Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TENTANG

OKSIGENASI

OLEH :

DENA MEIA MAHARANI

(PO.62.20.1.17.209)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN REG.XX

TAHUN 2018
KONSEP DASAR PENYAKIT

1.1 DEFINISI

Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting.Tubuh bergantung pada


oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup.Oksigen harus secara adekuat diterima dari
lingkungan ke dalam paru-paru, pembuluh darah, dan jaringan ( Potter& Perry,2005).

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling dasar yang digunakan
untukkelangsungan metbolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan
sel tubuh

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh,
oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan oksiganbisa
menyebabkan hal yang sangat/berartigbagigtubuh,salah/satunya/adalah/kematian.

1.2 ETIOLOGI
a. Faktor Fisiologi
 Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
Obstruksi saluran pernafasan bagian atas
 Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
 Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya
oksigen(O2)
 Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
 kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas,
muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit?kronis?seperti?TBC?paru.

b. Faktor Perilaku
 Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang.
 Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
 Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner
 Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan penurunan
hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan.
 kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.

c. Faktor Perkembangan
 Dewasa muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
 Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosclerosis,
elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.

d. Faktor Lingkungan
 Tempat kerja (polusi)
 Suhu lingkungan
 Ketinggian tempat dari permukaan laut.
1.3 TANDA DAN GEJALA

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.


Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas
faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan
mulut, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang,
penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga
menjadi gangguan oksigenasi.
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan,
somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-
hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan
kedalaman nafas

1.4 PATOFISIOLOGI

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses ventilasi
(proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada
proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut
akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan
pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas).
1.5 PATHWAY KEPERAWATAN
1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN HASILNYA

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan


oksigenasi yaitu:
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan
keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang
menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

1.7 PENATALAKSANAAN
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektifė
3) Suctioning
4) Jalan nafas buatan
b. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 PENGKAJIAN

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif


1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh sesak saat bernafas
b) Pasien mengeluh batuk tertahan
c) Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
d) Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2) Data Objektif
a) Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
b) Terdapat bunyi nafas tambahan
c) Pasien tampak bernafas dengan mulut
d) Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
e) Pasien tampak susah untuk batuk

2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Bersihan jalan napas tidak efektif


 Pola napas tidak efektif
 Intoleransi aktivitas

2.3PERENCANAAN KEPERAWATAN

Intervensi umum :

 Kaji faktor penyebab.


 Kurangi atau hilangkan faktor penyebab.
 Jika ada nyeri, berikan obat pereda nyeri sesuai kebutuhan.
 Sesuaikan pemberian dosis analgesik dengan sesi latihan batuk.
 Pertahankan posisi tubuh yang baik untuk mencegah nyeri atau cedera otot.
 Jika sekret kental, pertahankan hidrasi yang adekuat (tingkatkan asupan cairan hingga 2-3 x
sehari jika ada kontraindikasi).
 Pertahankan kelembapan udara inspirasi yang adekuat.
Kolaborasi
 Kolaborasikan dengan dokter untuk tindakan suction guna mempertahankan kepatenan
jalan napas.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika

Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.
Salemba:Medika

Anda mungkin juga menyukai