KASUS ENDOKARDITIS
Disusun Oleh :
Fitria Kanda Putri
Mayang Arlita Afandi
Hanifa Nur Afifa
Elis Rohaeti
Anggy Agustina Rahayu
Sintia Mustopa
Astri Nurul Siti Patimah
Syarah Mujahidah
S1 KEPERAWATAN
STIkes’Aisyiyah Bandung
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya pulalah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik yang
berjudul Sistem Pernapasan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini pada masa yang
akan datang. Demikian semoga dengan adanya penulisan makalah ini bermanfaat
bagi kami khususnya dan pembaca umumnya.
1
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Endocarditis infeksiosa merupakan infeksi yang menimbulkan
vegetasi pada endokard. Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak
diobati.Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa terdapat pada defek
septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan
menghasilkan sindroma klinis yang serupa. (Harrison)
Endokarditis infeksi (endocarditis bacterial) adalah infeksi katup
dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.
Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilakoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.(KMB
VOL2).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari endokarditis ?
2. Bagaimana etiologi dan factor risiko dari asma endokarditis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari asma endokarditis ?
4. Apa saja tanda dan gejala endokarditis ?
5. Bagaimana prosedur diagnostik endokarditis?
6. Bagaimana farmakoterapetik dan rasional pemilihan obat dari
endokarditis ?
7. Bagaimana identifikasi data yang normal dan abnormal dari kasus
endokarditis ?
8. Bagaimana pengkajian dari kasus endokarditis ?
9. Bagaimana diagnosa keperawatan prioritas endokarditis ?
10. Bagaimana rancangan intervensi dan rasionalnya dari kasus
endokarditis ?
11. Bagaimana rancangan implementasi dari kasus endokarditis?
1
2
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari endokarditis
2. Mengetahui etiologi dan factor risiko dari endokarditis
3. Mengetahui patofisiologi dari endokarditis
4. Mengetahui tanda dan gejala endokarditis
5. Mengetahui prosedur diagnostik endokarditis
6. Mengetahui farmakoterapetik dan rasional pemilihan obat dari asma
endokarditis
7. Mengidentifikasi data yang normal dan abnormal dari kasus
endokarditis
8. Mendokumentasikan hasil pengkajian secara tepat
9. Mengetahui diagnosa keperawatan prioritas berdasarkan NANDA
10. Membuat rancangan intervensi dan rasionalnya
11. Membuat rancangan implementasi
12. Membuat rancangan evaluasi (SOAP)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Endokarditis
Endocarditis infeksiosa merupakan infeksi yang menimbulkan
vegetasi pada endokard. Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak
diobati.Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa terdapat pada defek
septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan
menghasilkan sindroma klinis yang serupa. (Harrison)
1
4
dan klamidia sesekali dapat menyebabkan infeksi ini, tetapi sebagian besar
kasus disebabkan oleh bakteri (endocarditis bakterialis). Diagnosis IE yang
cepat dan terapi efektif secara bermakna mengubah prognis bagi pasien.
Factor resiko
C. Patofisiologi
Mikroorganisme masuk ke aliran darah melalui berbagai cara.
Setelah proses kolonisasi terjadi pada endotel, replikasi terjadi dan koloni
bakteri terbentuk diantara lapisan trombosit dan fibrin. Seiring dengan
koloni yang menajdi terjerat didalam lapisan serat fibrin dan trombosit,
koloni menjadi semakin kurang peka terhadap mekanisme pertahanan
tubuh. Bakteri menstimulasi sistem imun humoral untuk menghasilkan
antibody non-spesifik tetapi bakteri dilindungi oleh agregasi trombosit
fibrin. Vegetasi ini dapat membentuk bekuan yang berpindah ke organ
lain, membentuk suatu abses. Vegetasi dapat menyebabkan kerusakan
parah pada katup jantung dengan melakukan perforasi dan mengubah
struktur daaun katup. Perluasan bakteri dapat menginvasi aorta atau
pericardium. Jumlah kerusakan tergantung pada tipe dan virulensi
organism yang menyebabkan infeksi.
Banyak komplikasi yang dapat terjadi. Gagal jantung dapat terjadi sebagai
akibat kerusakan structural katup. Emboli arterial dapat terjadi akibat
6
vegetasi ini. Emboli sistemik dapat terjadi pada 30% - 40% klien dengan
endorkaditif infektif pada jantung kiri. Tempat yang umum mengalami
infark adalah ginjal, limfa, dan otak. Emboli paru juga terkait dengan
endokarditis infektif pada jantung kanan. Emboli dapat berjalan ke otak
dan menghasilkan manivestasi yang beragam. Kadang kala komplek imun
glomerulonefritis dapat terjadi. Fungsi ginjal biasanya kembali ke normal
setelah infeksi dapat dikendalikan.
Murmur terdapat pada 90% pasien dengan lesi di sisi kiri, tetapi
mungkin disebabkan kelainan jantung yang sudah ada sebelumnya yang
menjadi factor predisposisi endocarditis infektif.
7
E. Prosedur Diagnostik
Tiga atau lebih kultur darah yang dibuat dalam periode 24 jam
hingga 48 jam (masing-masing dengan sampel yang diambil dari fungsi
vena yang berlebihan) dapat mengenali mikroorganisme penyebab
endocarditis pada hampir 90% pasien. Sampel untuk kultur darah harus
diambil dari tiga tempat yang berbeda dengan selang waktu antara fungsi
vena yang satu dan yang lain selama satu jam.
dimulai dirumah sakit dan diteruskan dirumah jika situasi tempat tinggal
memungkinkan. Resiko endokarditis infektif akan berlanjut seumur hidup
klien dan terapi profilaksis untuk infeksi tersebut sangat dibutuhkan.
BAB III
ANALISA KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Lulusan SMA
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Tanggal Masuk RS : Tidak Terkaji
Tanggal Pengkajian : Tidak Terkaji
Diagnose Medis : Endokarditis
Penanggung Jawab Klien
Nama : Tidak Terkaji
11
Penggunaan Putaw
Tidak terkaji
S : Serevity/ Scale
Tidak terkaji
T : Timing
Tidak terkaji
c. Riwayat Sosial
- Bagaimana lingkungan tempat dia tinggal ?
Tidak Terkaji
- Apakah lingkungannya mempengaruhi perilaku pasien sehingga ia
menggunakan putaw ?
Tidak Terkaji
- Bagaimana perilaku teman-temannya sehingga klien tersebut
menggunakan putaw ?
Tidak Terkaji
d. Riwayat Psikososial
e. Riwayat Spiritual
a. Konsep Ketuhanan
Tidak terkaji
b. Ibadah Praktik
Tidak terkaji
c. Makna sehat sakit spiritual
Tidak terkaji
d. Support Spiritual
Tidak terkaji
e. Riwayat Spiritual
Tidak terkaji
Adapun kebutuhan spiritual yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
13
1) System indera
Tidak terdapat keluhan
2) System Respirasi
RR 24 x/menit , klien mengeluh batuk-batuk dan sesak napas
3) System gastrointestinal
Tidak terdapat keluhan
14
4) System reproduksi
Tidak terdapat keluhan
5) System perkemihan
Tidak terdapat keluhan
6) System Integumen
Tidak terdapat keluhan
7) System musculoskeletal
a) Ekstremitas atas
Bentuk tangan klien simetris
b) Ekstremitas bawah
Bentuk kaki simetris
8) System persyarafan
Tingkat kesadaran klien compos mentis
Pemeriksaan 12 syaraf cranial :
a) Nervus cranial I (Olfaktorius)
Klien dapat mencium dan menyebutkan kembali pada saat
pemeriksa mendekatkan kopi dan kayu putih
b) Nervus optikus II ( Optikus )
Klien dapat membaca papan nama dalam jarak 30 cm
c) Nervus III, IV, V (okulomotorius, trochlearis dan abdusen)
Lapang pandang klien masih dapat melihat dalam jarak
90 , pupil mata dan kanan simetris, bentuk isokor,
rangsang terhadap cahaya +/+, daya akomodasi baik, klien
dapat mengikuti pensil sampai kehidung, pergerakan bola
mata dapat bergerak ke segala arah.
d) Nervus cranial VI ( Trigeminus)
Pada saat di berikan rangsanagan dengan kedua mata di
tutup, klien dapat menyebutkan dan merasakan sensasi
halus pada daerah maksila dan mandibula. Reflek kornea
baik, dapat berkedip secara spontan, otot temporalis dan
masseter teraba kuat.
e) Nervus Cranial VII( fasialis )
15
9. Sistem Kardiovaskular
Bunyi jantung pada klien Murmur (+), TD 100/90 mmHg,
pada pemeriksaan ekokardiografi ditemukan bahwa kedua katup
jantung mengalami infeksi yang sangat parah. Daun katup
jantungnya terancam robek dengen resiko terjadi kebocoran.
g. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hematokrit 33 37- 43 %
Do:
RR 24x/menit
Do:
Suhu 39°C
3 Ds : Intoleransi aktivitas b.d mudah
Do : mengalami kelelahan
Mengeluh mudah lelah
1
18
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Ketidakefektifan Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Posisikan semi fowler 1. Agar klien dapat memaksimalkan
Pola Napas setelah diberikan intervensi, untuk meringankan sesak ventilasi
klien menunjukkan pola napas 2. Meningkatkan ventilasi dan asupan
nafas, dengan kriteria hasil : 2. Kolaborasi dalam oksigen
pemberianoksigen terapi 3. Monitor keadekuatan bernafas
Frekuensi, irama,
3. Monitor kecepatan, ritme,
kedalaman pernapasan
kedalaman dan usaha
dalam batas normal
klien saat bernafas
2 Hipertermia Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Berikan kompres air 1. Kompres hangat dapat memindahkan
berhubungan setelah diberikan intervensi hangat panas secara konduktif
dengan diharapkan suhu inti tubuh 2. Kaji faktor penyebab 2. Agar dapat mengetahui penyebab
peningkatan laju berada di kisaran normal terjadinya hipertermia terjadi
metabolisme dengan kriteria hasil :
37,5oC)
3 Intoleransi Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Bantu klien memilih 1. Aktivitas yang tidak sesuai dengan
aktivitas b.d setelah diberikan intervensi, aktivitas sesuai dengan kondisi klien dapat memperburuk
ketidakseimbanga kondisi klien stabil sat kondisi toleransi terhadap latihan
n antara suplai beraktivitas dengan kriteria 2. Tentukan pembatasan 2. Mencegah penggunaan energi yang
dan kebutuhan hasil : aktivitas fisik pada klien berlebihan karena akan menimbulkan
oksigen 3. Monitor efek dari kelelahan
- Tanda vital dalam
pengobatan klien 3. Mengetahui etiologi kelelahan, apakah
rentang normal
dari efek samping obat atau tidak
Tekanan Darah
(120/80 mmHg), RR
saat beraktivitas dala
batas normal (16-
20x/menit), Nadi (60-
100x/menit)
4 Kurangnya Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Kaji pengetahuan klien 1. Mempermudah dalam memberikan
pengetahuan pada diberikan intervensi , klien tentang penyakitnya penjelasan pada klien
21
5 Penurunan koping Dalam waktu 3 x 24 jam 1. Mobilisasi keluarga 1. Penggunaan kekuatan keluarga untuk
keluarga keluarga diberikan 2. Promosi keterlibatan mempengaruhi kesehatan klien kearah
intervensi ,agar tidak keluarga yang positif
mengalami penurunan
2. memfasilitasi partisipasi keluarga dalam
koping keluarga dan koping
perawatan emosi dan fisik pasien
keluarga menjadi meningkat
1
4. Implementasi
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
1
24
1. Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
O: RR 24x/menit menjadi
16x/menit
P: Intervensi dihentikan
A: Demam teratasi
P: Intervensi dihentikan
P: Intervensi dihentikan
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Endocarditis infeksiosa merupakan infeksi yang menimbulkan
vegetasi pada endokard. Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak
diobati.Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa terdapat pada defek
septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan
menghasilkan sindroma klinis yang serupa. (Harrison)
Endokarditis infeksi (endocarditis bacterial) adalah infeksi katup
dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.
Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilakoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.(KMB
VOL2).
Etiologi Endokarditis
1
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi