Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ENSEFALITIS

OLEH:

NAMA CANTIK : SENDI PUTAR

NAMA JELEK : SELVIANA TAGU DIMA

PROGRAM STUDI : KEPERAWATAN

KELOMPOK : SISTEM MUSKULUS KELENJAR

NAMA PEMBIMBING : WINANDO ALEXANDER NEKEN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESESHATAN MARANATHA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ensefalitis" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas  Ordik. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang ensefalitis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 3
A. Latar Belakang.................................................................................................... 3
B. Tujuan................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 4
A. Pengertian .......................................................................................................... 4
B. Anatomi Fisiologi............................................................................................... 4
C. Etiologi................................................................................................................ 5
D. Klasifikasi .......................................................................................................... 6
E. Manifestasi Klinis...............................................................................................6
F. Patofisiologi........................................................................................................6
G. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................6
H. Pengobatan .........................................................................................................7
I. Komplikasi .........................................................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN................................................................................................... 9
B. SARAN............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ensefalitis (bahasa Inggris : encephalitis) adalah peradangan akut otak yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri seperti meningitis atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies
(disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit p arasit dan
protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic mening oencephalitis,
juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebal an tubuhnya kurang.
Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengko rak dan menyebabkan
kematian.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran umum tentang
ensefalitis
2. Tujuan khusus
a. Untuk menjelaskan defenisi dari ensefalitis
b. Untuk menjelaskan anatomi dan fisiologi dari ensefalitis
c. Untuk menjelaskan etiologi dari ensefalitis
d. Untuk menjelaskan klasifikasi dari ensefalitis
e. Untuk menjelaskan manifestasi klinis dari ensefalitis
f. Untuk menjelaskan patofisiologi dari ensefalitis
g. Untuk menjelaskan pemeriksaan penunjang
h. Untuk menjelaskan pengobatan ensefalitis
i. Untuk menjelaskan komplikasi dari ensefalitis

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing,
protozoa, jamur, ricketsia, atau virus (Soemarmo,2013). Ensefalitis adalah infeksi jaringan
otak oleh berbagai macam mikroorganisme. Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan
otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medula spinalis. Ensefalitis
adalah suatu penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat dimedula spinalis dan
menigen yang disebabkan oleh Japanese ensefalitis virus virus yang ditularkan oleh
nyamuk (Mansjoer, 2012).

B. Anatomi Fisiologi
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terumata dari jaringan saraf. Sistem persarafan merupakan salah organ yang berfungsi
untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan
tubuh.
Otak mempunyai lima bagian utama,yakni, otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon),sumsum sambung (medula oblongata),dan jembatan varol.
1) Cerebrum
Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar kira-kira 80% dari berat otak.
Cerebrum mempunyai dua hemisfer yang dihubungkann oleh korpus kallosum. Setiap
Hemisfer terbagi atas empat lobus yaitu Lobus frontal, parietal, temporal dan oksipital.
Lobus frontal berfungsi sebagai aktivitas motorik, fungsi intektual, emosi dan
fungsi fisik. Pada bagian frontal bagian kiri terdapat area broca yang berfungsi sebagai
pusat motorik bahasa. Lobus parietal terdapat sensori primer dari korteks yang
berfungsi sebagai proses input sensori, sensasi posisi, sensasi raba, tekan dan
perubahan suhu ringan.
Lobus temporal mengandung area auditorius, tempat tujuan sensasi yang
datang dari telinga. Berfungsi sebagai input perasa pendengaran, pengecap, penciuman

4
dan proses memori Lobus oksipital mengandung area visual otak, berfungsi sebagai
penerima informasi dan menafsirkan warna, reflek visual.
2) Otak tengah (mesensefalo)
Otak tengah terletak didepan otak kecil jembatan varol. Didepan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata dan juga merupakan pusat pendengaran.
3) Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
4) Jembatan varol (Pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sum-sum tulang belakang.
5) Sumsum sambung (Medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar implus yang datang dari medulla
spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks,
fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak
alat pencernaan dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk dan berkedip.
C. Etiologi
Berbagai jenis virus dapat menimbulkan ensefalitis, meskipun gejala klinisnya sama.
Sesuai dengan jenis virus serta epidemiologinya, diketahui berbagai macam ensefalitis
virus. Virus ensefalitis dapat berkembang biak dari sel hidup yaitu didalam nucleus dan
sitoplasma seperti babi, kuda, gigitan nyamuk dan lain-lain (Soedarmo, 2011).
Untuk mengetahui penyebab ensefalitis perlu pemeriksaan bakteriologi dan firologi
pada spesimen feces, sputum, serum darah ataupun cairan serebrospinal yang harus
diambil pada hari-hari pertama. Ensefalitis dapat disebabkan karena:
1. Albovirus
Albovirus dapat masuk ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk dan serangga.
2. Enterovirus

5
Termasuk dalam enterovirus adalah poliovirus, herpes zooster.
3. Herpeks simpleks
Herpeks simpleks merupakan meningitis yang sangat mematikan di Amerika Utara
4. Amoeba
Amoeba penyebab ensefalitis adalah naegleria dan acanthamoeba, keduanya
ditemukan di air dan dapat masuk melalui mukosa mulut saat berenang.
5. Rabies
Penyakit rabies akibat gigitan binatang yang terkena rabies setelah masa inkubasi yang
berlangsung berminggu-minggu atau berbulan- bulan.
6. Jamur
Jamur yang dapat menyebabkan ensefalitis adalah fungus blastomyces dermatithis,
biasanya menyerang pria yang bekerja diliuar rumah. Tempatnya masuknya melalui
paru-paru atau lesi pada kulit (Tarwoto, 2013).
D. Klasifikasi
Ensifalitis diklasifikasikan menjadi beberapa bagian berdasarkan sumber penularannya.
Salah satunya adalah Ensifilitis Supurativa. Ensifilitis Supurativa dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Patogenesis
Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media, mastoiditis,
sinositis atau dari piama yang berasal dari radang, akses di dalam paru, bronkietasi,
empiema, osteomeylitis cranium, fraktus terbuka, trauma yang menembus kedalam
otak dan tromboflibitis. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersaran
adalah endema, kongiesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan apses.
E. Manisfestasi klinis
Secara umum gejala yang timbul dapat berupa trias ensefalitis seperti:
1) Demam
2) Kejang
3) Kesadaran menurun
4) Bila ensefalitis berkembang menjadi obses serebri akan timbul gejala infeksi
umum, tanda-0tanda meningkatnya tekanan intrakranial yaitu nyeri kepala yang
kronik dan progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang dan kesadaran menurun.
5) Pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil.

6
6) Tanda-tanda defisit neurologis tergantung pada lokasi dan luas abses.
F. Patofisiologi
Virus masuk ke tubuh klien melalui kulit, saluran pernapasan dan saluran cernah,
setelah masuk kedalam tubuh, virus akan menyebar keseluruh tubuh dengan secara local.
Aliran virus terbatas menghinfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu,
penyebaran hematogen primer. virus masuk kedalam darah, kemudian menyebar ke organ
dan berkembangbiak di organ tersebut dan menyebar melalui saraf (muttaqin, 2011).
G. Pemeriksaan Penunjang
1) Biakan:
 Dari darah
Viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk
mendapatkan hasil yang positif.
 Dari likuor serebrospinalis atau jaringan otak (hasil nekropsi) akan didapat
gambaran jenis kumandan sensitifitas terhadap antibiotik.
 Dari feses
Untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif.
 Dari swap hidung dan tenggorokan didapat hasil kultur positif.
2) Pemeriksaan serologis
Uji feksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji neutralisasi. Pada
pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibody tubuh. IgM dapat dijumpai
diawal gejala penyakit timbul.
3) Pemeriksaan darah
Terjadi peningkatan angka leukosit
4) Punksi lumbal likuor serebospinalis sering dalam batas normal, kadang-kadang
ditemukan sedikit penimngkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.
5) EEG/Electroencephalograpy
EEG sering menunjukkan aktivitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran
yanag menurun. Adanya kejang, koma,tumor, infeksi sistem syaraf, bekuan darah,
obses, jaringan paru otak dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola
normal irama dan kecepatan (smeltzer, 2012).
6) CT Scan

7
Pemeriksaan CT scan otak sering kali didapat hasil normal, tetapi bisa pula
didapat hasil edema diffuse, dan pada kasus seperti ensefalitis herpes simpleks,
ada kerusakan selektif pada lobus interomedial temporal dan lobus prontal.
H. Pengobatan
Pengobatan radang otak membutuhkan penanganan dirumah sakit. Makin cepat
penanganan dilakukan, makin tinggi tingkat keberhasilan proses pengobatan. Untuk
pengobatan dibagi menjadi dua macam yaitu terapi kausatif dan terapi simptomatis.
Tujuan pengobatan adalah mengatasi penyebab, meredahkan gejala dan mencegah
komplikasi.
I. Komplikasi
Komplikasi pada ensefalitis berupa:
1. Retardasi mental
2. Iritabel
3. Gangguan motorik
4. Epilepsi
5. Emosi tidak stabil
6. Sulit tidur
7. Halusinasi
8. Enuresis
9. Anak menjadi perusak dan melakukan tindakan asosial lain.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan: Ensifalitis adalah peradangan pada
jarinangan otak dan meningen, yang dapat disebabkan dari virus, bakteri, jamur dan
parasit (Tarwoto, 2007). Penyakit parasit dan protzoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau
primary amoebic meningo enchephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang
yang sistem kekebalan tubuhnya kurang.
B. Saran
Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi fisik
yang sehat seseorang mampu menjalankan aktivitas sehar-harinya tanpa mengalami
hambatan. Maka menjaga seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi sangat
penting mengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut terhadap kelangsungan
hidup serta aktivitas seseorang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, suzanne C. dan Bare.(2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth (Ed.8, Vol.1, 2.EGC, Jakarta.
Tarwoto, dkk.20013. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Persyarafan.Jakarta: Sagung, seto.
Mutttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Medika.
M.J neal.2012. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.
Jakarta. Hal. 81-90 http://books.google.o.id diakses pada Tanggal 27 Juni 2016
Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI. Malaria. Dalam: Buku Ajar Infeksi
& Pediatrik Tropis. Edisi ke 2. Jakarta: IDAI. 2011. https://azurama.
Wordpress.com diakses pada tangga 22 maret 2016

10
11

Anda mungkin juga menyukai