Anda di halaman 1dari 13

PERAN PERAWAT DALAM

PENATALAKSANAAN WABAH
( PENYAKIT MENULAR )
KELOMPOK III
 
MUHAMMAD AKBAR

DICKY WAHYUDI EDININGRAT


 
ANDI SYAHRIL GUNAWANG
 
SYAHRIL ISSA MAHENDRA
 
LATAR BELAKANG
 Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan komunitas, yang
lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap
berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak melupakan upaya-
upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita
penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Effendi, Makhfudli,
2015).
 Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehtan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. Peran perawat salah satunya adalah peran sebagai pelayanan
kesehatan. Peran pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan individu,
keluarga, kelompok/masyarakat berupa asuhana keperawatan yang
komprehensif meliputi pemeberi asuhan pencegahan pada tingkat satu, dua,
dan tiga baik direc/indirect. Peran educator perawat memberikan pembelajaran
merupakan dasar sari semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan, perawat
mengajarkan pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan dari
penyakit, dan menyusun program edukasi kesehatan, memberikan informasi
yang tepat tentang kesehatan ( Jaji, 2015).
 Berdasarkan UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal 3 menyatakan bahwa

pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan


hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
social dan ekonomis. Dalam rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025
disebutkan bahwa pembangunan sumber daya manusia diarahkan untuk trewujudnya manusia
Indosesia yang sehat, cerdas, produktif, dan masyarakat yang semakin sejahtera (Bappenas
2005). Upaya kesehatan yang meliputi peningkatan perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit serta penelitian dan pengembangan
kesehatan (Purnomo, 2013).
 Lingkungan yang sehat termasuk di dalamnya bebas dari penyakit menular. Salah satu program
dari pemerintah adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit, termasuk wabah penyakit
menular. Penyakit menular yang menajdi prioritas pembangunan nasional jangka panjang 2005-
2025 adalah malaria, demam berdarah dengue, diare, polio, filariasis, kusta, tuberculosis paru,
HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit lain yang dapat dicegah dengan imunisasi (Bappenas 2005).
 Penyakit menular adalah penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian yang cukup
tinggi dan dapat menimbulkan kecacatan (Darmawan, 2016). Menurut Kementerian Kesehatan,
penyakit Difteri merupakan penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan
bagian atas (tonsil, faring, dan hidung) dan kadang-kadang selaput lender dan kulit. Penyakit ini
disebabkan bakter yaitu Corynebacterium diphteriae. Semua golongan umur bisa tertular, namun
anak usia kurang dari 5 tahun dan orang tua diatas 60 tahun sangat beresiko tertular penyakit
difteri. Sangat perlu diwaspadai bahwa kecenderungan jumlah kasus penyakit ini meningkat sejak
2007 (Fatoni, Noviandha, 2017).
TUJUAN
 Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan peran perawat dalam
mencegah penyakit menular difteri
METODE
 Metode dalam penulisan ini yaitu dengan mendeskripsikan dan
menggambarkan tentang peran perawat dalam mencegah penyakit
menular difteri. Adapun pengambilan data dengan menggunakan data
sekunder dan dari jurnal-jurnal penelitian.
HASIL
Berdasarkan hasil dari beberapa jurnal yang diambil oleh penulis yaitu penelitian
yang dilakukan Wahyudin (2018) tentang penggunaan media digital untuk penanganan KLB difteri yaitu Salah satu solusi serta
pencegahan yang dapat dilakukan terkait permasalahan KLB difteri adalah melalui pelayanan kesehatan dan edukasi online.
Edukasi menjadi peranan penting untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat, karena kurangnya pengetahuan juga
berkontribusi terhadap kematian. Upaya pelayanan kesehatan dan edukasi ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan system
informasi, seperti melalui website, media social, atau aplikasi. Terdapat 51,06 % pengguna internet untuk menggunakan internet
untuk mencari informasi kesehatan, lebih dari 69% masyarakat Indonesia mengakses internet dengan menggunakan mobile
mereka, angka tersebut juga melapaui penggunaan internet via mobile secara global. Media social yang digunakan adalah
youtube , instagram dan facebook. Ketiga media social ini adalah media social dengan peringkat paliang atas di Indonesia.
Youtube menempati peringkat pertama dengan persentasi sebesar 43%, facebook 41% dan Instagram 38%. (Wahyudin, 2018).
Adapun penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap penyakit difteridilakukan secara bertahap yaitu penanggulangan
tahap awal dan penanggulangan dengan pelaksanaan SUB PIN difteri secara serentak. Penanggulangan KLB pada tahap awal
yang dilakukan yaitu sosialisasi ke semua unit pelayanan kesehatan, penemuan kasus difteri secara dini, perawatan penderita
yang standar, pemberian profilaksis terhadap kontak erat penderita, serta pemberian imunisasi massal atau outbreak response
Imunization (ORI) secara terbatas di daerah KLB.
PEMBAHASAN
 Penyelengaraan Program imunisasi di Indonesia ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.1611/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, yang


menyebutkan bahwa imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui
pemberian zat kekebalan tubuh, harus dilaksanakan terus-menerus, menyeluruh dan dilaksankan sesusai
standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutuskan penularan penyakit.
( Merindani, 2015).
 Pemberantasan penyakit menular di Indonesia dilakukan melalui upaya-upaya: kewaspadaan dini,

penemuan penderita, penanganan penderita, pemberantasan sumber penyakit, upaya kekebalan (imunisasi),
dan penyuluhan masyarakat. Upaya-upaya secara sistematis yang dilakukan antara lain dengan pencanangan
gerakan nasional pemberantasan penyakit dan kesepakatankesepakatan regional maupun internasional
(Koban, 2015).
Salah satu peran perawat dalam komunitas adalah sebagai Health educator. Pengajaran yang

dilakukan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Mubarak &
Chayatin, 2011). Pendidikan kepada pasien menunjukkan potensinya untuk mneingkatkan kepuasan
konsumen, memperbaiki kualitas kehidupan, memastikan kelangsungan perawatan, mengurangi insidensi
komplikasi penyakit, meningkatkan kepatuhan terhadap rencana pemberian perawatan kesehatan,
menurunkan ansietas pasien, dan memaksimalkan kemandiirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari
(Bastable dalam Andarmoyo, 2015).

WHO menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategi inti untuk pengembangan kesehatan,

yang merupakan suatu proses yang berkembang dan berkesinambungan pada status social dan kesehatan
individu dan masyarakat (Widodo, 2012).
 Pencegahan KLB difteri secara nasional dilakukan dengan, monitoring dan evaluasi
penatalaksanaan kasus difteri yang muncul, promosi kesehatan melalui penyuluhan kepada ibu
balita balita tentang penyebab kejadian difteri dan pentingnya imunisaasi. Target imunisasi difteri
yang semakin ditingkatkan dengan melaksanakan imunisasi difteri di posyandu-posyandu terdekat,
serta memotivasi ibu untuk membawa anaknya mendapatkan imunisasi. Upaya pencegahan paling
efektif untuk kasus difteri adalah imunisasi bersamaan dengan tetanus dan pertusis (DPT)
sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan satu–dua bulan.
Pemberian imunisasi memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus
dalam waktu bersamaan. Imunisasi perlu diulang pada usia sekolah dasar bersamaan dengan
tetanus yaitu DT sebanyak satu kali (Yunariah et all, 2013).
KESIMPULAN
 Ada beberapa upaya yang dilakukan dalam mencegah penyakit menular yaitu dengan memberikan

edukasi baik secara langsung maupun secara online dan media social. Memberikan vaksin secara rutin
kepada masyarakat khususnya bayi dibawah satu tahun.
THANK YOU FOR LISTENING TO THE
MATERIAL THAT WE BROUGHT THE END
SAID ASSALAMU ALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai