Anda di halaman 1dari 9

Megawati, S.

Kom, MT IT Quality Management


Dosen Pengampu Matakuliah

Membuat Sistem Informasi Penjualan Buku Mengunan


PDCA

Oleh:
Ahmad Musyadi
Muslim

JURUSAN SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia informasi saat ini semakin cepat memasuki berbagai bidang baik
dalam ilmu dan pengetahuan, terutama teknologi berbasis komputer dan internet. Hampir semua
bidang telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk mendukung evaluasi, analisis,
efisiensi, dan efektifitas serta proses pengambilan keputusan dan kebijaksanaan. Seperti halnya
dalam perdagangan, perkantoran, perbankan, perusahaan serta dunia bisnis yang memerlukan
data yang akurat untuk mendapatkan informasi dalam setiap aktifitasnya.

Maka dengan suatu sistem terkomputerisasi akan dapat menyelesaikan permasalahan


yang ada. Pembeli tidak perlu datang langsung lagi ke toko untuk membeli sesuatu barang yang
dibutuhkan, tetapi hanya dengan memesan sesuatu barang dari internet barang tersebut bisa
langsung diperoleh. Oleh karena itu penulis mencoba merancang sistem yang bertujuan untuk
membantu memperlancar serta diharapkan sistem komputerisasi ini dapat mengoptimalkan
proses penjualan dengan menggunakan sistem komputerisasi dan aplikasi yang berbasis web,
efektifitas kerja dapat dimaksimalkan, penyimpanan data dan pengaksesan data dapat
dilaksanakan secara cepat dan efisen. Akhirnya informasi yang dihasilkan pun akan tepat waktu
dan tepat guna.

1.2 Tujuan

1. Meningkatkan penjualan buku

2. Menerapkan metode PDCA


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Siklus PDCA


Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930
yang disebut dengan “Shewhart cycle“.PDCA, singkatan bahasa Inggris dari'Plan, Do, Check,
Act' (Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti'), adalah suatu proses pemecahan
masalah empat langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian
kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian
dikenal dengan ”The Deming Wheel”(Tjitro, 2009)
Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai bapak
pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengansiklus Deming. Deming
sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang
sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Siklus PDCA berguna sebagai
pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau system sehaingga mutu pelayanan kesehatan.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan
kerja,pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan
mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian
masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

2.2 Siklus PDCA


Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1) Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya
menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang
lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakaisebagai pedoman dalam
melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah
tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan. Rencana kerja
penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:
a) Judul rencana kerja (topic)
b) Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem
statement)
c) Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin
dicapai (goal, objective, and target)
d) Kegiatan yang akan dilakukan (activities)
e) Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
f) Biaya yang diperlukan (budget)
g) Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).
2) Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu
terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami
dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial.
Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :
a) Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf
terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b) Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia
menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c) Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara
penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d) Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang
dilaksanakan.
3) Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang
dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk
mengetahui :
a) Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
b) Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum berjalan
dengan baik
c) Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d) Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan
Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering
dipergunakan yakni
a) Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara
periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan
adalah:
 Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
 Tetapkan jangka waktu pengamatan
 Lakukan perhitungan penyimpangan
b) Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalahsuatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan
yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar
pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah :
 Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
 Tentukan prosentase penyimpangan
 Buat grafik penyimpangan
 Nilai grafik

4) Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja.
Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan
cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut
dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk
kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Contoh masalah yang di selesaikan dengan siklus PDCA


A. Plan ( Perencanaan)
1. Judul perencanaan
Membuat sistem informasi penjualan buku
2. Rumusan masalah
a. Mengapa
Mengapa sistem informasi penjualan buku itu perlu di adakan?.Tujuannya
untuk meningkatkan penjualan buku tanpa harus datang ke toko untuk
pembelian buku.
b. Apa
Apa tujuan pembuatan sistem informasi penjualan buku?. Tujuannya untuk
mempermudah dalam pembelian buku
c. Siapa
Siapa yang akan menjadi target untuk pembelian buku menggunakan
sistem?.Target untuk penggunaan sistem tersebut adalah semua kalangan
seperti, Mahasiswa, Pelajar, Tenaga Pengajar, Masyarakat umum dan lain
sebagainya.
d. Bagaimana
Bagaimana upaya pemasaran untuk penggunaan sistem informasi penjualan
buku? Caranya dengan mempromosikan lewat media sosial, menginfomasikan
bahwa pembelian buku bisa lewat sistem yang tersedia di website.
3. Rumusan tujuan
Untuk memenuhi kebutuhan dan keluhan dalam penyediaan buku yang terpercaya
dan bermutu di Pekanbaru dan sekitarnya dengan tujuan untuk meningkatkan
penjualan buku.
B. Do
1. Melakukan analisa apa saja yang diperlukan untuk sistem informasi penjualan
buku seperti menentukan siapa aktor sistem tersebut, menentukan bahasa
pemprograman, apa kebutuhan dari sistem tersebut, menentukan spesifikasi sistem
dan hardware yang digunakan, keamanan seperti apa yang diperlukan untuk sistem
tersebut
2. Memulai merancang sistem informasi penjualan buku berdasarkan hasil dari
analisa yang sudah dibuat
3. Mengunakan standar ISO / IEC 27001 tentang keamanan sistem informasi yang
berisi :ISO / IEC 27001: 2013 menetapkan persyaratan untuk membangun,
menerapkan, memelihara dan terus meningkatkan sistem manajemen keamanan
informasi dalam konteks organisasi. Ini juga mencakup persyaratan untuk
penilaian dan penanganan risiko keamanan informasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan organisasi. Persyaratan yang ditetapkan dalam ISO / IEC 27001: 2013
bersifat generik dan dimaksudkan untuk berlaku untuk semua organisasi, terlepas
dari jenis, ukuran atau sifatnya.

C. Check
1. Melakukan penujian terhadap sistem yang berhasil dibuat mengunakan metode
testing black box atau white box
a) White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail
perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural
untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. Secara sekilas dapat
diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan
program yang benar secara 100%.
b) White Box Testing merupakan metode pengujian perangkat lunak di mana struktur
internal diketahui untuk menguji siapa yang akan menguji perangkat lunak. Pengujian
ini membutuhkan pengetahuan internal tentang kemampuan sistem dan pemrograman.
2. Menerapkan sistem informasi penjualan buku untuk mengetahui seberapa efektif sistem
yang telah dibuat

D. Action
1. Melakukan evaluasi terhadap sistem informasi penjualan buku
2. Memperbaiki kekurangan sistem informasi penjualan buku
3. Menambahkan atau menguraingi fitur sesuai kebutuhan sistem informasi penjualan
buku
4. Melakukan maintence terhadap sistem informasi penjualan buku
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja,
pelaksanaan kerja,pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus
dan berkesinambungan mutu pelayanan.
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu
1. Perencanaan ( Plan )
2. Pelaksanaan ( Do )
3. Pemeriksaan ( Check )
4. Perbaikan (Action)
Penerapan metode PDCA sangat berguna proses membuatan atau pembangunan
suatu projek karena metode PDCA.

4.2 Saran
Saat menerapkan sistem informasi penjualan buku kemungkinan masih terdapat
beberapa kekurangan maka dari itu diperlukannya dilakukan mainternce secara
bersekala untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan

Anda mungkin juga menyukai