Anda di halaman 1dari 13

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

Substantive Plan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.

Dosen Pengampu : Dra. Endang Tri Widyarti, M.M.

Disusun oleh kelompok 11 :

1. Muhammad Fahmi H (12010116140138)


2. Sophia Desiani Putri (12010116140140)
3. Aditya Davi Pradana (12010116140156)
4. Diana Astari (12010116140175)

PROGRAM S1 - MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
SUBSTANTIVE PLAN PT. ADHI KARYA (PERSERO) TBK.

Substantive Plan: merupakan rencana yang mencerminkan tujuan apa yang ingin
dicapai oleh suatu perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,
strategi yang dipakai serta asumsikannya. Substantive plan sedapat mungkin disusun
dalam bentuk yang formal sehingga dapat dijadikan pedoman yang sungguh-sungguh
bagi perusahaan.

1. VISI

Menjadi perusahaan konstruksi terkemuka di Asia Tenggara.

2. MISI

• Berkinerja berdasarkan atas peningkatan Corporate Value secara


incorporated.

• Melakukan proses pembelajaran (learning) dalam mencapai pertumbuhan

• (peningkatan corporate value).

• Menerapkan Corporate Culture yang simple tapi membumi/dilaksanakan


(down to earth).

• Proaktif melaksanakan lima lini bisnis secara profesional, governance,


mendukung pertumbuhan perusahaan.

• Partisipasi aktif dalam Program Kemitraan dan

• Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR) seiring


pertumbuhan perusahaan
3. FOKUS PERUSAHAAN

ADHI melakukan program ekspansi strategis yang mengarah pada pengembangan


usahanya dari sebuah bisnis konstruksi menjadi lima lini bisnis yang mencakup Jasa
Konstruksi, Energi, Properti, Industri, dan Investasi

1. JASA KONSTRUKSI, Aktivitas usaha ADHI yang mencakup:

• Kontraktor sipil mengerjakan infrastruktur sipil milik pemerintah, BUMN


maupun swasta.

• Kontraktor gedung mengerjakan bangunan gedung yang dimiliki pemerintah


maupun swasta.

• Kontraktor Transportasi Massal berbasis rel.

2. ENERGI, Kegiatan usaha yang meliputi perekayasaan, pengadaan, dan


konstruksi yang lebih fokus pada bidang oil and gas dan power.

3. PROPERTI, Kegiatan usaha yang fokus dalam mengembangkan kawasan


mixed-use dan gedung bertingkat (highrise building) untuk komersial,
perkantoran maupun hunian (apartment), kawasan hunian (landed-house)
yang berkualitas, rumah kantor (rukan), rumah toko (ruko) dan pusat
perbelanjaan (mal) baik itu di lahan milik sendiri maupun lahan kerjasama.
Termasuk mengembangkan dan mengoperasikan hotel di beberapa kota besar
di lahan milik ADHI untuk mengoptimalkan aset perusahaan dan di beberapa
properti milik anak perusahaan.

4. INDUSTRI, Aktivitas usaha ADHI yang mencakup produksi manufaktur


beton precast untuk kebutuhan bangunan:

• Jalan dan Jembatan

• Gedung

• Pondasi dan Penahan Tanah

• Dermaga dan Lepas Pantai


• Kebutuhan Khusus

5. INVESTASI, Aktivitas usaha ADHI yang mencakup Investasi pada bidang


yang terkait dengan lini usaha.

Kelima lini bisnis tersebut merupakan hasil dari transformasi bisnis ADHI yang
berkelanjutan. Oleh karena itu, ADHI konsisten dalam melakukan peninjauan dan
peningkatan kelima bidang usahanya, antara lain dalam bidang:

• Kompetensi SDM.

• Tata kelola perusahaan yang profesional.

• Budaya perusahaan yang selaras dan membumi.

• Penguasaan manajemen keuangan, terutama pada perhitungan dan


penguasaan manajemen pendanaan.

• Operasional perusahaan yang efektif dan efisien dengan pola incorporated

4. TUJUAN PERUSAHAAN

1. ADHI menyadari pentingnya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik


secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja bisnis yang
berkelanjutan, dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban Perseroan
kepada para Pemangku Kepentingan.

2. ADHI juga percaya bahwa GCG (Good Corporate Governance) merupakan


sebuah sistem nilai dimana penerapan sistem nilai tersebut bersamaan dengan
standar praktik terbaik internasional akan meningkatkan kinerja Perusahaan
secara keseluruhan.

3. ADHI selalu berkomitmen bahwa pentingnya penerapan K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja) bagi para pekerja PT. Adhi Karya adalah untuk mencegah
atau mengurangi kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan terjadinya
kejadian berbahaya lainnya.
5. SASARAN PERUSAHAAN
 ADHI menyadari pentingnya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja bisnis yang berkelanjutan,
dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban Perseroan kepada para Pemangku
Kepentingan.

1. Meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan peluang usaha yang


menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal.

2. Menjaga kualitas pelayanan dengan sasaran semua tahapan proyek


dilaksanakan sesuai jadwal.

3. Membangun kerjasama yang strategis dengan pemerintah dan perusahaan lain


untuk memperluas pasar.

 ADHI juga percaya bahwa GCG (Good Corporate Governance) merupakan


sebuah sistem nilai dimana penerapan sistem nilai tersebut bersamaan dengan
standar praktik terbaik internasional akan meningkatkan kinerja Perusahaan secara
keseluruhan. Penerapan GCG di lingkungan Perusahaan akan mendorong untuk:

1. Memberikan perlindungan yang memadai dan perlakuan yang adil bagi para
pemangku kepentingan.

2. Memberikan kontribusi optimal pada peningkatan kinerja Perusahaan.

3. Meningkatkan serta menjaga citra Perusahaan melalui pelayanan prima.

4. Menjaga serta memelihara aset dan sumber daya Perusahaan.

 ADHI selalu berkomitmen bahwa pentingnya penerapan K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja) bagi para pekerja PT. Adhi Karya adalah untuk mencegah atau
mengurangi kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan terjadinya kejadian
berbahaya lainnya.

1. Keselamatan dan kesehatan para karyawan perusahaan dapat meningkatkan


kinerja dan produktifitas
2. Suasana lingkungan kerja yang aman akan memberikan kenyamanan bagi
karyawan untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan motivasi dan tanggung
jawab kerja.

3. Tingkat kecelakaan yang tinggi akan merugikan perusahaan baik dari sisi
financial maupun reputasi perusahaan dimata pelanggan sehingga dapat
menurunkan daya saing perusahaan.

6. STRATEGI PERUSAHAAN

1. Peningkatan kompetensi dan motivasi SDM secara berkesinambungan karena PT


Adhi Karya (Tbk) merupakan salah satu Perusahaan Konstruksi Terkemuka Milik
Negara atau BUMN LRT yang pertama kali dibangun di Indonesia oleh PT Adhi
Karya (Persero) Tbk. menggunakan struktur U-Shape Girder yang lahir di
Indonesia melalui Pabrik Precast milik PT Adhi Karya (Persero) Tbk. di Sentul
dan sebagai Kontraktor EPC di Indonesia yang memiliki :

 1 Kantor Pusat dan 7 Kantor Cabang di Seluruh Indonesia

 3 Entitas Anak Perusahaan yaitu Adhi Persada Beton, Adhi Persada Gedung,
dan Adhi Persada Properti

 ADHI Learning Center

 Karyawan yang Berkompeten dibidangnya

 Gedung Bertingkat yang Memadai

 Jalan dengan Kondisi yang Baik

 Jembatan Menggunakan Beton Pilihan Terbaik

 Bekerja Sama dengan Para Agency Penyedia Alat Berat dan Pengemudi Alat
Berat

2. Bekerja Sama dengan Para Agency Penyedia Alat Berat dan Pengemudi Alat
Berat
3. Menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui Kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dengan melihat kondisi internal dan eksternal perusahaan.

Kondisi internal:

1. Kekuatan :

 Operasi : pendapatan yang terdiversifikasi dengan baik

 Marketing : memberikan promosi melalui siaran pers, spanduk dan surat


kabar

 Produk : memiliki pabrik prescast yang memproduksi U-Shape Girder


pertama di Indonesia

 SDM : Adhi Learning Center merupakan pendidikan dan pelatihan bagi


karyawan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan berkompeten

 Teknologi : inovasi teknologi terbaik pada sektor infrastruktur sehingga


teknologi yang diterapkan memudahkan para karyawan berbagi infromasi

2. Kelemahan :

 Operasi : margin tergantung pada harga bahan bangunan yang kadang


berfluktuasi, keterbatasan modal kerja untuk mendukung pertumbuhan yang
lebih tingi dan ketergantungan pada kondisi ekonomi global.

 SDM : program penelitian dan pengembangan usaha belum optimal

Kondisi eksternal:

3. Peluang :

 Sosio Kultural : perusahaan konstruksi yang melibatkan pembangunan,


perawatan dan pengoperasian manifestasi kunci dari lingkungan serta
masyarakat seperti jalan, jembatan, gedung, properti dan beton memiliki
dampak fisik yang sangat besar terhadap masyarakat selama proses
pembangunan sedang berlangsung

 Tekonologi : teknologi informasi di dalam bidang konstruksi yang


menyajikan berbagai informasi lengkap tentang perkembangan pasar bisnis
beton, properti dan gedung bertingkat.

 Pesaing : produk yang dihasilkan para pesaing kurang canggih, kualitas


dibawah rata-rata dan tidak menghasilkan inovatif.

 Kondisi ekonomi : alokasi anggaran yang besar untuk infrastruktur baik oleh
pemerintah pusat maupun daerah.

 Pelanggan : PT Adhi Karya (Tbk) dapat memperluas kontrak kerja bukan


hanya pihak pemerintah tetapi juga dengan pihak swasta dan membangun
SDM terbaik dan berteknologi canggih, memperluas pasar komstruksi dan
memberikan kontribusi nyata khusunya kepada para pemegang saham.

4. Ancaman :

 Pesaing : tingginya persaingan di industri konstruksi dan semakin banyak


perusahaan milik negara atau BUMN

 Kondisi ekonomi : dapat terjadi peningkatan biaya konstruksi (cost overrun).

 Pelanggan : penundaan atau tidak terbayarnya pembayaran oleh pelanggan


dan berkurangnya proyek dari pelanggan berulang.

4. Strategi Diversifikasi Konsentris yaitu strategi yang dijalankan dengan menambah


inovasi baru yang masih terkait dengan inovasi yang ada saat ini dan memiliki
keterkaitan dalamkesamaan teknologi, pemanfaat fasilitas bersama ataupun
jaringan pemasaran yang sama, strategi yang digunakan:

 Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi

 Waktu pelaksanaan yang cepat

 Penggunaan material yang optimum serta mutu bahna yang baik


 Penyelesaian finishing mudah

 Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pencetak dapat


dengan mudah dilaksanakan bersamaan dengan pembuatan elemen tersebut di
pabrik, seperti warna dan model permukaan yang dapat dibentuk sesuai
dengan rancangan.

5. Strategi Pengembangan Pasar yaitu memperkenalkan produk yang ada saat ini
pada pasar baru dengan memperluas area geografi baru, menambah segmen baru,
mengubah dari buka pemakai menjadi pemakai, menarik pelanggan pesaing dan
strategi yang digunakan adalah:

 Elemen pracetak harus selalu melalui pengujian laboratorium pabrik untuk


mendapatkan struktur yang memenuhi persyarata, baik dari segi kekuatan
maupun dari segi efisiensi.

 Sertifikasi untuk mendapatkan pengakuan Internasional, apabila hasil produksi


dari elemen pracetak mememnuhi standarisasi yang telah ditetapkan, maka
dapat diajukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9002 yang diakui secara
Internasional

 Secara garis besar mengurangi biaya karena pengurangan pemakaian alat-alat


penunjang, seperti: Scaffoding

6. Strategi Integrasi Horizontal yaitu strategi yang memperoleh kepemilikan atau


meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing dan strategi yang digunakan
adalah:

 Identifikasi dan memanfaatkan kekuatan dari mitra bisnis dan pemegang


saham perusahaan

 Fokus pada kualoitas dan bukan kuantitas

 Memberikan perlindungan yang memadai dari perlakuan yang adil bagi para
pemangku kepentingan

7. Strategi Retrenchment (pengurangan) yaitu dengan melakukan penghematan


dengan mengurangi jumlah produksi material dan abahan baku untuk dijadikan
campuran dalam pembuatan beton dan menghasilkan cetakan yang dapat dipakai
berulang-ulang sehingga lebih ekonomis dan tidak perlu membutuhkan biaya
tambahan lagi untuk mencetak atau memproduksi beton dalam jumlah banyak,
dan strategi yang digunakan adalah:

 Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan baku yang baik

 Penggunaan cetakan beton yang tidak banyak variasi dan biasa digunakan
berulang-ulang, mutu material yang dihasilkan umumnya sangat baik,
dilaksnakan dnegan standar yang baku dan pengawasan dengan sistem
komputer yang teliti dan ketat.
SUBSTANTIVE PLAN PT. ADHI KARYA (PERSERO) TBK.

(1) Prognosa tentang prospek pasaran konstruksi anggaran tahun 2017


1.1. Keadaan ekonomi pada umumnya : Alokasi anggaran yang besar untuk
infrastruktur baik Pemerintah Pusat maupun Daerah
1.2. Situasi pasaran konstruksi : Bersaing sangat ketat
1.3. Kondisi persaingan tahun 2017 : Tingginya persaingan industri
konstruksi
1.4. Posisi pasar pesaing :
1.4.1 Produk: yang dihasil perusahaan pesaing kurang canggih, kualitas
dibawah rata-rata dan tidak menghasilkan produk inovasi
1.4.2 Harga: perusahaan pesaing memiliki harga lebih unggul yaitu PT
Waskita Karya karena harga yang ditawarkan lebih rendah
1.4.3 Tempat: perusahaan pesaing tidak memiliki kantor cabang yang
tersebar di seluruh Indonesia
1.4.4 Promosi: perusahaan pesaing kurang memiliki sistem promosi yang
luas menyeluruh.
1.5. Posisi perusahaan dalam persaingan konstruksi :
1.1.1 Cost Advantage
a. Variable cost PT Adhi karya memaksimalkan setiap biaya yang
dianggarkan untuk memenuhi kualitas terbaik
b. Marketing cost PT Adhi Karya mampu menunjukkan
eksistensinya di bidang konstruksi yang saat ini sedang
berkembang pesat
c. Operating cost PT Adhi Karya cukup besar sesuai infrastruktur
yang dijalankan
1.1.2 Differentation Advantage
a. Product Advantage, bahan baku dan material yang digunakan PT
Adhi Karya harus lolos pengujian di laboratorium, memiliki
bentuk yang variasi dan tahan terhadap korosi
b. Service Advantage, pelayanan publik yang dikendalikan oleh
tenaga ahli dan kontraktor EPC yang kompeten dan proposional
dalam bidang pembangunan infrastruktur
c. Reputation Advantage, PT Adhi karya memiliki tingkat reputasi
yang tinggi karean termasuk salah satu BUMN
1.1.3 Marketing Advantage
a. Channel Advantage, PT Adhi karya bekerja sama dengan para
agency penyedia alat berat dan pengemudi alat berat dan bekerja
sama dengan pemasok bahan baku utama yang memiliki bahna
baku yang berkualitas
b. Sales Force Advantage, pangsa pasar meluas hingga ke pelososk
negeri yang ada di Indonesia
c. Brand Awareness, PT Adhi Karya memenangkan banyak tender
sehingga memiliki kontrak kerja yang luas dan terdiversifikasi
dengan baik

(5) Berbagai kesulitan atau hambatan yang mungkin dihadapi pada tahun 2019
dalam hal:

5.1 Bahan Baku: Harga bahan bangunan yang berfluktuasi sehingga


mempengaruhi margin.

5.2 Bahan Penolong:

5.3 Tenaga Kerja: Banyaknya tenaga ahli yang keluar atau pindah ke
perusahaan pesaing.

5.4 Suku Cadang:

5.5 Mesin: Kemungkinan rusaknya alat berat yang membutuhkan perbaikan


dalam jangka waktu lama sehingga akan menghambat kegiatan operasional.

5.6 Modal Kerja: Macetnya piutang dan tagihan yang menghambat arus kas
masuk dalam PT. Adhi Karya sehingga modal kerja terbatas untuk mendukung
pertumbuhan yang lebih tinggi.

5.7 Kebijaksanaan Pemerintah: Risiko Perubahan Kebijakan Pemerintah,


baik yang menyangkut ekonomi dan moneter akan berakibat menurunnya
investasi dan pembangunan. Hal ini dapat mengakibatkan tertundanya proyek-
proyek yang telah maupun akan diperoleh PT. Adhi Karya. Risiko ini
merupakan risiko yang bersifat sistemik (Systematic Risk) dimana bila risiko
ini terjadi maka akan mempengaruhi secara negatif seluruh variable yang
terlibat, sehingga membuat kinerja PT. Adhi Karya menurun, risiko ini bahkan
diversifikasi pun belum mampu menghilangkan risiko ini.

Anda mungkin juga menyukai