Anda di halaman 1dari 24

TUGAS NSP

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PENDERITA SARS

Dosen : Darmasta Maulana, S.Kep

Disusun Oleh :

MISE PENTA OKTARIA


04.05.1004
A / KP / IV

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, karena makalah hasil NSP

dengan tema “SARS” telah tersusun. Makalah disusun dan dibuat untuk memenuhi

kebutuhan praktikum Nursing Simulation Program ( NSP III ) bagi mahasiswa ilmu

keperawatan Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan surya Global Yogyakarta.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dapat bermanfaat bagi semua

mahasiswa ilmu Keperawatan Surya Global Yogyakarta.

Kepada berbagai pihak yang telah membantu terealisasinya makalah ini saya

ucapkan terimah kasih. Tentu saja makalah ini masih banyak kekurangan dan

kelemahan, oleh karena itu harap maklum.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB I LANDASAN TEORI...................................................................
A. Definisi SARS.................................................................
B. Gejala Klinis....................................................................
C. Epideiologi .....................................................................
D. Etiologi ..........................................................................
E. Manifestasi Klinis ..........................................................
F. Diagnosis ........................................................................
G. Penatalaksanaan .............................................................
H. Komplikasi .....................................................................
BAB II ASKEP.......................................................................................
A. Pengkajian.......................................................................
B. Diagnosa keperawatan.....................................................
C. Perencanaan atau intervensi............................................
BAB III PENUTUP.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
BAB I
LANDASAN TEORI

1. PENGERTIAN SARS

Severe acute respiratory syndrome (SARS atau kadang-kala severe Asian


respiratory syndrome) adalah sejenis pneumonia. Ia pertama kali ada di Wilayah
Guangdong, Republik Rakyat China pada November 2002. SARS sekarang diketahui
disebabkan oleh SARS koronavirus (SARS-CoV), sejenis koronavirus yang jarang
ditemui. SARS dipercayai disebabkan oleh virus dari keluarga korona berdasarkan
pengecaman DNA virus.

SARS adalah sejenis penyakit pernafasan akut yang berbahaya / menular yang
dapat mengakibatkan penyakit radang paru-paru ("atypical pneumonia").

2. GEJALA KLINIS

Tanda dan gejala SARS adalah demam panas secara mendadak (lebih 38°C
atau lebih 100.4°F) dalam waktu 10 hari setelah mengunjungi kawasan / negara yang
mempunyai jangkitan SARS dan satu atau lebih masalah pernafasan seperti batuk,
sesak atau sulit bernafas. Tanda dan gejala SARS yang lain adalah sakit tenggorokan,
sakit otot dan sakit kepala.

3. EPIDEMIOLOGI
Kasus Sindrom Pernafasan Akut Berat atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) pertama kali diketahui pada tanggal 26 Februari 2003 di Hanoi,
Vietnam, dimana seorang laki-laki dirawat dirumah sakit Hanoi dengan gejala panas
tinggi, disertai batuk kering, mialgia (nyeri2 otot) dan nyeri tenggorokan. Setelah
dirawat selama 4 hari, pasien ini mengalami sesak nafas, trombositopeni berat dan
disertai tanda-tanda Sindrom Gagal Nafas Akut atau Respiratoery Distress Syndrome
(RDS) yang membutuhkan ventilator.
4. ETIOLOGI

Walaupun sampai saat ini penyebab pasti dari SARS belum diketahui , namun
data laboratorium menunjukkan kemungkinan keterlibatan metapneumovirus (sejenis
paramyxovirus) dan coronavirus sebagai virus penyebab. Infeksi akibat
metapneumovirus yang termasuk jenis enveloped single-stranded RNA virus,
sebelumnya telah diketahui menyebabkan penyakit saluran nafas ringan. Coronavirus
yang juga termasuk enveloped single-stranded RNA virus dapat menginfeksi manusia
dan binatang. Infeksi coronavirus pada manusia dapat menyebabkan penyakit saluran
nafas bagian bawah yang berat baik pada orang dewasa maupun anak-anak serta dapat
menimbulkan necrotizing enterocolitis (sejenis infeksi pada usus besar) pada bayi
baru lahir. Coronavirus dapat bertahan hidup pada udara bebas selama lebih dari 3
jam. Penularan infeksi virus ini dapat terjadi melalui inhalasi pernafasan dari pasien2
yang menderita SARS pada saat batuk atau bersin , atau melalui kontaminasi tangan
penderita.

Pada tanggal 24 Maret 2003, Central Disease Control (CDC) di Amerika telah
mengumumkan hasil analisis laboratorium dengan ditemukannya coronavirus pada
pasien-pasien yang dicurigai atau mungkin menderita SARS. Jenis baru dari virus
coronavirus telah dapat diisolasi didalam Vero E6 cells dari spesimen 2 penderita
SARS yang berasal dari Thailand dan Hongkong. Identifikasi adanya coronavirus ini
dilakukan dengan menggunakan mikroskop electron yang diperkuat pula dengan hasil
pewarnaan immunostaining , indirect immunofluorescence antibody (IFA) assays
dan reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) analysis.

Teknik IFA assays dan RT-PCR analysis ini juga berhasil mengidentifikasi adanya
coronavirus pada spesimen dari 6 penderita SARS yang lain. Walaupun demikian
masih belum cukup bukti untuk menetapkan peranan pasti dari kedua jenis virus
diatas dalam proses terjadinya SARS. Saat ini CDC dan WHO masih bekerja keras
untuk meneliti dan mencari kemungkinan faktor penyebab lain dari SARS.

5. MANIFESTASI KLINIS

Gejala dan tanda2 klinis Sindrom Pernafasan Akut Berat atau Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) meliputi :
 Panas tinggi (lebih dari 38ºC), disertai :

 Gejala2 gangguan pernafasan :

Batuk

Sesak nafas

 Gejala2 lain :

Sakit kepala

Nyeri / kaku otot

Lemas

Nafsu makan menurun

Bercak-bercak kemerahan dikulit

Gelisah

Diare

Gejala klinis diatas biasanya timbul dalam 2 sampai 7 hari (pada beberapa kasus
sampai 10 hari) setelah mengalami infeksi. Pada 10-20% kasus , gejala klinis terjadi
sangat berat sehingga pasien memerlukan alat bantu nafas (ventilator).

Berdasarkan kriteria WHO, SARS didefinisikan dalam 2 kategori , yaitu :

a) Suspect Case (Kasus yang dicurigai) , yaitu seseorang yang setelah tanggal 1
Februari 2003 mempunyai riwayat :

Panas tinggi (lebih dari 38oC)

Gejala2 gangguan pernafasan :

 Batuk

 Sesak nafas

 Sulit bernafas

Gejala2 lain :

 Sakit kepala

 Nyeri / kaku otot

 Lemas
 Nafsu makan menurun

 Bercak-bercak kemerahan dikulit

 Gelisah

 Diare

Adanya riwayat berhubungan erat dengan seseorang yang telah


didiagnosis menderita SARS dalam 10 hari terakhir.

Adanya riwayat bepergian ke negara2/ daerah2 yang terjangkit SARS


dalam 10 hari terakhir sebelum timbul gejala klinis.

b) Probable Case (Kasus yang mungkin)

Suspect case ditambah dengan temuan foto thorax adanya tanda2


pneumonia atau Respiratory Distress Syndrome yaitu gambaran infiltrat pada
satu atau kedua lobus paru dengan atau tanpa infiltrasi interstisil

atau seseorang yang meninggal dunia akibat gangguan pernafasan yang


tidak diketahui sebabnya, dimana dari hasil otopsi ditemukan gambaran
patologik berupa Respiratory Distress Syndrome tanpa diketahui sebabnya.

6. DIAGNOSIS

Terhadap pasien yang dicurigai (suspected case) atau mungkin (probable case)
menderita SARS, hendaklah diobservasi diruang isolasi dan dilakukan pemeriksaan
fisik yang teliti serta pemeriksaan2 penunjang meliputi :

 Pemeriksaan darah tepi :

Hitung jenis leukosit ====> menurun

Trombosit ====> menurun

 Pemeriksaan kimia darah :

Creatine phosphokinase ====> biasanya meningkat

Tes faat hati à SGOT, SGPT ====> meningkat

Ureum dan Kreatinin ====> meningkat bila terjadi gangguan faal ginjal

Elektrolit : Na & K ====> menurun


C reactive protein (CRP) ====> positif

 Pemeriksaan darah, dahak , usapan tenggorok dan/ atau bronchial washing


untuk dilakukan biakan kuman yang mungkin turut menginfeksi saluran nafas,
terutama kuman-kuman penyebab pneumonia tipikal serta virus penyebab
influenza atau pneumonia atipikal.

 Pemeriksaan foto thorax untuk melihat gambaran infiltrat yang merupakan


pertanda adanya pneumonia.

 Pemeriksaan canggih untuk menentukan jenis virus yang diduga sebagai


penyebab pasti SARS seperti metapneumovirus dan coronavirus menggunakan
mikroskop elektron serta analisis IFA dan RT-PCR belum dapat dilakukan
didaerah karena peralatan dan biaya pemeriksaannya sangat mahal.

7. PENATALAKSANAAN

Penanggulangan wabah SARS :

A. Pencegahan penularan :

Central Disease Control telah mengembangkan pendekatan sistematis dalam


upaya penanggulangan wabah SARS terutama diantara petugas-petugas kesehatan dan
anggota keluarga pasien yang dicurigai atau mungkin menderita SARS.

Pendekatan tersebut antara lain :

Dibandara atau tempat-tempat keberangkatan :

Diwajibkan kepada setiap calon penumpang yang akan bepergian atau penumpang
yang baru tiba serta petugas-petugas bandara/ pelabuhan menggunakan masker untuk
mencegah penularan wabah SARS

B. Perawatan dan pengobatan :

Terhadap kasus yang dicurigai (suspected case) menderita SARS :

 Pasien yang datang dengan gejala2 dan tanda2 klinis SARS segera di
observasi diruang pemeriksaan yang terisolasi.

 Pasien dianjurkan segera menggunakan masker bedah.


 Lakukan anamnesis secara teliti meliputi :

 riwayat bepergian ke negara2 / daerah2 yang terjangkit penyakit SARS

 riwayat kontak dengan seseorang yang dicurigai atau mungkin


menderita SARS

 gejala2 / tanda2 klinis yang dialami pasien.

 Segera dilakukan pemeriksaan foto thorax dan pemeriksaan darah lengkap


serta pemeriksaan penunjang lainnya.

 Bila hasil foto thorax normal :

 Nasihati pasien agar menjaga kebersihan diri, menghindarkan diri dari


tempat2 yang banyak kerumunan orang dan tetap tinggal dirumah.

 Tetap mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi tinggi serta vitamin


untuk memperkuat daya tahan tubuh

 Pasien dapat dipulangkan dengan pesan agar segera memeriksakan diri


bila gangguan pernafasan memburuk.

 Bila hasil foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat , pasien segera dirawat
inap dan ditatalaksana sebagai kasus yang mungkin (probable case) menderita
SARS.

 Dapat diberikan terapi suportif seperti antipiretik analgetik dan vitamin dosis
tinggi.

Terhadap kasus yang mungkin (probable case) menderita SARS :

 Pasien hendaklah dirawat inap diruangan isolasi (ruangan khusus) yang


terpisah dengan pasien rawat inap lain

 Dilakukan observasi yang ketat terhadap kemungkinan perburukan kondisi


penyakit

 Dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap dan


kimia darah serta pemeriksaan biakan kuman untuk mengetahui kemungkinan
adanya infeksi pneumonia (termasuk pneumonia atipikial)

 Dianjurkan pemberian antibiotik spectrum luas untuk mencegah terjadinya


community-acquired pneumonia dan pneumonia atipikal.
 Dianjurkan pula pemberian terapi suportif seperti analgetik-antipiretik,
vitamin dosis tinggi, bronkhodilator, ekspektoran serta diet tinggi kalori dan
protein.

 Apabila pasien mengalami sesak nafas hebat, segera dipasang ventilator dan
diawasi secara ketat.

8. KOMPLIKASI

Infeksi yang berulang, pneumo akut bisa mengakibatkan gagal napas, kor
pulmonal.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.Z
DENGAN PENYAKIT SARS
DI BANGSAL………………….....

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal …….. Tahun ……di bangsal……..

I. BIODATA
a) Identitas klien
Nama :
Umur :
TTL :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Alamat :
b). Identitas penanggung jawab
Nama :
Umur :
TTL :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Alamat :
Hub. Dengan klien:

II. RIWAYAT KESEHATAN


a) Keluhan utama
Klien mengeluh sesak nafas
b) Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan sulit bernafas, sakit kepala, nyeri,
terdapat bercak-bercak kemerahan di kulit, dan diare.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Batuk yang tidak sembuh-sembuh
d) Riwayat kesehatan keluarga
Sars merupakan penyakit menular
e) Genogram

Ket :

: klien

: Perempuan

: laki-laki

f) Riwayat kesehatan lingkungan


Dilingkungan yang dia tinggal ada anggota keluarga yang terinfeksi sars
sehingga penularannya sangat cepat.
III. POLA FUNGSIONAL
a. Presepsi klien terhadap kesehatan
Sakit adalah perasaan yang tidak nyaman dan tidak enak. Sars adalah penyakit
pernapasan akut yang menular, penularannya sangat cepat sehingga pasien
tersebut harus diisolasi.
b.
Pola aktivitas 1 2 3 4
Aktivitas 
Makanan 
Mandi 

Makan
Berpakaian 

Toileting
Mobilitas di tempat tidur 

Berpindah
Kemampuan ROM 
berjalan

Ket :
0 :Mandiri
1 Menggunakan alat Bantu
2 Dibantu orang lain
3 Dibantu orang lain dengan alat
4 Ketergantungan atau tidak mampu
c) Pola istirahat tidur
Klien tampak gelisah dan sering terbangun ditengah-tengah tidurnya akibat
batuk dan rasa nyeri serta sesak napas.
d) Pola nutrisi metabolik
Pola nutrisi metabolic pada pasien sars sangat terganggu karena adanya dahak
dan nafsu makanya juga berkurang sehingga berakibat pada penderita sars
berat badanya menurun dan tampak kurus.
e) Pola eliminasi klien
BAB ener karena mengalami diare
f) Pola kognitif preseptual
Status mental klien komposmentis bicara dan pendengaran normal
g) Pola konsep diri
 Identitas diri : terganggu, klien terisolasi
 Gambaran diri : terganggu
 Ideal diri : terganggu
 Peran diri : terganggu, klien tidak dapat melaksanakan aktivitas
ehari-hari
h) Pola seksual dan reproduksi
Alat kelamin tidak terganggu tapi ditakutkan jika melakukan hub seksual
dapat tertular melalui cairan, apalagi kalau berciuman.
i) Pola koping
Klien stres karena tidak mempunyai harapan untuk sembuh
j) Pola peran hubungan
Klien sudah menikah, klien mendapat dukungan dari keluarga dan teman-
temannya
k) Pola nilai dan kepercayaan
Tidak ada larangan agama yang berhubungan dengan penyakit sekarang.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


a) Tanda-tanda vital
 Suhu : lebih dari 38 ºC
 Nadi : >90/menit
 TD : 100/60 mmHg
 RR : >24/ menit
 TB :170
 BB :60
b) Kesadaran umum
Tidak terjadi gangguan, pasien sadar
c) Kulit, rambut, dan kuku
Inspeksi : warna kulit kemerahan, warna kuku putih kemerahan
Palpasi : suhu kulit panas tekstur kasar, turgor jelek
d) Kepala
Inspeksi : kepala simetris, rambut hitam, kulit kepala bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan massa
e) Mata
Inspeksi : kelopak mata tidak ada pembengkakan, konjungtiva pucat,
pupil isokor
f) Telinga
Inspeksi : daun telinga simetris, liang telinga cukup bersih dan
membrane tympany utuh.
Palpasi : kartilago elastisitas tidak ada nyeri tekan dan massa
g) Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, terdapat lendir
Palpasi : terdapat nyeri tekan
h) Mulut
Inspeksi : terdapat lesi, mukosa bibir kering, mulut cukup bersih dan
berbentuk simetris, jumlah gigi lengkap
i) Leher
Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit sama dengan bagian lainnya
Palpasi : leher disebelah kanan dan kiri tidak terjadi pembengkakan
j) Dada
Inspeksi : bentuk dada cekung dan mengalami nyeri tekan
Palpasi : kulit bila ditekan mengalami nyeri
k) Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris dan tidak terdapat lesi
Auskultasi : peristaltik
Perkusi : timpani

l) Alat kelamin
Inspeksi : rambut pubis, ukuran normal dan tidak terdapat lesi

B. DIAGNOSA KEPRAWATAN
 DATA FOKUS
1) TTV suhu > 38ºC
Nadi >90/menit
RR >24/ menit
2) Nafsu makan menurun
3) Pola nafas tidak efektif
4) Konjungtiva pucat
5) Kulit teraba hangat
6) Mukosa bibir kering
7) Turgor kulit jelek
8) Tidur sering terganggu
9) BAB encer
10) Kulit tampak merah
11) Wajah klien tampak meringis kesakitan
12) Nyeri pada dada
13) Aktivitas dibantu orang lain
14) Klien tampak pucat
15) Klien terlihat cemas

 ANALISIS DATA
NO SYMTOM ETIOOGI PROBLEM
1 Do : Agen cidera biologi Nyeri akut
 wajah klien tampak meringis
kesakitan
Ds :
 klien mengeluh nyeri didaerah
dada

2 Do : Penyakit Hypertermi
 TTV suhu > 38ºC
Nadi >90/menit
RR >24/menit

 kulit teraba hangat

3 Do : Mual,mual,anorexia Ketidakseimbangan
 Nafsu makan menurun Nutrisi kurang dari
 Konjungtiva pucat kebutuhan tubuh
4 Do : Kehilangan volume Kekerangan
 Turgor kulit jelek caira aktif. volume cairan
 Mukosa bibir kering
 BAB encer

5 Do : Nyeri Gangguan pola


tidur
 Tidur sering terganggu
6 Ds : Obstruksi Bersihkan jalan
 Klien mengeluh sulit bernafas nafas

7  Gelisah dan tingkah laku tidak Perubahan status Cemas


stabil kesehatan
8  Kesulitan melakukan aktivitas Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
karena nyeri pada dada antara suplai
oksigen dengan
kebutuhan
9  Klien erasa sakit pada Disfungsi Pola nafas tidak
tenggorokan, otot dan kepala neuromusculer efektif

PRIORITAS MASALAH
1. bersihkan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi
2. pola nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromusculer
3. nyeri akut b/d agen cidera biologi
4. kekurangan volum cairan b/d kehilangan cairan volum aktif
5. hipertermi b/d proses penyakit
6. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d muntah,
mual, dan anorexia
7. gangguan pola tidur b/d nyeri
8. intoleransi aktivitas b/d Ketidakseimbangan antara suplai oksigen
dengan kebutuhan
9. cemas b/d perubahan status kesehatan

INTERVENSI
NO TUJUAN INTERVENSI
DX
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Airway suctioning (3160)
selama..x24jam diharapkan tidak ada  Auskultasi suara nafas sebelum dan
obstruksi kriteria hasil: sesudah suctioning
Respiratory status Airway patency (0410)  informasikan pada klien dan keluarga
 041001 tidak terjadi demam tentang suctioning
 041002 tidak ada rasa cemas  gunakan alat yang steril setiap melakukan
 041004 pernafasan normal tindakan
 041005 bunyi pernafasan normal  Minta klien nafas dalam sebelum suction
 041006 tidak ada sputum dilakukan
1. extremely compromised  hentikan suction dan berikan oksigen
2. substantially compromised apabila pasien menunjukkan brakikardi ,
3. moderately compromised peningkatan saturasi O2
4. mildly compromised  Monitor status oksigen pasien
5. not compromised
Aiway management (3140)
 keluarkan sekret dengan batuk dan suction
 buka jalan nafas gunakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila perlu
 posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
 identifikasi pasien perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
 pasang mayo bila perlu
 kolaborasikan pemberian bronkodilator bila
perlu
 lakukan suction pada mayo
 atur intake untuk untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan
 berikan pelembab udara kassa basah Nacl
lembab
 monitor RR dan status O2
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Oxygen teraphy (3320)
selama...x24 jm klien diharapkan dapat  Bersihkan mulut, hidung dan secret
bernafas dengan normal dengan kriteria  Pertahankan jalan nafas yang paten
hasil : Respiratory status: ventilation (0403)  Mnitor aliran oksigen
 040301 pernafasan normal  pertahankan posisi pasien
 040302 bunyi pernafasan normal  atur peralatan oksigen
 040304 bentuk dada simetris  observasi adanya tanda-tanda hipovolemi
 040306 tidak ada sputum  monitor adanya kecemasan pasien terhadap
 040313 tidak ada dyspneu oksigenasi
 040319 suara auskultasi normal Vital sign monitor (6680)
 040324 tidal volume normal  Monitor TD, nadi, RR
 040325 TV normal  catat adanya fluktuasi tekanan darah
1. extremely compromised  monitor VS saat pasien berbaring, duduk
2. substantially compromised dan berdiri
3. moderately compromised  auskultasi TD pada kedua lengan dan
4. mildly compromised bandingkan
5. not compromised  monitor TD, nadi, RR sebelum, selama, dan
sesudah aktivitas
 monitor kualitas nadi
 monitor frekwensi dan irama pernafasan
monitor suara paru
monitor pola pernafasan abnormal
monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
monitor sianosis Prifer
monitor adanya chusing triad
identifikasi penyebab dari perubahan vital
sign
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Managemen nyeri (1400)
selama...x24 jm klien diharapkan nyeri  lakukan pengkajian nyeri scr komperhensif
pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
: Control nyeri (1605) frekwensi, kualitas, dan faktor presipitasi
 160501 kaji faktor penyebab nyeri  observasi reaksi abnormal dan
 160502 mengurangi nyeri ketidaknyamanan
 160507 laporkan status kesehatan  kaji kultur yang mempengaruhi respon
 160505 pemberian obat analgesik nyeri
 evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
1. never demonstrated lain tentang ketidakefektifan control nyeri
2. rarely demonstrated masa lampau
3. sometimes demostrated  control lingkungan yang dapat
4. often demostrated mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
5. consistently demostrated pencahayaan, dan kebisingan
 kurangi faktor presipitasi nyeri
 kaji tipe dan sumber nyeri untuk
melakukan intervensi
 berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 tingkatkan istirahat
 kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak berhasil

4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajement cairan (4120)


selama...x24 jm klien diharapkan klien  Monitor status hidrasi
dapat memenuhi cairan tubuh, dengan KH :  Monitor TTV
hydration (0602)  Observasi kulit, membrane mukosa dan
 060201 tidak ada tanda dehidrasi adanya edema
 060202 membran mukosa lembab  Berikan cairan yang cukup
 060204 tidak ada penumpukan  monitor masukan makanan / cairan dan
cairan hitung intake kalori harian
 060209 tdk terjadi demam  kolaborasikan pemberian cairan IV
 060211 urine output  monitor status nutrisi
 berikan cairan IV pada suhu ruangan
1. extremely compromised  berikan pemberian nasogatrik sesuai output
2. substantially compromised  kolaborasikan dengan dokter jika ada tanda
3. moderately compromised cairan berlebih muncul memburuk
4. mildly compromised
5. not compromised
5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Temperatur regulation (3900)
selama...x24 jm klien diharapkan klien  Monitor suhu tubuh pasien selama 2 jam
dapat menjadi normal, dengan KH : sekali
Thermoregulation (0800)
 080001 temperature kulit dalam rentang
Monitor temperatur aru sampai stabil
normal  Pantau nadi, TD, pernafasan secara tepat
 080002 suhu tubuh dalam rentang normal
 monitor warna dan suhu kulit
 080003 tidak tjd sakit kepala  monitor tanda-tanda hipertermi
 080004 tdk terjadi sakit otot  tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 080005 tdk cepat marah  selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
 080012 bunyi nadi normal kehangatan tubuh
 080013 pernafasan normal  beritahu tentang indkasi terjadinya
 080014 tdk tjd hidrasi keletihan dan penanganan emergency yg
diperlukan
1. extremely compromised fever treatment (3740)
2. substantially compromised  monitor suhu sesering mungkin
3. moderately compromised  monitor IWL
4. mildly compromised  monitor warna dan suhu kulit
5. not compromised  monitor TTV
 monitor penurunan tingkat kesadaran
 monitor WBC, Hb, Hct
 monitor intake dan output
 berikan anti piretik
 berikan pengoatan untuk mengatasi
penyebab demam
6 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Nutrition management (1100)
selama...x24 jm klien diharapkan gangguan  Kaji adanya alergi makanan
pemenuhan nutrisi dapat teratasi dengan KH  kolaborasi dengan ahlli gizi untuk
: Nutrional status : nutrien Intake (1009) menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
 100901 asupan kalori dibutuhkan
 100902 asupan protein  anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
 100903 asupan lemak Fe
 100904 asupan karbohidrat  anjurkan pasien untuk meningkatkan
 100905 asupan vitamin protein dan vit C
 100906 asupan mineral  berikan subtansi gula
 100908 asupan kalsium  yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah kontipasi
1. not adequate  berikan makanan yang terpilih
2. slightly adequate  monitor jumlah nutrisi dan kandungan
3. moderately adequate kalori
4. substantially adequate  berikan informasi tentang kebutuhan klien
5. totally adequate  kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan

7 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Sleep enchancement (1805)


selama...x24 jm klien diharapkan klien tidak  Monitor keadaan tidur dan lam tidurnya
terganggu lagi pola tidurnya dengan KH :  Atur lingkungan untuk meningkatkan tidur
Tidur (0004)  Fasilitas tidur pasien
 000402 Observasi lamanya tidur  Monitor keadaan tidur dan catat phsychial
 000403 pola tidur  Tingkatkan kenyamanan tidur
 000404 kualitas tidur  Atur posisi senyaman mungkin untuk
 000406 tidur tidak terganggu kenyamanan tidur
 000411 EEG normal  Kolaborasi dengan dokter bila masih terjadi
 000412 EMG normal gangguan tidur
 000413 EOG normal
 000416 TTV normal

1. extremely compromised
2. substantially compromised
3. moderately compromised
4. mildly compromised
5. not compromised
8 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Activity therapy (4310)
selama...x24 jm klien diharapkan kebutuhan  Membantu memilih aktivitas sesuai dengan
oksigen terpenuhi dan klien dapat kemampuan fisik
melakukan aktivitas normal : avtivity  Membantu meningkatkan motivasi dan
tolerance (0005) feinfocement
 000501 oksigen normal  Bantu untuk mengidentifikasi dan
 000502 Frekwensi jantung dalam mendapatkan sumber yang diperlukan
keadaan normal utk aktivitas untuk aktivitas yang diinginkan
 000503 Pernafasan dalam rentang  Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
normal aktivitas seperti kursi roda
 000504 TD systolik normal  Bantu pasien / keluarga untuk
 000505 TD diastolik normal mengidentivikasi kekurangan dalam
 000507 warna kulit beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
1. extremely compromised beraktivitas
2. substantially compromised  Monitor respon fisik, emosi, social dan
3. moderately compromised spiritual
4. mildly compromised  Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi
5. not compromised medik dalam merencanakan program terapi
yang tepat
 Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dari penguatan

9 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Cemas redution


selama...x24 jm klien diharapkan klien tidak  Jelaskan semua prosedur perawatan
terlihat cemas dengan KH:  Instruksi pasien untuk penggunaan relaksi
coping (1302) dan relaksasi
 130201 Identifikasi coping yang efektif  Informasikan tentang diagnosa pengobatan
 130203 mengungkapkan dg kata dan prognosis
 130204 Laporkan penurunan stres  Gunakan pendekatan yang menenangkan
 130206 mdpat informasi kesehatan dan  Temani pasien untuk memberikan
tretment keamanan dan mengurangi takut
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Identifikasi tingkat kecemasan
1. never demonstrated  Bantu pasien mengenal situasi yang
2. rarely demonstrated menimbulkan kecemasan
3. sometimes demostrated  Dorong pasien untuk mengungkapkan
4. often demostrated perasaan, ketakutan, presepsi
5. consistently demostrated  Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
 Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
 Kolaborasikan dengan dokter untuk
mengatasi kecemasan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sars merupakan sejenis pernafasan akut yang berbahaya dan menularyang dapat
mengakibatkan penyakit pada radang paru-paru.

B. SARAN
1. Perawat harus mengetahui tentang definisi / pengertian tentang sars, penyebab,
tanda dan gejala klinisnya, komplikasi dan penanggulangannya
2. perawat harus melakukan pengukuran TTV pada pasien yang mengalami sars
3. perawat harus mampu membuat diagnosa tentang penyakit sars

DAFTAR PUSTAKA

- Santoso, Budi. 2006. Panduan Keperawatan Diagnosa (NANDA), Prima Medika ;


Yogyakarta
- Joane C. Mecloskey.1996. Nursing Intervension Clasification (NIC) Mosby
- Marion Johnson. 2000. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Mosby
- Wikipedia, www. Info sehat.co.id

Anda mungkin juga menyukai