Anda di halaman 1dari 43

BAB II

A. TUJUAN
1. Mengetahui Definisi dari Plasenta Previa
2. Mengetahui etiologi dari plasenta previa
3. mengetahui Anatomi
4. mengetahui Patofisiologi
5. Mengetahui Manifestasi Klinis
6. Mengetahui Kompliikasi
7. Mengetahui Penatalaksanaan

B. LANDASAN TEORI
1. Definisi Plasenta Previa
Yaitu plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir

2. ETIOLOGI
Etiologi dari plasenta previa belum jelas. Bahwasanya vaskularisasi
yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desudia akibat persalinan yang
lampau dapat menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak
nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada
penderita dengan paritas yang tinggi. Perdarahan tanpa alas an dan tanpa rasa
nyeri merupakan gejala utama dan pertata dari plasenta previa. Pada setiap
perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurugai bahwa penyebabnya
ialah plasenta previa sampai kemudian dugaan itu salah. Frekuensi plasenta
previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas seksio
sesarea, bekas aborsi, kelainan janin, dan leiomoima uteri.

1
3. ANATOMI PLASENTA
Plasenta berbentuk bundar atau hamper undar dengan diameter 15- 20
cm, dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya
plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion
membesar dengan amnion tertekan kearah korion. LetaknyaPlasenta
umumnya didepan atau dibelakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus
uteri. Hal ini dalah fisiologis karena permukaan bagian atau korpus uteri lebih
luas, sehingga lebih banyak tempat itu berimplantasi. Ditempat- tempat
tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena- vena yang lebar (sinus) untuk
menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta dibeberapa tempat terdapat
suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang
interviller diatas. Darah ibu yang mengalir diseluruh plasenta diperkirakan
naik dari 300 mltiap menit pada kehamilan 20 mnggu sampai 600 ml tiap
menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan – perubahan terjadi pula pada
jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kiehamilan 24 minggu
lapisan sinsitum dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotopoblas
sel-sel stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit- fagosit, dan
pembuluh – pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan
tropoblast

4. PATOFISIOLOGI PLASENTA PREVIA


Perdarahan anterpartum akibata plasenta previa terjadi sejak
kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai
melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga,karena segmen
bawah uterus lebih banyak perubahan,. Pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta
dari dinding uterus atau karena robekan sinus margilarisdari plasenta .
Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot
segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.

2
Adapun diagnosis dari plasenta previa berdasarkan derajat abnormalitasnya
yaitu dibagi menjadi
a. Plasenta previa totalis, ostium internum serviks tertutup sama sekali
b. Plasenta previa Parsialis, ostium internum serviks tertutup jaringan
plasenta sebagian
c. Plasenta previa marginalis, tepi plasenta terletak pada bagian pinggir
ostium internum serviks
d. Plasenta letak render, implantasi plasenta paa segmen bawah uterus
sehingga letak tepi plasenta sangat dekat dengan osteum internum serviks

5. MANIFESTASI KLINIS
 Anamnesis : Perdarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri,
tanpa sebab terutama pada multigravida pada kehamilan setelah 20
minggu.
 Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan luar, gagian terbawah janin biasanya belum
masukpintu
atas panggul, ada kelainan letak janin.
b. Pemeriksaan inspekulo: Perdarahan berasal dari osteum uteri
eksternum.
Penentuan letak plasenta secara lansung baru dikerjakan bila fasilitas
lain tidakada dan dilakukan dalam keadaan siap operasi, disebut pemeriksaan
dalam diatas meja operasi (PDMO). Caranya sebagai berikut:
a. Perabaan forniks : Hanya bermakna bila janin presentasi kepala.
Sambil mendorong sedikit kepala janin kearah pintu atas pangggul,
perlahan –lahan raba seluruh forniks dengan jari. Perabaan lunak bila
antara jari dan kepala terdapat plasenta. Bekuan darah dapat dikelirukan
dengan plasenta

3
b. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis, setelah para peraban forniks
dicurigai adanya plasenta previa. Bila kanalis servikalis telah terbuka,
perlahan-lahan masuk. Jangan sekali-sekali berusaha menyusuri pinggir
plasenta seterusnya karena mungkin plasenta akan terlepas dari
inserasinya.
Ciri – ciri Plasenta Previa
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. perdarahan berulang
3. Warna perdarahan tampak segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu trjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasanya tidak tegang (biasanya) saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12. Presentasi mungkin abnormal

6. KOMPLIKASI
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan,
anemia karena perdarahan, plasentitis, dan endometritis pasca persalinan.
Pada janin biasanya terjadi persalinan prematur dan komplikasinya seperti
asfeksia berat. Adapun diagnonis banding plasenta prena antra lain:
Kelainan local seperti kanker serviks atau polip serviks.

7. PENATALAKSANAAN
Harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas oprasi.
Sebelumdirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap

4
kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga
perut (missal batuk mengendan karena sulit buang air besar).
Pasang infuse cairan NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairan
peroral pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara tertur tiap 15
menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau
pula BJJ dan pergerakan janin.
Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan transfuse darah. Bila
tidak teratasi, upayakan penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia
kehamilan.
Penanganan dirumah sakit dilakukan berdasarkan usia kehamilan. Bila
rejutan, usia gesrasi < 37 minggu, taksiran berat janin < 2500 g, maka:
 Bila perdarahan sedikit, rawat sampai usia
kehamilan 37 minggu, lalu lakukan mobilisasi bertahap. Beri
kortikosteroid 12 mg intravena perhari selama 3 hari.
 Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO. Bila ada kontraksi, tangani
seperti persalinan preterm.
Bila tidak ada renjatan, usia gestrasi 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin
2500 g atau lebih, lakukan PDMO. Bila ternyata plasenta previa, lakukan
persalinan perabdominan. Bila bukan usahakan partus pervaginam.

5
SKEMA PENANGANAN PLASENTA PREVIA

Penanganan Plasenta Previa

Syok Tidak Syok

1. infuse cairan Infuse Cairan


2. oksigen kalau ada

Rujuk Kerumah Sakit

Aterm Belum Aterem

Periksa Dalam Atas


Meja Oprasi (PDMO) 1. Konservatif
2. Rawat
3. Kortikosteroid untuk
pematangan paru-paru
4. Janin
5. Bila perdarahan ulang
banyak dilakukan PDMO

Plasenta Previa Plasenta Letak Rendah

Seksio Sesarea Portus Pervaginam

6
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T
DENGAN PENYAKIT PLASENTA PREVIA

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a) Identitas pasien
Nama : Ny. T
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :Gambiran
Agama : Islam
Suku :Jawa
Pendidikan : SMA
Status :Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta

b) Identitas penanggung jawab


Nama :Tn. N
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :Gambiran
Agama : Islam
Suku :Jawa
Pendidikan :SMA
Status : suami klien

7
Pekerjaan :wirasswasta
hubungan dengan klien : suami klien
2. STATUS KESEHATAN
a. 7
Keluhan utama: perdarahan
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengandung 36 minggu,pada pagi hari setelah bangun tidur
klien mengalam perdarahan tanpa rasa nyeri dan akhirnya dilarikan
atau dirujuk kerumah sakit oleh keluarganya
c. Riwayat kesehatan dahlu
1. Penyakit yang dialami
Klien pernah dioprasi sesarea pada saat melahirkan anal
pertama dan kedua
2. Riwayat alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi makanan ataupun obat-
obatan
3. Riwayat kesehatan keluarga
Dikelurga klien tidak ada yang pernah menderita penyakit
seperti yang diderita oleh klien, dan dikeluarga klien tidak ada
yang menderiita penyakit keturunan maupun menderita
penyakit serius
Genogram

8
8

9
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: tinggal serumah

3. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)


a. Persepsi terhadap kesehatan
Klien bila mengalami gangguan pada kesehatan tubuhnya biasanya prig
kepuskesmas ataupun kerumah sakit terdekat untuk berobat
b. Pola aktifitas dan latihan

Aktivitas 0 1 2 3 4
Makanan √
Berpakaian √
Eliminasi dan mandi √
Mobilisasi ditempat tidur √
ambulansi √

Keterangan :
0 : mandiri
1 : menggunakan alat
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total

c. Pola istirhat tidur


9

10
Klien mengalami gangguan dalam tidurnya karma klien cemas akan
mengalami perdarahan lagi dan klien juga mengalami nyeri pada
abdomennya
d. Pola nutrisi metabolic
Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mengalami mual dan
klien selama hamil diet dalam mengkonsumsi garam
e. Pola eliminasi
Klien mengalami kesusahan dalam BAB (konstipasi)
Klien BAK 3-4 X/hari,feses kering dan keras
f. Pola kognitif perceptual
 Gambaran diri : klien mengalami gangguan dalam gambaran
dirinya karena klien tidak bisa beraktifitas seperti biasa karena
penyakit yang dideritanya
 Peran diri : klien mengalami gangguan dalam peran dirinya
sebagai ibu rumah tang ga karena penyakit yang dideritanya
 Identitas diri : klien sebagai ibu rumah tangga mempunyai 2
orang anak dan sekarang sedang mengandung anak ke 3
 Ideal diri : apabila klien sembuh klien akan melakukan
aktifitasnya seperti biasa sebagai ibu rumah tangga dan mengurusi
anak
 Harga diri : klien meras malu karena tidak bisa menjadi ibu
rumah tangga yang baik
g. Pola koping :
Klien tampak cemas dan gelisah memikirkan penyakit yang dideritanya
h. Pola seksual
Klien telah menikah dan mempunyai 2 orang anak , klien mengalami
perdarahan pada faginanya
i. Pola peran hubungan

11
Klien mempunyai hubungan baik dengan keluarga, tetangga, maupun
masyarakat disekitarnya
j. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam , walaupun sakit klien tetap menjalankan sholat 5
waktu

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda vital :
 Suhu : Normal (36,5-37,4)
 Tekanan darah : Kurang dari 100/60 mmHg
 Nadi : Lebih dari 100X/menit
 Respirasi : Normal (16-24 X/mnt)

b. Keadaan Umum
Kesan umum klien lemah, cara bicara klien lemah atau pelan, dan
kesadaran klien Compos mentis, klien tampak gelisah, klien mengalami
anemia.

c. Kulit, Rambut, kuku.


 Inspeksi
 Warna kulit : Pucat
 Lesi : Tidak terdapat lesi
 Jumlah rambut : Jarang
 Warna kuku : Pink (merah muda)
 Bentuk kuku : Normal
 Palpasi
 Suhu : Hangat

12
 Kelembapatan : Kering
 Tekstur : Jelek
 Edema : Tidak ada edema

d. Kepala
 Inspeksi
 Kesimetrisan muka : Simetris
 Tengkorak : Tidak terdapat benjolan
 Rambut : Lebat
 Kulit kepala : Bersih
 Palpasi
 Tidak terdapat nyeri tekan

e. Mata
 Bentuk mata : Simetris, Bulat
 Kelopak mata : Normal (cokelat)
 Konjungtiva : Pucat
 Sklera : Putih
 Iris : Cokelat
 Kornea : Jernih
 Pupil : Isokor
 Mata sayu, terdapat kantung mata

f. Telinga
 Inspeksi
 Warna : Sawo matang
 Daun telinga : Simetris
 Membran tympani : Tidak terdapat secret

13
 Palpasi
 Cartilago : Tidak terdapat nyeri tekan
 Uji pendengaran : Pendengaran klien normal

g. Hidung
 Inspeksi
 Bagian dalam : Simetris
 Bagian dalam : Simetris
 Ingus : Tidak terdapat ingus
 Perdarahan : Tidak terdapat perdarahan

 Palpasi
 Tidak terdapat nyeri tekan
 Tidak terdapat krepitasi

h. Mulut
 Inspeksi
 Bibir : Kering
 Gigi : Jumlah gigi lengkap, gigi putih
 Gusi : Normal (Merah muda)
 LIdah : Agak putih
 Palpasi
 Pipi : Tidak terdapat nyeri tekan

i. Leher
 Inspeksi
 Bentuk leher : Simetris
 Warna kulit : Sesuai de4ngan warna kulit lainnya
(sawo matang)

14
 Bengkak : Tidak ada pembengkakan
 Palpasi
 Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
j. Dada
 Inspeksi
 Bentuk : Simetris
 Kulit : Sesui dengan warna kulit yang lainnya (sawo
matang)

 Palpasi
 Tidak terdapat nyeri tekan
 Tidak ada peradangan
 Perkusi
 Bunyi normal resonan (“dug,dug,dug”)
 Auskultasi
 Normal

k. Abdomen
 Inspeksi
 Terdapat bekas jahitan pada abdomen (bekas operasi
sesarea)
 Bentuk : Simetris
 Warna : Sawo matang
 Klien tampak nyeri pada abdomennya setelah
perdarahan
 Auskultasi
 Peristaltik : kurang dari 35 X/menit
 Perkusi

15
 Bunyi timpani
 Palpasi
 Adanya kesalahan letak janin

l. Alat kelamin
 Inspeksi
 Tampak terdapat perdarahan yang keluar pervaginam
warna darah merah dan segar
 Nyeri pada uterusnya

m. Musculusceletal
 Otot
 Gerakan otot lemah
 Ukuran kecil
 Tulang
 Tidak ada pembengkakan
 Tidak ada nyeri tekan
 Persendian
 Persendian lemah
 Tidak ada krepitasi pada persendian

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 USG untuk diagnosis pasti,yaitu menentukan letak plasenta
 Pemeriksaan darah : Hemiglobin, hematokrit

6. OBAT – OBATAN YANG DIBERIKAN


 Antibiotiks profilaksis
 Berikan tokolitik bila ada kontraksi
 MgSo4 4g IV- dosis awal lanjutan 4g setiap 6 jam

15
16
 Nifedipin 3 X 20 mg/ hari
 Bhetametason 24 mg dosis (IV) tunggal untuk pematangan
paru janin

B. PENGELOMPOKAN DATA
 Aktivitas klien dibantu orang lain
 Klien tampak lemah
 Tidur klien terganggu karena klien takut mengalami perdarahan lagi dan
rasa nyeri pada perutnya
 Klien mengalami penurunan nafsu makan
 Klien kesusahan dalam BAB (Konstipasi)
 Klien kurang mengetahui tentang penyakitnya
 Klien tampak cemas Memikirkan penyakitnya
 Klien tampak gelisah
 Tanda – Tanda vital :
 Suhu : Normal (36,5- 37,4)
 Tekanan darah : Kurang dari 100/60 mmhg
 Nadi : Lebih dari 100X/mnt
 Respirasi : Normal (16-24X/mnt)
 Klien mengalami anemia
 Warna kulit klien : pucat
 Kulit klien kering
 Tekstur : Kasar
 Turgor :jelek
 Konjungtiva pucat
 Mata klien tampak sayu
 Tampak terdapat kantung mata
 Terdapat bekas jahitan pada abdomennya (bekas operasi sesarea)

17
 Klien tampak mengalami nyeri pada abdomennya setelah mengalami
perdarahan
 Mucosa mulut kering
 Klien mengalami kesusahan dalam BAB
 Feses kering dank eras
 Klien merasa malu karena tidak bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik
 Peristaltik kurang dari 35 X/mnt
 Klien kurang mengetahui tentang penyakitnya
 Nyeri pada uterusnya

C. ANALISA DATA

No Symptom Ethiologi Problem


1 DO: Agen cidera fisik Nyeri akut
 KLien mengalami nyeri
pada abdomennya setelah
mengalami perdarahan
 Tekanan darah : Kurang
dari 100/60 mmHg
 Nadi : Lebih dari 100X/
mnt
 Respirasi : Normal (16-24
X/mnt)
 Klien mengali anemia
 Tidur klien terganggu
karena rasa nyeri ada
abdomennya
 Nyeri pada uterusnya
2 DO: Takut Cemas

17

18
 Klien tampak gelisah
 Klien tampak cemas
memikirkan penyakitnya
 Tidur klien terganggu
karena KLien takut
mengalami Predarahan lagi
3. DO: Medikasi dan Kerusakan
 Terdapat bekas jahitan pada perubahan turgor integritas kulit
abdomen (Bekas operasi kulit
sesarea)
 Tekstur kasar
 Turgor Jelek
 Kulit klien kering
 Suhu : Normal (36,5- 37,4)
4. DO: Kehilangan Kekurangan
 Mukosa mulut kering Volume cairan volumo cairan
 Turgor jelek aktif
 Tekanan Darah : Kurang
Dari 100/60 mmHg
 Nadi : Lebih dari 100
X/mnt
 Kulit klien kering
5. DO : Kelemahanh otot Konstipasi
 Feses kering dank eras abdomen
 Klien mengalami kesusahan
dalam BAB
 KLien mengalami
penurunan nafsu makan
(anoreksia) 18

19
 Peristaltik < 35 X/mnt
 Klien tampak lemah
6. DO: Nyeri Gangguan pola
 Konjungtiva pucat tidur
 Mata klien tampak sayu
 Tampaki terdapat kantung
mata
 Tidur klien terganggu
karena rasa nyeri pada
abdomennya
 Nyeri pada uterusnya
7. DO: Tirah baring atau Intoleransi
 Aktivitas klien dibantu imobilisasi Aktivitas
orang lain
 Klien tampak lemah
 Suhu : Normal (36,5-37,4)
 Nadi8 : lebih dari 100
X/mnt
 Tekanan Darah : Kurang
Dari 100/60 mmHg
 Respirasi : Normal (16-24
X/mnt)
 Klien mengalami anoreksia
 Klien mengalami
kelemahan
8. DO: Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
 KLien tampak lemah dalam nutrisi: Kurang dari
 Klien mengalami
19 memasukkan, kebutuhan tubuh
penurunan nafsu makan mencerna,

20
karena memikirkan mengabsorbsi,
penyakitnya makanan karena
 Konjungtiva pucat factor psikologis
 Membran mucosa
keringNyeri pada abdomen
 Peristaltik :.< 35X/mnt
9 DO: Tidak familiar Kurang
 Klien merasa cemas dan dengan sumber pengetahuan
gelisah memikirkan informasi (spesifik)
penyakitnya
 KLien kurang mengetahui
tentang penyakit yang
dialami, klien hanya
mengetahui bahwa dirinya
mengalami perdarahan
10 DO: Invasi Resiko infeksi
 Terdapat bekas jahitan pada mikroorganisma
abdomennya (bekas operasi phatogen
sesarea
 KLien tampak lemah
 Klien mengalami
penurunan nafsu makan
(anoreksia)
 Peristalti usus : < 35 X/mnt

D. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut b/d agen cidera fisiki
2. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif
20

21
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan
dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi, makan karena factor psikologis
4. Intoleransi aktifitas b/d tirih baring atau imobilisasi
5. Gangguan pola tidur b/d Nyeri
6. Resiko infeksi b/d Invasi mikroorganisme phatogen
7. Kerusakan integritas kulit b/d medikasi dan perubahan turgor
8. Konstipasi b/d Kelemahan otot abdomen
9. Cemas b/d Takut
10. Kurang pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber informasi

E. PERENCANAAN

NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL


DX KEPERAWATA
N
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri:
tindakan  Kaji secara  Pasien
keperawatan selama komperenshif, biasanya
…X24 jam, nyeri tentang nyeri melaporkan nyeri
klien hilang (skala meliputi: Lokasi, diatas tingkat
O) dengan criteria intensitas dan cidera
hasil factor-faktor
Kontrol nyeri : presipitasi.
(160501)  Gunakan  Ekspresi
Mengenali factor komunikasi masalah atau rasa
penyebab teraupetik agar takut
(160502) pasien dapat menurunkan
Mengenali serangan mengekspresikan ansietas/ siklus
nyeri nyeri nyeri

22
(160511)
Melaporkan nyeri  Evaluasi  Dapat
yang sudah tentangkeefektifa menunjukkan
terkontrol n dari tindakan dengan tepat
(160509) mengontrol nyeri pencetus atau
Mengenali yang telah factor pemberat
penyebab-penyebab digunakan atau
nyeri mengidentifikasi
SKALA: terjadinya
 Komprominya komplikasi
luar biasa (1)
 Komprominya
kuat/kokoh  Berikan  Memberikan
(2) informasi tentang informasi tentang
 Komprominya
sedang (3) nyeri, seperti : kemajuan
 Komprominya Penyebab, berapa penyakit, alat
sedikit (4)
 Tidak ada lama terjadi dan dalam evaluasi
kompromi (5) tindakan keefektifan
pencegahan. intervensi dan
dapat
menunjukkan
bebutuhan
perubahan
program
 Berikan pengobatan.
analgesic sesuai
dengan anjuran  Memberikan
penghilangan
ketidaknyamanan

23
atau nyeri dan
memfasilitasi
tidur, partisipasi
pada terafi
 Kontrol faktor pascaoperasi
lingkungan yang
dapat  Memberikan
mempengaruhi rasa nyaman
respon fasien pada klien
terhadap
ketidaknyamanan
 Berikan
dukungan
terhadap pasien  Memberikan
dan keluarga support pada
 Anjurkan pada pasien dan
pasien untuk keluarga
memonitor nyeri  Mengajarkan
sendiri pada pasien
 Ajarkan mengenai tingkat
penggunaan nyeri
teknik  Memberikan rasa
nonfarmakologi nyaman pada
(relaksasi klien
,masase dll)
 Tingkatkan
tidur/istirahat

 Meningkatkan

24
 Anjurkan pasien rasa nyaman pada
untuk berdiskusi klien
tentang  Mempengaruhi
pengalaman nyeri pilihan intervensi
secara tepat
2 Kekurangan Setelah dilakukan Manajemen cairan
volume cairan tindakan  Monitor tanda-  Kekurangan/
tubuh keperawatan selama tanda vital perpindahan
…X 24 jam, Ciran cairan
tubuh klien meningkatkan
terpenuhi frekwensi
(seimbang) dengan jantung,
kriteia hasil : menununkan TD,
Keseimbangan dan mengurangi
cairan : volume nadi
(060101) Tekanan  Perubahan cepat
darah dalam  Catat perubahan menunjukkan
rentang normal berat badan gangnguan
(060102) Rata-rata dalam air tubuh
arteri dalam rentang total
normal  Memberikan
(0609117) informasi tentang
Membran mukosa  Catat pengeluaran status cairan
lembab dan pemasukan tubuh
(060109) Berat cairan
badan stabil  Penurunan curah
(060104) Nadi jantung
perifer teraba  Monitor status mempengaruhi
SKALA: hidrasi perfusi/ fungsi

25
 Komprominya serebral
luar biasa (1)  Pada adanya
 Komprominya
kuat/kokoh penurunan
(2)  Berikan terafi IV masukan/ banyak
 Komprominya
sedang (3) sesuai keperluan kehilangan
 Komprominya penggunaan
sedikit (4)
 Tidak ada parentarel dapat
kompromi (5) memperbaiki/
mencegah
kekurangan
 Berikan cairan  Memenuhi cairan
secara teratur tubuh
 Monitor status  Menentukan
nutrisi pilihan intervensi
 Kaji adanya  Mempengaruhi
udeme pilihan intervensi
 Monitor tingkat  Mengetahui
orientasi pasien kehilangan
cairan berlebih
3 Ketidakseimbang Setelah dilakukan Manajemen nutrisi:
an nutrisi kurang tindakan  Kolaborasi dengan  Mengidentifikas
dari kebutuhan keperawatan ahli gizi untuk i ke3kurangan/
tubuh selama…..X 24 menentukan kebutuhan
jam, Pemasukan jumlah kalori dan nutrisi. Berfokus
nutrisi dapat nutrisi yang pada masalah
adekuat dengan dibutuhkan pasien membuat
criteria hasil : suasana negative
Status nutrisi: dan
(100401) mempengaruhi

26
Nutrisi terpenuhi masukan
(100402) Makanan
dan cairan  Anjurkan pasien  Mempengaruhi
terpenuhi untuk kekurangan dan
(100403) Energi meningkatkan membantu
(100405) Berat protein dan proses
(100404) vitamin C penyembuhan
Daya tahan tubuh
SKALA:
 Komprominya  Berikan substansi  Memberi
luar biasa (1) sugar sumber energi
 Komprominya
kuat/kokoh untuk fungsi
(2) sesuler
 Komprominya
sedang (3)
 Komprominya  Berikan makanan  Nutrisi adekuat
sedikit (4)
 Tidak ada yang terpilih penting untuk

kompromi (5 (sudah penyembuhan


dikonsultasikan dan melawan
dengan ahli gizi) penurunan berat
badan berlebihan
 Menentukan
 Kaji adanya alergi pemilihan
makanan intervensi
 Mencegah
 Yakinkan adanya
makanan pasien konstipasi
mengandung
tinggi serat  Mengajarkan

27
 Ajarkan pada pada pasien
pasien bagaimana makan secara
membuat catatan teratur dan
makanan harian menentukan gizi
yang diperlukan

 Memenuhi
kebutuhan
 Beriakan kalori nutrisi pasien
untuk kebutuhan
nutrisi
4 Intoleransi Setelah dilakukan Terafi aktivitas:
aktivitas tindakan  Membantu  Tirah baring yang
keperawatan selama kebiasaan aktivitas lama dapat
…X 24 jam, fisik (ambulansi, menurunkan
kemampuan berpindah, dan kemampuan.Ini
beraktivitas klien personal care/ dapat terjadi
dapat meningkat hygien) jika karena
dengan criteria diperlukan keterbatasan
hasil: aktivitas yang
Toleransi aktivitas: mengganggu
(000502) Frekwensi periode istirahat
jantung dalam  Ajaran baimana  Membantu
rentang normal menggunakan mentukan derajat
(000503) Respirasi tekhnik dekompensasi
dalam rentang mengontrol jantung pulmonal
normal untuk pernafasan ketika penurunan TD,
aktivitas beraktifitas takikardia,
(000504) Tekanan disritmia,

28
darah Sistolik takipnea adalah
dalam rentang indikatif dari
normal untuk kerusakan
aktivitas toleranlsi jantung
(000505) Tekanan terhadap
darah diastolic aktivitas.
dalam rentang  Membantu untuk  Dapat
normal untuk memilih aktivitas meningkatkan
aktivitas yang sesuai kemandirian
(000513) dengan klien dalam
Melaporkan kemampuan fisik beraktivitas
kemampuan
(ADLS)  Monitor dan catat  Membantu dalam
SKALA: kemampuan untuk mengkaji respon
 Komprominya mentoleransi fisiologi terhadap
luar biasa (1) aktivitas. stress aktivitas
 Komprominya
kuat/kokoh dan bila dad
(2) merupakan
 Komprominya
sedang (3) indicator dari
 Komprominya kelebihan kerja
sedikit (4)
 Tidak ada yang berkaitan
kompromi (5) dengan tingkat
aktivitas

 Membantu  Membantu bila


memfokuskan apa perlu harga diri
yang pasien ditingkatkan bila
kerjakan. pasien

29
melakukan
sesuatu sendiri.
 Kolaborasikan
dengan tenaga  Terafi bisa
medik dalam membantu
merencakan meningkatkan
program terafi toleransi
yang tepat aktivitas pasien
 Bantu klien untuk
membuat jadwal  Latihan yang
latihan diwaktu teratur akan
luang mempercepat
toleransi klien
 Monitor respon
fisik,emosional,so  Mempengaruhi
sial dan spiritual pilihan intervesi
 Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang  Membantu dalam
disukai meningkatkan
toleransi
aktivitas pasien
5 Gangguan pola Setelah dilakukan Meningkatkan tidur:
tidur tindakan  Atur lingkungan  Memberikan
keperawatan selama untuk situasi kondusif
….X 24 jam, tidur meningkatkan untuk tidur
klien dapat adekuat tidur
dengan criteria
hasil:  Diskusikan  Meningkatkan

30
Tidur: dengan pasien dan kenyamanan
(000402) Observasi keluarga pasien tidur serta
lamanya tidur tindakan dukungan
(000403) Pola tidur kenyamanan, fisiologis
(000404) Kualitas tekhnik /psikologis
tidur mendukung tidur,
(000406) Tidur dan perubahan
tidak terganggu gaya hidup yang
(000408) Perasaan dapat
segar setelah tidur meningkatkan
(000414) Vital sign tidur
dalam rentang  Terapkan tindakan  Meningkatkan
normal kenyamanan efek relaksasi
SKALA: massage dan
 Komprominya posisikan pasien
luar biasa (1)  Bantu untuk  Memberikan
 Komprominya
kuat/kokoh menghilangkan kenyamanan
(2) masalah sebelum pada klien
 Komprominya
sedang (3) tidur untuk tidur
 Komprominya  Monitor dan catat  Menentukan
sedikit (4)
 Tidak ada pola tidur dan intervensi
kompromi (5) lamanya tidur selanjutnya
klien
 Menentukan efek
medikasi pasien  Menentukan
pada pola tidur dalam
 Instruksikan pemilihan
relaksasi sebelum intervensi

31
tidur  Meningkatkan
rasa nyaman
dan
mempermudah
untuk tidur
 Batasi pemasukan  Mencegah
cairan dan nutrisi adanya
sebelum tidur gangguan pola
tidur karena
ingin berkemih
atau BAB

6 Resiko infeksi Setelah dilakukan Control infeksi:


tindakan  Observasi dan  Mempengaruh
keperawatan selama laporkan tanda dan i pilihan intervensi
…x 24 jam, tidak gejala infeksi
menunjukkan seperti kemerahan,
adanya tanda- tanda panas, nyeri, tumor
infeksi dengan dan adanya
kreteria hasil fungsiolesa
control risiko:  Catat dan  Diduga ada
(190201) laporkan nilai peritonitis
Mengetahui resiko laboratorium
(1290202) (leukosit, protein
memonitor resiko serum, albumin)  Mencegah
lingkungan  Cuci tangan penyebaran
(190203) sebelum dan bakteri
memonitor factor sesudah
dan tingkah laku melakukan

32
(190204) tindakan
mengembangkan keperawatan  Mencegah
strategi control  Berikan terapi adanya bakteri
resiko secara efektif antibiotic  Menurunkan
(190217)  Pastikan resiko infeksi.
memonitor perawatan aseptic
perubahan status pada IV line.  Meminimilasi
kesehatan  Hindari r terjadinya infeksi
(190219) personal yang
menggunakan dapat yang
dukungan personal menyebabkan
untuk mengontrol penyakit yang  Mempengaruh
resiko. menyebar i pilihan intervensi
SKALA:  Kaji selanjutnya
 Tidak pernah temperatur klien  Mencegah
menunjukkan tiap 4 jam infeksi/terkontami
(1) nasi
 Jarang  Dorong pasien
menunjukkan untuk
(2) tidur/istirahat
 Kadang
menunjukkan
(3)
 Sering sekali
menunjukkan
(4)
 Terus
menerus/tetap

33
menunjukkan
(5)
7 Kerusakan Setelah dilakukan Perawaatan luka:
integritas kulit tindakan  Catat  Mempengaruh
keperawatan selama kerakteristik luka i pilihan intervensi
….x 24 jam terjadi
penurunan  Mempengaruh
kerusakan integritas  Catat i pilihan intervensi
kulit dengan kerasteritik setiap
kreteria hasil: pengeringan  Mempertahan
penyembuhan luka: kan area bersih
(110210)  Bersihkan meningkatkan
resiko dan suhu dengan sabun anti menyembuhkan
kulit yang tinggi bacteria yang dan kenyamanan
(110203) resoluusi tepat  Meningkastka
pengeringan yang n rasa nyaman
serius dari luka.
(110201) perkiraan  Masase  Mempercepat
kulit disekitar luka penyembuhan luka
(110209) untuk
resolusi edema menstimulasi
diantara kulit. sirkulasi
SKALA
 Sama sekali  Mengajarkan
tidak (1) pasien dan
 Keterbatasan anggota keluarga
(2) mengenai
 Sedang (3) prosedur

 Kokoh/kuat (4) perawatan luka  Mencegah

34
 ekstensif adanya keringat
 Anjurkan pada berlebih
pasien untuk
berpakaian
longgar
 Kekurangan
 Monitor status nutrisi dapat
nutrisi mempengaruhi
integritas kulit
 Mencegah
 Mobilisasi adanya kerusakan
pasien (ubah integritas berlebih
posisi) tiap 2 jam  Mempengaruh
sekali i pilihan intervensi
 Monitor kulit
akan adanya
kemerahan
8 konstipasi Setelah dilakukan Kontipasi
tindakan  Berikan  Melembabkan
keperawatan selama laksatit dengan feses,
….x 24 jam klien tepat meningkatkan
dapat BAB dengan fungsi defekasi
lancer dengan sesuai kebiasaan,
kreteria hasil: menurunkan
pembersihan buang ketegangan
air besar:  Serat yang
(050101) pola  Intruksikan tinggi akan
eliminasi dalam pada pasien atau melembekkan
rentang normal keluarga feses

35
(050110) tidak pemasukan diet
menandakan serat setinggi
adanya kontipasi yang tepat  Mempengaruh
(050126) jumlah  Monitor tanda i pilihan intervensi
pengeluaran dan penyebab
adekuat konstipasi  Mempengaruh
(050125)  Konsultasi i intervensi
pemasukan serat dengan dokter
adekuat mengenai
(05024) pemasukan pengurangan
cairan sdekuat frekuensi suara
SKALA: BAB  Mempengaruh
 Komprominya  Konsultasi i intervensi.
luar biasa (1) dengan dokter
 Komprominya
kuat/kokoh mengenai tanda
(2) dan penyebab
 Komprominya
sedang (3) konstipasi.  Mempengaruh
 Komprominya  Monitor berat i pilihan intervensi
sedikit (4)
Tidak ada badan pasien

kompromi (5) secara teratur  Mempengaruh


 Monitor suara i intervensi
usus besar selanjutnya
 Mempengaruh
 Evaluasi i intervensi
intake nutrisi selanjutnya/nutrisi
dapat
memperlancar
BAB

36
 Menstimulasi
 Anjurkan peristaltik yang
untuk melakukan memfasilitasi
pergerakan/ kemungkinan
ambulansi sesuai terbentuknya
kemampuan flatus
 Meningkatkan
 Berikan kenyamanan
privasi secara psikologis

9 Cemas Setelah dilakukan Penurunan


dindakan kecemasan:
keperawatan selama  Berikan  Keterlibatan
…X 24 jam, cemas informasi tentang pasien dalam
klien tampak diagnosa, perencanaan
berkurang dengan prognosis dan perawatan
criteria hasih: tindakan memberikan rasa
Kontrol cemas control dan
(140217) membantu
Kontrol respon menurunkan
cemas ansietas
(140201)  Menentukan
Menyingkirkan  Kaji tingkat pilihan intervensi

37
tanda kecemasan kecemasan akan
(140203) reaksi fisik pada
Menurunkan tingkat kecemasan  Membantu
stimulasi  Bantu pasien menurunkan
lingkungan ketika untuk kecemasan
cemas mengidentifikasi
(140204) situasi yang
Mencari informasi menciptakan
untuk menurunkan cemas  Menurunkan
cemas  Instruksikan ketegangan klien
SKALA: pasien untuk
 Tidak pernah menggunakan
menunjukkan tekhnik relaksasi  Dapat
(1)  Berikan digunakan untuk
 Jarang pengobatan untuk menurunkan
menunjukkan menurunkan ansietas
(2) cemas dengan cara
 Kadang yang tepat
menunjukkan (sedative)  Mengurangi
(3)  Gunakan rasa takut

 Sering sekali pendekatan yang

menunjukkan menenangkan  Meningkatkan

(4)  Temani pasien rasa nyaman

 Terus untuk memberikan

menerus/tetap keamanan da rasa

menunjukkan takut  Mempengaruh

(5)  Buat pasien i pilihan


mengenali situasi intervensi

38
yang menimbulkan
kecemasan
 Instruksikan  Meningkatkan
pada pasien rasa nyaman
menggunakan
tekhnik relaksasi
 Nyatakan  Memberikan
dengan jelas rasa nyaman
harapan terhadap pada pasien
pelaku pasien

10 Kurang Setelah dilakukan Ajarkan proses


pengetahuan tindakan penyakit:
keperawatan selama  Kaji tingkat  Menentukan
…X 24 jam, Pasien pengetahuan pilihan intervensi
dapat lebih pasien
mengerti tentang berhubungan
penyakitnya dengan dengan
,criteria hasil: penyakitnya
Proses penyakit:  Gambarkan  Meningkatkan
(180301) proses penyakit pengetahuan
Akrab dengan yang sesuai klien mengenai
nama penyakit proses penyakit
(180302)  Jelaskan  Membantu
Menggambarkan patofisiologi dari dalan harapan
proses penyakit penyakit dan yang realistis
(180303) bagaimana relasi pada massa

39
Menggambarkan anatomi dan dating dan
penyakit dan factor pisiologi yang menimbulkan
yang berkontribusi sesuai harapan dari
(180305) keterbatasan
Menggambarkan hidup secara
tanda dan gejala  Uraikan tanda normal
(180306) dan gejala dari  Evaluasi dan
Menggambarkian penyakit yang itervensi dengan
tindakan yang tepat cepat
menimbulkan menurunkan
gejala risiko terjadinya
SKALA komplikasi atau
 Sama sekali kehilangan
tidak (1) fungsi yang
 Keterbatasan berlanjut
(2)
 Sedang (3)  Berikan

 Kokoh/kuat (4) informasi pada  Meningkatkan

 Ekstensif (5) pasien mengenai harapan sembuh


kondisinya yang pada pasien
sesuai
 Hindari
harapan yang  Ngurangi
kosong kecemasan pada
pasien
 Diskusikan  Mempengaruh
pemilihan i pilihan
terafi/penangana intervensi

40
n selanjutnya

 Dukung
pasien untuk  Memberikan
mengeksplorasi rasa nyaman
dengan cara yang pada
tepat klien/menentuka
n pilihan
 Rujuk pasien intervensi yang
pada grup/agensi tepat
dikomunitas yang  Dapat
local,yang tepat meningkatkan
pengetahuan
pasien mengenai
penyakitnya

BAB III

41
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa plasenta previa itu sendiri
merupakan plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Yang
penyebabnya belum jelas. Bahwanya vascularisasi yang berkurang, atau
perubahan atrofi pada desudua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan
plasenta previa tidaklah selalu benar karena tidak nyata secara jelas bahwa
plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita paritas yang tinggi

DAFTAR PUSTAKA

42
 Yatim Dr Wildan, 1994, Reproduksi dan Embryologi, TARSITO: Bandung.
 Oxorn Harry,2003, Ilmu Kebidanan Patofisiologi dan Fisiologi Persalinan,
Yayasan Essentia Medika: Jakarta
 ChapmanVicky, 2006, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, EGC,
Jakarta
 Mc Closcey Joanne dkk, Nursing Intervension Classification (NIC), 1995:
London
 Johnson Marion dkk, Nursing Autcomes Classification (NOC), 1997, America
 Bilal Habib, 2005/2006, Panduan Diagnosa Nanda, Prima Medica: Jakarta
 Doenges Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan , EGC: Jakarta
 Hardian, 2007, Plasenta Previa, WW. Definisi Plasenta Previa . Com (Senin 25-
02-2008)

43

Anda mungkin juga menyukai