaan benar-benar bekerja keras dalam membuat strategi
distribusi produk yang baik untuk meminimalisir penarikan produk yang tidak laku
dan sudah kedaluwarsa. Sesuai dengan teori Supply Chain Management, alurnya
dapat dijabarkan sebagai berikut.
Analisis Supply chain Management pada PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

⦁ Supplier

Bahan baku untuk membuat roti dikirim oleh pemasok ke pabrik Sari Roti.
Bahan baku yang baru dikirim tersebut kemudian harus melewati seleksi ketat
untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan dengan tujuan
mendapatkan bahan baku terbaik untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Setelah memenuhi standar perusahaan, bahan baku tersebut disimpan di dalam
5udang khusus bahan baku yang disesuaikan dengan persyaratan penyimpanan
masing-masing bahan baku. Sebagian besar bahan baku langsung diolah untuk
memproduksi roti, sehingga persediaan bahan baku di 5udang tidak menumpuk
terlalu banyak guna meminimalkan kerugian perusahaan apabila bahan baku
tersebut rusak atau kedaluwarsa.

⦁ Production

Dalam proses produksi, perusahaan mengutamakan kecepatan dan efisiensi


produksi tanpa mengabaikan kualitas produk yang dihasilkan. Perusahaan
melakukan kegiatan produksi secara terus menerus setiap harinya, yaitu dilakukan
24 jam dalam sehari selama 7 hari untuk setiap minggunya. Dalam hal ini,
perusahaan mengatur jam kerja karyawan dalam 3 shift jam kerja setiap harinya
agar produksi roti dapat terus berjalan. Dikarenakan kegiatan produksi yang
berjalan terus-menerus, perusahaan dapat memproduksi banyak roti perharinya
yaitu sekitar 2 juta potong roti setiap hari. Untuk mengefisiensi waktu dan
menghemat biaya distribusi, perusahaan membangun pabrik di lokasi wilayah
pemasaran produk Sari Roti. Dalam proses produksi juga dibuat seefektif mungkin
sesuai dengan alur manajemen operasi dimana mesin-mesin diletakkan berurutan
dan berdekatan sesuai urutan proses. Adapun pembuatan roti menggunakan metode
Sponge and Dough Mixing, dimana dengan menggunakan metode ini, proses
produksi memerlukan waktu yang lebih lama namun terjamin akan mendapatkan
kualitas yang terbaik.

Berkaitan dengan menekan biaya produksi, perusahaan menggunakan


strategi Mass Customization, dimana perusahaan membuat produk yang 6ariative
yang diproduksi dengan cepat dengan harga yang murah. Strategi ini didasarkan
dari adanya permintaan konsumen yang tinggi akan variasi Sari Roti, sehingga
dengan begitu perusahaan berusaha selalu memenuhi kebutuhan konsumen dengan
memproduksi roti dalam jumlah besar dan tidak lupa dengan menekan biaya
produksi agar harga jual produk Sari Roti menjadi terjangkau untuk masyarakat.

⦁ Distribution

Agen distribusi Sari Roti tersebar secara luas di wilayah Jawa, Sumatra dan
Makassar. Dalam proses pendistribusian, perusahaan memberlakukan sistem Just
In Timesehingga perusahaan tidak menimbun persediaan dan dapat menjamin
produk senantiasa baru dan berkualitas. Agen-agen ini namun tidak terlalu banyak
ditemui karena, perusahaan lebih banyak melakukan pendistribusian kepada gerai-
gerai yang cakupan persebarannya lebih luas dan mudah ditemukan seperti di
minimarket (Indomart dan Alfamart) dan supermarket (Hypermart dan Giant).

⦁ Retailer/ Wholesaler

Perusahaan mendistribusikan produk Sari Roti ke agen-agen penjual dengan


jumlah pasokan yang tepat , dalm artian tidak terllau banyak dan juga tidak terlalu
sedikit. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian atau pengembalian produk
yang tidak laku akibat terlalu banyak pasokan di agen penjual. Selain itu, pasokan
produk yang terlalu sedikit juga bisa menambah biaya distribusi apabila produk
tersebut habis dan ada permintaan pelanggan. Maka dari itu, perusahaan
memberlakukan peraturan yaitu melakukan pengiriman ke gerai atau agen penjual
setiap hari, bisa 2 kali sehari tergantung dari permintaan pelanggan. Adapun
pengajuan pemesanan paling lambat dilakukan 2 hari sebelum pengiriman produk
ke gerai agar produk Sari Roti dapat dikirim dalam keadaan baru.
⦁ Customer

Melalui distribusi maksimal yang dilakukan oleh perusahaan, pelanggan


dapat dengan mudah menemukan dan membeli produk Sari Roti di gerai-gerai
terdekat. Produk Sari Roti tersebut juga terjaga kualitasnya karena perusahaan
selalu memantau dan mengusahakan untuk selalu memberi yang terbaik untuk
konsumen dengan selalu memperhatikan keseluruhan proses pengolahan dari bahan
baku hingga barang jadi, sampai pada proses pendistribusian kepada masyarakat.
Untuk menunjang kelancaran Supply Chain Management , PT Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. menggunakan sistem SAP (System Analysis And Program
Development) untuk memantau keadaan pasar saat ini, pasokan bahan baku, jumlah
produk yang dipesan, dan bagaimana penjualan produk pada agen-agen penjual.

Perusahaan juga senantiasa memperhatikan masa kedaluwarsa produk roti


yang beredar di agen-agen penjual, yaitu dengan melakukan penarikan roti 1 hari
sebelum tanggal kedaluwarsa. Untuk mempermudah pengecekan, perusahaan
memberlakukan adanya perbedaan warna pengikat kemasan roti untuk setiap
harinya dalam 1 minggu. Produk Sari Roti yang ditarik akan dikirim kembali ke
pabrik, kemudian dimasukkan ke dalam mesin penghancur, lalu akan dijual kepada
pihak ketiga untuk diolah menjadi makanan ternak dan ikan.

Dari hasil penjabaran analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa PT Nippon


Indosari Corpindo, Tbk. menjalankan proses Supply Chain Managementsecara
lengkap dengan tidak memotong bagian distribusi untuk menghemat biaya. Sebagai
gantinya, perusahaan menghemat biaya dari pemilihan bahan baku dan juga proses
produksi yang dikerjakan sebaik mungkin serta pengawasan yang dilakukan terus
menerus untuk menjamin kualitas yang bagus untuk produk Sari Roti. Selain itu,
perusahaan ini juga mempunyai strategi yang bagus dalam pendistribusian produk
yaitu pada gerai atau agen-agen yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia
sehingga dapat memaksimalkan distribusi produk kepada konsumen dan tentunya
melalui hal ini juga dapat diperoleh laba yang maksimal. Pengolahan limbah juga
tergolong bagus karena dapat menghasilkan profit lagi dengan pengolahan kembali
menjadi pakan ternak dan ikan. Dengan begini, dapat dikatakan bahwa PT Nippon
Indosari Corpindo, Tbk. dapat menjalankan proses Supply Chain
Managementdengan sangat baik.

D. Decoupling Point

Keputusan sampai di mana aktivitas produksi bisa dilakukan tanpa menunggu


permintaan definitif dari pelanggan merupakan keputusan yang sangat penting bagi
suatu supply chain dan akan secara langsung berpengaruh terhadap kemampuannya
untuk menciptakan efisiensi fisik maupun kecepatannya untuk merespon pasar.
Titik temu di mana suatu kegiatan bisa dilakukan atas dasar ramalan dan dari mana
kegiatan harus ditunda sampai ada permintaan yang pasti dinamakan decoupling
point. Biasanya proses produksi secara umum dapat diklasifikasikan menjadi empat
bagian utama yaitu perancangan produk, fabrikasi, perakitan, dan pengiriman.
Sistem produksi yang dikenal dalam keempat bagian tersebut adalah:

a. Make to Stock (MTS)

Pada MTS, produk akhir dibuat berdasarkan ramalan. MTS akan cocok dengan
produk-produk fungsional yang variasinya sedikit dan ketidakpastian
permintaannya relatif rendah.
b. Assembly to Order (ATO)

ATO adalah sistem di mana hanya kegiatan perakitan yang menunggu pesanan dari
pelanggan, sedangkan kegiatan lainnya dilakukan berdasarkan ramalan. ATO
cocok pada sistem yang memproduksi banyak variasi produk dengan kesamaan
komponen antarproduk yang cukup tinggi.

c. Make to Order (MTO)

Pada sistem MTO, kegiatan fabrikasi komponen tidak bisa dikerjakan tanpa
menunggu pesanan dari pelanggan karena setiap pesanan mungkin membutuhkan
jenis komponen yang berbeda-beda.

d. Engineer to Order (ETO)

Pada sistem ETO, produk baru dirancang setelah ada pesanan dari
pelanggan. Model ini pada umumnya digunakan jika pelanggan membutuhkan
produk dengan rancangan yang spesifik. Rancangan yang spesifik ini bisa
berimplikasi pada kebutuhan material dan urutan proses yang berbeda untuk setiap
produk.

e. Penerapan Decoupling Point pada PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

Pada PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk produk dibuat tanpa ada permintaan
atau pesanan dari pelanggan. Proses produksi dilaksanakan mulai bahan baku
hingga menjadi produk jadi tsanpa menunggu diterimanya pesanan permintaan dari
konsumen, aktivitas seperti ini disebut MTS (Make To Stock) pada decoupling
point. Kemudian hasil produksinya akan disimpan digudang atau jaringan distribusi
untuk mengantisipsi permintaan yang akan mendatang. Persediaan produk
dikendalikan untuk menghindari terjadinya kekurangan (shortage). Sesudah
mengolah bahan baku dan menjadi produk jadi yaitu sari roti kemudian disimpan
di gudang dengan memperhatikan batas konsumsi untuk pelanggan atau ke
distributor sari roti secara langsunng ke minimarket ( Idomaret dan Alfamart) dan
supermarket (Hypertmart dan Giant) sebelum ke retail dan pengguna akhir yakni
konsumen ataupun ke customer.

2. Jelaskan gambar berikut ini ?

Pengertian SCM

SCM diakui sebagai strategi kompetitif dalam sebuah industri


maupunorganisasi. Organisasi terus berusaha untuk menyediakan produk dan
layanan kepadapelanggan yang lebih cepat, murah, dan lebih baik daripada pesaing.
Dalam mencapaikesuksesan, mereka harus bekerja atas dasar kerja sama dengan
organisasi-organisasiyang berkaitan dengan penyediaan rantai agar dapat berhasil.
Sebuah rantai suplaiterdiri dari semua pihak yang terlibat, langsung atau tidak
langsung, dalam memenuhipermintaan pelanggan. SCM tidak hanya meliputi
produsen dan pemasok, tetapi jugagudang, pengecer dan bahkan pelanggan sendiri.
Dalam sebuah pabrik, SCM meliputisemua fungsi yang terlibat dalam menerima
dan mengisi permintaan pelanggan. Fungsi-fungsi ini meliputi pengembangan
produk baru, pemasaran, operasi, distribusi,keuangan, dan layanan pelanggan.
Sebuah rantai pasok bersifat dinamis dan terus-menerus melibatkan arus informasi,
produk, dan dana antara tahapan yang berbeda.

Pengertian supply menurut Indrajit dan Djokopranoto adalah sejumlah


material yangdisimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat
persediaan agar selaludalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku
perusahaan.

Pengertian supply chain Menurut Schroeder adalah sebuah proses bisnis


dan informasi yangberulang yang menyediakan produk atau layanan dari pemasok
melalui prosespembuatan dan pendistribusian kepada konsumen. Sedangkan
menurut Indrajit dan Djokopranoto supply chain adalah suatu tempat sistem
organisasi menyalurkan barangproduksi dan jasanya kepada para pelanggannya.
Rantai ini juga merupakan jaringandari berbagai organisasi yang saling
berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama,

2. Tujuan SCM

Berdasarkan dari definisi-definisi diatas maka tujuan dari SCM antara lain
adalah:1) Supply chain manajemen menyangkut pertimbangan mengenai lokasi
setiap fasilitasyang memiliki dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka
memproduksi produk yang diinginkan pelanggan dari supplier dan pabrik hingga
disimpan di gudang danpendistribusiannya ke sentra penjualan.2) Mencapai
efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem, total biaya sistem daritransportasi
hingga distribusi persediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi.3) Untuk
memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat
untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa menciptakan stok yang berlebihan
ataukekurangan.4) untuk menjamin kesatuan gerak dari jumlah dan kwalitas yang
memadai padapersediaan yang meliputi banyak hal seperti perencanaan dan
komunikasi. Lebihsederhana lagi dapat diartikan bahwa tujuan dari management
supply chain adalahuntuk memastikan seluruh item barang berada pada tempat dan
waktu yang tepat agardapat memberikan keuntungan yang terbaik dan service
kepada customer.5) Memaksimalkan keseluruhan nilai dari organisasi – organisasi
pendukung industriyang berdampak pada kenaikan profit dan hubungan baik antar
organisasi.

3. Komponen dasar SCM

Sistem informasi memiliki peranan penting dalam kesuksesan SCM


yangdilakukan. Sistem informasi tersebut harus dapat menyediakan semua
informasi yangdibutuhkan, antara lain mengenai:

• Informasi pendukung seperti data permintaan, peramalan, kolaborasi potensial,

• Supplier bahan baku,

• Inventory bahan baku dan produk jadi,

• Proses produksi,

• Jaringan distribusi,

• Pihak ke-3 penyedia layanan,

• Finansial,

• Konsumen.
Sistem informasi yang dibutuhkan hendaknya berbasis aplikasi web yang
dapatmenyediakan informasi secara real-time, sehingga proses pengambilan
keputusan dalamSCM dapat berjalan dengan baik.5 komponen dasar SCM adalah
(Worthen & Wailgum, 2008):

a. Plan (Perencanaan)

Awal kesuksesan SCM adalah pada proses penentuan strategi SCM.


Tujuanutama dari proses perumusan strategi adalah agar tercapainya efisiensi dan
efektivitasbiaya dan terjaminnya kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai
ke konsumen.

b. Source (Sumber Barang)

Perusahaan harus memilih supplier bahan baku yang kredibel dan senggup
untuk mendukung proses produksi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu manejer
SCM harusdapat menetapkan harga, mengelola pengiriman dan pembayaran bahan
baku, sertamenjaga dan meningkatkan hubungan bisnis terhadap supplier.

c. Make (Manufacturing)

Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manejer SCM


melakukanpenyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji
coba produk,pengemasan dan persiapan pengiriman produk. Tahap ini merupkan
tahap yang palingpenting dalam SCM. Perusahaan juga harus mampu melakukan
pengukuran kualitas,output produksi, dan produktivitas pekerja.

d. Deliver (Pengiriman)

Perusahaan memenuhi order dari permintaan konsumen, mengelola


jarigangudang penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan produk ke
konsumen,dan mengatur sistem pembayaran.
e. Return (Pengembalian)

Perencana SCM harus membuat jaringan yang fleksibel dan responsif


untuk produk cacat dari konsumen dan membentuk layanan aduan konsumen yang
memilikimasalah dengan produk yang dikirimkan.Dengan demikian, hendaknya
perusahaan selalu membuat laporan performansibisnis mereka secara
rutin. Sehingga pimpinan perusahaan dapat mengetahui perubahanperforma bisnis
yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan awal dari SCM yang telahditetapkan.

4. Tahapan dalam SCM

Untuk mencapai supply chain yang terintregasi terdapat beberapa


tahapan,diantaranya yaitu :

a. Tahap 1:

Baseline (Dasar)

Posisi dari kebebasan fungsional yang lengkap di mana masing-masing


fungsi bisnisseperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas mereka secara
sendiri-sendiri danterpisah dari fungsi bisnis yang lain.

b.Tahap 2:

Integrasi FungsionalPerusahaan telah menyadari perlu sekurang-kurangnya


ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama,
misalnya antara bagian distribusi danmanajemen persediaan atau pembelian dengan
pengendalian material.

c.Tahap 3:

Integrasi secara internalDiperlukan pengadaan dan pelaksanaan


perencanaan kerangka kerja end-to-end.
d.Tahap 4:

Integrasi secara eksternalIntegrasi supply chain yang sebenarnya dengan


konsep menghubungkan dan koordinasiyang dicapai pada Tahap3, yang diperluas
dengan bagian supplier dan pelanggan.

5. Keuntungan menerapkan SCM

Keuntungan dari menerapkan SCM menurut Indrajit dan Djokopranoto adalah:

• Mengurangi inventori barang.Inventori merupakan aset perusahaan yang


berkisar antara 30%-40% sedangkanbiaya penyimpanan barang berkisar
20%-40% dari nilai barang yang disimpan.
• Menjamin kelancaran arus barang.Rangkaian perjalanan dari bahan baku
sampai menjadi barang jadi dan diterimaoleh pemakai/pelanggan
merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yangperlu dikelola
dengan baik.
• Menjamin mutu.Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai
panjang yang harusdikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan
tidak hanya oleh prosesproduksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan
mutu keamanan dalampengirimannya.

6. Fungsi SCM

Ada dua fungsi SCM, yaitu:a. SCM secara fisik mengkonversi bahan baku
menjadi produk jadi danmenghantarkannya ke pemakai akhir. Fungsi pertama ini
berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yaitu ongkos material, ongkos
penyimpanan, ongkos produksi, ongkostransportasi dan sebagainya.b. SCM
sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang di suplai oleh
SCMmencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua
iniberkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-
biayaakibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan
oleh sebuahSCM. Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkos markdown, yakni
penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal, atau ongkos
kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost.

7. Prinsip-prinsip SCM

Menurut Anderson, Britt dan Favre (1997) ada 7 prinsip dalam SCM
yangdiperuntukkan bagi manajer dalam merumuskan keputusan strategis, yaitu:1)
Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya.2) Sesuaikan jaringan
logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.3) Dengarkan sinyal
pasar dan jadikan sinyal tersebut sebagai dasar dalam perencanaankebutuhan
(demand planning) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten danalokasi
sumberdaya yang optimal.4) Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan
konsumen dan percepatkonversinya di sepanjang SCM.5) Kelola sumber-sumber
suplai secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikandari material maupun
jasa.6) Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan SCM yang
mendukungpengambilan keputusan berhirarki serta berikan gambaran yang
jelasdari aliran prouk, jasa maupun informasi.7) Adopsi pengukuran kinerja untuk
sebuah SCM secara keseluruhan dengan maksuduntuk meningkatkan pelayanan
kepada konsumen akhir.

8. Supply Chain Management dan Teknologi Informasi

Konsep SCM tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi


informasi(TI). Bahkan kalau dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang
melahirkanprinsip-prinsip dasar supply chain. Alasannya adalah karena
pengintegrasian berbagaiproses dan entitas bisnis di dalam manajamen supply chain
adalah melakukanpenggunaan bersama-sama terhadap informasi yang dimiliki dan
dihasilkan olehberbagai pihak. Secara umum, peranan TI di dalam manajemen
supply chain dapatdilihat dari dua perspektif besar, yaitu perspektif teknis dan
perspektif manajerial[Indrajit dan Djokopranoto, p137].1. Perspektif TeknisDilihat
dari sisi teknis, ada dua fungsi dari teknologi informasi yang harusdipenuhi, yaitu:a)
Fungsi penciptaanAspek-aspek yang harus dapat dilakukan oleh TI adalah sebagai
berikut:

• TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta


ataukejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan
ke dalamformat data kuantitatif.
• Teknoligi harus mampu mengubah data mentah yang telah
dikumpulkannyatersebut menjadi informasi yang relevan bagi setiap
penggunanya, yaitumanajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik
perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
• Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak
langsungmaupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis perusahaan. TI
mengolahinformasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi
yang ada menjadisebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak
di dalam perusahaan.
• Kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama
perusahaanberoperasi akan menjadi bekal suatu kebijakan yang tidak
ternilai harganya.b) Fungsi penyebaranTerhadap entitas fakta, data,
informasi, knowledge tersebut TI memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan
dengan aspek penyebaran sebagai berikut:
• Gathering.TI harus memiliki fasilitas-fasilitas yang mampu mengumpulkan
entitas-entitastersebut dan meletakkannya di dalam suatu media
penyimpanan digital.
• Organising.Untuk memudahkan pencarian terhadap entitas-entitas tersebut
di kemudianhari, TI harus memiliki mekanisme dalam mengorganisasikan
penyimpananentitas-entitas tersebut ke dalam media penyimpanan.
• Selecting.TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan
pemilihan.Synthesizing. TI harus mampu memenuhi kebutuhan manager
dalam halmenggabungkan beberapa entitas menjadi satu kesatuan yang
terintegrasi.
• Distributing.TI harus mampu memiliki infrastruktur yang dapat
menyalurkan berbagai entitasdari tempat penyimpanannya ke pihak-
pihak yang membutuhkannya.2. Perspektif ManajerialDilihat dari sisi
bisnis manajerial, terutama dalam kaitannya dengan manajemensupply
chain, ada tiga peranan yang diharapkan oleh perusahaan dari
implementasiefektif sebuah TI, yaitu :a) Mengurangi resiko (minimize
risks)Pada umumnya resiko berasal dari adanya ketidakpastian dalam
berbagai hal danaspek-aspek eksternal lain yang berada diluar perusahaan.
Kehadiran TI selain harusmampu membantu perusahaan mengurangi resiko
bisnis yang ada, perlu pula menjadisarana untuk membantu manajemen
dalam mengelola resiko (managing risks) yangdihadapi sehari-hari.b)
Mengurangi biaya (minimize costs)Tawaran lain yang ditawarkan TI adalah
perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Ada
empat cara yang ditawarkan TI untuk mengurangibiaya-biaya yang
seringkali dikeluarkan untuk kegiatan operasional sehari-hari, yaitu :
• Eliminasi proses.Implementasi berbagai komponen teknologi informasi
akan mampumenghilangkan atau mengeliminasi proses yang dirasa tidak
perlu (non valueadded process)

• Simplifikasi proses.Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit


(birokratis) biasanya dapatdisederhanakan dengan mengimplementasikan
berbagai komponen TI (basisdatadan aplikasi misalnya).
• Integrasi proses.TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa
proses menjadi satusehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung
akan meningkatkankepuasan pelanggan juga).
• Otomatisasi proses.Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan
tawaran lain untuk mempermudah perusahaan melaksanakan kegiatan
operasionalnya sehari-haridari TI.c) Menambah nilai (add value)Tujuan
dari penciptaan value tidak saja sekedar memuaskan pelanggan(customer
satisfaction), tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas
(customerloyalty) sehingga pelanggan tersebut selalu menjadi
konsumennya untuk jangka panjang(customer bonding).
• Pengelolaan logistik secara nasional telah menjadi perhatian di tiap negara.
Banyak negara maju maupun negara berkembang melakukan peningkatan
dan perbaikan aspek-aspek logistik dalam proses pembangunan. Hal ini
bertujuan untuk mencapai kondisi perekonomian yang lebih baik karena
kinerja logistik sangat erat kaitannya dengan daya saing yang berpengaruh
nyata terhadap aktifitas perdagangan baik regional maupun internasional
(Turkson 2011).
• Aktifitas perekonomian global meningkatkan biaya dan kompleksitas
logistiksehingga diperlukan pembangunansebuah strategi rantai pasok yang
efektif dan efisien (Bowersox 2008). Kinerja sektor logistik suatu negara
dapat dievaluasi berdasarkan nilai LPI(Logistics Performance Index) yang
ditentukan oleh hasil survei Bank Dunia terhadap tenaga profesional di
bidang logistik yang bekerja di perusahaan ekspedisi angkutan barang
multinasional dan perusahaan jasa pengiriman ekspres yang besar. LPI
dihitung berdasarkan enam indikator: (1) Efisiensi proses
kepabeanan/perizinan; (2) Kualitas infrastruktur perdagangan dan
transportasi; (3) kemudahan mengatur pengiriman dengan harga kompetitif;
(4) kompetensi dan kualitas pelayanan logistik; (5) Kemampuan jejak lacak
pengiriman; dan (6) Ketepatan waktu pengiriman sehingga mengukur
keterandalan dan prediktibilitas rantai penawaran (Bank Dunia 2011).
• Kinerja logistik merupakan salah satu pemegang peranan penting
dalampeningkatan dayasaing (competitiveness) dan kemakmuran suatu
negara sebagai kompetensi fundamental ekonomi tersebut (Civelek et al.
2015). Negara dengan sektor jasa logistik yang efisien akan lebih kompetitif
dibandingkan negara dengan jasa logistik yang kurang efisien. Salah satu
dampak buruk yang dapat disebabkan dari kurangnya kinerja logistik adalah
mahalnya harga barang yang harus dibayar oleh konsumen dan
terganggunya daya saing. Oleh karena itu, perbaikan sektor logistik harus
menjadi prioritas dalam aktifitas pembangunan(Pamudji dan Achmadi
2012)
• Biaya pengiriman barang merupakan komponen biaya paling pening dalam
menentukan laba atau rugi dari perusahaan ekspedisi. Salah satu faktor yang
dominan dalam menentukan besar atau kecilnya biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan adalah jarak perjalanan yang ditempuh,
kuantitas pengiriman dan fasilitas serta biaya jasa transportasi yang
digunakan
3. Jelaskan bagaimana peranan logistic dan transportasi di industry saat ini ?

Peranan Penting Transportasi dalam Logistik

Kegiatan transportasi sendiri mengacu pada pergerakan produk dari satu


lokasi ke lokasi lainnya dalam suatu rantai pasokan. Kebutuhan akan transportasi
pun semakin meningkat seiring dengan perkembangan globalisasi dalam
pergerakan rantai pasok dan pertumbuhan e-commerce. Apalagi, transportasi
memainkan kunci utama dalam pergerakan logistik.

Transportasi adalah solusi untuk mengatasi permasalahan dalam sektor


logistik, yaitu pergerakan produk (product movement) dan penyimpanan barang
(product storage). Kinerja dari transportasi itu sendiri berpengaruh pada kinerja
pengadaan (procurement), produksi (manufacturing) serta customer relationship
management. Oleh karena itu, kinerja transportasi yang andal sangat dibutuhkan
karena jika tidak, maka hampir semua aktivitas utama rantai pasok tidak berjalan
efektif dan efisien.

Kegiatan Transportasi Memengaruhi 3 Sumber Daya

Memang, transportasi sangat membantu suatu kegiatan logistik, tapi siapa


sangka ternyata kegiatan ini juga secara langsung maupun tak langsung
memengaruhi sumber daya. Apa sajakah? Ini dia ulasannya.

1. Waktu
Tak hanya keuangan, risiko kehilangan dan kerusakan produk selama
kegiatan transportasi juga bisa mengakibatkan kerugian atau biaya yang
signifikan.

2. Keuangan
Dari segi keuangan, aktivitas transportasi ini ternyata dapat berpengaruh.
Bagaimana bisa? Penggunaan tenaga sopir (driver labor), pemeliharaan
kendaraan, pengkonsumsian bahan bakar minyak (fuel), kegiatan
administrasi atau risiko kehilangan serta kerusakan produk selama kegiatan
transportasi diketahui menjadi beberapa penyebabnya.
3. Lingkungan
Adanya kegiatan transportasi dapat memengaruhi lingkungan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Transportasi mengonsumsi fuel serta oli
dalam jumlah yang cukup besar. Meskipun perkembangan teknologi mesin-
mesin kendaraan memungkinkan efisiensi terhadap konsumsi oli dan fuel,
tapi faktanya pengkonsumsian kedua hal tersebut masih terbilang besar
seiring dengan peningkatan terhadap jumlah kendaraan yang mendukung
kegiatantransportasi. Sementara itu, secara tidak langsung kegiatan
transportasi ini akan memicu terjadinya kemacetan, polusi suara dan udara
serta meningkatnya risiko kecelakaan.

Tak hanya mendukung pergerakan produk, fungsi transportasi lainnya juga


berperan dalam penyimpanan produk. Fungsi penyimpanan ini terbilang lebih
ekonomis, terutama untuk pemenuhan sediaan barang yang sudah terjadwal dengan
waktu pengiriman dalam beberapa hari ke depan. Namun demikian, beberapa biaya
yang kemungkinan terjadi, seperti biaya pergudangan, muat barang (loading) dan
bongkar barang (unloading) dari penyimpanan produk sementara ternyata bisa lebih
besar dibandingkan dengan biaya penggunaan kendaraan yang diandalkan sebagai
penyimpanan untuk sementara waktu.

Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Kegiatan Transportasi

Manajemen transportasi tentunya melibatkan pihak-pihak dalam kinerja


transportasi, yaitu:

1. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT)


ICT berperan dalam menyediakan informasi secara akurat dan real-time
antara pemasok dan pelanggan atau antara sender dan receiver.

2. Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrierdan agent)


Carrier adalah pihak penyelenggara transportasi barang yang akan
membebankan tarif angkutan semaksimal mungkin serta minimalkan biaya
tenaga kerja, operasi kendaraan serta bahan bakar.
3. Pengirim (shipper) dan penerima (receiver)
Pengirim berkepentingan terhadap penyelesaian transaksi penjualan
maupun pembelian suatu produk. Antara kedua belah pihak, masalah-
masalah yang harus dibicarakan adalah waktu pengambilan serta
pengantaran barang, waktu singgah, kehilangan serta kerusakan barang,
penagihan dan informasi yang akurat.

4. Pemerintah(government)
Pemerintah memiliki peranan dalam aktivitas transportasi melalui
penyediaan infrastruktur yang diperlukan, seperti pembangunan jalan raya,
bandar udara, pelabuhan, jaringan kereta pai, kebijakan regulasi transportasi
serta pelayanan pemerintah dalam penyelenggaraan transportasi untuk
mendorong kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi serta
peningkatan kinerja logistik nasional.

5. Masyarakat(public)
Publik berkepentingan terhadap kebutuhan transportasi yang dapat
dijangkau secara mudah dengan biaya yang murah dan aman.

Jadi, transportasi memiliki peranan yang begitu penting dalam kegiatan logistik di
Indonesia. Dan aktivitas logistik itu sendiri tidak bisa berjalan secara efisien dan
efektif tanpa adanya pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Salah satu perusahaan yang bisa mendukung kegiatan ini adalah Linc
Express. Menyediakan transportasi dan manajemen distribusi sama seperti logistik
kargo tentunya akan mendukung segala kegiatan logistik yang Anda butuhkan.

Pengelolaan logistik secara nasional telah menjadi perhatian di tiap negara.


Banyak negara maju maupun negara berkembang melakukan peningkatan dan
perbaikan aspek-aspek logistik dalam proses pembangunan. Hal ini bertujuan untuk
mencapai kondisi perekonomian yang lebih baik karena kinerja logistik sangat erat
kaitannya dengan daya saing yang berpengaruh nyata terhadap aktifitas
perdagangan baik regional maupun internasional (Turkson 2011).
Aktifitas perekonomian global meningkatkan biaya dan kompleksitas
logistiksehingga diperlukan pembangunansebuah strategi rantai pasok yang efektif
dan efisien (Bowersox 2008). Kinerja sektor logistik suatu negara dapat dievaluasi
berdasarkan nilai LPI(Logistics Performance Index) yang ditentukan oleh hasil
survei Bank Dunia terhadap tenaga profesional di bidang logistik yang bekerja di
perusahaan ekspedisi angkutan barang multinasional dan perusahaan jasa
pengiriman ekspres yang besar. LPI dihitung berdasarkan enam indikator: (1)
Efisiensi proses kepabeanan/perizinan; (2) Kualitas infrastruktur perdagangan dan
transportasi; (3) kemudahan mengatur pengiriman dengan harga kompetitif; (4)
kompetensi dan kualitas pelayanan logistik; (5) Kemampuan jejak lacak
pengiriman; dan (6) Ketepatan waktu pengiriman sehingga mengukur keterandalan
dan prediktibilitas rantai penawaran (Bank Dunia 2011).

Kinerja logistik merupakan salah satu pemegang peranan penting


dalampeningkatan dayasaing (competitiveness) dan kemakmuran suatu negara
sebagai kompetensi fundamental ekonomi tersebut (Civelek et al. 2015). Negara
dengan sektor jasa logistik yang efisien akan lebih kompetitif dibandingkan negara
dengan jasa logistik yang kurang efisien. Salah satu dampak buruk yang dapat
disebabkan dari kurangnya kinerja logistik adalah mahalnya harga barang yang
harus dibayar oleh konsumen dan terganggunya daya saing. Oleh karena itu,
perbaikan sektor logistik harus menjadi prioritas dalam aktifitas
pembangunan(Pamudji dan Achmadi 2012)

Biaya pengiriman barang merupakan komponen biaya paling pening dalam


menentukan laba atau rugi dari perusahaan ekspedisi. Salah satu faktor yang
dominan dalam menentukan besar atau kecilnya biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan adalah jarak perjalanan yang ditempuh, kuantitas pengiriman dan
fasilitas serta biaya jasa transportasi yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai