Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH CASE ANALISYS METHOD

KASUS ENDOKARDITIS

Disusun Oleh :
Fitria Kanda Putri
Mayang Arlita Afandi
Hanifa Nur Afifa
Elis Rohaeti
Anggy Agustina Rahayu
Sintia Mustopa
Astri Nurul Siti Patimah
Syarah Mujahidah

S1 KEPERAWATAN

STIkes’Aisyiyah Bandung

Jln. KH Ahmad Dahlan ( Jln Banteng) No.6 Bandung

Tlpn. (022) 7312423 . Fax (022) 7305269

Tahun Ajaran 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya pulalah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik yang
berjudul Sistem Pernapasan.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini pada masa yang
akan datang. Demikian semoga dengan adanya penulisan makalah ini bermanfaat
bagi kami khususnya dan pembaca umumnya.

Bandung, 31 Oktober 2017

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ................................................................................................ 3
A. Definisi Endokarditis ................................................................................... 3
B. Etiologi Dan Faktor Resiko.......................................................................... 4
C. Patofisiologi ................................................................................................. 5
D. Tanda Dan Gejala ......................................................................................... 6
E. Prosedur Diagnostik ..................................................................................... 7
F. Farmakoterapeutik dan Rasional Pemilihan Obat ........................................ 8
G. Data Normal dan Abnormal dari Kasus Sistem Respirasi dan
Kardiovaskuler .................................................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................... 9
ANALISA KASUS ................................................................................................. 9
Kasus Gangguan Kardiovaskuler: Endokarditis .............................................. 9
A. Asuhan Keperawatan pada Tuan R pada Kasus Gangguan Sistem
Kardiovaskuler: Endokarditis ............................................................................ 10
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................... 17
5. Evaluasi ...................................................................................................... 24
BAB III ................................................................................................................. 26
PENUTUP ............................................................................................................. 26
1. KESIMPULAN .......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Endocarditis infeksiosa merupakan infeksi yang menimbulkan
vegetasi pada endokard. Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak
diobati.Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa terdapat pada defek
septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan
menghasilkan sindroma klinis yang serupa. (Harrison)
Endokarditis infeksi (endocarditis bacterial) adalah infeksi katup
dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.
Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilakoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.(KMB
VOL2).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari endokarditis ?
2. Bagaimana etiologi dan factor risiko dari asma endokarditis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari asma endokarditis ?
4. Apa saja tanda dan gejala endokarditis ?
5. Bagaimana prosedur diagnostik endokarditis?
6. Bagaimana farmakoterapetik dan rasional pemilihan obat dari
endokarditis ?
7. Bagaimana identifikasi data yang normal dan abnormal dari kasus
endokarditis ?
8. Bagaimana pengkajian dari kasus endokarditis ?
9. Bagaimana diagnosa keperawatan prioritas endokarditis ?
10. Bagaimana rancangan intervensi dan rasionalnya dari kasus
endokarditis ?
11. Bagaimana rancangan implementasi dari kasus endokarditis?

1
2

12. Bagaimana rancangan evaluasi (SOAP) dari kasus endokarditis ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari endokarditis
2. Mengetahui etiologi dan factor risiko dari endokarditis
3. Mengetahui patofisiologi dari endokarditis
4. Mengetahui tanda dan gejala endokarditis
5. Mengetahui prosedur diagnostik endokarditis
6. Mengetahui farmakoterapetik dan rasional pemilihan obat dari asma
endokarditis
7. Mengidentifikasi data yang normal dan abnormal dari kasus
endokarditis
8. Mendokumentasikan hasil pengkajian secara tepat
9. Mengetahui diagnosa keperawatan prioritas berdasarkan NANDA
10. Membuat rancangan intervensi dan rasionalnya
11. Membuat rancangan implementasi
12. Membuat rancangan evaluasi (SOAP)
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Endokarditis
Endocarditis infeksiosa merupakan infeksi yang menimbulkan
vegetasi pada endokard. Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak
diobati.Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa terdapat pada defek
septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan
menghasilkan sindroma klinis yang serupa. (Harrison)

Endokarditis infeksi (endocarditis bacterial) adalah infeksi katup


dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.
Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilakoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.(KMB
VOL2).

Endokarditis adalah peradangan pada katup dan permukaan endotel


jantung (Arif Muttaqin, 2009: 288).Endokarditis pertama kali ditemukan
oleh Rivera tahun 1946.Endokarditis dibagi menjadi dua, yaitu
endokarditis infektif dan endokarditis non infektif.Endokarditis bakterialis
ialah infeksi kuman yang menyerang katup jantung, endokardium dan
epitel pembuluh darah yang disebabkan oleh berbagai kuman dan beberapa
penyakit dasa (Ngastiyah, 2005).

Endokarditis infektif, salah satu infeksi yang paling serius, ditandai


oleh kolonisasi atau infasi katup jantung atau endocardium mural oleh
suatu mikroba yang menyebabkan terbentuknya vegetasi rapuh yang terdiri
dari organisme dan debris trombotik, sering kali disertai oleh kerusakan
jaringan jantung di bawahnya. Aota, kantung aneurisma, pembuluh darah
lain, dan alat prostetik juga dapat terinfeksi. Jamur, rickettsiae ( Q fever),

1
4

dan klamidia sesekali dapat menyebabkan infeksi ini, tetapi sebagian besar
kasus disebabkan oleh bakteri (endocarditis bakterialis). Diagnosis IE yang
cepat dan terapi efektif secara bermakna mengubah prognis bagi pasien.

B. Etiologi Dan Faktor Resiko


Etiologi Endokarditis

Endokarditis paling banyak disebabkan oleh Sterptococcus


viridans, yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian
atas. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen adalah
Staphylococus aureus, yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.
Penyebab lain adalah Streptococcus fecalis, yaitu bakteri gram yang
negatif aerob/anaerob, jamur, virus, Candida, Aspergillus dan Basil E.
coli.

Yang paling utama dari beberapa factor presdiposisi timbulnya


endocarditis adalah penyebaran mikroba ke dalam darah. Pintu masuk
kuman ke aliran darah mungkin adalah suatu infeksi ditempat lain yang
jelas, prosedur gigi atau bedah yang menyebabkan bakterimia transien,
penyuntikan bahan tercemar langsung ke dalam aliran darah oleh pemakai
narkitika intravena atau suatu sumber tersembunyi disaluran cerna, rongga
mulut atau cedera ringan. Pengenalan keadaan klinis dan anatomis yang
menyebabkan bakterinia memungkinkan dilakukannya pencegahan dengan
terapi antibiotic profilaksis.

Berdasarkan kasus yang menjadi etiologi Tn.R mengidap endocarditis


yaitu bakteri mikroorganisme Streptococcus yang diduga berasal dari
suntikan.

Factor resiko

Faktor Internal Faktor Eksternal

 Penyakit jantung rematik  Pemakaian obat


 Penyakit jantung bawaan imunosupresif sitostatika
5

 Katub jantung prostetik  Hemodialisis atau


 Penyakit jantung sklerotik Peritonial dialisis
 Post operasi jantung  Serosis hepatis
 Miokardiopati hipertrof  Diabetes mellitus
obstruksi  Penyakit ginjal
 Prolaps katub mitral  Lupus eritematosus
 Penyakit gout
 Penyalahgunaan narkotika
intravena

Berdasarkan kasus, yang menjadi factor resiko Tn.R mengidap


Endokarditis yaitu karena Tn.R seorang pemakai obat obat suntik dan
sering menggunakan jarum juga karena penyalahgunaan narkotika
intravena

C. Patofisiologi
Mikroorganisme masuk ke aliran darah melalui berbagai cara.
Setelah proses kolonisasi terjadi pada endotel, replikasi terjadi dan koloni
bakteri terbentuk diantara lapisan trombosit dan fibrin. Seiring dengan
koloni yang menajdi terjerat didalam lapisan serat fibrin dan trombosit,
koloni menjadi semakin kurang peka terhadap mekanisme pertahanan
tubuh. Bakteri menstimulasi sistem imun humoral untuk menghasilkan
antibody non-spesifik tetapi bakteri dilindungi oleh agregasi trombosit
fibrin. Vegetasi ini dapat membentuk bekuan yang berpindah ke organ
lain, membentuk suatu abses. Vegetasi dapat menyebabkan kerusakan
parah pada katup jantung dengan melakukan perforasi dan mengubah
struktur daaun katup. Perluasan bakteri dapat menginvasi aorta atau
pericardium. Jumlah kerusakan tergantung pada tipe dan virulensi
organism yang menyebabkan infeksi.
Banyak komplikasi yang dapat terjadi. Gagal jantung dapat terjadi sebagai
akibat kerusakan structural katup. Emboli arterial dapat terjadi akibat
6

vegetasi ini. Emboli sistemik dapat terjadi pada 30% - 40% klien dengan
endorkaditif infektif pada jantung kiri. Tempat yang umum mengalami
infark adalah ginjal, limfa, dan otak. Emboli paru juga terkait dengan
endokarditis infektif pada jantung kanan. Emboli dapat berjalan ke otak
dan menghasilkan manivestasi yang beragam. Kadang kala komplek imun
glomerulonefritis dapat terjadi. Fungsi ginjal biasanya kembali ke normal
setelah infeksi dapat dikendalikan.

D. Tanda Dan Gejala


Gambaran klinis awal pada endocarditis biasanya tidak spesifik dan
meliputi perasaan malaise (tidak enak badan), lemah, keletihan, penurunan
berat badan, anoreksia, keringat malam, menggigil, insufisiensi katup,
demam intermiten yang dapat muncul kembali selama berminggu-minggu.
Awitan yang lebih akut menyertai mikroorganisme dengan patogenisitas
yang tinggi, seperti S. Aureus. Endokarditis umumnya menimbulkan
bising regurgitan yang keras dank has untuk lesi jantung yang ada
dibaliknya. Bising jantung yang berubah mendadak atau terdengar bising
yang baru dalam keadaan demam merupakan tanda klasik endocarditis.

Tanda-tanda lain dapat meliputi splenomegaly; petekie pada kulit


(khususnya sering dijumpai pada badan bagian depan atas) dan mukosa
pipi, faring, serta konjungtiva; dan splinter haemorrhages yang terlihat
dibawah kuku.

Kadang-kadang endocarditis menimbulkan Nodus Osler (Lesi


subkutan yang nyeri tekan dan menonjol pada jari tangan atau jari kaki),
bercak Roth, (bercak pendarahan dengan bagian tengah berwarna putih
pada retina) dan Lesi Janeway (macula berwarna keunguan pada telapak
tangan atau telapak kaki).

Murmur terdapat pada 90% pasien dengan lesi di sisi kiri, tetapi
mungkin disebabkan kelainan jantung yang sudah ada sebelumnya yang
menjadi factor predisposisi endocarditis infektif.
7

Berdasarkan kasus yang menjadi tanda dan gejala Tn.R mengidap


penyakit endocarditis yaitu mudah lelah (malaise), demam, katup jantung
mengalami infeksi, sesak nafas, batuk-batuk, bunyi jantung murmur (+).

E. Prosedur Diagnostik
Tiga atau lebih kultur darah yang dibuat dalam periode 24 jam
hingga 48 jam (masing-masing dengan sampel yang diambil dari fungsi
vena yang berlebihan) dapat mengenali mikroorganisme penyebab
endocarditis pada hampir 90% pasien. Sampel untuk kultur darah harus
diambil dari tiga tempat yang berbeda dengan selang waktu antara fungsi
vena yang satu dan yang lain selama satu jam.

Sepuluh persen pasien lain dapat memberikan hasil kultur darah


yang negative dan keadaan ini mungkin menunjukkan infeksi fungus atau
infeksi yang sulit didiagnosis, seperti Haemophilus parainfluenzae.

Hasil uji labolatorium lain yang abnormal tetapi nonspesifik adalah :

a. Jumlah sel darah putih yang normal atau meninggi.


b. Jumlah histiosit (makrofag) yang abnormal.
c. Kenaikan laju endap darah.
d. Factor rheumatoid serum yang positif (pada sekitar separuh jumlah seluruh
pasien setelah endocarditis bertahan selama tiga hingga enam minggu).
e. Kerusakan katup yang dapat diketahui melalui ekokardiografi, khususnya
transesofageal.
f. Fibrilasi atrium dan aritmia lain yang menyertai penyakit katup jantung
dapat dikenali melalui pemeriksaan EKG.

Selain itu,diagnosis endocarditis infeksi dapat ditegakkan dengan


sempurna bila ditemukan kelainan katup, kelainan jantung bawaan dengan
murmur, fenomena emboli, demam, dan pembiakan darah yang positif.
Diagnosis dapat ditegakkan bila memenuhi kriteria di atas. Endocarditis
pasca bedah dapat diduga apabila terjadi pans, leukositosis, dan anemia
8

sesudah operasi kardiovaskular atau operasi pemasangan katup jantung


prostetik.

F. Farmakoterapeutik dan Rasional Pemilihan Obat


1. Farmakoterapeutik

Tujuan penanganan endokarditis adalah membunuh


mikroorganisme penyebab infeksi. Biasanya terapi lini-pertama
merupakan kombinasi penisilin dengan antibiotic golongan
aminoglikosida, biasanya gentamisin. Terapi anti mikroba harus segera
dimulai dan dilanjutkan selama empat hingga enam minggu. Pemilihan
antibiotic didasarkan pada hasil identifikasi mikroorganisme penyebab
infeksi dan hasil pemeriksaan sensitivitas. Sementara menunggu hasil-
hasul tersebut atau jika hasil pemeriksaan kultur darah negatif, terapi
antimikroba dpat dilakukan secara empiris berdasarkan kemungkinan
mikroorganisme yang menyebabkan infeksi.
Terapi suportif meliputi tirah baring, pemberian aspirin untuk
mengatasi demam serta pegal-pegal, dan asupan cairan yang cukup.
Kerusakan katup yang berat, khususnya insufisiensi aorta atau mitral,
memerlukan pembedahan korektif pada kasus gagal jantung yang resisten
terhadap pengobatan atau pada kasus yang memerlukan penggantian katup
yang terinfeksi.

2. Rasional Pemilihan Obat


Bakteri terletak didalam vegetasi, sulit untuk menempatkan
antibiotic tepat untuk bakteri. Antibiotic tidak dapat mencapai
mikroorganisme secara langsung karena katup tidak menerima suplai
darah, sehingga antibiotic harus mencapai vegetasi secara pasif. Penisilin
dan seftriakson dan gentamisin atau vankomisin biasanya digunakan. Oleh
karena terdapat strain bakteri yang resistan, antibiotic lain mungkin
dibutuhkan. Terapi biasanya diberikan melalui jalur intravena dan
diberikan dalam waktu empat sampai enam minggu. Antibiotic biasanya
9

dimulai dirumah sakit dan diteruskan dirumah jika situasi tempat tinggal
memungkinkan. Resiko endokarditis infektif akan berlanjut seumur hidup
klien dan terapi profilaksis untuk infeksi tersebut sangat dibutuhkan.

G. Data Normal dan Abnormal dari Kasus Sistem Respirasi dan


Kardiovaskuler
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Bunyi Jantung : Murmur (+) Bunyi Jantung : dullness


Tanda-tanda vital : Tanda-tanda Vital :
a. TD : 100/90 mmHg a. TD : 120/80 mmHg
b. HR : 100x/menit b. HR : 60-100x/menit
c. RR : 24x/menit c. RR : 14-20/menit
d. Suhu : 39c d. Suhu : 36,5 ˚ C-37,5 ˚C
Hasil Lab : Hasil Lab :
a. Hb : 11 mg/dl
a. Hb : 12,0 – 14,0 gr/dl
b. Hematokrit : 33%
b. Hematokrit : 40-50%
c. Leukosit : 17.000
c. Leukosit : 4400-11300/mm3
d. Trombosit : 170.000
d. Trombosit : 200.000-350.000/mm3
e. Kultur Darah : Positif Streptococcus
e. Kultur darah :

BAB III
ANALISA KASUS

Kasus Gangguan Kardiovaskuler: Endokarditis


Tn. R, 19 tahun, seorang pemuda lulusan SMA datang ke rumah sakit diantar
keluarganya karena demam ringan sejak lima hari, batuk-batuk, dan sesak napas.
Dari pengakuannya, diketahui dia memakai putaw dengan cara suntik sejak satu
tahun yang lalu. Sebelumnya, ia mengisap bahan berbahaya itu selama dua tahun.
10

Pengakuan itu sangat mengejutkan, sekaligus memukul perasaan keluarganya,


yang selama ini tidak menduga sama sekali bahwa anak laki satu-satunya itu
seorang pengguna putaw. Pada pemeriksaan awal tidak ditemukan kelainan pada
jantungnya. Baru tiga hari kemudian, pada pemeriksaan echo kardiografi,
ditemukan bahwa kedua katup jantung mengalami infeksi yang sangat parah.
Daun katup jantungnya terancam robek dengan risiko terjadi kebocoran.
Hasil pengkajian fisik diperoleh data TD 100/90 mmHg, HR 100x/mnt, RR
24x/mnt, suhu 39oC. Bunyi jantung: murmur (+).
Pemeriksaan lab :
Kulturdarah = positif streptococcus
Hb = 11 mg/dl
Ht = 33 %
Leukosit = 17.000
Trombosit = 170.000
Klien mengeluh sesak dan mudah lelah

A. Asuhan Keperawatan pada Tuan R pada Kasus Gangguan Sistem


Kardiovaskuler: Endokarditis

1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Lulusan SMA
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Tanggal Masuk RS : Tidak Terkaji
Tanggal Pengkajian : Tidak Terkaji
Diagnose Medis : Endokarditis
Penanggung Jawab Klien
Nama : Tidak Terkaji
11

Hub. Dg. Klien : Tidak Terkaji


Alamat : Tidak Terkaji
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Sesak dan mudah lelah
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. R, 19 tahun, seorang pemuda lulusan SMA dating ke rumah sakit
diantar keluarganya karena demam ringan sejak lima hari, batuk-
batuk, dan sesak nafas. Dari pengakuannya, diketahui dia memakai
putaw dengan cara suntik sejak satu tahun.
Data tambahan yang harus dikaji :

P : Paliatif / Provokatif / Precipitating

- Apa penyebab timbulnya kehuhan tersebut ?

Penggunaan Putaw

Q : Quality & Quantity

Tidak terkaji

R : Region / Radiation / Related symptoms

- Adakah gejala lain yang dirasakan ?


Ada, yaitu mudah lelah

S : Serevity/ Scale

Tidak terkaji

T : Timing

- Kapan keluhan mulai dirasakan ?


1. 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sejak dua tahun yang lalu ia menghisap bahan
berbahaya jenis putaw.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
12

Data yang harus dikaji :


- Apakah anggota keluarga yang lainnya sama mengonsumsi
putaw?

Tidak terkaji

c. Riwayat Sosial
- Bagaimana lingkungan tempat dia tinggal ?
Tidak Terkaji
- Apakah lingkungannya mempengaruhi perilaku pasien sehingga ia
menggunakan putaw ?
Tidak Terkaji
- Bagaimana perilaku teman-temannya sehingga klien tersebut
menggunakan putaw ?
Tidak Terkaji

d. Riwayat Psikososial

Pengakuan itu sangat mengejutkan, sekaligus memukul perasaan


keluarganya, yang selama ini tidak menduga sama sekali bahwa anak
laki-laki satu-satunya itu seorang pengguna putaw.

e. Riwayat Spiritual
a. Konsep Ketuhanan
Tidak terkaji
b. Ibadah Praktik
Tidak terkaji
c. Makna sehat sakit spiritual
Tidak terkaji
d. Support Spiritual
Tidak terkaji
e. Riwayat Spiritual
Tidak terkaji
Adapun kebutuhan spiritual yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
13

1) Kebutuhan akan tauhid.


2) Kebutuhan akan makna hidup dan tujuan hidup.
3) Kebutuhan akan komitmen peribadatan hubungan hidup
keseharian.
4) Kebutuhan akan pengisian spiritualnya dengan teratur.
5) Kebutuhan akan bebas dari rasa bermasalah dan berdosa.
6) Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri.
7) Kebutuhan akan rasa aman.
8) Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang semakin
tinggi
9) Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama
manusia.
10) Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan
nilai-nilai religious.
f. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : penampilan tampak lemah, batuk-batuk,
dan sesak napas
Tingkat Kesadaran : Tidak Terkaji
TB : Tidak Terkaji
BB : Tidak Terkaji
b. Tanda tanda vital
Tekanan darah : 100/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Rerpirasi : 24x/menit
Suhu : 39°C
c. Sistem Tubuh

1) System indera
Tidak terdapat keluhan
2) System Respirasi
RR 24 x/menit , klien mengeluh batuk-batuk dan sesak napas
3) System gastrointestinal
Tidak terdapat keluhan
14

4) System reproduksi
Tidak terdapat keluhan
5) System perkemihan
Tidak terdapat keluhan
6) System Integumen
Tidak terdapat keluhan
7) System musculoskeletal
a) Ekstremitas atas
Bentuk tangan klien simetris
b) Ekstremitas bawah
Bentuk kaki simetris
8) System persyarafan
Tingkat kesadaran klien compos mentis
Pemeriksaan 12 syaraf cranial :
a) Nervus cranial I (Olfaktorius)
Klien dapat mencium dan menyebutkan kembali pada saat
pemeriksa mendekatkan kopi dan kayu putih
b) Nervus optikus II ( Optikus )
Klien dapat membaca papan nama dalam jarak 30 cm
c) Nervus III, IV, V (okulomotorius, trochlearis dan abdusen)
Lapang pandang klien masih dapat melihat dalam jarak
90 , pupil mata dan kanan simetris, bentuk isokor,
rangsang terhadap cahaya +/+, daya akomodasi baik, klien
dapat mengikuti pensil sampai kehidung, pergerakan bola
mata dapat bergerak ke segala arah.
d) Nervus cranial VI ( Trigeminus)
Pada saat di berikan rangsanagan dengan kedua mata di
tutup, klien dapat menyebutkan dan merasakan sensasi
halus pada daerah maksila dan mandibula. Reflek kornea
baik, dapat berkedip secara spontan, otot temporalis dan
masseter teraba kuat.
e) Nervus Cranial VII( fasialis )
15

Klien dapat mengerutkan dahi, mengangkat alis dan


tersenyum, klien kurang peka terhadap rasa asin manis dan
asam.
f) Nervus cranial VIII ( vestibulochoclearis)
Klien dapat menjawab pertanyaan dari perawat,
keseimbangan pada saat berjalan tidak terkaji , karena
masih terdapat pengaruh anestesi.
g) Nervus IX, X( glossofaringeus dan vagus)
Reflek menelan baik, uvula di tengah ketika
menyebutkan “aaa”, tidak terdapat gangguan pada saat
mengunyah.
h) Nervus cranial XI (accesorius )
Klien dapat melawan tahanana yang di berikan oleh
perawat
i) Nervus XII (hipoglosus)
Lidah klien simetris, pergerakan lidah ke segala arah

9. Sistem Kardiovaskular
Bunyi jantung pada klien Murmur (+), TD 100/90 mmHg,
pada pemeriksaan ekokardiografi ditemukan bahwa kedua katup
jantung mengalami infeksi yang sangat parah. Daun katup
jantungnya terancam robek dengen resiko terjadi kebocoran.

g. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

Hemoglobin 11 mg/dl 12.0 – 14.0 %

Hematokrit 33 37- 43 %

Leukosit 17.000 / uL 4400 – 11300 /mm3


16

Trombosit 170.000 150.000-400.00 /mm3

Kultur Darah Positif


Streptococcus
2. Diagnosa Keperawatan
a. Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah keperawatan

1 Ds: Ketidakefektifan pola napas b.d emboli


Mengeluh sesak napas paru

Do:
RR 24x/menit

2 Ds: Hipertermia b.d peningkatan laju


Demam ringan selama 5 hari metabolime

Do:
Suhu 39°C
3 Ds : Intoleransi aktivitas b.d mudah
Do : mengalami kelelahan
Mengeluh mudah lelah

1
18

4 Ds : - Kurangnya pengetahuan pada klien


Do :
Klien menghisap bahan berbahaya
putaw selama dua tahun

3. 4Ds : - Penurunan koping keluarganya


Do :
Pengakuan itu sangat
mengejutkan, sekaligus memukul
perasaan keluarganya

b. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1) Ketidakefektifan pola napas b.d emboli paru


2) Hipertermia b.d peningkatan laju metabolime
3) Intoleransi aktivitas b.d mudah mengalami kelelahan
4) Kurangnya pengetahuan pada klien
5) Penurunan koping keluarga
19

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan

1 Ketidakefektifan Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Posisikan semi fowler 1. Agar klien dapat memaksimalkan
Pola Napas setelah diberikan intervensi, untuk meringankan sesak ventilasi
klien menunjukkan pola napas 2. Meningkatkan ventilasi dan asupan
nafas, dengan kriteria hasil : 2. Kolaborasi dalam oksigen
pemberianoksigen terapi 3. Monitor keadekuatan bernafas
Frekuensi, irama,
3. Monitor kecepatan, ritme,
kedalaman pernapasan
kedalaman dan usaha
dalam batas normal
klien saat bernafas
2 Hipertermia Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Berikan kompres air 1. Kompres hangat dapat memindahkan
berhubungan setelah diberikan intervensi hangat panas secara konduktif
dengan diharapkan suhu inti tubuh 2. Kaji faktor penyebab 2. Agar dapat mengetahui penyebab
peningkatan laju berada di kisaran normal terjadinya hipertermia terjadi
metabolisme dengan kriteria hasil :

Suhu tubuh normal (36,5-


20

37,5oC)

3 Intoleransi Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Bantu klien memilih 1. Aktivitas yang tidak sesuai dengan
aktivitas b.d setelah diberikan intervensi, aktivitas sesuai dengan kondisi klien dapat memperburuk
ketidakseimbanga kondisi klien stabil sat kondisi toleransi terhadap latihan
n antara suplai beraktivitas dengan kriteria 2. Tentukan pembatasan 2. Mencegah penggunaan energi yang
dan kebutuhan hasil : aktivitas fisik pada klien berlebihan karena akan menimbulkan
oksigen 3. Monitor efek dari kelelahan
- Tanda vital dalam
pengobatan klien 3. Mengetahui etiologi kelelahan, apakah
rentang normal
dari efek samping obat atau tidak
Tekanan Darah
(120/80 mmHg), RR
saat beraktivitas dala
batas normal (16-
20x/menit), Nadi (60-
100x/menit)

4 Kurangnya Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Kaji pengetahuan klien 1. Mempermudah dalam memberikan
pengetahuan pada diberikan intervensi , klien tentang penyakitnya penjelasan pada klien
21

klien diharapkan terjadi 2. Jelaskan tentang proses 2. Meningkatkan pengetahuan pada


peningkatang pengetahuan penyakit klien
3. Diskusikan perubahan 3. Mencegah keparahan penyakit
gaya hidup yang
mungkin digunakan
untuk mencegah
komplikasi

5 Penurunan koping Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Mobilisasi keluarga 1. Penggunaan kekuatan keluarga untuk
keluarga keluarga diberikan 2. Promosi keterlibatan mempengaruhi kesehatan klien kearah
intervensi ,agar tidak keluarga yang positif
mengalami penurunan
2. memfasilitasi partisipasi keluarga dalam
koping keluarga dan koping
perawatan emosi dan fisik pasien
keluarga menjadi meningkat
1
4. Implementasi
No Diagnosa Keperawatan Implementasi

1 Ketidakefektifan Pola 1. Memposisikan semi fowler untuk


Napas meringankan sesak napas

2. Mengkolaborasi dalam pemberian oksigen


terapi

3. Memonitor kecepatan, ritme, kedalaman


dan usaha klien saat bernafas

2 Hipertermia 1. Mengkompres hangat agar dapat


memindahkan panas secara konduktif
2. Mengkaji penyebab terjadinya
hipertermia
3 Intoleransi aktivitas 1. Membanntu klien memilih aktivitas
sesuai dengan kondisi
2. Menententukan pembatasan aktivitas
fisik pada klien
3. Memonitor efek dari pengobatan klien
4 Kurangnya pengetahuan 1. Kaji pengetahuan klien tentang
pada klien penyakitnya
2. Jelaskan tentang proses penyakit
3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin digunakan untuk mencegah
komplikasi

5 Penurunan koping 1. Memobilisasikan keluarga


keluarga 2. Mempromosikan keterlibatan keluarga

1
24

1. Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1 Ketidakefektifan pola nafas b.d Tujuan tercapai

Emboli paru S: Sekarang saya tidak merasakan


lagi sesak

O: RR 24x/menit menjadi
16x/menit

A: Sesak napas teratasi

P: Intervensi dihentikan

2 Hipertermia b.d peningkatan laju Tujuan tercapai


metabolism
S: Sekarang saya tidak merasakan
demam

O: Suhu 39oC menjadi 37oC

A: Demam teratasi

P: Intervensi dihentikan

3 Intoleransi aktivitas b.d mudah Tujuan tercapai


lelah
S: Sekarang saya tidak merasakan
mudah lelah

O: Tanda vital dalam rentang


normal, stabil beraktivitas

A: Intoleransi aktivitas teratasi

P: Intervensi dihentikan

4 Kurangnya pengetahuan pada Tujuan tercapai


klien S: Sekarang saya menjadi tahu
bahaya putaw
O: Pasien tidak lagi
25

ketergantungan dengan putaw


A: Kurangnya pengetahuan pada
klien dapat teratasi
P: Intervensi dihentikan

5 Penurunan koping keluarga Tujuan tercapai


S: Sekarang kami sudah
menerima keadaan putra kami
O: keluarga tidak terlihat lagi
terpukul
A: penurunan koping keluarga
dapat teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Endocarditis infeksiosa merupakan infeksi yang menimbulkan
vegetasi pada endokard. Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak
diobati.Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa terdapat pada defek
septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan
menghasilkan sindroma klinis yang serupa. (Harrison)
Endokarditis infeksi (endocarditis bacterial) adalah infeksi katup
dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.
Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilakoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.(KMB
VOL2).
Etiologi Endokarditis

Endokarditis paling banyak disebabkan oleh Sterptococcus


viridans, yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian
atas. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen adalah
Staphylococus aureus, yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.
Penyebab lain adalah Streptococcus fecalis, yaitu bakteri gram yang
negatif aerob/anaerob, jamur, virus, Candida, Aspergillus dan Basil E.
coli.

1
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Muhammad.2012.Medikal Bedah Untuk


Mahasiswa.Banguntapan Jogjakarta : DIVA Press
Black, Joyce M dan Jane Hokanson Hawks (TT).Keperawatan Medical
Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan:

Bulechek, Gloria M, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification

(NIC) Edisi ke-6. Singapore : Elsevier

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi

ke-8 Vol.2. Jakarta : EGC

Herdman, T Heather dan Kamitsuru Shigemi. 2015. Diagnosis

Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi ke-10. Jakarta : EGC

Isselbacher, dkk.2014. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Penyakit

Infeksi Edisi ke-13. Jakarta : EGC

Kowalak, dkk.2003.Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC

Moorhead, Sue. et al. 2016.Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi

ke-5. Singapore : Elsevier

Muttaqin, Arif.2009.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Sistem Kardiovasculer dan Hematologi.Jakarta :
Salemba Medika
Naga, S Sholeh. (2013). Ilmu Penyakit Dalam. Banguntapan Jogjakarta :
DIVA Press

Anda mungkin juga menyukai