Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN


( Asma Bronkhial )
PEMBIMBING RUANGAN : BAYU RIDUANTO, S.Km

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
MUHAMMAD SYAMSUDINOOR
NANDA MEDIA CAESARIA
NISFI AMANDA LAILI
NOVITA WULANDINI
SUKARTINI
DEFINISI
• Asma bronkial adalah penyempitan bronkus
yang bersifat reversibel yang terjadi oleh
karena bronkus yang hiperaktif mengalami
kontaminasi dengan antigen.
Etiologi
• Diduga yang memegang peranan utama ialah
reaksi hiperreaktivitas dari trakea dan bronkus,
tetapi penyebabnya belum diketahui dengan
pasti.
• Diduga karena hambatan sebagian sistem
adrenergic, kurangnya enzim adenilalkilase dan
meningginya tonus sistem parasimpatik
• Faktor genetik, biokimiawi, saraf otonom,
imunologis, infeksi, endokrin, psikologis dan
lingkungan lainnya
Patofisiologi
Gangguan disebabkan karena:
• Peningkatan resistensi udara respirasi dimana akan mengganggu
rasio ventilasi perfusi
• Terdapatnya perangkap udara menyebabkan seolah-olah volume
inspirasi lebih besar dari ekspirasi.
• Terdapatnya mucus dengan viskositas yang tinggi di dalam lumen
bronkus di mana
• dapat menimbulkan gangguan ventilasi, dapat menyebabkan
terjadinya obstruksi total
• Bronkus spasme dapat pula terjadi edema pada saluran pernafasan
yang dapat mengganggu pertukarasn gas di dalam sistem
pernafasan
• Pada setiap serangan yang pertama produksi mukus selalu
bertambah
• Infeksi yang menghasilkan eksudat dapat mengganggu bagian jalan
pernapasan maupun fungsional dari jaringan
Manifestasi Klinis
• Batuk
• Wezzing
• Sesak nafas/dipsnea
• Gelisah pada malam hari
• Nafsu/dada seperti tertekan
• Takikardi
• Hipoksia
• Takipnea (pernafasan cepat)
• Hiperkapnia
• Ansietas
• Emosional
• Malaise
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pengukuran fungsi paru (spirometri)
2. Pemeriksaan kulit
3. Pemeriksaan laboraturium
4. Pemeriksaan radiologi
Penatalaksanaan

1. Faktor penting yang harus diperhatikan :


• Saat datangnya serangan
• Obat-obatan yang telah diberikan (macam dan
dosis)
2. Pemberian obat bronkodilator
3. Penilaian terhadap perb aikan serangan
4. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid
5. Penatalaksaan setelah serangan mereda
• Cari faktor penyebab
• Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya
DEFINISI
• Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur
vital dalam proses metabolisme untuk
memepertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh ( Tarwoto dan Wartonah ; 2010 ).
• Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar
(lingkungan) yang mengandung O2 kedalam tubuh
serta menghembuskan udara yang mengandung CO2
(hasil pembakaran sel ) dan oksigen keluar dari tubuh
( Tarwoto dan Wartonah ; 2010 ).
• Gangguan pemenuhan oksigen adalah tidak
tercukupinya jumlah udara yang di butuhkan untuk
bernafas / respirasi ( Nanda NIC NOC ; 2015 ).
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri
atas 3 tahap, yaitu :
• Ventilasi
Proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.
• Difusi Gas
Pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler
paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli.
• Transportasi Gas
Proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh
dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler.
• Freksuensi pernafasan normal (Robert priharjo ;
2013)
• Bayi : 30-40x/menit
• Anak :20-30x/menit
• Dewasa : 16-20 x/menit
• Orang tua : 14-16x/menit
ETIOLOGI
Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen disebabkan oleh :
• Adanya obstruksi pada jalan napas
• Adanya halangan dibagian manapun pada saluran napas
(traktur respirator) yang normal yang yang akan
menghalangi proses pertukaran darah.
• Gangguan pada alat pernapasan.
• Gangguan pada system persyarafan.
• Gangguan pada jantung.
• Aktivitas meningkat
• Lingkungan.
• Faktor Fisiologis
• Faktor Perkembangan.
• Faktor Prilaku.
PATOPHYSIOLOGI
• Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi.
• Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada
proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon
jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus.
• Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan)
yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan
pertukaran gas.
• Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka
kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume
sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner &
Suddarth, 2012).
POHON MASALAH
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala umum
• Sianosis (warna kebiruan pada kulit dan selaput lendir)
• Jari –jari tubuh (ujung jari) tampak melembung
menggelembung
• Tanda pertukaran gas yang tidak adekuat hipoksemia
hipoksio (oksigenisasi jaringan tidak memadai)
Tanda dan gejala pernafasan
• Batuk
• Sputum berlebihan
• Hemoptomisis
• Dypnea (sesak nafas)
• Nyeri dada
PENATALAKSANAAN
1. Pemberian oksigen
2. Fisioterapi dada
3. Napas dalam dan batuk efektif
4. Suctioning
MASALAH KEBUTUHAN OKSIGENASI
a. Hipoksia
b. Perubahan pola pernafasan
c. Obstruksi jalan nafas ( bersihan jalan nafas )
d. Pertukaran gas
Masalah keperawatan yang umum terjadi terkait
dengan kebutuhan oksigen ini, antara lain :
1. Ketidakefektifan Jalan Napas
2. Ketidakefektifan Pola Napas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Penurunan perfusi jaringan
RIWAYAT KEPERAWATAN
• Masalah pernafasan yang pernah dialami
- Pernah mengalami perubahan pola pernafasan
- Pernah mengalami batuk dengan sputum
- Pernah mengalami nyeri dada
- Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala gangguan pernafasan.
• Riwayat penyakit pernafasan
- Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
- Bagaimana frekuensi setiap kejadian
• Riwayat kardiovaskuler
- Pernah mengalami penyakit jantung atua peredaran darah
• Gaya hidup
- Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok.
- Riwayat diit dan riwayat terhadap adanya alergi terhadap suatu makanan tertentu
• Masalah kesehatan saat ini:
- Keluhan utama: sesak nafas, batuk, nyeri dada, produksi sputum, panjang
pendeknya nafas.
- Riwayat sakit saat ini: onset, durasi, lokasi, frekuensi, terapi, kualitas.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Mata
1) Konjungtiva pucat (karena anemia)
2) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3) konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis)
b. Kulit
1) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
2) Penurunan turgor (dehidrasi)
3) Edema.
4) Edema periorbital.
c. Jari dan kuku
1) Sianosis
d. Mulut dan bibir
1) membrane mukosa sianosis
2) bernapas dengan mengerutkan mulut.
e. Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung.

f. Vena leher
Adanya distensi / bendungan.

g. Dada
1) retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi
jalan pernapasan)
2) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
3) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran/rongga
pernapasan
4) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
5) Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural friction)
6) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)

h. Pola pernapasan
1) pernapasan normal (eupnea)
2) pernapasan cepat (tacypnea)
3) pernapasan lambat (bradypnea)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan oksigenasi
yaitu:
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan
keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang
menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
ANALISA DATA
DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
1. Kemungkinan data yang ditemukan pada bersihan jalan napas tidak efektif:
Data Subjektif :
a. Klien mengeluh sesak napas
b. Klien mengeluh batuk
Data objektif :
a. Terdapat suara napas tidak normal
b. RR tidak normal
c. Terdapat sianosis
d. Demam
2. Kemungkinan data yang ditemukan pada pola napas tidak efektif :
Data subjektif :
a. Klien mengeluh sesak napas
b. Klien mengeluh batuk disertai dahak
Data objektif :
a. Terdapat perubahan irama pernapasan dan jumlah pernapasan
b. Dispnea
c. Terdapat penggunaan otot tambahan
d. Klien tampak cemas
3. Kemungkinan data yang ditemukan pada penurunan perfusi jaringan tubuh :
Data subjektif :
a. Klien mengeluh merasa lemah
Data objektif :
a. Terdapat edema
b. Terdapat capillary refill lambat
c. Terdapat perubahan warna kulit/pucat
d. Terdapat sianosis
e. Terjadi penyembuhan luka lama
4. Kemungkinan data yang ditemukan pada gangguan pertukaran gas :
Data Subjektif :
a. Klien mengeluh sesak napas
Data Objektif :
a. Klien mengalami penurunan kesadaran
b. Terdapat nilai AGD tidak normal
c. Terdapat perbahan tanda-tanda vital
d. Terdapat sianosis
e. Terdapat takikardia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Menurunnya energy dan kelelahan
b. Infeksi
c. Gangguan kognitif dan persepsi
d. Trauma
e. Bedah toraks
2. Pola napas tidak efektif
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Obstruksi tracheal
b. Perdarahan aktif
c. Menurunnya ekspansi paru
d. Insfeksi paru
e. Depresi pusat pernapasan
f. Kelemahan otot pernapasan
3. Penurunan perfusi jaringan tubuh
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Vasokontriksi
b. Hipovolemia
c. Thrombosis vena
d. Menurunnya aliran darah
e. Edema
f. Pendarahan
g. Immobilisasi
4. Gangguan pertukaran gas
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Penumpukan cairan dalam paru
b. Gangguan pasokan oksigen
c. Obstruksi saluran pernapasan
d. Bronkhospasme
e. Edema paru
f. Pembedahan paru
Bersihan jalan napas tidak efektif.
kriteria hasil :
• Saluran napas klien menjadi bersih.
• Klien dapat mengeluarkan secret.
• Suara napas klien dan keadaan kulit klien menjadi normal.
INTERVENSI
• Sediakan alat suction dalam kondisi baik.
• Monitor jumlah, bunyi napas, AGD, efek pengobatan bronchodilator.
• Terapi inhalasi dan latihan pernapasan dalam dan batuk efektif.
• Bantu oral hygiene setiap 4 jam.
• Mobilisasi pasien 2 jam
• Berikan pendidikan kesehatan (efek merokok, alcohol, menghindari alergen, latihan
bernapas).
RASIONAL
• Peralatan dalam keadaan siap.
• Indikasi dasar kepatenan / gangguan saluran pernapasan.
• Mengeluarkan secret.
• Memberikan rasa nyaman
• Mempertahankan sirkulasi
• Mencegah komplikasi paru-paru
Pola napas tidak efektif
kriteria hasil :
• Irama pernapasan dan jumlah pernapasan klien normal.
• Pasien tidak mengeluh sesak napas.
• Klien tidak terlihat menggunakan otot tambahan
• Klien tidak terlihat cemas
INTERVENSI
• Berikan oksigen sesuai program
• Monitor jumlah pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan, batuk, bunyi paru, tanda vital, warna
kulit, AGD.
• Melaksanakan program pengobatan
• Posisi pasien fowler
• Bantu dalam terapi inhalasi.
• Alat-alat emergensi disiapkan dalam kondisi baik.
• Pendidikan kesehatan :
• · Perubahan gaya hidup.
• · Menghindari allergen
• · Teknik bernapas
• · Teknik relaksasi
RASIONAL
• Mempertahankan oksigen arteri
• Mengetahui status pernapasan.
• Meningkatkan pernapasan.
• Meningkatkan pengembangan paru.
• Membantu mengeluarkan secret.
• Kemungkinan terjadi kesulitan bernapas yang akut.
• Perlu adaptasi baru dengan kondisi sekarang.
Penurunan perfusi jaringan tubuh.
kriteria hasil :
• Menurunnya insufisiensi jantung klien.
• Suara pernapasan klien normal.
INTERVENSI
• Monitor denyut jantung dan irama.
• Monitor tanda vital, bunyi jantung, CVP, edema, tingkat kesadaran.
• Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan AGD, elektrolit, darah lengkap.
• Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan.
• Berikan oksigen sesuai kebutuhan
• Ukur intake dan outtake cairan.
• Lakukan perawatan kulit, seperti pemberian losion
• Hindari terjadinya palsava maneuver seperti mengedan, menahan napas, dan
batuk.
• Batasi pengunjung.
• Berikan pendidikan kesehatan :
· proses terapi
· perubahan gaya hidup
· teknik relaksasi
· program latihan
· diet
· efek obat
RASIONAL
• Mengetahui kelainan jantung.
• Data dasar untuk mengetahui perkembangan pasien.
• Mengetahui keadaan umum pasien.
• Mengurangi kecemasan dan lebih kooperatif.
• Meningkatkan perfusi.
• Mengetahui kelebihan atau kekurangan.
• Menghindari gangguan integritas kulit.
• Mempertahankan pasokan oksigen.
• Mengurangi stress dan energy bicara.
• Meningkatkan pengetahuan dan mencegah terjadinya
kambuh dan komplikasi.
Gangguan pertukaran gas.
kriteria hasil :
• Klien tidak mengeluh sesak napas.
• Klien tidak mengalami penurunan kesadaran
• Nilai AGD klien normal
• Tidak terdapat perubahan tanda-tanda vital pada klien
• Klien tidak mengalami sianosis
INTERVENSI
• Monitor/kaji kembali adanya, nyeri, kesulitan bernapas, hasil laboratorium, retraksi
sternal, penggunaan otot bantu pernapasan penggunaan oksigen, X-ray, catat
tanda vital.
• Jaga alat emergensi dan pengobatan tetap tersedia seperti ambu bag, ET tube,
suction, oksigen.
• Suction jika ada indikasi.
• Monitor intake dan output cairan.
• Berikan terapi inhalasi.
• Berikan posisi fowler/semi fowler.
• Batasi pengunjung.
• Berikan nutrisi tinggi protein, rendah lemak.
• Pendidikan kesehatan tentang : napas dalam, latihan bernapas, mobilisasi,
kebutuhan istirahat, efek merokok
Jelaskan tentang teknik suction pada keluarga.
RASIONAL
• Data dasar untuk pengkajian lebih.
• Persiapan emergensi terjadinya masalah akut pernapasan.
• Meningkatkan pertukaran gas.
• Menjaga keseimbangan cairan.
• Melonggarkan sluran pernapasan.
• Mengurangi tingkat kecemasan.
• Menurunkan kebutuhan energy pencernaan.
• Membantu mencegah hemat energy.
• Dapat mengerjakan sendiri di rumah jika memungkinkan.
EVALUASI
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu ditetapkan dan situasi kondisi
klien, maka diharapkan klien :
1. Bersihan jalan napas klien dapat efektif dengan kriteria hasil sebagai berikut :
• Saluran napas klien menjadi bersih.
• Klien dapat mengeluarkan secret.
• Suara napas klien dan keadaan kulit klien menjadi normal
2. Pola napas klien dapat efektif dengan kriteria hasil sebagai berikut :
• Irama pernapasan dan jumlah pernapasan klien normal.
• Pasien tidak mengeluh sesak napas.
• Klien tidak terlihat menggunakan otot tambahan
• Klien tidak terlihat cemas
3. Perfusi jaringan tubuh klien dapat normal dengan kriteria hasil sebagai berikut :
• Menurunnya insufisiensi jantung klien.
• Suara pernapasan klien normal
4. Pertukaran gas klien dapat adekuat dengan kriteria hasil :
• Klien tidak mengeluh sesak napas.
• Klien tidak mengalami penurunan kesadaran
• Nilai AGD klien normal
• Tidak terdapat perubahan tanda-tanda vital pada klien
• Klien tidak mengalami sianosis

Anda mungkin juga menyukai