A. TUJUAN
1. Mengetahui Definisi dari Plasenta Previa
2. Mengetahui etiologi dari plasenta previa
3. mengetahui Anatomi
4. mengetahui Patofisiologi
5. Mengetahui Manifestasi Klinis
6. Mengetahui Kompliikasi
7. Mengetahui Penatalaksanaan
B. LANDASAN TEORI
1. Definisi Plasenta Previa
Yaitu plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
2. ETIOLOGI
Etiologi dari plasenta previa belum jelas. Bahwasanya vaskularisasi
yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desudia akibat persalinan yang
lampau dapat menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak
nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada
penderita dengan paritas yang tinggi. Perdarahan tanpa alas an dan tanpa rasa
nyeri merupakan gejala utama dan pertata dari plasenta previa. Pada setiap
perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurugai bahwa penyebabnya
ialah plasenta previa sampai kemudian dugaan itu salah. Frekuensi plasenta
previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas seksio
sesarea, bekas aborsi, kelainan janin, dan leiomoima uteri.
1
3. ANATOMI PLASENTA
Plasenta berbentuk bundar atau hamper undar dengan diameter 15- 20
cm, dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya
plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion
membesar dengan amnion tertekan kearah korion. LetaknyaPlasenta
umumnya didepan atau dibelakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus
uteri. Hal ini dalah fisiologis karena permukaan bagian atau korpus uteri lebih
luas, sehingga lebih banyak tempat itu berimplantasi. Ditempat- tempat
tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena- vena yang lebar (sinus) untuk
menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta dibeberapa tempat terdapat
suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang
interviller diatas. Darah ibu yang mengalir diseluruh plasenta diperkirakan
naik dari 300 mltiap menit pada kehamilan 20 mnggu sampai 600 ml tiap
menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan – perubahan terjadi pula pada
jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kiehamilan 24 minggu
lapisan sinsitum dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotopoblas
sel-sel stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit- fagosit, dan
pembuluh – pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan
tropoblast
2
Adapun diagnosis dari plasenta previa berdasarkan derajat abnormalitasnya
yaitu dibagi menjadi
a. Plasenta previa totalis, ostium internum serviks tertutup sama sekali
b. Plasenta previa Parsialis, ostium internum serviks tertutup jaringan
plasenta sebagian
c. Plasenta previa marginalis, tepi plasenta terletak pada bagian pinggir
ostium internum serviks
d. Plasenta letak render, implantasi plasenta paa segmen bawah uterus
sehingga letak tepi plasenta sangat dekat dengan osteum internum serviks
5. MANIFESTASI KLINIS
Anamnesis : Perdarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri,
tanpa sebab terutama pada multigravida pada kehamilan setelah 20
minggu.
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan luar, gagian terbawah janin biasanya belum
masukpintu
atas panggul, ada kelainan letak janin.
b. Pemeriksaan inspekulo: Perdarahan berasal dari osteum uteri
eksternum.
Penentuan letak plasenta secara lansung baru dikerjakan bila fasilitas
lain tidakada dan dilakukan dalam keadaan siap operasi, disebut pemeriksaan
dalam diatas meja operasi (PDMO). Caranya sebagai berikut:
a. Perabaan forniks : Hanya bermakna bila janin presentasi kepala.
Sambil mendorong sedikit kepala janin kearah pintu atas pangggul,
perlahan –lahan raba seluruh forniks dengan jari. Perabaan lunak bila
antara jari dan kepala terdapat plasenta. Bekuan darah dapat dikelirukan
dengan plasenta
3
b. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis, setelah para peraban forniks
dicurigai adanya plasenta previa. Bila kanalis servikalis telah terbuka,
perlahan-lahan masuk. Jangan sekali-sekali berusaha menyusuri pinggir
plasenta seterusnya karena mungkin plasenta akan terlepas dari
inserasinya.
Ciri – ciri Plasenta Previa
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. perdarahan berulang
3. Warna perdarahan tampak segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu trjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasanya tidak tegang (biasanya) saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12. Presentasi mungkin abnormal
6. KOMPLIKASI
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan,
anemia karena perdarahan, plasentitis, dan endometritis pasca persalinan.
Pada janin biasanya terjadi persalinan prematur dan komplikasinya seperti
asfeksia berat. Adapun diagnonis banding plasenta prena antra lain:
Kelainan local seperti kanker serviks atau polip serviks.
7. PENATALAKSANAAN
Harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas oprasi.
Sebelumdirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
4
kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga
perut (missal batuk mengendan karena sulit buang air besar).
Pasang infuse cairan NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairan
peroral pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara tertur tiap 15
menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau
pula BJJ dan pergerakan janin.
Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan transfuse darah. Bila
tidak teratasi, upayakan penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia
kehamilan.
Penanganan dirumah sakit dilakukan berdasarkan usia kehamilan. Bila
rejutan, usia gesrasi < 37 minggu, taksiran berat janin < 2500 g, maka:
Bila perdarahan sedikit, rawat sampai usia
kehamilan 37 minggu, lalu lakukan mobilisasi bertahap. Beri
kortikosteroid 12 mg intravena perhari selama 3 hari.
Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO. Bila ada kontraksi, tangani
seperti persalinan preterm.
Bila tidak ada renjatan, usia gestrasi 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin
2500 g atau lebih, lakukan PDMO. Bila ternyata plasenta previa, lakukan
persalinan perabdominan. Bila bukan usahakan partus pervaginam.
5
SKEMA PENANGANAN PLASENTA PREVIA
6
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T
DENGAN PENYAKIT PLASENTA PREVIA
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a) Identitas pasien
Nama : Ny. T
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :Gambiran
Agama : Islam
Suku :Jawa
Pendidikan : SMA
Status :Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
7
Pekerjaan :wirasswasta
hubungan dengan klien : suami klien
2. STATUS KESEHATAN
a. 7
Keluhan utama: perdarahan
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengandung 36 minggu,pada pagi hari setelah bangun tidur
klien mengalam perdarahan tanpa rasa nyeri dan akhirnya dilarikan
atau dirujuk kerumah sakit oleh keluarganya
c. Riwayat kesehatan dahlu
1. Penyakit yang dialami
Klien pernah dioprasi sesarea pada saat melahirkan anal
pertama dan kedua
2. Riwayat alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi makanan ataupun obat-
obatan
3. Riwayat kesehatan keluarga
Dikelurga klien tidak ada yang pernah menderita penyakit
seperti yang diderita oleh klien, dan dikeluarga klien tidak ada
yang menderiita penyakit keturunan maupun menderita
penyakit serius
Genogram
8
8
9
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: tinggal serumah
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makanan √
Berpakaian √
Eliminasi dan mandi √
Mobilisasi ditempat tidur √
ambulansi √
Keterangan :
0 : mandiri
1 : menggunakan alat
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
10
Klien mengalami gangguan dalam tidurnya karma klien cemas akan
mengalami perdarahan lagi dan klien juga mengalami nyeri pada
abdomennya
d. Pola nutrisi metabolic
Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mengalami mual dan
klien selama hamil diet dalam mengkonsumsi garam
e. Pola eliminasi
Klien mengalami kesusahan dalam BAB (konstipasi)
Klien BAK 3-4 X/hari,feses kering dan keras
f. Pola kognitif perceptual
Gambaran diri : klien mengalami gangguan dalam gambaran
dirinya karena klien tidak bisa beraktifitas seperti biasa karena
penyakit yang dideritanya
Peran diri : klien mengalami gangguan dalam peran dirinya
sebagai ibu rumah tang ga karena penyakit yang dideritanya
Identitas diri : klien sebagai ibu rumah tangga mempunyai 2
orang anak dan sekarang sedang mengandung anak ke 3
Ideal diri : apabila klien sembuh klien akan melakukan
aktifitasnya seperti biasa sebagai ibu rumah tangga dan mengurusi
anak
Harga diri : klien meras malu karena tidak bisa menjadi ibu
rumah tangga yang baik
g. Pola koping :
Klien tampak cemas dan gelisah memikirkan penyakit yang dideritanya
h. Pola seksual
Klien telah menikah dan mempunyai 2 orang anak , klien mengalami
perdarahan pada faginanya
i. Pola peran hubungan
11
Klien mempunyai hubungan baik dengan keluarga, tetangga, maupun
masyarakat disekitarnya
j. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam , walaupun sakit klien tetap menjalankan sholat 5
waktu
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda vital :
Suhu : Normal (36,5-37,4)
Tekanan darah : Kurang dari 100/60 mmHg
Nadi : Lebih dari 100X/menit
Respirasi : Normal (16-24 X/mnt)
b. Keadaan Umum
Kesan umum klien lemah, cara bicara klien lemah atau pelan, dan
kesadaran klien Compos mentis, klien tampak gelisah, klien mengalami
anemia.
12
Kelembapatan : Kering
Tekstur : Jelek
Edema : Tidak ada edema
d. Kepala
Inspeksi
Kesimetrisan muka : Simetris
Tengkorak : Tidak terdapat benjolan
Rambut : Lebat
Kulit kepala : Bersih
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan
e. Mata
Bentuk mata : Simetris, Bulat
Kelopak mata : Normal (cokelat)
Konjungtiva : Pucat
Sklera : Putih
Iris : Cokelat
Kornea : Jernih
Pupil : Isokor
Mata sayu, terdapat kantung mata
f. Telinga
Inspeksi
Warna : Sawo matang
Daun telinga : Simetris
Membran tympani : Tidak terdapat secret
13
Palpasi
Cartilago : Tidak terdapat nyeri tekan
Uji pendengaran : Pendengaran klien normal
g. Hidung
Inspeksi
Bagian dalam : Simetris
Bagian dalam : Simetris
Ingus : Tidak terdapat ingus
Perdarahan : Tidak terdapat perdarahan
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan
Tidak terdapat krepitasi
h. Mulut
Inspeksi
Bibir : Kering
Gigi : Jumlah gigi lengkap, gigi putih
Gusi : Normal (Merah muda)
LIdah : Agak putih
Palpasi
Pipi : Tidak terdapat nyeri tekan
i. Leher
Inspeksi
Bentuk leher : Simetris
Warna kulit : Sesuai de4ngan warna kulit lainnya
(sawo matang)
14
Bengkak : Tidak ada pembengkakan
Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
j. Dada
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Kulit : Sesui dengan warna kulit yang lainnya (sawo
matang)
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan
Tidak ada peradangan
Perkusi
Bunyi normal resonan (“dug,dug,dug”)
Auskultasi
Normal
k. Abdomen
Inspeksi
Terdapat bekas jahitan pada abdomen (bekas operasi
sesarea)
Bentuk : Simetris
Warna : Sawo matang
Klien tampak nyeri pada abdomennya setelah
perdarahan
Auskultasi
Peristaltik : kurang dari 35 X/menit
Perkusi
15
Bunyi timpani
Palpasi
Adanya kesalahan letak janin
l. Alat kelamin
Inspeksi
Tampak terdapat perdarahan yang keluar pervaginam
warna darah merah dan segar
Nyeri pada uterusnya
m. Musculusceletal
Otot
Gerakan otot lemah
Ukuran kecil
Tulang
Tidak ada pembengkakan
Tidak ada nyeri tekan
Persendian
Persendian lemah
Tidak ada krepitasi pada persendian
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG untuk diagnosis pasti,yaitu menentukan letak plasenta
Pemeriksaan darah : Hemiglobin, hematokrit
15
16
Nifedipin 3 X 20 mg/ hari
Bhetametason 24 mg dosis (IV) tunggal untuk pematangan
paru janin
B. PENGELOMPOKAN DATA
Aktivitas klien dibantu orang lain
Klien tampak lemah
Tidur klien terganggu karena klien takut mengalami perdarahan lagi dan
rasa nyeri pada perutnya
Klien mengalami penurunan nafsu makan
Klien kesusahan dalam BAB (Konstipasi)
Klien kurang mengetahui tentang penyakitnya
Klien tampak cemas Memikirkan penyakitnya
Klien tampak gelisah
Tanda – Tanda vital :
Suhu : Normal (36,5- 37,4)
Tekanan darah : Kurang dari 100/60 mmhg
Nadi : Lebih dari 100X/mnt
Respirasi : Normal (16-24X/mnt)
Klien mengalami anemia
Warna kulit klien : pucat
Kulit klien kering
Tekstur : Kasar
Turgor :jelek
Konjungtiva pucat
Mata klien tampak sayu
Tampak terdapat kantung mata
Terdapat bekas jahitan pada abdomennya (bekas operasi sesarea)
17
Klien tampak mengalami nyeri pada abdomennya setelah mengalami
perdarahan
Mucosa mulut kering
Klien mengalami kesusahan dalam BAB
Feses kering dank eras
Klien merasa malu karena tidak bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik
Peristaltik kurang dari 35 X/mnt
Klien kurang mengetahui tentang penyakitnya
Nyeri pada uterusnya
C. ANALISA DATA
17
18
Klien tampak gelisah
Klien tampak cemas
memikirkan penyakitnya
Tidur klien terganggu
karena KLien takut
mengalami Predarahan lagi
3. DO: Medikasi dan Kerusakan
Terdapat bekas jahitan pada perubahan turgor integritas kulit
abdomen (Bekas operasi kulit
sesarea)
Tekstur kasar
Turgor Jelek
Kulit klien kering
Suhu : Normal (36,5- 37,4)
4. DO: Kehilangan Kekurangan
Mukosa mulut kering Volume cairan volumo cairan
Turgor jelek aktif
Tekanan Darah : Kurang
Dari 100/60 mmHg
Nadi : Lebih dari 100
X/mnt
Kulit klien kering
5. DO : Kelemahanh otot Konstipasi
Feses kering dank eras abdomen
Klien mengalami kesusahan
dalam BAB
KLien mengalami
penurunan nafsu makan
(anoreksia) 18
19
Peristaltik < 35 X/mnt
Klien tampak lemah
6. DO: Nyeri Gangguan pola
Konjungtiva pucat tidur
Mata klien tampak sayu
Tampaki terdapat kantung
mata
Tidur klien terganggu
karena rasa nyeri pada
abdomennya
Nyeri pada uterusnya
7. DO: Tirah baring atau Intoleransi
Aktivitas klien dibantu imobilisasi Aktivitas
orang lain
Klien tampak lemah
Suhu : Normal (36,5-37,4)
Nadi8 : lebih dari 100
X/mnt
Tekanan Darah : Kurang
Dari 100/60 mmHg
Respirasi : Normal (16-24
X/mnt)
Klien mengalami anoreksia
Klien mengalami
kelemahan
8. DO: Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
KLien tampak lemah dalam nutrisi: Kurang dari
Klien mengalami
19 memasukkan, kebutuhan tubuh
penurunan nafsu makan mencerna,
20
karena memikirkan mengabsorbsi,
penyakitnya makanan karena
Konjungtiva pucat factor psikologis
Membran mucosa
keringNyeri pada abdomen
Peristaltik :.< 35X/mnt
9 DO: Tidak familiar Kurang
Klien merasa cemas dan dengan sumber pengetahuan
gelisah memikirkan informasi (spesifik)
penyakitnya
KLien kurang mengetahui
tentang penyakit yang
dialami, klien hanya
mengetahui bahwa dirinya
mengalami perdarahan
10 DO: Invasi Resiko infeksi
Terdapat bekas jahitan pada mikroorganisma
abdomennya (bekas operasi phatogen
sesarea
KLien tampak lemah
Klien mengalami
penurunan nafsu makan
(anoreksia)
Peristalti usus : < 35 X/mnt
D. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut b/d agen cidera fisiki
2. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif
20
21
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan
dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi, makan karena factor psikologis
4. Intoleransi aktifitas b/d tirih baring atau imobilisasi
5. Gangguan pola tidur b/d Nyeri
6. Resiko infeksi b/d Invasi mikroorganisme phatogen
7. Kerusakan integritas kulit b/d medikasi dan perubahan turgor
8. Konstipasi b/d Kelemahan otot abdomen
9. Cemas b/d Takut
10. Kurang pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber informasi
E. PERENCANAAN
22
(160511)
Melaporkan nyeri Evaluasi Dapat
yang sudah tentangkeefektifa menunjukkan
terkontrol n dari tindakan dengan tepat
(160509) mengontrol nyeri pencetus atau
Mengenali yang telah factor pemberat
penyebab-penyebab digunakan atau
nyeri mengidentifikasi
SKALA: terjadinya
Komprominya komplikasi
luar biasa (1)
Komprominya
kuat/kokoh Berikan Memberikan
(2) informasi tentang informasi tentang
Komprominya
sedang (3) nyeri, seperti : kemajuan
Komprominya Penyebab, berapa penyakit, alat
sedikit (4)
Tidak ada lama terjadi dan dalam evaluasi
kompromi (5) tindakan keefektifan
pencegahan. intervensi dan
dapat
menunjukkan
bebutuhan
perubahan
program
Berikan pengobatan.
analgesic sesuai
dengan anjuran Memberikan
penghilangan
ketidaknyamanan
23
atau nyeri dan
memfasilitasi
tidur, partisipasi
pada terafi
Kontrol faktor pascaoperasi
lingkungan yang
dapat Memberikan
mempengaruhi rasa nyaman
respon fasien pada klien
terhadap
ketidaknyamanan
Berikan
dukungan
terhadap pasien Memberikan
dan keluarga support pada
Anjurkan pada pasien dan
pasien untuk keluarga
memonitor nyeri Mengajarkan
sendiri pada pasien
Ajarkan mengenai tingkat
penggunaan nyeri
teknik Memberikan rasa
nonfarmakologi nyaman pada
(relaksasi klien
,masase dll)
Tingkatkan
tidur/istirahat
Meningkatkan
24
Anjurkan pasien rasa nyaman pada
untuk berdiskusi klien
tentang Mempengaruhi
pengalaman nyeri pilihan intervensi
secara tepat
2 Kekurangan Setelah dilakukan Manajemen cairan
volume cairan tindakan Monitor tanda- Kekurangan/
tubuh keperawatan selama tanda vital perpindahan
…X 24 jam, Ciran cairan
tubuh klien meningkatkan
terpenuhi frekwensi
(seimbang) dengan jantung,
kriteia hasil : menununkan TD,
Keseimbangan dan mengurangi
cairan : volume nadi
(060101) Tekanan Perubahan cepat
darah dalam Catat perubahan menunjukkan
rentang normal berat badan gangnguan
(060102) Rata-rata dalam air tubuh
arteri dalam rentang total
normal Memberikan
(0609117) informasi tentang
Membran mukosa Catat pengeluaran status cairan
lembab dan pemasukan tubuh
(060109) Berat cairan
badan stabil Penurunan curah
(060104) Nadi jantung
perifer teraba Monitor status mempengaruhi
SKALA: hidrasi perfusi/ fungsi
25
Komprominya serebral
luar biasa (1) Pada adanya
Komprominya
kuat/kokoh penurunan
(2) Berikan terafi IV masukan/ banyak
Komprominya
sedang (3) sesuai keperluan kehilangan
Komprominya penggunaan
sedikit (4)
Tidak ada parentarel dapat
kompromi (5) memperbaiki/
mencegah
kekurangan
Berikan cairan Memenuhi cairan
secara teratur tubuh
Monitor status Menentukan
nutrisi pilihan intervensi
Kaji adanya Mempengaruhi
udeme pilihan intervensi
Monitor tingkat Mengetahui
orientasi pasien kehilangan
cairan berlebih
3 Ketidakseimbang Setelah dilakukan Manajemen nutrisi:
an nutrisi kurang tindakan Kolaborasi dengan Mengidentifikas
dari kebutuhan keperawatan ahli gizi untuk i ke3kurangan/
tubuh selama…..X 24 menentukan kebutuhan
jam, Pemasukan jumlah kalori dan nutrisi. Berfokus
nutrisi dapat nutrisi yang pada masalah
adekuat dengan dibutuhkan pasien membuat
criteria hasil : suasana negative
Status nutrisi: dan
(100401) mempengaruhi
26
Nutrisi terpenuhi masukan
(100402) Makanan
dan cairan Anjurkan pasien Mempengaruhi
terpenuhi untuk kekurangan dan
(100403) Energi meningkatkan membantu
(100405) Berat protein dan proses
(100404) vitamin C penyembuhan
Daya tahan tubuh
SKALA:
Komprominya Berikan substansi Memberi
luar biasa (1) sugar sumber energi
Komprominya
kuat/kokoh untuk fungsi
(2) sesuler
Komprominya
sedang (3)
Komprominya Berikan makanan Nutrisi adekuat
sedikit (4)
Tidak ada yang terpilih penting untuk
27
Ajarkan pada pada pasien
pasien bagaimana makan secara
membuat catatan teratur dan
makanan harian menentukan gizi
yang diperlukan
Memenuhi
kebutuhan
Beriakan kalori nutrisi pasien
untuk kebutuhan
nutrisi
4 Intoleransi Setelah dilakukan Terafi aktivitas:
aktivitas tindakan Membantu Tirah baring yang
keperawatan selama kebiasaan aktivitas lama dapat
…X 24 jam, fisik (ambulansi, menurunkan
kemampuan berpindah, dan kemampuan.Ini
beraktivitas klien personal care/ dapat terjadi
dapat meningkat hygien) jika karena
dengan criteria diperlukan keterbatasan
hasil: aktivitas yang
Toleransi aktivitas: mengganggu
(000502) Frekwensi periode istirahat
jantung dalam Ajaran baimana Membantu
rentang normal menggunakan mentukan derajat
(000503) Respirasi tekhnik dekompensasi
dalam rentang mengontrol jantung pulmonal
normal untuk pernafasan ketika penurunan TD,
aktivitas beraktifitas takikardia,
(000504) Tekanan disritmia,
28
darah Sistolik takipnea adalah
dalam rentang indikatif dari
normal untuk kerusakan
aktivitas toleranlsi jantung
(000505) Tekanan terhadap
darah diastolic aktivitas.
dalam rentang Membantu untuk Dapat
normal untuk memilih aktivitas meningkatkan
aktivitas yang sesuai kemandirian
(000513) dengan klien dalam
Melaporkan kemampuan fisik beraktivitas
kemampuan
(ADLS) Monitor dan catat Membantu dalam
SKALA: kemampuan untuk mengkaji respon
Komprominya mentoleransi fisiologi terhadap
luar biasa (1) aktivitas. stress aktivitas
Komprominya
kuat/kokoh dan bila dad
(2) merupakan
Komprominya
sedang (3) indicator dari
Komprominya kelebihan kerja
sedikit (4)
Tidak ada yang berkaitan
kompromi (5) dengan tingkat
aktivitas
29
melakukan
sesuatu sendiri.
Kolaborasikan
dengan tenaga Terafi bisa
medik dalam membantu
merencakan meningkatkan
program terafi toleransi
yang tepat aktivitas pasien
Bantu klien untuk
membuat jadwal Latihan yang
latihan diwaktu teratur akan
luang mempercepat
toleransi klien
Monitor respon
fisik,emosional,so Mempengaruhi
sial dan spiritual pilihan intervesi
Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang Membantu dalam
disukai meningkatkan
toleransi
aktivitas pasien
5 Gangguan pola Setelah dilakukan Meningkatkan tidur:
tidur tindakan Atur lingkungan Memberikan
keperawatan selama untuk situasi kondusif
….X 24 jam, tidur meningkatkan untuk tidur
klien dapat adekuat tidur
dengan criteria
hasil: Diskusikan Meningkatkan
30
Tidur: dengan pasien dan kenyamanan
(000402) Observasi keluarga pasien tidur serta
lamanya tidur tindakan dukungan
(000403) Pola tidur kenyamanan, fisiologis
(000404) Kualitas tekhnik /psikologis
tidur mendukung tidur,
(000406) Tidur dan perubahan
tidak terganggu gaya hidup yang
(000408) Perasaan dapat
segar setelah tidur meningkatkan
(000414) Vital sign tidur
dalam rentang Terapkan tindakan Meningkatkan
normal kenyamanan efek relaksasi
SKALA: massage dan
Komprominya posisikan pasien
luar biasa (1) Bantu untuk Memberikan
Komprominya
kuat/kokoh menghilangkan kenyamanan
(2) masalah sebelum pada klien
Komprominya
sedang (3) tidur untuk tidur
Komprominya Monitor dan catat Menentukan
sedikit (4)
Tidak ada pola tidur dan intervensi
kompromi (5) lamanya tidur selanjutnya
klien
Menentukan efek
medikasi pasien Menentukan
pada pola tidur dalam
Instruksikan pemilihan
relaksasi sebelum intervensi
31
tidur Meningkatkan
rasa nyaman
dan
mempermudah
untuk tidur
Batasi pemasukan Mencegah
cairan dan nutrisi adanya
sebelum tidur gangguan pola
tidur karena
ingin berkemih
atau BAB
32
(190204) tindakan
mengembangkan keperawatan Mencegah
strategi control Berikan terapi adanya bakteri
resiko secara efektif antibiotic Menurunkan
(190217) Pastikan resiko infeksi.
memonitor perawatan aseptic
perubahan status pada IV line. Meminimilasi
kesehatan Hindari r terjadinya infeksi
(190219) personal yang
menggunakan dapat yang
dukungan personal menyebabkan
untuk mengontrol penyakit yang Mempengaruh
resiko. menyebar i pilihan intervensi
SKALA: Kaji selanjutnya
Tidak pernah temperatur klien Mencegah
menunjukkan tiap 4 jam infeksi/terkontami
(1) nasi
Jarang Dorong pasien
menunjukkan untuk
(2) tidur/istirahat
Kadang
menunjukkan
(3)
Sering sekali
menunjukkan
(4)
Terus
menerus/tetap
33
menunjukkan
(5)
7 Kerusakan Setelah dilakukan Perawaatan luka:
integritas kulit tindakan Catat Mempengaruh
keperawatan selama kerakteristik luka i pilihan intervensi
….x 24 jam terjadi
penurunan Mempengaruh
kerusakan integritas Catat i pilihan intervensi
kulit dengan kerasteritik setiap
kreteria hasil: pengeringan Mempertahan
penyembuhan luka: kan area bersih
(110210) Bersihkan meningkatkan
resiko dan suhu dengan sabun anti menyembuhkan
kulit yang tinggi bacteria yang dan kenyamanan
(110203) resoluusi tepat Meningkastka
pengeringan yang n rasa nyaman
serius dari luka.
(110201) perkiraan Masase Mempercepat
kulit disekitar luka penyembuhan luka
(110209) untuk
resolusi edema menstimulasi
diantara kulit. sirkulasi
SKALA
Sama sekali Mengajarkan
tidak (1) pasien dan
Keterbatasan anggota keluarga
(2) mengenai
Sedang (3) prosedur
34
ekstensif adanya keringat
Anjurkan pada berlebih
pasien untuk
berpakaian
longgar
Kekurangan
Monitor status nutrisi dapat
nutrisi mempengaruhi
integritas kulit
Mencegah
Mobilisasi adanya kerusakan
pasien (ubah integritas berlebih
posisi) tiap 2 jam Mempengaruh
sekali i pilihan intervensi
Monitor kulit
akan adanya
kemerahan
8 konstipasi Setelah dilakukan Kontipasi
tindakan Berikan Melembabkan
keperawatan selama laksatit dengan feses,
….x 24 jam klien tepat meningkatkan
dapat BAB dengan fungsi defekasi
lancer dengan sesuai kebiasaan,
kreteria hasil: menurunkan
pembersihan buang ketegangan
air besar: Serat yang
(050101) pola Intruksikan tinggi akan
eliminasi dalam pada pasien atau melembekkan
rentang normal keluarga feses
35
(050110) tidak pemasukan diet
menandakan serat setinggi
adanya kontipasi yang tepat Mempengaruh
(050126) jumlah Monitor tanda i pilihan intervensi
pengeluaran dan penyebab
adekuat konstipasi Mempengaruh
(050125) Konsultasi i intervensi
pemasukan serat dengan dokter
adekuat mengenai
(05024) pemasukan pengurangan
cairan sdekuat frekuensi suara
SKALA: BAB Mempengaruh
Komprominya Konsultasi i intervensi.
luar biasa (1) dengan dokter
Komprominya
kuat/kokoh mengenai tanda
(2) dan penyebab
Komprominya
sedang (3) konstipasi. Mempengaruh
Komprominya Monitor berat i pilihan intervensi
sedikit (4)
Tidak ada badan pasien
36
Menstimulasi
Anjurkan peristaltik yang
untuk melakukan memfasilitasi
pergerakan/ kemungkinan
ambulansi sesuai terbentuknya
kemampuan flatus
Meningkatkan
Berikan kenyamanan
privasi secara psikologis
37
tanda kecemasan kecemasan akan
(140203) reaksi fisik pada
Menurunkan tingkat kecemasan Membantu
stimulasi Bantu pasien menurunkan
lingkungan ketika untuk kecemasan
cemas mengidentifikasi
(140204) situasi yang
Mencari informasi menciptakan
untuk menurunkan cemas Menurunkan
cemas Instruksikan ketegangan klien
SKALA: pasien untuk
Tidak pernah menggunakan
menunjukkan tekhnik relaksasi Dapat
(1) Berikan digunakan untuk
Jarang pengobatan untuk menurunkan
menunjukkan menurunkan ansietas
(2) cemas dengan cara
Kadang yang tepat
menunjukkan (sedative) Mengurangi
(3) Gunakan rasa takut
38
yang menimbulkan
kecemasan
Instruksikan Meningkatkan
pada pasien rasa nyaman
menggunakan
tekhnik relaksasi
Nyatakan Memberikan
dengan jelas rasa nyaman
harapan terhadap pada pasien
pelaku pasien
39
Menggambarkan anatomi dan dating dan
penyakit dan factor pisiologi yang menimbulkan
yang berkontribusi sesuai harapan dari
(180305) keterbatasan
Menggambarkan hidup secara
tanda dan gejala Uraikan tanda normal
(180306) dan gejala dari Evaluasi dan
Menggambarkian penyakit yang itervensi dengan
tindakan yang tepat cepat
menimbulkan menurunkan
gejala risiko terjadinya
SKALA komplikasi atau
Sama sekali kehilangan
tidak (1) fungsi yang
Keterbatasan berlanjut
(2)
Sedang (3) Berikan
40
n selanjutnya
Dukung
pasien untuk Memberikan
mengeksplorasi rasa nyaman
dengan cara yang pada
tepat klien/menentuka
n pilihan
Rujuk pasien intervensi yang
pada grup/agensi tepat
dikomunitas yang Dapat
local,yang tepat meningkatkan
pengetahuan
pasien mengenai
penyakitnya
BAB III
41
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa plasenta previa itu sendiri
merupakan plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Yang
penyebabnya belum jelas. Bahwanya vascularisasi yang berkurang, atau
perubahan atrofi pada desudua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan
plasenta previa tidaklah selalu benar karena tidak nyata secara jelas bahwa
plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita paritas yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
42
Yatim Dr Wildan, 1994, Reproduksi dan Embryologi, TARSITO: Bandung.
Oxorn Harry,2003, Ilmu Kebidanan Patofisiologi dan Fisiologi Persalinan,
Yayasan Essentia Medika: Jakarta
ChapmanVicky, 2006, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, EGC,
Jakarta
Mc Closcey Joanne dkk, Nursing Intervension Classification (NIC), 1995:
London
Johnson Marion dkk, Nursing Autcomes Classification (NOC), 1997, America
Bilal Habib, 2005/2006, Panduan Diagnosa Nanda, Prima Medica: Jakarta
Doenges Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan , EGC: Jakarta
Hardian, 2007, Plasenta Previa, WW. Definisi Plasenta Previa . Com (Senin 25-
02-2008)
43