Anda di halaman 1dari 3

Topik : Pengaruh Kebakaran Hutan dan Lahan di Berbagai Wilayah Indonesia

Judul : Kebakaran hutan di Kalimantan dan sumatra

Kebakaran hutan yaitu dimana wilayah yang terdapat pepohonan yang lebat
mengalami perubahan bentuk karena dilanda oleh api. Kebakaran tersebut yang tanpa di
sengaja maupun sengaja oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kebakaran hutan
akan menyebabkan hutan lenyap dimakan oleh api. Kebakaran hutanpun dapat berupa positif
dan negative tetapi dampak negative yang melebihi. Kebakaran hutan bisa terjadi karena dua
macam faktor yaitu faktor alam dan faktor ulah manusia tersendiri. Faktor bisa karena musim
kemarau oleh karena itu mengalami kekeringan. Dan jika apabila dua batang saling bergesekan
karena tertiup angina kencang makan akan bisa menyulut api kecil menjadi besar. Selain faktor
alam ada juga faktor ulah manusia yaitu pembakaran hutan secara sengaja karena ingin
membuka lahan baru untuk usaha nya, membuang punting rokok, dan membakar sampah di
dekat hutan dan pohon-pohon yang lebat tersebut. Sebagai contoh 95% kebakaran di
Indonesia disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab karena ingin membuka
lahan baru. Dalam akhir akhir ini di Indonesia terjadi kebakaran hutan di Sumatra dan
kaliamantan, terjadi saat musim kemarau saat ini kembali memicu banyak asap di daerah.
Utama nya di daerah provinsi Riau tercatat selama 18 tahun sekitar provinsi Riau menjadi salah
satu provinsi senantiasa terkena musibah ini,kita pun menyadari asap sisa kebakaran tersebut
juga sampai ke negeri jiran yakni ke Malaysia dan singapura. Pemerintah diharapkan harus
berani bertindak tegas terhadap pelaku pembakaran hutan terutama pada saat penegakan
hokum telah melakukan penyelidikan dilapangan jika benar-benar terbukti di masyarakat
maupun perusahaan yang melakukan pembakaran hutan dan lahan dengan sengaja maka
harus bertindak lebih tegas lagi. Jika ada perusaahn yang masih melakukan pembakaran hutan
maka pemerintah harus berani mencabut perijinan izin perusahaan tersebut. Tujuan menulis
esai ini agar yang membaca lebih tau tentang kebakaran hutan yang sedang terjadi saat ini di
Kalimantan dan Sumatra.

Pada kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau yang paling menderita dari kebakaran
hutan dan lahan tersebut. Kebakaran hutan ada dalam beberapa aspek yaitu ekonomi, social
dan budaya. BNPB menyatakan luas lahan yang terbakar dalam kurun waktu Januari hingga
Agustus 2019 mencapai 328.724 hektare. Kebakaran terbanyak terjadi di Riau dengan luas
mencapai 49.466 hektare atau 14,9 persen dari luas lahan yang terbakar di Indonesia. Dampak
kebakaran hutan dan lahan menyebabkan gangguan asap yang jika terjadi berkepanjangan
tentu akan berdampak pada kegiatan ekonomi dan bisnis, kebakaran hutan karena perusahaan
kelapa sawit yang ingin membuka lahan dalam musim kemarau dan kebakaran itupun menjadi
meluas kemana mana. Akibat kebakaran hutan, mengalami kerugian sosial berupa
hilangnya hutan sebagai sumber mata pencaharian, penghidupan. Kondisi ekonomi
Indonesia juga ikut merugi karena dengan terjadinya karhutla ini, sumber devisa negara
dari produk hutan kayu dan non-kayu, serta ekowisata juga berkurang.
Efek paparan asap dalam hal kesehatan asap kebakaran hutan memiliki bahaya yang jauh
lebih besar karena kandungan berbagai zat kimia berbahaya di dalamnya.
Selain itu, asap kebakaran hutan juga mengandung banyak partikel abu dari material
yang terbakar dan akan mengakibatkan gangguan pernafasan pada manusia dan
makhluk hidup yang ada di hutan tersebut. Jarak pandang berkurang karena tebalnya
asap, kesehatan manusia terganggu contoh nya sakit tenggorokan, flu, batuk. Dalam hal
lingkungan, lingkungan tersebjt akan terkontaminasi oleh asap yang tebal itu dan tidak
bisa menghirup udara segar seperti biasa nya, pengguna jalan akan susah melihat jarang
pandang karena ketebalan asap tersebut. Dalam jangka Panjang kesehatan tubuh karena
kebakaran hutan dan lahan akan mengakibatkan penurunan fungsi paru-paru. Asap
karhutla di tahun 2005 ada sekitar 65% mengalami gangguan penyempitan saluran
pernafasan. Karhutla juga menyebabkan berbagai jenis tumbuhan rusak dan bahkan musnah.
Ratusan bahkan ribuan satwa liar juga terkena dampak langsung dari bencana ini. Sebagian
besar mati terbakar dan sebagian besar lainnya terpaksa harus bermigrasi karena kehilangan
habitatnya

Kebakaran Hutan dan Lahan yang menyebabkan kabut asap telah menjadi
permasalahan yang serius di Negara Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kerugian yang
diderita akibat bencana kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap sangat besar. Provinsi
Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang rawan terjadinya kebakaran hutan dan
lahan. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Peningkatan
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membentuk
Peraturan Gubernur sebagai panduan teknis Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
melakukan peningkatan pengendalian kebakaran lahan dan atau hutan melalui kegiatan
pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran/pemulihan, melakukan kerjasama
dan saling berkoordinasi dan meningkatkan peran serta masyarakat. Namun, dalam rangka
menjamin kepastian hukum dalam upaya pengendalian, pembakaran lahan dan atau hutan,
diperlukan adanya Peraturan Daerah yang khusus mengatur tentang penanggulangan
kebakaran lahan dan hutan. Dan pada tahun 2016 Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah
merencanakan untuk membuat Peraturan Daerah yang mengatur mengenai penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan.

Kebakaran di sekitar provinsi tersbut bisa karena ulah manusia atau alami, kebakaran
ini terjadi pada saat musim kemarau seperti saat ini, kebakaran ini disebabkan oleh ulah
manusia dimana mereka ingin membuka lahan perusahaan dengan cara membakar hutan atau
lahan dan kebakaran tersebut malah semakin meluas dan merugikan orang lain. Kebakaran
hutan bisa karena segi ekonomi, sosial dan budaya, dalam sosial berupa hilangnya hutan
sebagai sumber mata pencaharian, penghidupan. Dampak asap kebakaran untuk
kesehatan akan mengakibatkan gangguan pernafasan, flu, batu dll. Sedangkan dalam
lingkungan jarak pandang tidak akan terlihat karena tebalnya asap tersebut. Dalam
mengatasi kebakaran ini Pemerintah juga menggunakan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca
(TMC) atau hujan buatan untuk memadamkan karhutla di wilayah Riau dan sekitarnya. Proses
hujan buatan ini dilakukan dengan menggunakan Pesawat Cassa 212 yang diawaki oleh Kapten
Wanto dan Letda Yusuf, membawa 800 garam NaCl dan melakukan penyemaian awan di
wilayah Pelalawan, Kampar dan Lima Puluh Koto, dan bukan itu juga manusia jangan
membakar hutan atau lahan dengan seenak nya karena ingin membuka lahan perusahaan
tersebut harus lebih ingat dampak yang akan terjadi nantinya. Dalam permasalahan bencana
kebakaran hutan dan lahan di provinsi ini harus lebih memikirkan akan pentingnya hidup sehat
dengan menghirup udara segar.

Anda mungkin juga menyukai