3. Dalam hal apa kepemimpinan politik Indonesia mengecewakan baik dari segi
lingkungan maupun tujuan sosial?
Kepemimipinan politik di Indonesia masih mengecewakan karena lebih
condong pada kepentingan bisnis dibandingkan kepentingan sosial. Korupsi juga
sering terjadi pada izin konsesi dan pengambilan keputusan terakait penggunaan lahan
yang menjadi penyebab keberlanjutan kegiataan deforestasi. Seperti kasus yang
menjerumuskan kepala daerah di Riau yang menerima suap dari pengusaha sawit
terkait penerbitan izin pemanfaatan hutan sehingga kepala desa tersebut mau
mengalih fungsi Kawasan hutan menjadi perkebunan sawit di Kabupaten Kuantan
Singingi seluas 1.188 hektare dan di Kabupaten Rokan Hilir seluas 1.214 hektare.
Selain itu mantan Gubernur Riau juga terbukti menyalahgunakan wewenang dalam
penerbitan izin usaha pemanfaatan hutan. Tanpa disadari, sektor kehutanan menjadi
sumber korupsi besar-besaran. Penyimpangan pengelolaan sumber day aini tidak
hanya menyebabkan negara kehilangan banyak uang, tetapi juga memberikan imbas
lingkungan maupun sosial yang harus dibayar publik setiap tahun dengan menghirup
asap beracun.
Banyak pihak mendapat untung besar dari kebakaran ini. Menurut Presiden
Jokowi, tiada solusi baru pada masalah ini karena semua orang memahami apa yang
harus dilakukan dan ini hanya soal apakah kita mau menyelesaikan masalah ini atau
tidak.
Artikel Terkait
http://ditjenppi.menlhk.go.id/component/content/article?id=2657:info-brief-understanding-
estimation-of-emission-from-land-and-forest-fires-in-indonesia-2015
https://bnpb.go.id/berita/99-penyebab-kebakaran-hutan-dan-lahan-adalah-ulah-manusia
https://www.dw.com/id/penyebab-kebakaran-hutan-terungkap/a-18801135
http://repository.uki.ac.id/1826/7/PolitikLingkunganIndonesia.pdf
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151017_indonesia_korupsi_asap