Disusun oleh
S1 KEPERAWATAN
2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Penyakit Karsinoma
Paru (Kanker Paru).
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Sistem
Kardiovaskuler dapat bermanfaat untuk pembaca dan dapat memberikan
inspirasi bagi pembacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
C. Etiologi ......................................................................................................... 8
D. Patofisiologi ................................................................................................. 8
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebih dari 90% tumor paru-paru primer merupakan tumor ganas,
dan sekitar 95% tumor ganas ini termasuk karsinoma bronkhogenik.
Bilamana kita menyebut kanker paru-paru maka yang dimaksudkan adalah
karsinoma bronkhogenik, karena kebanyakan tumor ganas primer dari
sistm pernafasan bagian bawah bersifat epitelial dan berasal dari
percabangan bronkus. Meskipun pernah dianggap sebagai suatu bentuk
keganasan yang jarang tetjadi insiden kanker paru-paru di negara industri
telah meningkat sampai tahap epidemik sejak 1930. Sebagian statistik
yang mengejutkan itu disebutkan pada bagian awal dari bagian ini. Kanker
sekarang ini telah terjadi sebab utama dari kematian akibat kanker pada
pria maupun wanita. Insiden tertinggi terjadi pada usia antara 55-65 tahun.
Peningkatan ini dipercaya ada hubungannya dengan makin tingginya
kebiasaan merokok sigaret yang sebenarnya sebagian besar dapat dihindari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kanker paru (Karsinoma Bronkhogenik)?
2. Apa saja faktor predisposisi pada kanker paru?
3. Bagaimana etiologi penyakit kanker paru?
4. Bagaimana patofisiologi kanker paru?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik kanker paru?
6. Bagaimana cara pengobatan penyakit kanker paru?
7. Bagaimana rencana intervensi dengan penyakit kanker paru?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi kanker paru.
2. Mengetahui faktor predisposisi kanker paru.
1
2
3
4
STADIUM TNM
Karsinoma tersembunyi Tx, N0, M0
Stadium 0 Tis, N0, M0
Stadium IA T1, N0, M0
Stadium IB T2, N0, M0
Stadium IIA T1, N1, M0
Stadium IIB T2, N1, M0
T3, N0, M0
5
Keterangan :
yang normal.
subkarina.
2010).
B. Faktor Predisposisi
1. Merokok
Kanker paru beresiko 10 kali lebih tingi dialami perokok berat
dibandingkat dengan yang buakn perokok. Peningkatan faktor resiko ini
berkaitan dengan riwayat jumlah merokok dalam tahun (jumlah bungkus
rokok yang digunakan setip hari kali jumlah tahun merokok) serta faktor
7
Terdapat juga bukti bahwa anggota keluarga dari penderita kanker paru
memiliki resiko yang lebih besar mengalami penyakit yang sama.
Walaupun demikian masih belum diketahui dengan pasti apalah ini benar-
benar herediter atau faktor-faktor familial.
C. Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari karsinoma bronkhogenik belum
diketahui, tetapi ada tiga faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam
peningkatan insiden penyakit ini : merokok, bahaya industri, dan polusi
udara. Dari faktor-faktor ini merokok agaknya memegang peranan yang
paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus (Carr dan Hoile, 1988)
banyak bukti statistik yang menunjukan adanya hubungan antara perokok
berat dengan timbulnya kanker paru-paru.
Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa pada orang-orang yang tidak
merokok tetapi menghisap asap dari orang lain, resiko untuk terkena
kanker paru-paru meningkat dua kali.
D. Patofisiologi
Meski ada beberapa jenis kanker paru, kanker bronkogenik (terjadi
di bronkus) merupakan jumlah yang terbanyak, yakni mencapai 95% kasus.
Pertumbuhan sel kanker diawali dengan munculnya tumor akibat
perubahan epitel yang mengalami metaplasia, hyperplasia, dan dysplasia.
Kebanyakan hal ini terjadi akibat penumpukan zat karsinogenik yang
berasal dari asap rokok atau limbah udara lainnya yang terakumulasi
dalam waktu lama. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia,
hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi
pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Tumor nantinya akan cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar
getah bening hilus, dinding dada, dan mediastinum. Penderita awalnya
akan mengalami batuk-batuk yang disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya iritasi dan ulcerasi, pneumoni, atau pembentukan abses akibat
obtruksi dan infeksi skunder. Obstruksi bronkus yang timbul
9
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Radiologi
Nodula soliter terbatas yang disebut coin lesion pada radiogram
dada sangat penting dan mungkin petunjuk awal untuk mendeteksi adanya
karsinoma bronkhogenik meskipun dapat juga ditemukan pada banyak
keadaan lainnya. Penggunaan CT scan mungkin dapat memberikan
bantuan lebih lanjut dalam membedakan lesi lesi yang dicurigai.
2. Bronkhoskopi
Yang disertai biopsi adalah teknik yang paling baik dalam
mendiagnosis karsinoma sel skuamosa yang biasanya terletak didaerah
sentral paru. Pelaksanaan bronkhoskopi yang paling sering adalah
menggunakan bronkhoskopi serat optik. Tindakan ini bertujuan sebagai
tindakan diagnostik, caranya dengan mengambil sampel langsung ke
tempat lesi untuk dilakukan pemeriksaan sitologi.
3. Sitologi
Biopsi kelenjar skalenus adalah cara terbaik untuk mendiagnosis
sel-sel kanker yang tidak terjangkau oleh bronkhoskopi. Pemeriksaan
sitologi sputum, bilasan bronkhus, dan periksaan cairan pleura juga
memainkan peranan penting dalam menegakkan diagnostik kanker paru.
Pemeriksaan histologi dan penetapan stadium penyakit sangat
penting untuk menentukan prognosis dan rencara pengobatan. Penentuan
stadium kanker paru terbagi dua, yakni penmbagian stadium dari segi
anatomis untuk menentukan luasnya penyebaran tumor dan
10
G. Rencana Intervensi
Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran
udara ke alveoli atau kebagian utama paru dan perubahan membran
alveoli kapiler (atelektasis, edema paru, evusi, dan sekresi berlebihan,
perdarahan aktif)
Tujuan : dalam waktu 1 24 jam pertukaran gas kembali efektif
12
Kriteria : TTV dalam batas normal GDA berada daalam batas normal
menunjukan ventilasi yang adekuat, oksigenasi adekuat, dan perbaikan distress
pernapasan.
Rencana Intervensi Rasional
Catat frekuensi dan kedalaman Takipnea dan dispnea menyertai obstruksi
napas, penggunaan otot bantu dan paru.
napas bibir. Auskultasi paru untuk
penurunan bunyi napas dan
adanya bunyi tambahan krekels.
Observasi perkusi daerah akral Area yang tak terventilasi dapat
dan sianosis (daun telinga, bibir, diidentifikasikan dengan tak adanya bunyi
lidah, dan membran lidah). napas . menunjukan hipoksemia sistematis.
Lakukan tindakan untuk
memperbaiki jalan napas.
Tinggikan kepala /tempat tidur Jalan napas lengket/kolaps menurunkan
sesuai dengan kebutuhan. jumlah alveoli yang berfungsi secara
negatif memengaruhi pertukaran gas.
Meningkatkan ekspansi dada maksimal
sehingga mulai bernapas meningkatkan
kenyamanan klien.
Kaji tingkat kesadaran. Hipoksemia sistematik dapat ditunjukan
pertama kali oleh gelisah dan rangsang
disertai penurunan kesadaran
Kaji toleransi aktivitas. Hipoksemia menurunkan kemampuan
untuk berpartisipasi dalam aktivitas tanpa
dispnea berat, takikardia, dan distrimia.
Kolaborasi: Hipoksemia ada dalam berbagai derajat
Awasi seri GDA tergantung pada jumlah obstruksi jalan
Berikan oksigen dengan metode napas.
yang tepat. Memaksimalkan sediaan oksigen untuk
13
pertukaran gas.
Nyeri akut yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura dan dinding
dada
Tujuan : dalam waktu 1 24 jam nyeri berkurang atau teradaptasi
kriteria : TTV dalam batas normal, secara subjektif klien menyatakan nyeri
berkurang, klien tampak rileks, klien dapat tidur, dan berpartisipasi dalam
aktivitas.
Rencana intervensi Rasional
Kaji nyeri klien secara PQRST Membantu dalam menentukan status
nyeri klien dan menjadi data dasar untuk
intervensi dan monitoring keberhasilan
intervensi.
Lakukan manajemen nyeri sesuai Meningkatkan rasa nyaman dengan
skala nyeri: mengurangi sensasi tekan pada area yang
1. Atur posisi fisiologis sakit.
2. Ajarkan teknik relaksasi Hipoksemia lokal dapat menyebabkan
seperti napas dalam pada saat rasa nyeri dan peningkatan suplai
rasa nyeri datang oksigen pada area nyeri dapat membantu
menurunkan rasa nyeri.
3. Ajarkan metode distraksi. Pengalihan rasa nyeri dengan cara
distraksi dapat meningkatkan respon
pengeluaran endorfin untuk memutus
reseptor rasa nyeri.
4. Beri manajemen sentuhan Meningkatkan respon aliran darah pada
berupa pemijatan ringan pada area nyeri dan merupakan salah satu
area sekitar nyeri. metode pengalihan perhatian.
5. Beri kompres hangat pada Meningkatkan respon aliran darah pada
area nyeri area nyeri.
14
A. Kesimpulan
Kanker paru merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh
pertumbuhan sel yang tidak normal pada jaringan paru-paru, dan penyakit
ini memerlukan penanganan dan tindakan yang tepat. Kanker paru
(karsinoma Bronkhogenik) terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel besar
dan karsinoma sel kecil. Karsinoma Bronkhogenik dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yakni merokok, polusi udara dan limbah industri.
B. Saran
Semoga dengan adanya informasi mengenai bahaya merokok, bahaya dari
polusi udara, dan industri bagi kesehatan semua orang dapat
memperhatikan gaya hidup nya. Dan setelah mengetahui bahwa faktor
utama dari penyakit karsinoma paru adalah perokok, perokok pasif
maupun aktif, semua orang dapat menghindari rokok.
15
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan gangguan
Sistem Pernapasan. Salemba Medika. Jakarta
Guyton, Arthur. 2013. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC.
Jakarta
Kowalak, Jennifer P. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. EGC. Jakarta
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta
Nadianinuneno. 2013. Penyebab, Klasifikasi, Stadium CA Paru. [online]
Tersedia : https://www.scribd.com/document/192865592/Penyebab-
Klasifikasi Stadium-CA-Paru di akses 26 September 2017