MITIGASI BENCANA
PROGRAM DOKTORAL
2017
Abstrak
PENDAHULUAN
hutan dan lahan yang besar mulai tahun 1997/1998 dan sampai dengan tahun
dan lahan juga berdampak pada semua sektor kehidupan masyarakat, kabut
Hal ini dikarenakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan selama ini tidak
kabut asap adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan terjadi karena manusia
yang menggunakan api dalam upaya pembukaan hutan untuk Hutan Tanaman
solusi berupa pencegahan dan penanganan pada saat terjadi bencana kabut
Kajian Teori
kecelakaan; bahaya.
sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan
secara bebas dan mengonsumsi bahan bakar yang tersedia di hutan,antara lain
terdiri dari serasah, rumput, cabang kayu yang sudah mati, dan lain-lain.
juga Api Hutan. Selanjutnya dijelaskan bahwa Kebakaran Hutan atau Api
Hutan adalah Api Liar yang terjadi di dalam hutan, yang membakar sebagian
atau seluruh komponen hutan. Dikenal ada 3 macam kebakaran hutan, Jenis-
pada lantai hutan dan membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman
bawah. Sifat api permukaan cepat merambat, nyalanya besar dan panas,
2. Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu kebakaran yang membakar seluruh
tajuk tanaman pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang daunnya mudah
terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang terjadi cepat
merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi apabila
3. Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai
hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang
terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api. Penyebaran api juga sangat
lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu tempat.
sebagai berikut:
1. Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang
panjang.
2. Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok
3. Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari
berasal dari ulah manusia, entah itu sengaja dibakar atau karena api
lompat yang terjadi akibat kelalaian pada saat penyiapan lahan. Bahan
(Saharjo, 2000).
Asbut adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-
Perkataan "asbut" adalah singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada
kabut atau asap. Asbut juga sering dikaitkan dengan pencemaran udara. Asbut
(Wikipedia,2015).
Pada umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh akan uap
air didinginkan di bawah titik bekunya. Jika udara berada di atas daerah
pencemaran atmosfer.
Kabut juga dapat terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah
yang lembab, tanaman-tanaman, sungai, danau, dan lautan. Uap air ini
menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara
pada suhu 30º C dapat mengandung uap air sebangyak 30 gr uap air per
m3, maka udara itu mengandung jumlah maksimum uap air yang dapat
ditahannya. Volume yang sama pada suhu 20º C udara hanya dapat
menahan 17 gr uap air. Sebanyak itulah yang dapat ditahannya pada suhu
Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah
maksimum uap air yang dapat ditahan udara, maka sebagian uap air
tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu
Menurut istilah yang diakui secara internasional, kabut adalah embun yang
Terdapat dua jenis utama asbut. Asbut fotokimia dan asbut klasik.
Asap kabut jenis ini pada umumnya disebabkan oleh beberapa jenis
ozon troposferik
Asbut bisa terjadi pada hampir seluruh musim, tapi sejauh ini yang
paling berbahaya adalah saat cuaca hangat dan cerah saat udara di lapisan
atmosfer bumi. Hal ini diperparah jika didukung keadaan dataran rendah
asap. (Cifor,2001).
2001).
1956 memperkenalkan area bebas asap kepada negara ini. Hanya bahan
bakar bebas asap yang boleh digunakan di wilayah yang telah ditentukan.
mencemari Hong Kong. Kini, bangunan tinggi Hong Kong sukar dilihat
dengan jelas.
Asbut menjadi masalah bagi banyak kota di dunia dan terus mengancam
lingkungan. Menurut EPA U.S., udara dalam status bahaya karena problem
kabut jika telah melewati batas 80 bagian persejuta (parts per billion) (ppb)
atau 0.5 ppm ozone (komponen utama asbut) [1], melebihi dari 53
ppb nitrogen dioksida atau 80 ppb partikel. Asbut dalam keadaan berat
Oksida (SOx)
Sumber dan distribusi dari Sulfur Dioksida ini adalah berasal dari
baik
o Memasang filter pada knalpot
o Memasang scruber pada cerobong asap
o Merawat mesin industri agar tetap baik dan melakukan pengujian
secara berkala
o Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar
dari alam termasuk dari larutan, oksida metal dari atmosfer, pegunungan,
Kondisi seperti ini dapat berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat
3. Nitrogen Dioksida
Dioksida (NO2).
NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas dan
bensin.
Dampak Nitrogen Dioksida terhadap kesehatan adalah NO2
bersifat racun terutama terhadap paru-paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi
dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang dan 90% dari
pulmonari).
3. Oksidan
Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang
yang diproses oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang
dapat diamati pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan ozon,
sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan pengaruh apapun, pada
kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak
dengan Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang
Pada kebanyakan orang, kontak dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm
5. Hidrokarbon
gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur ini
setelahpemaparan 8 jam
600 Kehiulangan koordinasi bola mata
6. Khlorin
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat
menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali
berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal
udara.
iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam
8. Timah Hitam
besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut.
PEMBAHASAN
Sudah banyak dikaji oleh para peneliti berbagai belahan dunia. Semua
hutan dan lahan. Aktivitas manusia yang berkaitan dengan pengelolaan lahan
masih menjadikan api sebagai alat yang murah, mudah dan cepat menjadi inti
dan berbeda antar wilayah. Ada yang terkait dengan penguasaan lahan pada
masyarakat dan perusahaan, pembersihan lahan untuk jual beli lahan, kelalaian
besar dalam kebakaran adalah kebijakan dan aturan yang masih tidak
risiko yang semakin tinggi, bencana kabut asap yang semakin meluas serta
mudah diperoleh khususnya data hotspot yang diartikan sebagai titik panas,
bukan titik api. Media mainstream seringkali masih menafsirkan data hotspot
sebagai jumlah titik kebakaran. Padahal berbagai pengertian dari sumber data
dan hasil penelitian, hotspot bukanlah titik api melainkan indikasi lokasi
kebakaran dari citra satelit yang menggambarkan areal yang memiiki suhu
permukaan bumi yang lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan. Satu
titik panas mewakili luasan 1.1 km x 1.1 km atau sekitar 100 ha dengan nilai
yang merilis data tersebut. Atap rumah yang memancarkan suhu yang lebih
tinggi dari ambang batas minimal suhu bisa dikategorikan sebagai hotspot.
Satelit pemantau hotspot ini beredar setiap hari melintasi wilayah Indonesia,
sehingga data harian bisa diperoleh dan membantu pihak yang berkepentingan
dan lahan.
Satelit yang dipakai untuk pemantauan hotspot yang saat ini adalah
sejak tahun 1978 digunakan untuk pemantauan iklim dan kelautan global.
mendapatkan titik panas atau hotspot. Lalu pada tahun 1999, NASA kembali
Data titik panas bisa diakses secara gratis dan mudah di situs
tentang kondisi hotspot dari seluruh wilayah di Indonesia. Pada medu KMS
hingga tahunan. Data hotspot harian memuat informasi koordinat, nama desa,
data-data yang disediakan oleh situs ini untuk keperluan praktis maupun kajian
lanjut.
3.3 Jumlah titik panas (Hotspot) di Indonesia
(sumber hasil pengolahan hotspot MODIS dengan confidence level > 80)
Dari hasil olah data hotspot dapat digambarkan kondisi hotspot dari
kemarin (31 Agustus 2015) tidak lepas dai kejadian kebakaran hutan dan
lahan pada hari sebelumnya. Bila ditelusuri jumlah dan sebabaran hotspot
tanggal 30 Agustus 2015 diperoleh gambaran yang dapat dilihat pada
Gamba
r 2. Screenshot sebaran titik panas dari Satelit Terra dan Aqua 30 Agustus 2015
Gamba
r 3. Screenshot informasi yang dikandung dalam setiap titik panas yang disajikan
Dari Gambar 1-3 dapat dilihat bahwa kabut asap yang diberitakan
hari ini diduga berasal dari beberapa tempat yang diatas. Laporan kejadian
kabut asap di Jambi, Sumsel, Riau dan Kalimantan Tengah disebabkan di
asap. Hal ini bisa dilihat dari jumlah jumlah titik panas tertinggi berasal
dari empat provinsi utama yaitu Jambi, Kalteng, Riau dan Sumsel. Adapun
kabut asap yang sampai ke provinsi lain akibat kondisi angin yang
Sumatera Utara adalah asap dari kebakaran hutan di Riau karena angin
mengarah ke arah Utara dan Barat Laut. Yang menarik, pada tahun 2015
kebakaran hutan dan lahan juga menyebar ke tempat lain yang sebelumnya
tidak pernah atau jarang terbakar. Misalnya beberapa hutan di Pulau Jawa,
Lawu di Jawa Timur serta hutan lainnya di Pulau Jawa. Ini berarti kondisi
menyajikan sebaran jumlah titik panas per wilayah kabupaten dari masing-
Jabung Timur wilayahnya didominasi oleh lahan gambut. Hal ini dapat
Lebih lanjut, situs SiPongi KLHK menyediakan data titik panas per
periode yang dapat dianalisis baik secara deskriptif maupun statistik. Dalam
menu KMS (Karhutla Monitoring Sistem), situs ini menyediakan data arsip
tahunan yang dapat berguna mengenal pola sebaran titik panas baik secara
kebakaran atau waktu dimana jumlah titik panas meningkat tajam. Secara
spasial kita bisa mengetahui wilayah mana saja yang memiliki titik panas
yang sangat tinggi jumlahnya. Dalam KMS, hanya ditampilkan sebaran titik
panas dari 11 provinsi rawan kebakaran yaitu Aceh, Jambi, Kalbar, Kalteng,
ribu titik panas di seluruh wilayah Indonesia (dari Satelit Terra dan Aqua).
Pada Gambar 5 ditampilkan sebaran titik panas pada 11 provinsi. Total titik
Riau, Kalbar, Sumsel dan Jambi. Lima provinsi tersebut terpantau titik panas
diatas 2000 titik panas sampai akhir Agustus 2015. Diperkirakan titik panas di
anomali iklim yaitu El Nino skala sedang pada tahun 2015. El Nino
mengakibatkan kemarau menjadi lebih panjang dan suhu menjadi lebih tinggi
dari suhu rata-rata yang berakibat kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan
bisa menjadi lebih luas dan semakin parah dampaknya di wilayah Indonesia.
Kebakaran akan mulai muncul dan marak pada umumnya pada bulan
Juni. (Gambar 6) kecuali di Riau. Di Riau, periode kebakaran terjadi dua kali
r 5. Grafik Jumlah Titik Panas per provinsi sd Agustus 2015 (hasil pengolahan
http://sipongi.menlhk.go.id/home/karhutla_monitoring_system)
Gamba
r 6. Grafik Jumlah Titik Panas bulanan sd Agustus 2015 (hasil pengolahan data
http://sipongi.menlhk.go.id/home/karhutla_monitoring_system)
Sebagai pembanding dengan tahun sebelumnya (2014), pola kebakaran
tahun 2015 tidaklah jauh berbeda. Pada tahun 2014, tercatat sebanyak lebih dari
68 ribu titik panas terpantau di 11 provinsi (Gambar 7). Provinsi yang terpantau
paling banyak titik panasnya adalah Riau, Kalteng dan Kalbar. Di Riau, pada awal
2014 terjadi peristia kabut asap yang hebat sampai terjadi evakuasi warga ke
tempat yang aman. Umumnya titik panas meningkat tajam pada Agustus-Oktober.
Namun di Riau periode memuncaknya jumlah hotspot teriadi pada Februari Maret
(Gambar 8)idak berbeda dengan apa yang terjadi pada tahun ini. Pada tahun 2014,
peristiwa kabut asap Riau menjadi trending topic saat itu (maret 2014
Gamba
r 7. Grafik Jumlah Titik Panas per provinsi 2014 (hasil pengolahan data dari
sumber http://sipongi.menlhk.go.id/home/karhutla_monitoring_system)
Gambar. Grafik Jumlah Titik Panas bulanan tahun 2014 (hasil pengolahan data
dari satelit Terra dan Aqua
sumber http://sipongi.menlhk.go.id/home/karhutla_monitoring_system)
Jumlah hotspot dari data MODIS yang direkam oleh LAPAN pada tanggal
tersebut tersebar di Pulau Sumatera (475 titik hotspot), Sulawesi (4 titik hotspot),
Kalimantan (308 titik hotspot), Jawa (4 titik hotspot), Nusa Tenggara (0 titik
hotspot) Maluku (2 titik hotspot) dan di Papua (19 titik hotspot). Secara lebih
rinci, sebaran dan jumlah hotspot dapat dilihat pada gambar dan grafik berikut
ini.
pandang dan kualitas udara. Asap bertahan cukup lama di lapisan atmosfer
Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, tidak sehat lagi seiring makin
Jambi mendeteksi indeks standar pencemar udara (ISPU) telah mencapai angka
126, alias berstatus tidak sehat. Sesuai pedoman teknis dan pelaporan serta
informasi ISPU, dalam status di atas 101, kandungan particulate matter (PM) 10
yang tinggi telah dianggap sangat mengganggu jarak pandang dan mengakibatkan
dan Palembang, keluhan warga akibat kualitas udara yang buruk dari kabut asap
juga dilaporkan. Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumsel, Riau dan Jambi
Dengan data open access ini, semua pihak bisa saling mengawasi
kegiatan pengelolaan lahan dan membuat aksi antisipasi datangnya
Hal ini terbukti dari pembakaran hutan yang terjadi secara terus
teritorialnya masing-masing
kepada masyarakat.
Operating Procedure).
pemantauan.
swasta.
Amerika Serikat.
Upaya penanggulangan kebakaran hutan ini tentunya harus
dicegah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Indonesia di sebabkan oleh banyak sekali terjadi kebakaran hutan dan lahan
Kebakaran hutan bisa disebabkan oleh ulah manusia ataupun karena faktor
Persebaran hotspot (titik panas) untuk tahun 2015 yang paling banyak
Kalimantan tengah
Kabut asap karena kebakaran hutan sangat merugikan bukan hanya bagi
manusia tapi juga bagi alam dan lingkungan sekitar. Adapun kerugian atau
flora dan fauna karena banyak flora dan fauna yang ikut terbakar dan
mengakibatkan polusi udara karena asap yang ditimbulkan. Hal ini sangat
jumlah hotspot.
hutan dapat dihindari dan tidak menjadi hal yang biasa terjadi di Indonesia.
TMC”.Volume3,No.2.http://wxmod.bppt.go.id/JSTMC/hpstmc/VOL03/pdf/vol
- https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/makalah-kebakaran-hutan.5
September 2015.
September 2015.
- http://pusfatja.lapan.go.id/index.php/subblog/read/2015/157/INFORMASI-
TITIK-PANAS-HOTSPOT-INDIKATOR-KEBAKARAN-HUTANLAHAN-
5 September 2015
- Sakdiyah, Salamatus, 29 desember 2013, “Perlindungan
HutanDariKebakaranDiIndonesia”,http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.co.id/201
http://www.cifor.org/library/1200/kebakaran-hutan-di-indonesia-penyebab-
2015. http://www.kompasiana.com/achmadsiddikthoha/menelusuri-kabut-asap-
2015.
- www.dephut.go.id/uploads/files/45_04.pdf. 8 September 2015.