Anda di halaman 1dari 11

PENYAKIT AKIBAT PENYELAMAN A. Akibat Penyelaman 1. Barotrauma a.

Definisi : Kerusakan jaringan akibat ketidakseimbangan tekanan pada

rongga tubuh dengan jaringan tubuh. Berlaku Hukum Boyle Bila temperature konstan, volume gas berbanding terbalik dengan tekanan. b. Mekanisme : penyelam turun, tekanan air naik selisih antara tekanan

jaringan (= tekanan air) dengan tekanan rongga udara naik tekanan air (= tek. Jaringan) naik tekanan yang cukup besar dari jaringan ke rongga udara bila udara tidak dapat masuk ke rongga udara untuk menyamakan tekanan jaringan dipaksa masuk ke rongga udara akan terjadi barotrauma pembengkakan jaringan yang melapisi rongga udara tersebut dan nyeri yang hebat perdarahan dan berkurangnya rasa sakit. c. Gejala klinis B. telinga : nyeri, perdarahan (kadang disekitar hidung dan mulut), gangguan pendengaran, tinnitus B. sinus B. gigi B. wajah : pembengkakan (khususnya bawah mata), hemoragi konjungtiva, prostusi mata B. kulit : garis-garis hiperemis sesuai lipatan pakaian : kepala atau mata terasa besar, dyspnea dan rasa : nyeri pada rongga sinus, epistaksis

B. kepala & badan

tertekan pada dada, oedema, hemoragi pada organ yang terkena berotrauma B. intestinal B. paru : kembung, flatus, kolik

: gejala seperti penumothorax

d.

Tatalaksana Sesuai organ yang terkena

e.

Pencegahan Naik dan turun perlahan Alat yang sesuai ukuran tubuh (ergonomis) Hindari penyelaman jika ada faktor resiko

2. Penyakit Dekompresi a. Definisi : penyakit akibat dekompresi yang cepat (naik). Berlaku

Hukum Henry Banyaknya gas terlarut dalam cairan sebanding dengan tekanan gas tersebut diatas cairan. Lebih banyak terjadi pada waktu 6 jam. b. Mekanisme : Dekompresi terlalu cepat N2 tidak dapat dikembalikan ke

darah dari jaringan dengan cepat dan teratur gelembung dalam jaringan c. Gejala klinis Dahulu, dibagi menjadi 2 tipe : Tipe 1 nyeri persendian dan otot-otot sekitarnya dan gejala lain (pusing, lelah, gatal kulit) Tipe 2 SSP, paru, jantung Sekarang Persendian (Bends) awalnya rasa tidak enak dan kaku rasa nyeri hebat SSP tergantung daerah yang terkena (cerebrum, cerebellum, tulang belakang) hemiplegic, hilangnya koordinasi, sakit pinggang, penglihatan kabur, dll GIT mual, nafsu makan menurun, muntah, diare, kejang usus, BAB berdarah (berat) Jantung dan paru sesak nafas, nyeri dada, batuk (chokes) Kulit gatal-gatal, bercak kebiruan (serius)

Darah

(Bends

shock)

hiperkoagulasi,

hemokonsentrasi,

hiperagregasi trombosit

d. Tatalaksana Tindakan pertama Oksigenasi untuk pasien tidak sadar Rekompresi penyelaman kembali ke kedalaman semula (pasien sadar) dan chamber (golden period < 6 jam) Medikamentosa infuse RL, kortikosteroid, antiagregasi trombosit

e. Pencegahan Paham table dan teknik dekompresi Kondisi fisik, alat harus baik Paham prosedur

3. Dysbaric osteonecrosis a. Definisi : penyakit dekompresi tipe lambat pada tulang panjang

(extremitas). Bersifat kronik. b. Mekanisme : aliran darah ke salah satu bagian sumsum tulang terhalang oleh

gelembung N2 hipoksia dan bisa mati bila terdapat dibawah permukaan sendi (terutama sendi paha, bahu) arthritis dan terbatasnya pergerakan sendi. c. Gejala klinis Dua tempat lesi utama Dekat permukaan sendi nyeri dan kekakuan sehingga terjadi limitasi gerakan, biasanya terjadi pada sendi penopang (paha, lutut, bahu) Kepala, leher, tangkai tulang asimptomatik, biasanya mengenai tulang panjang (paha dan lengan atas) d. Tatalaksana Konservatif tirah baring, mengurangi aktivitas Operatif penggantian dengan sendi buatan

e. Pencegahan Pemeriksaan berkala (rontgen tulang panjang)

B. Akibat Gas 1. Narkosis Nitrogen a. Definisi : kenaikan tekanan parsial dari gas yang inaktif dalam

metabolisme. Biasanya terjadi pada penyelam yang menggunakan udara dan kedalaman 30 m. b. Mekanisme : proses belum diketahui pasti

c. Gejala klinis : beratnya gejala dan kedalaman dimana pengaruh mulai terasa berbeda setiap orang. Berdasarkan pengamatan : 10-30 m ggn. Ringan pelaksanaan tugas 30-50 m euphoria 50 m mengantuk, halusinasi 50-70 m banyak bicara, rasa ngeri (teror), dizziness (pusing), tertawa tidak terkontrol 70 m kemampuan daya tangkap menurun 70-90 m konsentrasi memburuk, kurangnya pergerakan, hilang ingatan > 90 m halusinasi dan ketidaksadaran sampai meninggal

d. Tatalaksana Penurunan ambang tekanan (Ascent) naik ke permukaan air Menambahkan gas yang kurang berpengaruh narcosis (He)

e. Pencegahan Hindari minum alcohol Kenali gejala Naik ke beberapa meter sampai gejala hilang Hindari menyelam pada kedalaman tersebut

2. Intoksikasi Oksigen a. Definisi : akibat kenaikan tekana parsial oksigen dalam darah di

permukaan laut. Faktor resiko (pekerja hyperbaric chamber, close sirkuit) tergantung lama menghisap, kepekaan seseirang dan tekanan parsial oksigen. b. Gejala klinis AKUT (> 0,2 ATA) Efek dari Paul Bert cepat mempengaruhi otak teori : hambatan pada enzim yang dibutuhkan untuk reaksi biokimiawi otak Kejang, mual, muntah, pusing, getaran bibir dan otot, halusinasi, kebingungan KRONIK (> 0,8 ATA) Efek Lorraine-smith Tenggorokan gatal (seperti influenza) Batuk Nafas pendek Rasa pedih dibelakang tulang dada Rasa sakit bertambah dengan pernafasan

c. Tatalaksana AKUT Lepaskan masker oksigen Naik ke permukaan perlahan KRONIK Pengobatan tidak khas Hidrokortison dan bronkodilator Penurunan tekanan parsial oksigen

d. Pencegahan AKUT Bernafas dengan udara secara periodic dan mengurangi aktivitas

Hiperventilasi Batas penyelaman maksimal dengan oksigen 100% 10 m, pada ruang rekompresi 20 m

KRONIK Idem Pengukuran fungsi vital paru (vitalograf)

3. Intoksikasi CO2 a. Definisi : terkumpulnya gas karbondioksida dalam tubuh dalam

jumlah tertentu akibat kerusakan sistem penyerap CO2, kesalahan bentuk peralatan, kekeliruan pemasangan, tight wetsuit, kontaminasi udara pada SCUBA atau karena kerusakan regulator. b. Gejala klinis Sakit kepala berdenyut daerah dahi Nafas pendek, cepat, dalam Muka merah dan berkeringat Kepala terasa ringan, tremor/kejang Hilangnya kesadaran-kematian

c. Tatalaksana Disarankan menghentikan aktivitas otot, naik ke permukaan Masker oksigen 100% Hyperbaric chamber Antikonvulsan (bila kejang)

d. Pencegahan Monitor kadar CO2 Hindari kerja fisik yang berat Memelihara batas aman (30 m/4 ATA) Perhatikan zat kimia penyerap dalam alat selam Ventilasi memadai dari helm

4. Intoksikasi CO a. Definisi : biasanya terjadi pada peselam dengan kompresor

konvensional pengikatan Hb dengan CO 200 x lebih besar daripada O2 hipoksia jaringan. b. Gejala klinis Hipoksia progresif Pengaruh tergantung kadar, kecepatan nafas dan lamanya CO dihirup sakit kepala, pusing, nafas pendek, mental kacau, muntah, penurunan kesadaran, meninggal c. Tatalaksana Singkirkan gas tercemar secepatnya Masker Oksigen 100% Hyperbaric chamber (3 ATA banyak Oksigen terlarut secara fisik) memenuhi kebutuhan jaringan dan cepat menghilangkan ikatan HbCO Hb normal yang mengikat Oksigen d. Pencegahan Penggunaan kompresor yang aman

5. Hipoksia a. Definisi : kekurangan oksigen akibat gas pernafasan kurang

oksigen, kerusakan alat, tenggelam (hambatan saluran nafas), kerusakan paruparu, sumbatan pembuluh darah akibat gelembung udara atau karena keracunan CO. b. Gejala klinis Gejala akan terlihat bila kadar oksigen arteri <50 mmHg Kelelahan, sakit kepala, penglihatan ganda, peningkatan RR, warna kebiruan bibir dan jari-jari, kejang/kekakuan rahang, kematian c. Tatalaksana

Koreksi penyebab ABC Oksigen 100%

d. Pencegahan Jangan tahan nafas yang dalam dan lama Dilarang hiperventilasi sebelum penyelaman tahan nafas Alat dalam keadaan baik Patuhi prosedur Gunakan jaket pelampung

6. Sindroma Neurologi akibat Tekanan Tinggi a. Definisi : kumpulan gejala kompleks yang terjadi pada kedalaman

>130 m dan penyelam bernafas campuran Helium-oksigen >300 m pengaruh langsung tekanan pada sel-sel otak atau efek toksik Helium pada tekanan yang amat tinggi gejala berat (pelaksanaan tugas terganggu, gangguan ingatan dan kesadaran). b. Gejala klinis Getaran otot (tremor) yang tidak terkendali, kesukaran koordinasi gerakan Tekanan bertambah kekacauan mental, mengantuk, disorientasi, penurunan kesadaran, kematian Tremor (lebih banyak pada jari-jari tangan dan lengan)

c. Tatalaksana Nitrogen Hydrogen

d. Pencegahan Pengaruh HPNS akan berkurang dengan makin terbiasanya penyelaman dalam kedalaman tertentu.

C. Akibat Lingkungan Air 1. Gigitan Binatang Laut a. Hiu b. Blue Ringed Octopus c. Ular Laut

2. Sengatan Binatang Laut a. Sea Wasp/Chinorex fleckeri b. Kerang racun c. Stonefish

3. Hipotermia a. Definisi b. Gejala klinis Gejala lokal Dingin pada ujung jari kaki dan tangan Kekuatan menggenggam menurun Timbul sakit dan baal dari tangan dan kaki Gejala sistemik Vasokonstriksi pembuluh darah Tekanan darah naik, peningkatan cardiac output Berlanjut metabolic rate menurun, cardiac output menurun penurunan kesadaran c. Tatalaksana Ganti pakaian kering Selimut dan minum hangat Tidak sadar? infuse NaCl : kehilangan panas tubuh lebih besar dari yang dihasilkan.

d. Pencegahan Pakaian pelindung (wet/dry suit)

Peningkatan jaringan lemak subkutan (makanan bergizi) Mengurangi latian dalam air Adaptasi

4. Nyaris Tenggelam a. Definisi : situasi yang menyebabkan terhisapnya air masuk ke

dalam paru-paru (aspirasi). Akibatnya menyebabkan ketidaksadaran penyelam (hipoksia jaringan, asidosis darah, hemokonsentrasi, edema paru). b. Gejala klinis Tergantung beratnya nyaris tenggelam tersebut Ringan : batuk Berat : buih keluar dari tenggorokan, sering tidak nafas, nadi tidak teraba c. Tatalaksana Secepatnya bawa korban ke permukaan Resusitasi

d. Pencegahan Peningkatan teknik berenang dan menyelam Peningkatan pengetahuan cara resusitasi Jaket pelampung

5. Penyakit Infeksi Infeksi a. Akibat langsung penyelaman b. Sudah ada diperberat oleh penyelaman Penyakitnya antara lain : Tinea pedis Tinea versikolor Otitis eksterna

Referensi :

Otitis media Luka kena karang Swimmer itch Granuloma kolam renang Erysipeloid Meningitis amubika/ensefalitis Leptospirosis, dll.

1) Pengantar Ilmu Kesehatan Penyelaman, PKHI 2) Hyperbaric consultant, dr. Erick SUponda (internet)

Anda mungkin juga menyukai