Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

NURSING SIMULATION PROGRAMME


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA
KEHAMILAN EKTOPIK

INSTRUKTUR : DARMASTA MAULANA, S.Kep

Disusun Oleh :
Nyoman Sri Antari
04.06.1439
C/KP/III

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2008
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
”Asuhan keperawatan pada klien KEHAMILAN EKTOPIK”. Adapun tujuan
penulisan makalah dalam rangka memenuhi tugas Nursing Simulation
Programme(NSP) semester III Ilmu Keperawatan, STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA Tahun Ajaran 2007/2008.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Pada kesempatan ini kami mengucapakan terimakasih kepada :
1. Ibu Istichomah S.Kp,Ns, selaku Dosen Wali Kelas C/KP/III
2. Bapak Darmasta Maulana S.Kp,Ns, selaku Dosen pembingbing NSP.
3. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sampai
selesai.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
dengan hati yang lapang menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi para generasi penerus, guna
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Yogyakarta , Mei 2008

PENULIS

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 DEFINISI & PENYEBAB ................................................................2
2.2 PATOFISIOLOGI .............................................................................8
2.3 TANDA DAN GEJALA KLINIS .....................................................9
2.4 TERAPI .............................................................................................18
2.5 PENATALAKSANAAN....................................................................10

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 PENGKAJIAN .................................................................................11
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................21
3.3 INTERVENSI....................................................................................22

BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN ...............................................................................28
4.2 SARAN............................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................iii

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kehamilan yang normal, janin berada pada rongga rahim. Namun pada
keadaan tertentu, janin dapat pula berada di luar rongga rahim yang dikenal
dengan istilah kehamilan di luar kandungan atau dalam ilmu kedokteran disebut
sebagai kehamilan ektopik. Dalam penanganannya,  jika terlambat diketahui akan
membahayakan nyawa si ibu. Bayangkan saja, janin yang seharusnya tumbuh dan
berkembang di rahim ternyata tumbuh di tempat yang bukan semestinya, yaitu di
saluran tuba falopii, kornu (tanduk rahim), atau bahkan di dalam rongga perut. 

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi dan Penyebab


2.1.1 Definisi
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rongga
rahim (kavum uteri). Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic,
dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi, istilah
ektopik dapat diartikan sebagai "berada di luar tempat yang semestinya".
Menurut dr Herlambang SpOG,  kehamilan ektopik (hamil di luar
kandungan) adalah kehamilan dengan sel telur yang telah dibuahi tumbuh
dan berimplantasi di tempat yang normal, yakni dalam endometrium --
selaput lendir yang kaya kelenjar -- kavum uterus atau rongga rahim.
Kehamilan ektopik dapat terjadi di beberapa tempat pada organ reproduksi
wanita selain kavum uterus atau rongga rahim, antara lain di tuba falopti
(saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan
rongga perut, yang terbanyak terjadi di tuba falopii (90%).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi
berimplantasi di luar endometrium rahim. Istilah lain : ectopic pregnancy,
ectopic gestation, dan eccecyesis.
Kehamilan ektopik terganggu (KET) : adalah kehamilan ektopik
yang terganggu, dapat terjadi abortus atau pecah, dan hal ini dapat
berbahaya bagi wanita tersebut.
Kehamilan heterotopik : adalah kehami9lan intrauterine yang terjadi
dalam waktu yang berdekatan dengan kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik kombinasi (combined ectopic pregnancy) : adalah
kehamilan intrauterine yang terjadi pada waktu bersamaan dengan
kehamilan ekstrauterin.

5
Kehamilan ektopik rangkap (compound ectopic pregnancy) : adalah
kehamilan intrauterine dengan kehamilan ekstrauterin yang lebih dulu
terjadi, tapi janin mati dan menjadi litopedion.
KLASIFIKASI
Menurut Titus klasifikasi pembagian tempat-tempat terjadinya
kehamilan ektopik adalah :
 Kehamilan tuba
 Interstisial (2%)
 Isthmus (25%)
 Ampula (55%)
 Fimbrial (17%)
 Kehamilan ovarial (0,5%)
 Kehamilan abdominal (0,1%)
 Primer
 Sekunder
 Kehamilan tubo-ovarial
 Kehamilan intraligamenter
 Kehamilan servikal
 Kehamilan tanduk rahim rudimenter

2.1.2 Penyebab
Kehamilan ektopik biasanya disebabkan oleh terjadinya hambatan
pada perjalanan sel telur, dari indung telur (ovarium) ke rahim
(uterus).Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas
radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim,
terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium
ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat
operasi tuba, dan kelainan anatomi congenital. Kelainan zigot, yaitu kelainan

6
kromosom dan malformasi. Penggunaan hormone eksogen (estrogen) seperti
pada konsepsi oral.
Penyebab kehamilan ektopik ada yang diketahui dan ada pula yang
tidak, atau belum, diketahui. Ada beberapa factor penyebab kehamilan
ektopik :
1. Faktor uterus
 Tumor rahim yang menekan tuba
 Uterus hipoplastis
2. Faktor tuba
 Penyempitan nlumen tuba oleh karena infeksi
endosalfing
 Tuba sempit, panjang dab berlekuk-lekuk
 Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba
 Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna
 Endometriosis tuba
 Striktur tuba
 Divertikel tuba dan kelainan congenital lainnya
 Perlekatan peritubal dan lekukan tuba
 Tumor lain menekan tuba
 Lumen kembar sempit
3. Faktor ovum
 Migrasi eksterna dari ovum
 Perlekatan membrane mukosa
 Rapid cell devision
 Migrasi

2.2 Patofisiologi
Dalam keadaan normal, setiap wanita (setelah menstruasinya yang pertama)
mempunyai siklus bulanan yang teratur, sampai ia mengalami menopause. Dalam
siklus bulanan ini, akan dilepas sel telur dari ovarium, yang siap untuk dibuahi.

7
Sel telur akan berjalan di sepanjang saluran telur (tuba falopii), menuju ke dalam
rahim.

Dalam perjalanan tersebut, bisa saja mereka mengalami hambatan. Hambatan


tentu akan memperlambat jalannya sel telur ke dalam rahim. Akibatnya, proses
pembuahan bisa terjadi bukan pada tempat seharusnya, dan atau tempat embrio
tumbuh bukan di dalam dinding rahim. Hambatan bisa disebabkan oleh berbagai
hal dan bisa terjadi dimana-mana. Hambatan itu misalnya akibat:
 Terjadinya gangguan pada jumbai saluran telur (fimbriae), sehingga
tidak mampu mengambil telur masuk ke dalam saluran telur.
 Terjadinya gangguan pada kemampuan peristaltik saluran telur,
sehingga zigot tidak dapat bergerak secara baik menuju rongga rahim.

Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur apabila kehamilan


berkembang melebihi kapasitas ruang tempat implantasi, keadaan ini disebut
kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik merupakan suatu keadaan yang
berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan hebat dan berulang. Pada
akhirnya, ini dapat menyebabkan penurunan fertilitas atau kesuburan dan bahkan
kematian ibu dan janin.

Proses pembuahan yakni bertemunya sel telur dengan sperma terjadi pada
tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada
endometrium rongga rahim. Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain
karena bekas radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga
rahim, terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium
ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi
tuba, dan kelainan anatomi kongenital.

Pada kehamilan abdominal, janin berkembang dalam rongga perut, namun


tempat pertumbuhan yang tidak sempurna menyebabkan janin tidak tumbuh
normal atau kematian janin. Bila janin meninggal pada usia kehamilan lanjut,

8
maka janin bisa membatu. Selain itu, dapat juga terjadi infeksi yang dapat
membahayakan ibu.

Resiko terjadinya kehamilan ektopik meningkat pada:


 Kelainan tuba falopii
 Sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik
 Pemakaian des( dietilstilbestrol )
 Kegagalan ligasi tuba(prosedur sterilisasi, dimana dilakukan
pengikatan atau pemotongan tuba)
Kehamilan Tuba
Diding tuba merupakan lapisan luar dan kapsularis yang merupakan
lapisan dalam dari hasil konsepsi. Karena tuba tidak dan bukan merupakan tempat
normal bagi kehamilan, maka sebagian besar kehamilan tuba akan terganggu pada
umur 6-10 kehamilan. Dan nasib dari hasil konsepsi biasa :
a) Mati dan kemudian direabsorpsi ;
b) Terjadi abortus tuba (65%), ibu mengalami keguguran dan hasil
konsepsi terlepas dari dinding tuba kemudian terjadi perdarahan yang
bias sedikit atau banyak. Hasil konsepsi dan perdarahan bias keluar ke
arah kavum uteri dan dikeluarkan pervaginam, atau keluar kea rah
kavum abdominal sehingga bertumpuk dibelakang rahim disebut
hematoma retrouterin atau disebut juga massa pelvis (pelvic mass).
c) Terjadi rupture tuba (35%)
Bila robekan kecil maka hasil konsepsi tetap tinggal dalam tuba,
sedang kan dari robekan terjadi perdarahan yang banyak. Bila
robekan besar, maka hasil konsepsi keluar dan masuk dalam rongga
perut. Nasib hasil konsepsi ini bias :
 Mati dan bersama darah berkumpul di retrouterina
 Bila janin agak besar dan mati akan menjadi litope4dion
dalam rongga perut atau,

9
 Janin leluar dari tuba diselubungi kantong amnion dan
plasenta yang utuh, kemungkinan tumbuh terus dalam rongga
perut dan terjadi kehamilan abdominal sekunder. Plasenta
akan melebar mencari kebutuhan makanan janin pada usus,
ligamentum latum, dan organ-organ disekitarnya.
Selanjutnya janin dapat tumbuh terus, bahkan sampai a
terme.
Kehamilan Intramuralis (Interstisial)
Karena dinding agak tebal, dapat menahan kehamilan sampai 4 bulan atau
lebih, kadang kala sampai a terme. Kalau pecah dapat menyebabkan
perdarahan yang banyak dan keluarnya janin dalam rongga perut.

Kehamilan Isthmus
Dindingtuba disini lebih tipis, biasanya pada kehamilan 2-3 bulan sudah
pecah.

Kehamilan Ampula dan Fimbria


Dapat terjadi abortus atau rupture pada kehamilan 1-2 bulan dan nasib
hasil konsepsi sama seperti yang dibicarakan diatas.

Combined Ectopic Pregnancy


Sangat jarang dijumpai kehamilan ektopik bersama dengan kehamilan
intrauterine. Frekuensinya antar 1:10000 sampai 1:30000 persalinan. Pada
umumnya diagnosis dibuat setelah operasi kehamilan ektopik terganggu. Pada
laprotomi ditemukan selain kehamilan ektopik juga kehamilan intrauterine dan
didapati 2 korpus luteum.

Kehamilan Ovarial
Perdarahan pada ocarium ini dapat disebabkan bukan saja oleh rupture
kista korpus luteum, torsi, dan endometriosis. Gejala-gejalanya sama dengan
kehamilan ektopik. Stux membagi kehamilan ovarial menjadi :

10
 Intrafolikular (nidasi pada folikel)
 Superficial (implantasi pada permukaan ovarium)
 Interstisial (pada pars interstisial ovarium)

Kehamilan Abdominal
Menurut cara terjadinya bias dibagi menjadi primer, yaitu implantasi
terjadi sesudah dibuahi, langsung pada peritoneum atau kavum abdominal;
dan sekunder, bila embrio yang masih hidup dari tempat primer, misalnya
karena abortus tuba, tumbuh lagi didalam abdomen.

Kehamilan Servikal
Adalah kehamilan dimana nidasi terdapat pada kanalis servikalis, sehingga
dinding serviks menjadi sangat tipis dan membesar. Hal ini jarang dijumpai.

Kehamilan Heterotopik
Suatu kehamilan kembar yang berlainan tempat misalnya IUP dan
kehamilan ektopik; tuba kanan dan kiri; IUP dan kehamilan abdominal.

2.3 Tanda dan Gejala Klinis

Biasanya, gejala awal yang harus diperhatikan antara lain terdapat tanda-tanda
kehamilan -- seperti mual, muntah, tidak menstruasi, dan sebagainya, nyeri yang
dapat dirasakan pada satu sisi atau kedua sisi perut bagian atas, bawah, atau
seluruh bagian perut, terdapat bercak darah (spotting) atau perdarahan yang
biasanya berwarna hitam, gejala kehamilan muda.

Tanda dan gejala klinik :

 Anamnesis : terjadi amenore, yaitu haid terlambat mulai beberapa


hari sampai beberapa bulan atau hanya haid yang tidak teratur.

11
Kadang-kadang dijumpai keluhan hamil muda dan gejala hamil
lainnya.
 Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut, seperti diiris
dengan pisau disertai muntah dan bisa jatuh pingsan.
 Tanda-tanda akut abdomen : nyeri tekan yang hebat (defance
muscular), muntah, gelisah, pucat, anemis, nadi halus dan kecil,
tensi rendah, atau tidak terukur (syok).
 Nyeri bahu : karena perangsangan diafragma
 Tanda Cullen : sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam
dan lebam.
 Pada pemeriksaaan ginekologik (periksa dalam) terdapat : Adanya
nyeri ayun : dengan menggerakan porsio dan serviks ibu akan
merasa sakit yang sangat.Douglas Crise : rasa nyeri hebat pada
kavum DouglasiKavum Douglasi teraba menonjol karena
terkumpulnya darah, begitu pula traba masa retrouterin (massa
pelvis).
 Pervaginam keluar decidual cast.
 Pada palpasi perut dan pada perkusi : ada tanda-tanda perdarahan
intraabdominal (shifting dullness).
 Penurunan kadar hemoglobin
 Adanya lekositosis

Gejala yang lebih lanjut antara lain penderita pucat, kesadaran menurun atau
lemah, bahkan shock akibat kehilangan banyak darah, nyeri bahu dan bagian
samping leher, nyeri perut yang disertai perut menegang.

Gejala dari kehamilan ektopik adalah spotting dan kram. Gejala ini timbul
karena ketika janin mati, lapisan rahim dilepaskan seperti yang terjadi pada
menstruasi yang normal. Jika janin mati pada stadium awal, maka tidak terjadi
kerusakan tuba falopii. jika janin terus tumbuh, bisa menyebabkan robekan pada
dinding tuba sehingga terjadi perdarahan. Jika perdarahan terjadi secara bertahap,
bisa menimbulkan nyeri dan kadang menimbulkan penekanan pada perut bagian

12
bawah akibat penimbunan darah biasanya setelah sekitar 6-8 minggu, penderita
tiba-tiba merasakan nyeri yang hebat di perut bagian bawah, lalu pingsan. gejala
ini biasanya menunjukkan bahwa tuba telah robek dan menyebabkan perdarahan
hebat ke dalam perut. Kadang kehamilan ektopik sebagian terjadi di dalam tubah
dan sebagian di dalam rahim. keadaan ini menyebabkan kram dan spotting.
janin memiliki ruang untuk tumbuh, sehingga kehamilan ektopik biasanya baru
pecah di kemudian hari, biasanya pada minggu ke 12-16. Jika hasil pemeriksaan
darah dan air kemih menunjukkan positif hamil tetapi rahim tidak membesar,
maka diduga telah terjadi kehamilan ektopik. pada usg rahim tampak kosong dan
di dalam rongga panggul atau rongga perut terlihat darah.

2.4 Penatalaksanaan
Pasien dirujuk kerumah sakit. Dirumah sakit dilakukan :
 Laparotomi
 Salpingektomi/salpingostomi/reanastomosis tuba
 Kemoterapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dn faktor
sitrovorum 0,1 mg/kg intramuskular berselang-seling selama 8 hari
bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah, diameter kantong
gestasi kurang atau sama dengan 4 cm, perdarahan dalam rongga perut
kurang dari 100ml, tanda vital baik.

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NONA ”P” DENGAN DIAGNOSA


KEHAMILAN EKTOPIK

3.1 Pengkajian
Tanggal masuk :-
Tanggal pengkajian :-
Jam :-

A. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Suku/bangsa :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Status :
Penanggung jawab
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Suku/bangsa :
Agama :
Status :

14
Alamat :
Pekerjaan :
Hubungan dengan klien :

B. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh nyeri pada perutnya.

 Riwayat kesehatan sekarang

Pada kehamilan ektopik, ditandai dengan adanya nyeri keram di


bawah perut (biasanya lebih sakit dari sakit pada waktu akan haid).
Nyeri yang menusuk di area sekitar perut, level hCG rendah,
pendarahan pada vagina, mual, muntah, tidak menstruasi, dan
sebagainya, nyeri yang dapat dirasakan pada satu sisi atau kedua sisi
perut bagian atas, bawah, atau seluruh bagian perut, terdapat bercak
darah (spotting) atau perdarahan yang biasanya berwarna hitam.
Penderita pucat, kesadaran menurun atau lemah, bahkan shock akibat
kehilangan banyak darah, nyeri bahu dan bagian samping leher, nyeri
perut yang disertai perut menegang. Nadi kecil dan halus, tensi rendah
bahkan tidak terukur, nyeri bahu, tanda Cullen.

 Riwayat kesehatan dahulu


Kehamilan ektopik dapat disebabkan oleh bekas radang pada tuba,
terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan
endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium),
memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan anatomi congenital.
Sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik, kegagalan ligasi
tuba. Riwayat pembedahan abdomen, radang panggul, ketidakteraturan
haid dan pemakaian AKDR.

15
 Riwayat kesehatan keluarga
Kehamilan ektopik bukan merupakan penyakit keturunan, penyakit ini
berhubungan adanya kelainan pada organ reproduksi wanita.

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita

: Tinggal dalam 1 rumah

16
C. Pola Fungsi Kesehatan (GORDON)
1. Pada penderita kehamilan ektopik, seharusnya menjaga kebersihan
organ reproduksinya, menghindari aborsi, memilih kontrasepsi atau
pemakaian IUD yang cocokuntuk mencegah kehamilan ektopik.
2. Nutrisi / metabolisme
Terganggu karena mual dan muntah, kebutuhan akan cairan juga
terganggu akibat perdarahan yang terus menerus.

3. Pola Aktivitas Dan Latihan

Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi √
Ambulansi √
Makan √

Keterangan :
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total

4. Pola Eliminasi
Pola BAB normal 1-2 X dalam sehari, pola BAK juga normal 6-8 X
dalam sehari.
5. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur klien terganggu akibat nyeri hebat pada perutnya dan akibat
pendarahan yang terus-menerus.
6. Pola kognitif perseptual

17
Pada penderita kehamilan ektopik biasanya mengalami penurunan
kesadaran dan lemah.
7. Pola toleransi-kopping strees
Koping yang dilakukan pada masing-masing klien berbeda menurut
jenis penyakit yang diderita.

8. Pola hubungan dan peran


Menyangkut hubungan klien dengan keluarga, masyarakat, status
pernikahan, kualitas pekerjaan, sistem dukungan, dan dukungan
keluarga selama di rumah sakit.
9. Pola konsep diri
Harga diri : tidak terganggu
Ideal diri : tidak terganggu
Identitas diri : tidak terganggu
Gambaran diri : tidak terganggu
Peran diri : tidak terganggu
10. Pola seksual reproduksi
Pada klien dengan kehamilan ektopik, pola seksual reproduksinya
terganggu, karena bekas radang pada tuba, terdapat tumor atau kista
pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar
kavum uteri dan di luar miometrium).
11. Pola nilai dan kepercayaan
Menyangkut agama yang dianut klien, larangan dalam agamanya,
permintaan rohaniawan selama dirawat di rumah sakit.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
 Kesan umum : compos mentis
 Wajah : pucat
 Kesadaran : lemah
 GCS : 11

18
Respon motorik : 4
Respon verbal : 3
Respon mata : 4

 nadi : kecil dan halus


 tekanan darah : hipotensi (<90/60 mmHg)
 pernapasan : dispnea
 suhu tubuh : 36,5-37,5 derajat C

2. Pemeriksaan Head to Toe

 Kepala : bentuk normosephal


Inspeksi : rambut hitam, keriting panjang, lebat, tidak berkutu,
tidak ketombe maupun tidak ada peradangan.
Palpasi : tidak terdapat benjolan maupun radang pada kepala.
-distribusi rambut : lebat, merata, dan tidak mudah patah
-kulit kepala : tidak ada peradangan, tidak ada kutu, dan tidak
berketombe.
-muka : simetris, dan tampak pucat.
-mata : bentuk sperik (bulat)
Konjungtiva : berwarna merah muda, tidak anemis.
Pupil : reaksi pupil sama (isokor)
Sklera : putih dan tidak ikterik.
Kelopak mata : cembung
Kulit kelopak mata : kecoklat-coklatan
 Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada cairan yang keluar dari liang telinga,
tidak terdapat lesi.
Palpasi : ada tidaknya benjolan, tidak ada peradangan.

 Hidung

19
Inspeksi : lubang hidung simetris, ada tidaknya polip dan peradangan.
Palpasi : ada tidaknya radang,ada tidaknya tumor, ada tidaknya nyeri tekan.

 Mulut
Inspeksi : bibir tampak kering, ada tidaknya stomatitis, sianosis atau tidak.

 Leher
Inspeksi : warna sama seperti kulit disekitarnya,
Palpasi : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada JVP. Nyeri
disekitar leher dan bahu.

 Dada : -inspeksi : kesimetrisan bentuk dada, pergerakan kanan dan kiri


simetris, ictus cordis -.
-palpasi : ictus cordis +.
-perkusi : sonor.
-auskultasi : suara napas versikuler
 Abdomen :- inspeksi : perut tampak membesar dan menegang.
:- auskultasi : bising usus 15-35 X/mnt
:- perkusi : adanya suara tympani
:- palpasi : nyeri hebat pada seluruh perut atau sati sisi perut.
 Genitalia : terjadi pendarahan pada vagina.
 Ekstremitas : pergerakan kaki dan tangan baik yang kiri dan yang kanan
terkoordinasi dengan baik, warna kulit sawo matang, terdapat nyeri pada
bahunya.

E. Pemeriksaan Penunjang

USG (ultrasonografi) dapat memberi diagnosa pasti kehamilan ektopik


bila ditemukan kantong gestasi di luar rahim yang di dalam kantong
gestasi tersebut tampak denyut jantung janin.

20
Kuldosintesis, yakni dengan menusukkan jarum di kavum douglasi
sehingga dapat mengetahui ada cairan darah bebas pada rongga perut atau
tidak.

Laparoskopi / laparotomi merupakan diagnosa awal yang sangat berguna


pada kehamilan ektopik, dengan cara ini dapat dilihat perubahan-
perubahan pada tuba secara langsung.

Dilatasi kuretase.

Pemeriksaan laboratorium : kadar hemoglobin, leukosit, tes kehamilan bila


baru terganggu.

F. Terapi
1) Transfusi darah
2) Pemberian cairan yang cukup (dekstrosa 5%, glukosa 5%, garam
fisiologis)
3) Pada kehamilan ektopik diberikan metotreksat 1mg/kg intavena
dan faktor sitrovorum 0,1mg/kg intramuskular berselang seling
selama 8 hari.

G. Data Fokus :
1. Data Subjektif
 Biasanya klien mengeluh nyeri pada perutnya.
2. Data Objektif
 Nyeri kram pada area bawah perut
 Nyeri pada area sekitar leher dan bahu
 Kesadaran menurun
 Mual,muntah
 Wajah tampak pucat
 Perut tampak tegang

21
 Pendarahan (adanya spoting) pada vagina
 Kram perut
 Level hCG rendah
 Klien tampak menahan nyeri
 Klien tampak gelisah dan terus bertanya-tanya tentang
penyakitnya.
 Keadaan umum klien tampak lemah
 Mukosa bibir tampak kering
 Nyeri bahu
 Amenore
 Lemah
 Nadi halus dan kecil
 Tekanan darah rendah bahkan tidak terukur
 Teraba massa tumor
 Penurunan kadar hB
 Adanya lekositosis
 Gelisah
 Tanda cullen
 Douglas crise
 Adanya nyeri ayun
 Dispnea

H. Analisa Data
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1 Ds : Agen cidera Nyeri akut
 Biasanya klien mengeluh biologis
nyeri pada perutnya.
Do :
 Nyeri kram pada area
bawah perut

22
 Nyeri pada area
sekitar leher dan bahu
 Perut tampak tegang
 Kram perut
 Klien tampak
menahan nyeri
 Amenore
 Tanda Cullen
 Adanya nyeri ayun
 Adanya nyeri bahu
2 Do : Muntah Ketidakseimbangan
 Mual,muntah nutrisi : kurang dari
 Wajah tampak pucat kebutuhan tubuh.
 Pendarahan (adanya
spoting) pada vagina
 Kram perut
3 Do : Kehilangan Kekurangan volume
 Klien tampak pucat cairan aktif cairan
 Klien tampak lemas ( pendarahan )
 Mukosa bibir tampak
kering
 Nadi kecil dan halus
 Hipotensi
 Penurunan kadar hB
 Mual,muntah
 Pendarahan (adanya
spoting) pada vagina
4 Do : Perubahan dalam Cemas
 Klien tampak gelisah status kesehatan
dan terus bertanya-
tanya tentang
penyakitnya

23
 Klien tampak pucat
 Nadi kecil dan halus
 dispnea
5 Do : Nyeri Gangguan pola
 Keadaan umum klien tidur
tampak lemah
 Nyeri bahu
 Gelisah
 Klien tampak pucat
 Klien tampak lemas
 Nyeri kram pada area
bawah perut
 Nyeri pada area
sekitar leher dan bahu
 Perut tampak tegang
 Kram perut
6 Do : Tidak familiar Kurang
 Klien tampak gelisah dengan sumber pengetahuan
dan bertanya-tanya informasi
terus tentang
penyakitnya

3.2 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah


1) Nyeri akut b/d agen cidera biologis
2) Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d muntah
4) Gangguan pola tidur b/d nyeri.
5) Cemas b/d perubahan dalam status kesehatan
6) Kurang pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber informasi.

24
3.3 Intervensi
N TUJUAN INTERVENSI
O
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri :
keperawatan selama ...X24 jam, Kaji skala nyeri, lokasi,
diharapkan nyeri dapat berkurang karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan,KH : kualitas.
Pain control (1605) Ajarkan teknik nonfarmakologi
 (160501) kenali (relaksai dan distraksi)
faktor penyebab Pertimbangkan tipe dan sumber
 (160502) kenali nyeri ketika memilih strategi untuk
serangan nyeri meringankan nyeri
 (160503) penggunaan Observasi isyarat nonverbal dari
pencegahan nyeri yang ketidaknyamanan
dapat diukur Pastikan pasien menerima

 (160504) penggunaan perawatan analgesik

non analgesik Gunakan strategi komunikasi

 (160505) kenali teraupetik u/ menyatakan

seranga nyeri pengalaman nyeri

 (160506) gunakan Sediakan informasi ttg nyeri seperti:

tanda peringatan u/ penyebab nyeri, berapa lama akan

mencari perawatan berakhir, dan antisipasi


ketidaknyamanan dari prosedur
 (160507) laporkan
Kurangi faktor yang meningkatkan
gejala u/ prawatan proses
pengalaman nyeri
kesehatan
Pertimbangkan pengaruh budaya
 (160508) gunakan

25
sumber yang tersedia terhadap respon nyeri
 (160509) kenali gejala Kolaborasi dengan dokter dalam
nyeri pemberian analgetik
 (160510) gunakan
catatan nyeri
 (160511) laporkan
kontrol nyeri
2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan :
keperawatan selama ...X24 jam, Timbang harian dan monitor
diharapkan kebutuhan akan cairan gejalanya
dapat terpenuhi dengan KH ; Pertahankan intake yang akurat dan
Fluid balance (0601) catat output
 (060101) TD dalam rentang Monitor status hidrasi
normal Monitor TTV
 (060102) nadi dalam rentang Observasi kulit, membran mukosa
normal dan adanya edema
 (060103) tekanan vena usat Pantau indikasi kelebihan
dalam rentang normal cairan/retensi

 (060105) palpasi nadi Pantau perubahan BB pasien

periperal sebelum dan sesudah dialisis j/p

 (060106) hipotensi ortostatik Tawarkan snack (minuman dan

tidak muncul buah segar/jus buah)

 (060107) keseimbangan Pantau respon pasien u/ menentukan

intake dan output cairan terapi elektrolit

dalam 24 jam Siapkan u/ administrasi produksi


darah
 (060109) berat badan stabil
Distibusikan intake cairan lebih dai
 (060110) asites tidak nampak
24 jam
 (060111) distensi vena leher
Berikan terapi cairan IV
tidak muncul
 (060112) edema periperal
tidak nampak

26
 (060113) mata cekung tidak
nampak
 (060114) kebingungan tidak
nampak
 (060115) haus abnormal tidak
nampak
 (060116) kulit hidrasi
 (060117) membran mukosa
lembab
 (060118) serum elektrolit
dalam batas normal
3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi :
keperawatan selama ...X24 jam, Tanyakan jika pasien alergi terhadap
diharapkan kebutuhan akan nutrisi bbrp makanan
dapat terpenuhi dengan KH, : Pastikan pilihan makanan pasien
Nutritional status Anjurkan intake kalori yang tepat u/
Nutrition intake (1009) tipe berat badan dan pola hidup
 (100901) kalori intake Anjurkan peningkatan intake
 (100902) protein intake protein, zat besi, vit. C j/p

 (100904) karbohidrat intake Sediakan pengganti gula

 (100905) vitamin intake Pastikan diet makanan yang


mengandung serat tinggi u/
 (100906) mineral intake
mencegah konstipasi
 (100907) besi intake
Sediakan pilihan makanan
 (100903) lemak intake
Atur diet u/ pola hidup pasien
Pantau catatan intake nutrisi dan
kalori yang terkandung
Timbang BB pasien tiap interval
Kaji adanya alergi makanan klien
Sediakan pilihan makanan yang
disukai klien

27
Kolaborasi dengan doter dalam
pemberian antiemetik
4 Setelah dilakukan tindakan Sleep enchacement :
keperawatan selama ...X24 jam, Jeaskan tentang pentingnya
diharapkan klien dapat beristirahat kecukupan tidur selama sakit
dengan KH : Atur lingkungan(cahaya, gaduh,
Sleep (0004) suhu, dan tempat tidur)
 (000401) jam tidur Tentukan pola tudur dan pola
 (000402) observasi jam tidur aktivitas klien

 (000403) pola tidur Perkirakan tidur pasien teratur

 (000404) kualitas tidur Tentukan efek dari pengobatan


terhadap pola tidur pasien
 (000405) efisiensi tidur
Pantau/catat pola tidur pasien dan
 (000406) tidur tidak
jumlah jam tidur pasien
terganggu
Pastikan klien u/ melepas cemas
 (000407) tidur rutin
sebelum tidur
 (000408) segar setelah tidur
Instruksikan pasien u/ tidak makan
 (000409) jam tidur sesuai
ketika jam tidur
umur
Implementasikan kenyamanan
 (000410) bangun tepat waktu
dengan pijatan, posisi, dan sentuhan
afektif
Tingkatkan jam tidur jika
dibutuhkan

5 Setelah dilakukan tindakan Cemas reduction :


keperawatan selama ...X24 jam, Gunakan ketenangan sebagai
diharapkan cemas klien dapat pendekatan
berkurang dengan KH : Jernihkan harapan klien terhadap
Anxiety control (1402) tingkah lakunya
 (140201) monitor intensitas Anjurkan klien u/ tinggal dengan
cemas anaknya

28
 (140202) elminasi prekursor Berikan gosokan pada
cemas leher/punggung klien
 (140203) kurangi lingkungan Anjurkan aktivitas ringan j/p
yang menstimuli cemas Dengarkan klien dengan antusias
 (140204) cari informasi u/ Ciptakan lingkungan u/ menjaga
mengurangi cemas kepercayaan klien

 (140205) rencanakan strategi Anjurkan klien u/ mengungkapkan

koping u/ situasi cemas perasaan, pandangan dan ketakutan

 (140206) penggunaan strategi klien

koping efektif Identifikasi ketika tingkat cemas

 (140207) penggunaan teknik klien berubah

relaksasi u/ mengurangi Bantu klien mengidentifikasi situasi

cemas yang menimbulkan cemas


Kontrol stimuli u/ kebutuhan pasien
 (1402011) pertahankan
Dukung penggunaan mekanisme
hubungan sosial
pertahanan diri dengan tepat
 (140212) pertahankan
Jelaskan semua prosedur perawatan
konsentrasi
Instruksikan pasien untuk
 (140217) kontrol respon
penggunaan teknik relaksasi &
cemas
distraksi

6 Setelah dilakukan tindakan Teaching diseases proccess :


keperawatan selama ...X24 jam, Nilai tingkat pengetahuan klien u/
diharapkan klien tahu akan proses penyakit yang khusus
penyakitnya dengan KH : Gambarkan tanda dan gejala umum
Knowledge : disease process (1803) penyakit j/p
 (180302) deskripsi proses Identifikasi kemungkinan
penyakit penyebabj/p
 (180301) mengetahui nama Sediakan informasi ttg keadaan
penyakit klien
 (180304) deskripsi faktor Hindari kekosongan hati klien

29
resiko Diskusikan perubahan pola hidup
 (180305) deskripsi efek dari yang dapat mencegah komplikasi
penyakit penyakit
 (180306) deskripsi tanda dan Diskusikan pilihan terapi
gejala pengobatan
 (180307) deskripsi penyakit Jelaskan alasan manajemen/terapi
yang tidak biasa pengobatan yang direkomendasikan

 (180309) deskripsi Sediakan no. Telpon jika komplikasi

komplikasi penyakit terjadi

 (180310) deskripsi kompikasi Gambarkan proses penyakit

dari tanda dan gejala Jelaskan patofisiologi penyakit

 (180311) deskripsi tindakan Diskusikan pilihan terapi

pencegahan u/ mencegah Deskripsikan manajement dan terapi

komplikasi

30
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim
(kavum uteri). Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar
kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi, istilah ektopik dapat
diartikan sebagai "berada di luar tempat yang semestinya".
Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas radang pada
tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim, terdapat tumor atau
kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum
uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan
anatomi congenital. Diagnosa yang didapat adalah :
Nyeri akut b/d agen cidera biologis
Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d muntah
Gangguan pola tidur b/d nyeri.
Cemas b/d perubahan dalam status kesehatan
Kurang pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber informasi.

4.2 Saran
Untuk menghindari kehamilan ektopik dapat ditempuh dengan cara
menghindari aborsi tuba dan mengurangi penggunaan IUD, penggunaan
kontrasepsi oral (estrogen).

31
DAFTAR PUSTAKA

Burzi, Francisco. Kehamilan Ektopik Bisa Menyebabkan Kematian.


id.jambiindependentonline.org, 2008.
Mansjor, Arief. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. FK UI Jakarta : Media
Aesculapius, 2000.
Marilyn, E. Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC, 1999.
Marrion, Johnson, PhD, RN, dkk. Nursing Outcomes Classification. Philadelphia :
Mosby, 1996.
Mc. Closkey, Joanne C, PhD, RN, FAAN. Nursing Interventions Classification.
Philadelphia : Mosby, 1997.
Rustam, Mochtar, Prof. Dr, MPH. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC, 1998
Santosa, Budi. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta : Medika Prima,
2005

32

Anda mungkin juga menyukai