STRATEGIC MANAGEMENT
BUKALAPAK 2021
Oleh Kelompok 4
LAVENIA SANTOSO / 134121504
ADELIA INTAN D. A / 134121513
YOSEPH MARIO LEONARD / 134121516
Magister Manajemen
Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Surabaya
2022
1. Pendahuluan
Bukalapak merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
penyedia layanan aplikasi (layanan digital). Secara spesifik, Bukalapak berfokus pada
aplikasi e-commerce atau aplikasi toko online. Jika dilihat dari track record-nya,
Bukalapak merupakan perusahaan layanan digital pertama di Indonesia. Di tengah
pesatnya pertumbuhan bisnis layanan digital, banyak pemain baru masuk ke industri,
dan saat ini posisi Bukalapak sebagai salah satu inisiator bisnis layanan digital di
Indonesia justru tergeser oleh kompetitornya. Tokopedia dan Shopee yang menyusul
dalam pasar e-commerce dengan cepat merebut pasar Bukalapak melalui berbagai
inovasi fitur aplikasi dan program pemasaran yang gencar. Meskipun dalam industri
ini mayoritas perusahaan belum memperoleh profit, pangsa pasar Bukalapak yang
terlalu kecil berpotensi kurang baik bagi posisi keuangan perusahaan. Persaingan
yang ketat dari jumlah kompetitor yang tinggi dan tingkat diferensiasi produk yang
minim, membuat Bukalapak harus membuat perencanaan strategik yang baik, paling
tidak untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan mengamankan posisi keuangan
perusahaan.
2. Deskripsi Bisnis
2.1 Sejarah Perusahaan
Perseroan didirikan oleh Achmad Zaky Syaifudin, Muhamad Fajrin Rasyid
dan Nugroho Herucahyono pada tahun 2010. Pendirian Perseroan dilandasi atas
kepedulian para pendiri terhadap nasib pedagang kecil yang kesulitan beradaptasi di
era internet. Perseroan diciptakan sebagai pasar e-commerce yang membantu jutaan
UMKM di negeri ini untuk menjadi online. Pada 9 September 2011, PT
Bukalapak.com secara resmi berdiri berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas
No. 11 tanggal 9 September 2011, yang dibuat dihadapan Dr. Misahardi Wilamarta,
S.H., M.H., M.Kn., LL.M., Notaris di Jakarta. Saat menjadi perseroan terbatas,
Perseroan telah bermitra dengan lebih dari 10 ribu UMKM, yang diperoleh hanya
dengan 5 karyawan di kantornya. Tahun 2014 Perseroan meluncurkan aplikasi mobile
pada platform Android yang kemudian diikuti untuk platform iOS setahun kemudian.
Langkah tersebut kemudIan menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan
Perseroan, karena dengan adanya aplikasi tersebut, jumlah mitra dan pelanggan
Perseroan tumbuh secara signifikan.
Pada 21 Juli 2016, Achmad Zaky memperoleh tanda kehormatan Satyalancana
Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia. Di tahun tersebut, jumlah UKM yang
bergabung dengan Perseroan sebagai pelapak online mencapai lebih dari 1 juta.
Setahun kemudian, Perseroan menerima status “Unicorn”, seiring dengan
bertambahnya tenaga kerja perusahaan menjadi 1.200 karyawan, melayani lebih dari
sekitar 2,5 juta pelapak online dan Mitra di akhir tahun 2017. Perseroan terus
menunjukkan perkembangan yang positif. Di tahun 2018 Perseroan memperoleh
penghargaan The Best Contact Center Indonesia 2018 dari ICCA dan telah melayani
lebih dari 32,5 juta pengguna. Pada tahun 2019 Fajrin Rasyid memperoleh tanda
kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia. Pada tahun
2021, Perseroan memulai babak baru sebagai perusahaan tercatat setelah melakukan
IPO. Perseroan menawarkan 25.765.504.800 saham yang mewakili 25% dari modal
ditempatkan dan tercatat di BEI dengan harga Rp 850 per saham. IPO ini merupakan
IPO terbesar di Indonesia karena menghimpun dana sebesar Rp21,9 triliun
3. External Audit
3.1 PEST Analysis
PEST Analysis merupakan suatu analisis yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi politik, ekonomi, sosial dan teknologi dari suatu perusahaan. Penjabaran
PEST Analysis dari Bukalapak akan dijabarkan pada pemaparan dibawah ini yaitu
sebagai berikut:
a. Politik
Terdapat beberapa peraturan yang terbit pada tahun 2021 yang
berpengaruh terhadap Bukalapak yaitu sebagai berikut:
1. Undang-Undang No 7 Tahun 2021 tentang harmonisasi peraturan
perpajakan. Dampak keberadaan peraturan tersebut terhadap
Bukalapak yaitu sebagai berikut:
a. Perusahaan wajib memiliki Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PKP) atau telah dikukuhkan sebagai PKB. (telah
dipenuhi)
b. Penyesuaian objek pajak penghasilan dan perhitungannya.
Pelaksanaan terkait natura menunggu Peraturan Pelaksanaan
dari UU No. 7 Tahun 2021
2. PP No 5 Tahun 2021 tentang tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko. Dampak keberadaan peraturan tersebut
terhadap Bukalapak yaitu sebagai berikut:
a. Perusahaan harus menerapkan proses perizinan berusaha
berbasis risiko melalui OSS
3. Beberapa peraturan yang berpengaruh tidak signifikan terhadap
Bukalapak yaitu sebagai berikut:
a. PP No 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu,
Alih Daya, dan Pemutusan Hubungan Kerja
b. PP No 37 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kehilangan Pekerjaan
c. Permen Kominfo No 10 Tahun 2021. Peraturan ini merupakan
perubahan atas Menteri Komunikasi dan Informatika No 5
Tahun 2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup
Privat
d. Permen Ketenagakerjaan No 8 Tahun 2021. Peraturan
pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2021 tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
e. Peraturan BPKM No 5 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata
Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
b. Ekonomi
Kinerja perekonomian Indonesia berada dalam tahap pemulihan ekonomi
yang masih akan berlanjut hingga tahun 2022 dan akan terus membaik sejalan
dengan diberlakukannya berbagai inisiatif ekonomi. Di tengah proses
pemulihan ekonomi dan pandemi yang belum berakhir, industri e-commerce
telah bertumbuh dengan baik. Online marketplace menjadi salah satu channel
yang diandalkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Terlebih pandemi meningkatkan permintaan online service seperti
Bukalapak dan mengingat karakteristik online marketplace yang mengurangi
kontak fisik untuk mencegah virus Covid-19. Hal itu mengakibatkan transaksi
e-commerce diprediksi akan terus meningkat pada tahun 2022 dan Bank
Indonesia memprediksi transaksi e-commerce akan mengalami pertumbuhan
sebesar 31,2% menjadi Rp 526 triliun pada tahun 2022 mendatang.
c. Sosial
Untuk memperluas jaringan bisnis serta menjalin komunikasi yang lebih
luas, Bukalapak tergabung dalam beberapa asosiasi profesional dan organisasi
sosial lainnya. Sebagai anggota yang berpartisipasi secara aktif, keanggotaan
dalam asosiasi dan organisasi ini juga menjadi bagian dari upaya pelibatan
Pemangku Kepentingan dalam menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi
dalam menjalankan kegiatan operasional. Hingga tahun 2021, Bukalapak
tercatat sebagai anggota dalam Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Indonesia
Corporate Secretary Association (ICSA), Asosiasi FinTech Indonesia
(AFTECH), Indonesian E-Commerce Association (idEA), Indonesia Service
Dialogue (ISD), Masyarakat Telematika (MASTEL).
Selain itu, kondisi sosial lainnya yang berpengaruh terhadap keberadaan
Bukalapak di Indonesia yaitu jumlah pengguna dan jumlah mitra online yang
selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat Indonesia cukup antusiasme dalam menggunakan
Bukalapak sebagai platform e-commerce dalam berbelanja secara online.
d. Teknologi
Teknologi merupakan faktor yang paling penting untuk menunjang
jalannya bisnis Bukalapak dan Bukalapak telah memiliki tim teknologi yang
baik untuk menunjang bisnis perusahaan. Perseroan memiliki tim sains data
khusus untuk setiap bisnis yang mendukung pengambilan keputusan bisnis
dan pelanggan menggunakan data real time dari platform Perseroan. Per
tanggal 31 Desember 2021, Tim teknologi yang dimiliki Perseroan sebanyak
650 tenaga ahli IT atau sebesar 34% dari total karyawan Perseroan. Selain itu,
penggunaan teknologi yang diterapkan oleh Bukalapak berfokus pada inovasi
dan pembuatan produk serta layanan eksklusif baru untuk memecahkan
masalah pengguna dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) dan kemampuan pembelajaran mesin (Machine Learning).
3.2 Porter Five Forces Model
a. Ancaman Pendatang Baru (Potential Entry of New Competitors)
Ancaman adanya pendatang baru untuk Bukalapak dapat dikatakan cukup
tinggi. Hal itu dapat disebabkan karena pertumbuhan transaksi e-commerce
yang diprediksi oleh Bank Indonesia akan mengalami pertumbuhan sebesar
31,2% menjadi 526 triliun pada tahun 2022 mendatang sehingga dengan
adanya pertumbuhan yang positif dalam industri e-commerce tersebut tidak
menutup kemungkinan masuknya pesaing baru dalam industri e-commerce.
Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi yang semakin
canggih dari waktu ke waktu juga memungkinkan munculnya pesaing baru
dalam industri e-commerce.
b. Persaingan di antara produk yang sudah ada. (Rivalry Among
Competing Firms)
Persaingan yang terjadi antara produk yang sudah ada dalam industri
online shop termasuk Bukalapak dapat dikategorikan sebagai persaingan yang
ketat. Hal itu dapat diketahui bahwa sudah terdapat banyak perusahaan online
shop yang berada di Indonesia dan telah bersaing dengan Bukalapak untuk
merebutkan pangsa pasar di Indonesia seperti Tokopedia, Lazada, Bli-Bli,
Shopee dan sebagainya. Meskipun demikian, kondisi persaingan Bukalapak
jika dibandingkan dengan pesaing e-commerce yang ada di Indonesia dapat
dikatakan masih lemah karena Bukalapak masih tertinggal cukup jauh dalam
menghadapi persaingan platform e-commerce lainnya yang ada di Indonesia
seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada.
c. Produk substitusi (threat of substitute goods)
Ancaman produk substitusi yang mampu menggantikan industri
e-commerce Bukalapak sangat tinggi. Beberapa contoh produk substitusi yang
mampu menggantikan keberadaan Bukalapak yaitu offline store, dan OLX.
Adanya produk substitusi tersebut tidak menutup kemungkinan baik penjual
maupun pembeli dapat beralih dari online store ke offline store dan OLX.
d. Daya tawar pembeli (bargaining power of customer)
Daya tawar pembeli terhadap Bukalapak mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Hal itu dapat dilihat bahwa pada tahun 2012-2013, Bukalapak
telah memiliki 360 ribu pengguna. Selanjutnya pada tahun 2018, pengguna
Bukalapak telah mengalami peningkatan jumlah pengguna menjadi 32,5 juta
pengguna dan pada tahun 2019, Bukalapak juga mengalami peningkatan
jumlah pengguna menjadi 84 juta pengguna. Berdasarkan data peningkatan
jumlah pengguna Bukalapak yang telah mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun, maka dapat disimpulkan bahwa daya tawar pembeli terhadap
Bukalapak dinilai tinggi.
e. Daya tawar pemasok (bargaining power of supplier)
Daya tawar pemasok terhadap Bukalapak mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Hal itu dapat dilihat bahwa pada tahun 2012-2013, Bukalapak
telah memiliki 80 ribu pelapak online. Selanjutnya pada tahun 2016,
Bukalapak telah memiliki pelapak online yang telah meningkat menjadi 1.3
juta pelapak online, kemudian pada tahun 2018, Bukalapak telah memiliki
pelapak online yang telah meningkat menjadi 3,6 juta pelapak online, dan
pada tahun 2020, Bukalapak juga telah menunjukkan peningkatan jumlah
pelapak online menjadi 6.5 juta pelapak online. Selain dari pelapak online,
Bukalapak juga telah memiliki mitra sebanyak 7 juta pada tahun 2020 dan
telah meningkat menjadi 11.8 mitra pada tahun 2021. Bukalapak pada tahun
2020 telah melakukan perluasan penyediaan produk grosir ke 28 provinsi di
Indonesia melalui kerja sama dengan lebih dari 300 distributor lokal.
Berdasarkan data peningkatan jumlah pelapak online, mitra Bukalapak, dan
adanya kerjasama dengan lebih dari 300 distributor lokal di 28 provinsi di
Indonesia yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, maka dapat disimpulkan
bahwa daya tawar pemasok/supplier terhadap terhadap Bukalapak dinilai
tinggi.
Critical Success Factors Weight Rating Score Rating Score Rating Score
Opportunities
Threats
Total WS sebesar 3,30. Nilai tersebut lebih besar dari 2,5 sehingga dapat
dikatakan Bukalapak dapat memanfaatkan kesempatan dan merespon ancaman
dengan cukup baik.
Strength
Weakness
Berdasarkan hasil total dari IFE Matrix maka dapat dilihat bahwa Bukalapak
memperoleh nilai total 3.47 dan berada di atas rata-rata nilai yaitu 2.5. Sehingga dapat
dikatakan bahwa Bukalapak telah memiliki posisi internal yang kuat.
5.2 Stage 2
5.2.1 TOWS Matrix
Strengths Weaknesses
yang memungkinkan
lebih banyak orang
berinvestasi dengan
mudah.
2. Kerjasama yang telah
dijalin antara Bukalapak
dengan Itemku yang
memungkinkan orang
mendapatkan akses yang
mudah untuk industri
video game di Indonesia.
3. Pertumbuhan transaksi
e-commerce yang
diprediksi oleh Bank
Indonesia akan
mengalami pertumbuhan
sebesar 31,2% menjadi
526 triliun pada tahun
2022 mendatang.
4. Tergabungnya Bukalapak
sebagai anggota dalam
asosiasi
Competitive pressure -5
Technological know-how -6
5.2.4 IE Matrix
Internal-External (IE) matrix mirip dengan matriks BCG yang dapat
digunakan untuk perusahaan multi divisi. Matriks IE memiliki 9 sel yang
dikelompokkan kembali menjadi 3 wilayah utama. Matriks ini terbentuk berdasarkan
nilai total weighted scores IFE dan EFE, yang mana pada kasus ini masing-masing
bernilai 3,47 dan 3,30. Oleh karena itu, dapat diproyeksikan bahwa Bukalapak berada
di sel I wilayah 1 (lingkaran merah muda pada gambar di bawah) yaitu kelompok
grow and build. Alternatif strategi yang dapat digunakan antara lain integrations,
market penetration, market development, dan product development.
5.2.5 GSM Matrix
Matriks ini didasarkan pada 2 dimensi evaluatif yaitu competitive position
(sumbu x) dan market/industry growth (sumbu y). Keberadaan Bukalapak di
Indonesia memiliki kondisi persaingan yang lemah. Hal itu dapat diketahui bahwa
penguasaan pangsa pasar Bukalapak di Indonesia masih dinilai kalah dalam
menghadapi persaingan industri platform e-commerce di Indonesia seperti Tokopedia,
Shopee, dan Lazada. Akan tetapi pertumbuhan market growth untuk perusahaan
Bukalapak di Indonesia dinilai kuat. Hal itu dapat diketahui bahwa di tengah proses
pemulihan ekonomi dan pandemi yang belum berakhir, industri e-commerce telah
bertumbuh dengan baik. Online marketplace menjadi salah satu channel yang
diandalkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terlebih
pandemi meningkatkan permintaan online service seperti Bukalapak dan mengingat
karakteristik online marketplace yang mengurangi kontak fisik untuk mencegah virus
Covid-19. Hal itu mengakibatkan transaksi e-commerce diprediksi akan terus
meningkat pada tahun 2022 dan Bank Indonesia memprediksi transaksi e-commerce
akan mengalami pertumbuhan sebesar 31,2% menjadi Rp 526 triliun pada tahun 2022
mendatang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi Bukalapak di
Indonesia berada dalam Kuadran II karena pertumbuhan pasar Bukalapak di Indonesia
yang cepat namun persaingan Bukalapak di Indonesia yang dinilai lemah. Maka dari
itu strategi yang dapat dilakukan oleh Bukalapak yaitu market development, market
penetration, product development, horizontal integration, divestiture, liquidation.
5.3 Stage 3
Sebelum masuk pada matriks QSPM untuk mengambil keputusan, di bawah
ini disajikan tabel ringkasan strategi yang ditawarkan oleh 5 matriks matching stage.
Market development ★ ★ ★ ★ ★
Market penetration ★ ★ ★ ★ ★
Product development ★ ★ ★ ★ ★
Horizontal integration ★ ★ - ★ ★
Backward integration - ★ - ★ -
Forward integration - ★ - ★ -
Divestiture - - ★ - ★
Liquidation - - - - ★
STRATEGY ALTERNATIVES
1 2
Product
Market
Development
Development
Opportunities
Threats
TOTAL 1.00
Strengths
1. Bukalapak memiliki relasi yang kuat antara
0,07 4 0,28 4 0,28
Perseroan dan UMKM
Weaknesses
1. Bukalapak tidak memiliki gratis ongkir
0,09 4 0,36 4 0,36
hingga Rp 0
6. Penutup
Berdasarkan analisis QSPM didapatkan nilai Total Attractiveness Score (TAS)
untuk alternatif strategi 1 sebesar 7,14 dan alternatif strategi 2 sebesar 5,78. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa alternatif strategi 1 memperoleh nilai lebih besar
dibandingkan alternatif strategi 2. Oleh karena itu strategi yang disarankan untuk
Bukalapak adalah Product Development.