Referensi
1.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.12/Menhut-II/2009 tentang Pengendalian
Kebakaran Hutan ↩
2. Saharjo, B.H. 2003. Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Yang Lestari Perlukah
Dilakukan. Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. ↩
3. Syaufina, L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia. Bayumedia, Malang. ↩
4. Biang Kerok Pembakaran Hutan dan Lahan, 276 Perusahaan Dibidik. SINDONEWS. ↩
5. Fikri Faisal, dkk. Dampak Asap Kebakaran Hutan pada Pernapasan. CDK-189/ vol. 39 no. 1,
th. 2012. ↩
6. Suratmo FG. 1974. Perlindungan Hutan. IPB Press, Bogor. ↩
7. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. ↩
8. Profil Manggala Agni. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. ↩
9. Luca Tacconi. 2003. Kebakaran Hutan di Indonesia: Penyebab, Biaya dan Implikasi
Kebijakan. CIFOR. Hal 1. ↩
10. Keadaan Hutan Indonesia tahun 2001. Forest Watch Indonesia (FWI), Bogor. ↩
Kebakaran Hutan di Kalimantan Barat
Siaga I
"Status siaga I telah ditetapkan sejak pekan lalu," kata Kepala Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan (Mangga Agni) Daerah Operasional Pontianak Asmadi, Selasa (12/7).
Ia mengatakan pembakaran lahan tersebar di sejumlah lokasi di wilayah Kabupaten Pontianak dan Kubu
Raya. Lokasi tersebut, yakni di Kecamatan Sungaikunyit, Toho, dan Siantan, serta Kubu, Terentang, Rasau
Jaya, Sungairaya, Telukpakedai dan Sungaiambawang. Kebakaran ini menghanguskan sekitar 62 hektare
(ha) lahan.
"Kebakaran lahan terbanyak terjadi pada 9 dan 10 Juli lalu, yakni masing-masing di lima dan empat lokasi.
Sedangkan, data untuk dua hari terakhir masih diinventarisasi," ujarnya.
Kebakaran di kawasan pinggiran Pontianak ini sebagian besar terjadi di lokasi lahan milik warga. Kecuali,
kebakaran di Desa Peniti I, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak yang berada di areal milik salah satu
perusahaan perkebunan kelapa sawit.
"Kebakaran lahan di Desa Peniti I terpantau pada Minggu kemarin (10/7), dan menghanguskan sekitar 25
ha lahan," jelas Junaidi.
Intensitas pembakaran lahan yang terus meningkat dalam sepekan ini mulai mencemari kota Pontianak.
Udara di Ibu Kota Kalimantan Barat itu mulai diselimuti kabut asap. Kondisi ini terutama dirasakan pada
pagi dan malam hari.
Meski demikian, kabut asap belum mengganggu jadwal penerbangan, dan kualitas udara di Pontianak pun
masih dikategorikan belum berbahaya bagi kesehatan warga.
"Kualitas udara di Pontianak berfluktuasi, tapi masih didominasi kategori sedang," ujar Kepala Subbidang
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)
Kalimantan Barat Yenny.
Sumber:micom