Profil perusahaan
PT. Setya Kuliner Mandiri merupakan sebuah pusat kantor suatu merek
dagang terkenal saat ini yaitu d’Besto. d'Besto merupakan suatu perusahaan
yang cukup terkenal untuk produk fried chicken dan burger yang sedang
berkembang. Berdiri di bawah bendera KUFC group yang telah 21 tahun
malang melintang di bisnis fried chicken. Dengan konsisten menjaga
kualitas produk dan pelayanan, d'Besto telah menjadi terobosan di bisnis
makanan siap saji di Indonesia. Kantor Pusat d’Besto (PT. Setya Kuliner
Mandiri) beralamat di Jl. M. Kahfi I Gg. Pembangunan No.55, Cipedak
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630.
a. Sejarah d'BestO
Sejarah d’Besto berawal pada bulan Maret 1994, Dua orang alumni
fakultas kedokteran hewan IPB, drh.Setyajid dan drh.Evalinda untuk
pertama kalinya membuka usaha kecil ayam goreng krispi dengan
format kaki lima diberi nama Kentuku Fried Chicken, atau lebih dikenal
sebagai KUFC. Sebagai penyedia makanan siap saji untuk masyarakat
kelas bawah, KUFC ternyata mendapat respon positif dari masyarakat
bahkan menjadi pionir dalam usaha fried chicken krispi kaki lima.
KUFC berkembang hingga membuka banyak cabang di luar kota,
seperti Yogyakarta, Padang, Mataram, Bali dan Bandung. KUFC
mengalami masa surut saat diterpa krisis moneter nasional-internasional
di tahun 1998, juga ketika beberapa kali terjadi wabah flu burung.
beberapa cabang di luar kota terpaksa ditutup dan hanya menyisakan
sedikit gerai saja di wilayah Bogor dan Depok.
Tahun 2010 KUFC kembali mencoba bangkit dengan terobosan
dengan meluncurkan merek baru bernama d'BestO yang lebih membidik
pasar di kalangan kelas menengah. Dengan meningkatkan kualitas rasa,
penyesuaian potongan dan harga, serta tampilan yang lebih menarik
dalam konsep mini resto, d'BestO lebih diarahkan untuk membidik pasar
kelas menengah. Tidak lagi hanya ayam goreng krispi, tetapi juga burger
dan spaghetti, di samping produk pelengkap seperti french fries, dan
beberapa minuman. Tampilan yang khas dan lebih eye catching brand
d'BestO telah hadir menjadi nama yang cukup diperhitungkan di tengah
persaingan bisnis kuliner di wilayah Jabodetabek.
Untuk Membidik segmen pasar kelas menengah, d'BestO hadir
dengan rasa yang sudah teruji, harga terjangkau, pelayanan profesional,
serta tampilan kios yang eye catching. Animo masyarakat pun cukup
tinggi. Terbukti dengan antusiasme masyarakat di setiap tempat outlet
dan mini resto d'BestO yang sudah dibuka.
b. Visi dan Misi d'BestO
Visi dari d’BestO adalah menjadi market leader untuk bisnis kuliner
resto fried chicken dan burger di segmen kelas menengah di Indonesia.
Misi dari d’BestO adalah menjadi perusahaan yang bisa memberi
manfaat serta jalan kebaikan dan maslahat bagi banyak pihak meliputi
karyawan, kelaurga dan khalayak umum.
2. Sertifikasi
3. Manajemen Produksi
Kegiatan produksi adalah usaha atau kegiatan manusia untuk
menciptakan atau mempertinggi nilai guna ekonomi suatu barang atau jasa
agar lebih berguna bagi pemenuhan kebutuhan perusahaan. Kegiatan
produksi merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaaan. Kegiatan
produksi yang terhambat atau tidak berjalan sesuai rencana akan membuat
perusahaan kacau bahkan yang lebih fatal mengalami kerugian. Proses
produksi menjadi hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
Produk yang dihasilkan dari d’Besto itu sendiri terdiri dari berbagai
macam produk makanan yaitu diantarnya:
1) Fried Chicken
2) Paket Nasi & Paket Combo
3) Burger
4) Budas (Burger Sadas)
5) Sadas (Sayap Pedas)
6) French Fries
7) Spaghetti
8) Minuman Segar (Milo, Lemon Tea, Orange, The Botol, Air Mineral S
Tea)
Dalam pembuatan produk yang ada di d’Besto memiliki proses
produksi yang berbeda tergantung dengan produk apa yang akan dihasilkan.
Berikut di bawah ini proses pembuatan fried chicken di d’Besto :
1) Semua bumbu dan rempah-rempah yang akan digunakan diolah untuk
produk ayam dan produk lainnnya.
2) Pengecekan terhadap daging ayam, daging aya yang layak akan
disiapkan untuk proses selanjutnya.
3) Daging ayam dipotong dengan menggunakan mesin.
4) Daging ayam yang telah dipotong akan dimasukkan ke dalam box
untuk dikirim ke outlet dan juga selain daging ayam, bumbu yang telah
dibuat pun ikut dikirim.
Selain bahan yang digunakan terdapat juga alat yang digunakan di
outlet untuk melakukan proses pembuatan atau produksi untuk membuat
berbagai macam produk d’Besto diataranya, yaitu wadah penggorengan
besar untuk produksi fried chicken, kompor, penggorengan kecil untuk
kentang goreng, tempat rebusan untuk spagetti, mesin pendingin air untuk
minuman segar seperti milo, orange, dan lemon tea serta kulkas.
4. Manajemen Pemasaran
Pemasaran atau marketing merupakan proses perencanaan dan
pelaksanaan dari konsep produk, harga, promosi dan distribusi dari ide,
barang dan jasa untuk ditransaksikan yang pada akhirnya akan memuaskan
individu dan tujuan organisasi. Setiap produk baik jasa maupun barang tentu
harus melakukan proses pemasaran agar bisa sampai ke tangan konsumen.
B. Marketing Mix
Marketing mix atau bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai
tujuan pemasarannya di target pasarnya.
Demi tercapainya target market perusahaan d’BestO melakukan
bauran pemasaran yakni diantaranya :
1) Product
Produk yang ditawarkan berupa ayam (fried Chicken),
burger, ditambah dengan menu tambahan lain yaitu kentang
goreng, spaghetti, D’soup (sup ayam dengan sayur), Sadas
(sayap pedas) serta berbagai jenis minuman. Serta d’BestO
menyediakan paket nasi dan ayam. paket ini dibuat untuk
memenuhi kebutuhan akan mengkonsumsi nasi sebagai
kebiasaan masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok.
Perusahaan ini juga menyediakan produk jasa yaitu outlet
d’BestO dapat disewa untuk ulang tahun, acara keluarga,
kumpul acara kantor dan acara lain sesuai kebutuhan
konsumen.
2) Price (Harga)
Penentuan harga di d’BestO Chicken & Burger ini
ditentukan oleh kantor pusat. Karena, harga yang ditetapkan
sudah terlebih dahulu di analisa oleh bagian pemasaran di
kantor pusat. Untuk harga produk yang disediakan oleh d’besto
itu sendiri relatif terjangkau dibandingkan dengan pesaing –
pesaingnya.
3) Promotion
Perusahaan d’Besto belum cukup baik dalam
mempromosikan produknya. Di sebagian outlet ada yang kerap
kali mempromosi produknya melalui media social seperti
facebook, dan website. Namun promosinya tersebut hanya
berjalan di beberapa outlet saja. Terbukti masih sedikit orang
yang mengenal merk dagang ini kecuali masyarakat yang dekat
dengan outlet tersebut.
4) Place (Tempat)
Saluran distribusi perusahaan d’bestO sudah menyebar baik
di pulau Jawa ataupun Sumatra. Untuk saat ini terdapat 163
outlet d’bestO yang tersebar di Indonesia yakni : Bandung : 15
Outlet Bogor : 22 Outlet Jakarta : 111 Outlet Padang : 7 Outlet
Surabaya : 7 Outlet Pekanbaru : 1 Outlet.
Analisis swot
Analisa Streight
1. Produk kemasan rapi dengan design kemasan yang
menarik
2. Rasa enak sesuai dengan jargonnya “jagonya rasa”
3. Kualitas Kualitas terbaik dengan bahan – bahan
makanan yang halal dan fresh
4. Harga Harga jual Harga jual sesuai kantong masyarakat
menengah kebawah
5. Tempat Strategis Dekat dengan distributor, transportasi
mudah, ketersediaan tenaga kerja
6. Keterampilan karyawan baik karena perusahaan
seringkali mengadakan pelatihan – pelatihan
7. Distribusi barang cepat karena disetiap daerah terdapat
gudang untuk permintaan barang. Tidak hanya di kantor
pusat
Weakness
1. Belum menyediakan diskon
2. Tidak ada promosi berupa iklan
3. Promosi di social media belum efektif
4. Area parkir pada dbesto kecil hanya untuk
beberapa mobil dan motor
Analisa Opportunites
1. Hukum Regulasi pemerintah Adanya KUR (kredit
usaha rakyat) mempermudah perusahaan memperluas
distribusi pemasaran
2. Kebiasaan masyarakat saat ini senang dengan segala
sesuatu yang instan
3. Jumlah penduduk Jumlah penduduk Indonesia yang
semakin meningkat setiap tahunnya
4. Gaya hidup Gaya hidup anak muda jaman sekarang
yang lebih senang makan dan nongkrong di luar
Analisa threat
5. Pesaing Pengusaha dalam bisnis sejenis yaitu McD,
KFC dan AW
6. Pendatang baru Pengusaha dalam bisnis sejenis
Sabana Fried Chicken, Friend Chicken Crispyku
7. Selera dan perilaku konsumen yang berubah – ubah
8. Kenaikan BBM membuat harga bahan pokok semakin
meningkat
6. Manajemen Keuangan
Laporan omset akan dilaporkan ke bagian kepala outlet dari kasir.
Pelaporan dilakukan setiap hari agar kepala outlet dapat melaporkannya ke
owner. Hal ini dilakukan untuk pencatatan seberapa banyak produk yang
telah dijual. Sehingga dapat menghitung cadangan bahan pokok di gudang
apabila habis dapat meminta kiriman bahan baku dari kantor pusat.