3. manifestasi klinis
4. komplikasi
D. penatalaksanaan medis
E. Diagnosa keperawatan
1. Resiko terjadi distres pernafasan pada bayi b.d distosia kala II
2. Resiko trauma pada bayi dan jalan lahir b.d molase atau penyusupan
yang berlebihan sekunder terhadap tindakan vacum atau vorcep
ekstraksi
3. Resiko terjadi perdarahan pada kala III b.d plasenta belum lahir dan
perineum ruptur grade IV (Wagiyo, dkk, 2016)
POSTNATAL
2. Proses penyakit
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini
dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi
terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik
hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-
pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan
terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta
lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera
post partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk
ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin.
Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah
timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5
mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan
desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-
sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
3. Manifestasi klinis
4. Komplikasi
D. Penatalaksanaan medis
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke-2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
E. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dgn terputusnya kontinuitas jaringan
2. Potensial kekurangan volume cairan
3. Retensi urine
4. Konstipasi
5. Gangguan rasa nyaman : nyeri
6. Intoleransi aktifitas
7. Gangguan konsep diri
8. Kurangnya perawatan diri
9. Gg laktasi
10. Resiko infeksi b/d terdapat luka di perineum dan luka di uterus bekas
pelepasan plasenta
11. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan,kontraksi
uterus, distensi abdomen,luka episiotomi
12. Ketidakefektifan proses menyusui berhubungan dengan, belum
berpengalaman menyusui,pembengkakan payudara,lecet putting
susu,kurangnya produksi ASI.
13. Gangguan eliminasi BAK berhubungan dengan distensi kandung
kemih, perubahan-perubahan jumlah / frekuensi berkemih.
14. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
penurunan sistemkekebalan tubuh.
15. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebih (perdarahan)
16. Gangguan istirahat / perubahan pola istirahat tidur berhubungan
dengan kecemasan hospitalisasi, waktu perawatan bayi.