CIKALONGWETAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Disusun oleh
(022016045)
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
diabetes melitus (DM) dan penyakit metabolik (PM). (Depkes, 2008 dalam
Indonesia berada pada peringkat ke-7 di dunia dan 10 besar negara dengan
2015 mencapai 5,8% atau setara dengan 8,5 juta orang. (Lestari, 2018)
tahun. Pada tahun 2013 angka prevalensi diabetes mellitus sebanyak 8,5 juta
orang. Pada tahun 2014 prevalensi diabetes mellitus mencapai 9,1 juta dan
pada tahun 2015 meningkat sebanyak 10,0 juta orang. WHO juga memprediksi
Indonesia, bahwa akan ada kenaikan prevalensi DM di Indonesia dari 8,4 juta
diabetisi pada tahun 2000, 14 juta diabetisi pada tahun 2006, dan akan
meningkat menjadi sekitar 21,3 juta diabetisi pada tahun 2030. Artinya akan
terjadi kenaikan tiga kali lipat dalam waktu 30 tahun. Hal ini akan menjadikan
dan India dalam masalah diabetes (Aprianti, dkk, 2009 dalam Syamsi Nur
secara diam-diam atau “Silent killer”. Diabetes juga dikenal sebagai “Mother
hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan
ekonomi. (Anani, 2012; Depkes, 2008 dalam jurnal Syamsi Nur, dkk / Unnes
pada mata, ginjal dan saraf serta arteri yang lebih mengarah pada percepatan
dan stroke dua sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan populasi yang
tidak mengalami diabetes berdasarkan usia dan jenis kelamin. (Bilous dan
merupakan salah satu upaya untuk menjaga kadar gula darah pada taraf
kadar glukosa darah, sedangkan kepatuhan itu sendiri merupakan suatu hal
membantu penderita dalam mengikuti jadwal diet. Pasien yang tidak patuh
dalam menjalankan terapi diet menyebabkan kadar gula yang tidak terkendali.
penderita diabetes melitus, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
mudah dilaksanakan dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Dewi,
yang beresiko tinggi, kader kesehatan, dan lain sebagainya, dan meningkatkan
tentang Diabetes Mellitus pada pasien Diabetes Mellitus rawat jalan di RSUD
buruk dalam mengontrol gula darah yaitu sebanyak 42 pasien (65,6%) dan
minoritas dengan perilaku yang baik yaitu sebanyak 22 pasien (34,4). Hasil
diatas
B. RUMUSAN MASALAH
kepatuhan diet diabetes melitus terhadap kadar gula darah pasien diabetes
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
pengontrolan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Rumah Sakit
2. Tujuan Khusus
pendidikan.
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus.
Cikalongwetan.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Teoritis
b. Praktis
1. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu informasi bagi pasien
2. Bagi Institusi
dapat mengetahui
3. Bagi Peneliti
gula darah pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Cikalong
Bab I Pendahuluan
kadar gula darah, DM, hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang
Bab ini mambahas jenis dan metode penelitian untuk mencari jawaban
Pada bab ini akan menguraikan gambaran hasil penelitian dan pembahasan
terhadap pengontrolan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus. Pada
bab ini juga akan menguraikan saran peneliti bagi responden, bagi institusi,
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor
luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya.
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
2) Memahami (comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
3) Aplikasi (aplication)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
yang diberikan.
4) Analisis (analysis)
objek kedalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisia ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
5) Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6) Evalusi (evaluation)
(personal hygiene) dapat diukur dari kebersihan kulit, kuku, rambut, dan
sebagianya.
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evauasi (evaluation)
seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula
2) Informasi/media masa
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan
untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi
pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
lingkungan tersebut.
5) Pengalaman
masalalu.
6) Usia
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
1) Pendidikan
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
langsung.
3) Umur
4) Minat
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan
5) Pengalaman
7) Informasi
tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut
evaluasi.
menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
menjadi dua kelompok jika diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut.
2. Kepatuhan
a. Pengertian
pasrah pada tujuan yang telah ditentukan. Dengan definisi yang seperti itu,
yang diberikan oleh tenaga kesehatan. (Niven, 2002 dalam Fauzia dkk, 2018)
faktor yang mempengaruhi kepatuhan yaitu faktor internal dan faktor ekternal.
Faktor internal meliputi pengetahuan dan sikap sedangkan pada faktor ekternal
a) Pengetahuan
b) Kepercayaan
c) Nilai
d) Sikap
e) Demografi
a) Keterampilan
b) Fasilitas
perilaku seseorang
a) Keluarga
b) Teman
c) Petugas kesehatan
c. Pengukuran Kepatuhan
Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti
rendah, baik-buruk, dan seterusnya. Pada skala Guttman hanya ada dua interval
Selain dapat dibuat dalam bentuk daftar checklist. Untuk jawaban positif
seperti setuju, benar, ya, pernah dan semacamnya diberi skor 1; sedangkan
untuk jawaban negatif seperti tidak setuju, salah, atau tidak, tidak pernah, dan
3. Diabetes Melitus
a. Pengertian
insulin, menurunnya efek hormon insulin atau keduanya (Kowalak, dkk. 2011)
Hackley. 2000)
mana tubuh gagal atau kurang baik dalam mengontrol glukosa yang masuk dari
makanan sehingga kadar gula darah tinggi. Diabetes dapat terjadi karena
Bertalina. 2016).
b. Etiologi
1) Hereditas
4) Kehamilan
(Kowalak, 2011)
2) Anoreksia
3) Penurunan BB
5) Gangguan penglihatan
6) Kesemutan
(kowalak, 2011)
1) Kelainan genetik
2) Usia
5) Infeksi
(Kowalak, 2011)
dengan perilaku tidak sehat, serta adanya perubahan gaya hidup seperti
1) Diit tidak sehat dan tidak seimbang,
4) Hipertensi,
6) Usia,
8) Keturunan
diperlukan dalam proses kimiawi untuk menghasilkan bahan energi tinggi ATP
insulin, yang diproduksi oleh sel beta kelenjar pankreas didalam perut.
dalam darah, yaitu dengan mengubah gugusan gula tunggal menjadi gugusan
gula yang majemuk, yang sebagian besar disimpan di dalam hati, serta
2014)
Dalam keadaan normal, kadar gula dalam darah berpuasa, berkisar antara
80 – 120 mg%, sedangkan satu jam setelah makan dapat mencapai 170 mg%,
dan dua jam setelah makan akan turun sampai 140 mg%. Pengaturan kadar
gula darah tersebut merupakan fungsi utama hormon insulin. Jika kadar gula di
dalam darah lebih tinggi dari normal, disebut hiperglikemia, tetapi jika lebih
cepat diserap menjadi gula darah yang disebut karbohidrat sederhana, seperti
yang terdapat pada gula pasir, gula jawa, sirup, dodol, selai, es krim, cokelat,
karbohidrat kompleks, contoh zat-zat tepung, dan roti gandum. Makanan yang
mengandung karbohidrat alamiah juga dianjurkan, contoh roti yang terbuat dari
biji gandum, sayuran, kacang-kacangan, serta buah segar. (Irianto, Koes. 2014)
normal.
kadar gula dalam darah menjadi normal dan mencegah komplikasi. Adapun
faktor yang mempengaruhi seseorang tidak patuh terhadap diit diabetes melitus
pengendalian dengan baik maka akan terjadi penurunan dan peningkatan kadar
gula darah yang tidak stabil. Ketidak patuhan Diabetes Mellitus terhadap
misalnya pada mata, jantung, saraf dan dapat terjadi komplikasi yang akut
Erika. 2018)
B. Kerangka Teori
1. Pendidikan
1. Pengetahuan.
2. Informasi/media masa
3. Sosial, budaya, dan 2. Budaya / tradisi.
ekonomi 3. Keyakinan
4. Pengalaman 4. Nilai- nilai kepercayaan
5. Lingkungan
6. Usia
Faktor Pemungkin (
Enabeling Faktor )
Kepatuhan 1. keterampilan
Tingkat pengetahuan
2. Posyandu
1. Baik 3. Diet
2. Cukup 4. Fasilitas
3. Kurang
Faktor penguat (reinforcing
factors)
Pengukuran kepatuhan
1. Keluarga
2. Teman
1. Negatif 3. Petugas kesehatan
2. Positif
D. Hipotesis
Ho: tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pengontrolan kadar
gula darah
H1: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pengontrolan kadar gula
darah
darah
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
RSUD Cikalongwetan.
B. Variabel Penelitian
Cikalongwetan.
E. Instrumen Penelitian
dari
G. Etika Penelitian
diantaranya:
1. Informed Consent
penelitian, manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini, peneliti juga
pengisian kuesioner jika tidak setuju responden tidak perlu melanjutkan dalam
kerahasiaan data.
2. Anonymity
3. Kerahasiaan
4. Beneficient
Dalam penelitian ini responden dapat menambah pengetahuan mengenai
yang bertambah maka responden dapat mengontrol kadar gula darah dengan
5. Non-maleficient
6. Justice
Dalam penelitian ini peneliti memberikan informasi yang merata dan adil
mengenai perlakuan yang adil tidak membedakan gender dan hak responden
Baughman, & Hackley. (2000). Keperawatan Medikal Bedah: buku saku dari
Bertalina, B., & Aindyati, A. (2018). Hubungan Pengetahuan Terapi Diet dengan
Budiman, & Riyanto. (2013). Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap
Choirul, W., Sutikno, A., Nugraheni, R., Ilmu, I., Bhakti, K., & Kediri, W.
Kabupaten Blitar.
Dwi Lestari, D., Megasari Winahyu, K., Anwar, S., Studi Sarjana Keperawatan,
Eti Sri Lestari, D., Nur Aini, D., Wulandari, P., & Sri Lestari, E. (2018).
Semarang.
Ilmah, F., & Rochmah, T. (2018). Kepatuhan Pasien Rawat Inap Diet Diabetes
Kesehatan Indonesia .
Iqbal Mubaraq, W., Chayatin, N., Rozikin, K., & Supradi. (2007). Promosi
Kartini, T., Amir, A., & Sabir, M. (2018). Kepatuhan Diet Pasien DM
Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi
Ningsih, R., & Deni, R. (2018). Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diet
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi (Revisi 2010 ed.).
Nur, S., Toharin, R., Cahyati, W., Zainafree, I., Ilmu, J., Masyarakat, K., et al.
Sam, N., Lestari, H., & Afa, J. (2017). The Related Of Activity Of Daily Living
(Adl), Physical Activity, And Diet Compliance With Blood Sugar Levels In
Mellitus Tipe 2.
Untari, E., Akper, D., Booth, W., Cimanuk, J., & 20 Surabaya, N. (2018).