Anda di halaman 1dari 4

PAPER SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

ANALISIS PENERAPAN ERP pada PT. ASTRA AGRO LESTARI

Oleh:
Bagus Puji Handoyo (15/MPA-XXXIB/03)
Rarasatie Anisha P (15/MPA-XXXIC/31)
Ridho Verian (15/MPA-XXXIC/33)
Wahyu Dominggo Sinaga (15/MPA-XXXIC/43)

Pendidikan Profesi Akuntansi


Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gajah Mada
Yogyakarta
2015

Analisis ERP pada PT. Astra Agro Lestari


Pendahuluan
PT. Astra Agro Lestari sekarang dikenal sebagai perusahaan penghasil Crued Palm
Oil (CPO) terbesar. AAL memasuki bisnis CPO dengan mengakuisisi PT. Tunggal Perkasa
Plantation, dan saat ini AAL telah memiliki 400.000 ha perkebunan kelapa sawit dan lebih
dari 30 subsidiary yang bermain juga di perkebunan kelapa sawit. Jangkauan wilayah AAL
cukup luas dari ujung barat Sumatra (Aceh) sampai ujung Sulawesi (Morowali). Perusahaan
memiliki 43 site. Perkebunan sawit AAL terbagi atas beberapa wilayah. Pemanfaatan dan
implementasi TI yang dipilih harus tepat. Perusahaan harus melakukan respon yang cepat
terhadap pasar yang ada dikarenakan tuntutan dari pasar yang bergerak secara dinamis.
Analisis fungsi dan manfaat ERP dalam proses bisnis perusahaan:
1. Fungsi dari pelaporan ERP dalam proses bisnis pada perusahaan adalah sistematis dan
mudah.
2. ERP membantu perusahaan memperlancar proses bisnis dan membuatnya jauh lebih
mudah, murah, cepat dan efisien.
3. Meningkatkan jumlah penjualan, karena sistem ERP pada perusahaan dapat
memperlancar sistem keluar dan masuknya arus barang.
4. Menambah daya saing perusahaan, sistem ERP pada perusahaan dapat membantu
dalam distribusi produk dengan memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi
konsumen.
5. Mengurangi biaya dari aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah.
6. Manajemen dapat melakukan analisa terhadap perusahaan untuk mengetahui tren dan
perkembangan di perusahaan sehingga dapat melakukan pengambilan keputusan
secara cepat dan tepat.
Analisis peran ERP dalam pengendalian internal bisnis perusahaan:
1. Membantu manajemen untuk memantau proses bisnis yang berlangsung di industri
kelapa sawit dari hulu ke hilir. Sebelum diterapkan ERP pada perusahaan, pemantauan
akan proses bisnis yang berlangsung pada perusahaan tersebut sangat lemah,
manajemen juga merasa kesulitan untuk mengawasi proses bisnis tersebut.
2. Perusahaan dapat mengintegrasikan dan mengontrol setiap proses bisnis yang
berlangsung, mulai dari perkebunan, pabrik pengolahan, kantor cabang, dan kantor
pusat.
3. Perusahaan dengan mudah dapat menghitung setiap aktivitas yang dilakukan,
membandingkan keadaan sebelum dan sesudah sebuah aktivitas dilaksanakan. Hal

tersebut membantu manajemen dalam proses pengendalian internal agar aktivitas


yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana perusahaan.
Proses pengembangan dan implementasi ERP pada perusahaan:

Program ERP yang digunakan perusahaan adalah Oracle 9.i dan Oracle 10.i sebagai

database servernya.
Implementasi sistem ERP pada perusahaan memudahkan masing-masing bagian

melakukan rekonsiliasi.
Sistem ERP terintegrasi dan tersentral di kantor pusat. Dengan begitu, konsolidasi
data tidak diperlukan lagi, karena setiap site melakukan transaksi yang langsung

terhubung ke kantor pusat secara real time.


Dengan sistem ERP, tracking transaksi di site dapat diperoleh pada hari dan jam yang
sama. Contohnya, ketika ada pengiriman armada CPO ke dermaga dari sebuah site,
saat itu juga di kantor pusat sudah dapat diketahui jumlah (tonase) CPO yang dikirim,
berikut dengan data jam pengiriman, sesuai dengan nomor surat jalan pengiriman.
Ketika armada tiba di dermaga pun sudah langsung dapat diketahui pada saat itu. Site
pada perusahaan mengacu pada sebuah lokasi yang menandai legalitas perusahaan

yang dikepalai oleh seprang kepala cabang.


Pada perusahaan, satu site dilegkapi satu server Plantation Management System

(PMS) dan empat PC untuk kebutuhan input data.


Pada kantor pusat perusahaan, disediakan satu server PMS, dua server ERP, 20 unit
terminal server lainnya, dan 20 terminal klien. PMS membantu perusahaan dalam

perencanaan tanam dan panen di seluruh perkebunan.


PMS yang terintegrasi dengan Geographical Information and Management System
(GIMS) dan penggunaan GPS maka perencanaan rute panen dapat dilaksanakan

dengan efisien.
Transaksi berbasis ERP tersentralisasi karena terdapat jaringan Local Area Network
(LAN) dan Wi-fi pada perusahaan. Jaringan LAN dipasang di kantor pusat dan seluruh
site. Terdapat juga Wide Area Network yang menghubungkan site dengan kantor
pusat, dan internet.

Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan dan


implementasi ERP pada perusahaan:
1. Pemahaman yang jelas atas sasaran strategis yang akan dicapai perusahaan.
2. Komitmen dari seluruh jajaran manajemen untuk melakukan aktivitas yang dapat
membantu perusahaan agar semakin dekat dengan tujuan perusahaan.

3. Manajemen proyek implementasi yang baik.


4. Mampu mengatasi isu-isu teknik yang berhubungan dengan industri perkebunan.
5. Tim implementasi yang baik.
6. Rekayasa ulang proses bisnis.
7. Komitmen organisasi untuk berubah kearah yang lebih baik.
8. Pendidikan dan pelatihan yang insentif.
9. Data yang akurat.
10. Sosialisasi dan komunikasi yang insentif.
11. Pengukuran kinerja yang jelas fokusnya.
12. Mampu mengatasi isu multi-site.
Rekomendasi:
Yang paling diperlukan agar ERP pada perusahaan dapat berjalan dengan baik adalah adanya
komitmen dari seluruh tim di perusahaan tersebut dari awal proses sampai dengan akhir.
Disamping komitmen pada seluruh tim di perusahaan diperlukan juga pengetahuan dan
pengalaman yang baik serta pemahaman yang cukup mengenai ERP.

Anda mungkin juga menyukai