Disusun oleh :
Agnes Yuliati
202154001
Disusun oleh :
Agnes Yuliati
202154001
Kontusio adalah cedera yang disebabkan oleh benturan atau pukulan pada
kulit. Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil
pecah, sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya.
Kontusio merupakan salah satu bentuk dari trauma tumpul. Kontusio
adalah suatu injuri yang biasanya diakibatkan adanya benturan terhadap
benturan benda keras atau pukulan. Kontusio adalah penggumpalan darah
akibat pecahnya dindingpembuluh darah dapat terjadi karena benturan,
tapi ada juga yang terjadi tiba-tiba dan dapat hilang sendiri, disebut
purpura simplex. Kontusio adalah cedera jaringan lunak, akibat kekerasan
tumpul (pukulan, tendangan atau jatuh)
2.1.2 Penyebab
Kontusio sering terjadi akibat benturan benda keras yang mengenai tubuh,
pukulan yang keras, dan tendangan pada kaki atau terjath saat melakukan
aktivitas (Lemone Priscilla, 2017).
2.1.3 Patofisiologi
Kontusio terjadi akibat perdarahan didalam jaringan kulit tanpa ada
kerusakan kulit. Kontusio juga dapat terjadi dimana pembuluh lebih rentan
rusak. Saat pembuluh darah pecah maka darah akan keluar dari pembuluh
ke jaringan kemudian menggumpal menjadi kontusio. Faktor usia juga
juga bisa membuat darah mudah menggumpal. Semakin tua fungsi
pembuluh darah ikut menurunEndapan sel darah pada jaringan kemudian
mengalami fagositosis dan didaur ulang oleh makrofag. Warna biru atau
ungu pada kontusio merupkan hasil reaksi konversi dari hemoglobin
menjadi bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi menjadi
hemosiderin yang berwarna kecoklatan. Kontusio dapat terjadi karena
perdarahan pada daerah injury karena ruptur pembuluh darah kecil, juga
berhubungan dengan fraktur. Sehingga menyebabkan nyeri , bengkak dan
dan perubahan warna. Hiperkalemi mungkin terjadi pada kerusakan
jaringan yang luas dan kehilangan darah yang banyak (Brunner & Sudart,
2002).
Tahapan kontusio adalah
Tahap 1 : hemosiderin (pigmen besi), berwarna coklat kehitaman menjadi
kebiruan muncul pada 2-4 hari
Tahap 2 : hematoidin (pigmen besi bebas) berwarna kehijauan muncul
pada 5-7 hari
Tahap 3 : bilirubin (berwarna kekuningan) muncul 7-10 hari
Tahap 4 : warna kulit normal dalam 15-20 hari
Patofisiologi
Trauma
tumpul
Nyeri Perdarahan
akut bawah kulit
Gangguan Hematoidin
mobilitas fisik ( hari 5-7)
Bilirubin
( hari 7-10)
2.1.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis kontusio antara lain : ekimosis, perubahan warna kulit.
Darah dalam jaringan lunak awalnya menyebabkan warna ungu dan biru
yng umum dikenal sebagai memar, nyeri dan bengkak (Lemone Priscilla,
2017)
Gejala klinis dan manifestsi klinis pada kontusio adalah :
2.1.4.1 Nyeri
2.1.4.2 Bengkak
2.1.4.3 Perubahan warna
2.1.4.4 Kompres dingin intermiten kulit berubah menjadi hijau atau kuning,
sekitar 1 minggu kemudian bengkak merata, nyeri dan persegarakan
terbatas
2.1.4.5 Kontusio kecil mudah dikenali karena karakteristik warna biru atau ungu
nya beberapa hari setelah terjadinya cedera
2.1.4.6 Kontusi ini menimbulkan daerah kebiruan atau kehitaman pada kulit
2.1.4.7 Bila terjadi perdarahan yang cukup timbulnya perdarahan didaerah
terbatas disebut hematoma.
2.1.4.8 Nyeri pada kontusio biasanya ringan sampai sedang dan pembengkakan
yang menyertai sedang sampai berat
e. Exposure pada kasus trauma, EKG, elektro imbalance buka baju untuk
melihat jelas, jaga suhu badan dengan memberikan selimut untuk
mencegah kedinginan
2.2.1.2 Secondary survey
a. Anamnesis
S : sign dan symptom, mengecek tanda dan gejala yang dikeluhkan
penderita atau yang mengancam nyawa secara umum.
A : Alergi, mengecek alergi yang dialami penderita seperti alergi obat,
makanan
M : Medikasi/ obat-obatan, mengecek obat- obatan yang sedang
dikonsumsi
P : Previous Medical History, mengecek riwayat medis penderita
seperti penyakit yang pernah diderita, obat-obatan yang pernah
dikonsumsi
L : last meal, mengecek hal-hal yang dikonsumsi beberapa jam
sebelum dikonsumsi
E : Events, mengecek hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera
( kejadian yang menyebabkan adanya keluhan utama).
b. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian head to toe terfokus adalah pengkajian komperhensif
sesuai dengan keluhan utama pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Lemone,PD. (2017). Buku Ajar Keperawatan Bedah : Gangguan Muskoloskeletal
edisi 5. Jakarta : EGC
Suriya, M. & Zuriati. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan pada Sistem Muskuloskeletal Aplikasi Nanda NIC NOC. Padang :
Pustaka Galeri Mandiri
Nusdin. (2020). Keperawatan Gawat Darurat. Surabaya : Jakad Media
Tyas,MDC. (2017). Keperawatan Kegawatdaruratan & Manjemen Bencana.
KEMENKES RI