Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)

Personal Hygiene

I. Konsep Kebutuhan Personal Hygiene

1.1 Definisi Kebutuhan Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yaitu artinya
perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene adalah upaya
seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk
memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis. (Dewi.Y.P.,2012)

1.2 Fisiologi Sistem Personal Hygiene

Sistem intergumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan dibawah kulit dan
perlengkapannya seperti kelenjar dan kuku, kulit, lapisan yaitu lapisan
epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel
epitel. Sel - sel epitel ini mudah sekali mengalamiregenerasi .lapisan ini tidak
mengandung pembuluh darah. Lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot,
saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2 kelenjar yaitu :
a. Kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebum yang
berfungsi meminyaki kulit dan rambut.
b. Kelenjar serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi sebagai
pelumas dan berwarna coklat.

Lapisan hypodermis atau subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limfa
dan jaringan pengikat yang berisi sel lemak.jaringan lemak adalah insulator
panas bagi tubuh subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang
menahan stessor dan tekanan tanpa injury. Kaki, tangan dan kuku selalu
diperuntukkan untuk memberi perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi.
Apakah ada luka pada kulit termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada kulit
bagian atas, bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan, kuku
adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bad, yang terletak dikulit
pada nail groove yang disembunyikan oleh fad kulit, disebut euticle,
Kuku juga memiliki body nail itu berbentuk area putih disebut lunula di
bawah kuku terdapat lapisan epitel disebut nail bed kuku yang normal dan
sehat transparan ,lembut dan konveks dengan warna nail bed merah jambu
penyakit dapat mempengaruhi bentuk ketebalan dan curvature dari kulit.

1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Personal Hygiene

1.3.1 Body Image


Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.
1.3.2 Praktik Sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
1.3.3 Status Ekonomi dan Sosial
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
1.3.4 Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
1.3.5 Budaya
Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang sebagai contoh orang
eropa umumnya mandi sekali seminggu, karena cuaca dieropa yang
memang dingin dan perempuan didesa yang biasa mandi di sungai
sehingga tergolong yang memiliki personal hygiene buruk.
1.3.6 Kebiasaan Seseorang
Tiap individu memiliki kebiasaan tersendiri kapan dia ingin memotong
rambut, menggunting kuku atau bahkan keinginan untuk mandi 2 kali
sehari atau tidak mandi.
1.3.7 Kondisi Fisik
Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan personal
hygiene perlu lebih berhati-hati pada orang dengan luka terbuka.
1.4 Macam-macam Gangguan yang Mungkin Terjadi pada Personal Hygiene
1.4.1 Gangguan pada Kulit
a. Kulit kering disebabkan karena kurang cairan, lebih terlihat pada kulit
tangan, lengan, kaki dan wajah.
b. Jerawat : inflammatory, erupsi kulit papulopostural
c. Hirsutisme : pertumbuhan rambut badan dan muka yang
berlebihanterutama pada wanita.
d. Ruam kulit : terjadi karena paparan matahari berlebihan, pelembab
atau reaksi alergi.
e. Dermatitis: kontak inflamasi kulit ditandai dengan letusan eritema
pruritis, nyeri dan lesi bersisik.
f. Abrasi: lapisan epidermis yang hancur/terpotong sehingga terjadi
perdarahan local dan mengeluarkan cairan serosa.

1.4.2 Gangguan pada Kaki dan Kuku


a. Kalus: bagian epidermis mengeras, terdiri dari masa sel tanduk dan
kerototik. Terjadi pada area permukaan kaki atau telapak.
b. Katimumul : disebabkan tekanan dari sepatu atau friksi, terjadi diarea
jari kaki dan penonjolan tulan. Biasanya berbentuk bulat.
c. Plantar Wart: luka menjamur pada tumit kaki karena virus papilloma.
d. Fisura: sering terjadi diantara jari kaki disebabkan oleh kulit yang
kering dan pacah-pecah.
e. Tinea Pedis: disebabkan jamur pada kaki, sering terjadi di antara jari
kaki dan tumit.
f. Ingroen toenail: disebabkan karena salah pemotongan kuku dapat
menimbulkan nyeri.

1.4.3 Gangguan pada Mulut


a. Karies gigi: tumbuhnya lubang merupakan kerusakan email gigi yang
berhubungan dengan kekurangan kalsium.
b. Plak: otak transparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi
asam normal dan netralisasi karena asam akan merusak gigi.
c. Penyakit periodontal: merupakan penyakit jaringan sekitar gigi seperti
deficit kalkulus, peradangan.
d. Halitosis: disebut juga bau nafas yang disebabkan intake makanan
tertentu dan infeksi.
e. Keilosis: timbulnya bibir retak, disebabkan salvias berlebih, nafas
mulut dan kemoterapi.
f. Stomatitis/Sariawan : disebabkan tembakau, defisiensi vitamin, infeksi
bakteri atau virus.

1.4.4 Gangguan pada Rambut


a. Ketombe : pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal, dapat juga
disebabkan karena bershampo yang tidak teratur.
b. Alpoesia/kehilangan rambut: dapat disebabkan penggunaan alat
pelurus rambut, pengikat rambut, dan pemakaian produk pembersih
rambut yang tidak cocok.
c. Pediculosis capitis/kutu pada rambut: akibat adanya hewan penghisap
darah dan menyebabkan rasa gatal.
d. pediculosis sorporis: adanya hewan kutu pada badan seperti ketiak.
e. Peduculosis Pubis: adanya hewan kutu di daerah genital.

II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Personal Hygiene


2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat Kesehatan penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
2.1.2 Pemeriksaan Fisik
a. Rambut: keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah
rontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur rambut.
b. kepala: botak/alopesia, ketombe, berkutu, adakah eritema, dan
kebersihan kulit kepala.
c. Mata: apakah sclera ikterik, apakah konjungtiva pucat, kebersihan
mata, apakah mata gatal atau kemerahan.
d. Hidung: adakah pilek, alergi, perubahan penciuman, kebersihn
hidung, keadaan membrane mukosa, adakah septum deviasi.
e. Mulut: keadaan mukosa mulut, kelembaban dan kebersihan mulut.
f. gigi: adakah karang gigi, adakah karies, dan kelengkapan gigi.
g. Telinga: adakah kotoran, adakah lesi, dan bentuk telinga.
h. Kulit: kebersihan, adakah lesi, keadaan turgor kulit, warna kulit dan
suhu.
i. Kuku: bentuk kuku, warna dan adanya lesi.
j. Genitalia: kebersihan, pertumbuhan rambut pubis, dan keadaan kulit.

2.1.3 Pemeriksaan Penunjang


a. Hasil Laboratorium

2.2 Diagnosa yang Mungkin Muncul


Diagnosa I: Defisit Perawatan diri Mandi/hygiene berhubungan dengan
penurunan motivasi
2.2.1 Definisi: Hambatan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi
aktivitas mandi/hygiene.
2.2.2 Batasan Karakteristik
a. Mengakses ke kamar mandi
b. Mengeringkan badan
c. Mengambil perlengkapan mandi
d. Mendapatkan sumber air
e. Mengatur suhu atau aliran air mandi
f. Membersihkan tubuh atau anggota tubuh.
2.2.3 Faktor yang Berhubungan
a. Penurunan motivasi
b. Kendala lingkungan
c. Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh
d. Ketidakmampuan untuk merasakan hubungan spasial
e. Gangguan musculoskeletal
f. persepsi atau kognitif
i. Ansietas hebat
j. Kelemahan dan kelelahan
Diagnosa 2 : Defisit perawatan diri berpakaian/berhias berhubungan dengan
penurunan motivasi.
2.2.4 Definisi: hambatan kemampuan untuk memenuhi aktivitas berpakaian
lengkap dan berhias diri.
2.2.5 Batasan Karakteristik
a. mengancing pakaian
b. mengambil pakaian
c. mengenakan atau melepas bagian-bagian pakaian yang penting
d. ketidakmampuan untuk:
- memilih pakaian
-Mempertahankan penempilan pada tingkat yang memuaskan
- mengambil pakaian
- mengenakan pakaian pada tubuh bagian bawah
-mengenakan pakaian pada tubuh bagian atas
- mengenakan sepatu
- mengenakan kaos kaki
- melepaskan pakaian
- menggunakan alat bantu
- menggunakan resleting
2.2.6 Faktor yang Berhubungan
a. penurunan motivasi
b. ketidak nyamanan
c. hambatan lingkungan
d. keletihan
e. gangguan musculoskeletal
f. gangguan neuromuscular
g. nyeri
h. gangguan kognitif atau persepsi
I Ansietas berat
j. kelemahan atau kelelahan

2.3 Perencanaan
Diagnosa I: Defisit Perawatan diri Mandi/hygiene berhubungan dengan
penurunan motivasi
2.3.1 Tujuan dan Kriterian hasil (NOC)
Tujuan (NOC) Kriteria Hasil (NOC)
Kemampuan untuk membersihkan tubuh Pasien mampu untuk
sendiri secara mandiri dengan atau tanpa membersihkan tubuh sendiri
alat bantu secara mandiri atau tanpa alat
bantu.
2.3.2 Intervensi dan Rasional (NIC)
Intervensi (NIC) Rasional
Membantu pasien untuk memenuhi Untuk meningkatkan motivasi
hygiene pribadi hygiene pasien sehingga
motivasinya meningkat untuk
mandi

Diagnosa 2: Defisit perawatan diri berpakaian/berhias berhubungan dengan


penurunan motivasi.

2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)


Tujuan (NOC) Kriteria Hasil(NOC)
Kemampuan untuk mengenakan pakaian Pasien mampu mengenakan
sendiri secara mandiri dengan atau tanpa pakaian sendiri secara mandiri
alat bantu dengan atau tanpa alat bantu.

2.3.4 Intervensi dan Rasional (NIC)


Intervensi (NIC) Rasional
Memilihkan, mengenakan, dan Untuk mencontohkan bagaimana
melepaskan pakaian untuk orang yang berpakaian dan mencari baju yang
tidak dapat melakukan hal ini sendiri. pas untuk dikenakan sehingga
asien mampu memilih sendiri
pakaian yang ingin dikenakan.
III. Daftar Pustaka
Dewi. Yuli.P. (2012). LAPORAN PENDAHULUAN PERSONAL HYGIENE.
(Online). (http://yuli permata.com)

Sarvono dan Anggrayani.(2010).kebutuhan dasar manusia. Yogyakarta:Nuha


Medika

Wartonah,Tarwoto. (2006). kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Wilkinson, Judith.M. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta, EGC

Banjarmasin, 1 November 2016

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Anda mungkin juga menyukai