Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS JURNAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun oleh:

Asri Sartika Putri Suhada (032016046)

Elis Rohaeti (032016047)

Vinolia Cantika Amaliyana (032016048)

Hendar Muhammad Al-Faiz (032016049)

Sintia Mustopa (032016050)

Rai Rendra Mahardika (032016052)

Utari Ayunda Oktariani (032016053)

Fakhri Agustyosa (032016054)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Atas karunia Allah SWT akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Analisis Jurnal”

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari keterbatasan kemampuan baik


dalam pengalaman maupun pengetahuan serta waktu yang tersedia sehingga kami
yakin dalam penyajian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Namun
demikian kami telah berusaha secara maksimal dengan melaksanakan kelompok
belajar.

Harapan kami semoga hasil yang telah dicapai dalam makalah ini dapat
bermanfaat.Untuk penyempurnaan penulisan, diharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan selanjutnya.

Bandung, Oktober 2018

(Kelompok 2)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
BAB II ANALISIS JURNAL..................................................................................5
A. Jurnal 1..........................................................................................................5
B. Jurnal 2..........................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................7
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................8
A. KESIMPULAN.............................................................................................8
B. SARAN.........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus


akibat inflamasi pada ruang subarachnoid yang dibuktikan dengan pleositosis
cairan serebrospinalis (CSS). Meningitis dapat terjadi akut, subakut atau kronis
tergantung etiologi dan pengobatan awal yang tepat. Meningitis akut terjadi
dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari, yang disebabkan oleh bakteri,
virus, non infeksi. Meningitis adalah infeksi atau radang selaput otak (meninges)
tepatnya infeksi pia-arachnoid dan cairan selebrospinal diruang subaraknoid. (Dito
Anurogo, 2014).

Meningitis merupakan masalah kesehatan universal dan kondisi gawat


darurat medis pada anak yang berpotensi tinggi terjadi morbiditas dan mortalitas.
Angka kematian meningitis sebesar 152.000 jiwa tiap tahun, dari 7,6 juta jiwa
kematian anak usia dibawah 5 tahun (Bamberger, 2010; Afroze dkk., 2014;
Ibrahim dkk., 2011; Konstantinidis dkk ., 2014).

Menurut Worl Health Organization (WHO), angka kematian meningitis


pada neonatus dan anak masih tinggi sekitar 1,8 juta pertahun. Meningitis
bakterial berada pada urutan 10 teratas penyebab kematian akibat infeksi di
seluruh dunia dan menjadi salah satu infeksi yang paling berbahaya pada
anak. Anti mikroba dan vaksin telah tersedia, tetapi penyakit ini masih
menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada anak. Angka
mortalitas meningitis sebesar 25-50% sedangkan angka morbiditas sebesar 25-
45%. Insidens meningitis bacterial pada anak di Afrika Selatan diperkirakan
sebesar 4/100.000, dengan insiden tertinggi pada usia kurang dari 1 tahun
sebesar 40/100.000 (Airede, 2012; Boyles dkk., 2013; Mago dkk., 2012).

3
Penatalaksanaan pengobatan meningitis meliputi Antibiotik untuk
menghentikan perkembangan bakteri, kultur darah dan CSS, Antimikroba :
penisilin, ampisilin, klorampenikol, sefalosporin, Antibiotic lain digunakan bila
diketahui turunan jenis bakteri resisten, dipertahankan antibiotic pada dosis tinggi
yang tepat, atasi dehidrasi, diazepam atau fenitoin diberikan : bila kejang, diuretik
osmotic (manitol) untuk atasi edema serebral (April Ariani, Tutu. 2012).

Dengan ini, pentingnya kita mengetahui jenis intervensi ini untuk


mengembangkan intervensi keperawatan lain terutama untuk penyakit meningitis.

4
BAB II

ANALISIS JURNAL

A. Jurnal 1
Judul Jurnal : Evaluasi Kesesuaian Antibiotik Definitif Terhadap Clinical
Outcome Pada Pasien Anak Dengan Meningitis Bakterial Di
Bangsal Rawat Inap Rumas Sakit Umum Pusat.
Peneliti Jurnal : Wihda Yanuar
Ika Puspitasari
Titik Nuryastuti
Sumber : Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta.
Tahun : September 2016
Telaah :
Problem Pasien anak dengan meningitis bakterial di bangsal rawat inap
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Intervension -
Comparison -
Outcome Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik
definitive 63,33% sesuai dengan hasil uji kultur dan sensitivitas
antibiotik. Clinical outcome penggunaan antibiotik definitif
sesuai dengan hasil uji kultur dan sensitivitas 100% (19 pasien)
membaik. Antibiogram pada pasien anak dengan meningitis
bakterial di RSUP Dr. Sardjito adalah: pola bakteri Gram positif
sebesar 63,33% dan bakteri Gram negatif 36,67%, dimana
antibiotik yang memliki sensitivitas tinggi terhadap bakteri
Gram positif adalah vankomisin 89% dan siprofloksasin 83%
sedangkan untuk bakteri Gram negatif adalah meropenem 100%
dan amikasin 83%.
Type of Study Penelitian ini dilakukan dengan rancangan deskriptif
observasional dengan pengumpulan data secara retrospektif
terhadap rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi

5
dan eksklusi.

B. Jurnal 2
Judul Jurnal : Potensi Ekstrak Daun Sage (Salvia officinalis.L) sebagai anti
Streptococcus suis Penyebab Zoonotik Meningitis.
Peneliti Jurnal : Mitra Slipranata
Fajar Budi Lestari
Novra Arya Sandi
Siti Isrina Oktavia Salasia
Sumber : Jurnal Sain Veteriner
Tahun : Desember 2016
Telaah :
Problem Fenomena resistensi mikrobia terhadap suatu antibiotik atau
beberapa jenis antibiotika tertentu (multidrugs resistance)
sangat menyulitkan proses pengobatan, salah satunya adalah
Streptococcus suis (S. suis) yang menjadi penyebab meningitis
pada hewan maupun manusia.
Intervension -
Comparison -
Outcome Hasil dari penelititan ini diperoleh minimum inhibitory
concentrations (MICs) dan minimum sage diketahui berpotensi
menghambat pertumbuhan S. suis.
Type of Study Metode dalam penelitian ini melalui dua tahap uji dilusi dan uji
difusi pada Mueller Hinton Agar (MHA).

BAB III

PEMBAHASAN

6
Berdasarkan studi literatur dari kedua jurnal ini didapatkan bahwa
pengobatan pada pasien meningitis yang pertama menggunakan antibiotik
definitif yang digunakan adalah Sefalosporin generasi ke III, yaitu sefotaksim,
seftriakson dan seftazidim, kedua menggunakan ekstrak daun sage yang
dilaporkan memiliki efek antibakterial dan fungisidal, virustatik dan astrigensia

Perbedaan dari kedua jurnal ini adalah pada jurnal pertama yaitu antibiotik
yang digunakan adalah sefalosporin generasi ke III sedangkan pada jurnal kedua
yaitu ekstrak daun sage dapat menjadi antibiotik alternatif yang diharapkan dapat
membantu mengatasi infeksi oleh S. suis.

Kekurangan dari penelitian pada jurnal pertama adalah penelitiannya


hanya untuk mengetahui kesesuaian penggunaan antibiotic definitif terhadap
cinical outcome pasien anak dengan meningitis bakterial di bangsal rawat inap
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta serta gambaran antibiogramnya, sedangkan pada
jurnal kedua kekurangan nya adalah uji coba ekstrak daun sage tidak di uji
cobakan pada manusia secara langsung jadi tidak didapatkan keefektifan ekstra
daun sage ini seperti apa hasil nya walaupun di jurnal dikatakan ekstrak daun sage
ini berpotensi menghambat pertumbuhan S. suis.

7
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Penggunaan antibiotic definitif yang sesuai dengan hasil uji sensitivitas
antibiotik 100% (19 pasien) membaik dan yang tidak sesuai dengan hasil
sensitivitas 100 % (11 pasien) membaik. Sedangkan untuk aktifitas
antibakterial dari ekstrak daun sage disebabkan adanya kandungan
beberapa senyawa aktif khususnya golongan polifenol dengan efek
bervariasi dan tergantung pada solven, metode ekstraksi serta konsentrasi
ekstrak. Penggunaan antibiotik alternatif dari daun sage diharapkan dapat
membantu mengatasi infeksi oleh S. suis sekaligus langkah awal untuk
pengembangan antibiotika alternatif.

B. SARAN
Menurut kelompok kami perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
ekstrak daun sage (salvia officinalis.l) sebagai anti streptococcus suis
penyebab zoonotik meningitis dikarenakan belum ada uji coba untuk
keefektifan ekstrak daun sage pada manusia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anurogo, Dito, dkk. 2014. 45 Penyakit Dan Gangguan Saraf. Yogyakarta :


Publishing.

April Ariani, Tutu. 2012. Sistem Neuro Behaviour. Jakarta : Salemba Medika

Mitra Slipranata, dkk. 2016. Potensi Ekstrak Daun Sage (Salvia officinalis.L)
sebagai anti Streptococcus suis Penyebab Zoonotik Meningitis.Yogyakarta:
Jurnal Sain Veteriner 34 (2).

Wihda Yanuar, dkk. 2016. Evaluasi Kesesuaian Antibiotik Definitif Terhadap


Clinical Outcome Pada Pasien Anak Dengan Meningitis Bakterial Di
Bangsal Rawat Inap Rumas Sakit Umum Pusat. Yogyakarta: Jurnal
Manajemen dan Pelayanan Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Volume 6 Nomor 3.

Anda mungkin juga menyukai