Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENYAKIT ANOREKSIA PADA AN.


R DI
RS ASTRINI, WONOGIRI

A. Konsep Medis
1. Definisi
Anoreksia merupakan penurunan nafsu makan yang merupakan gejala umum
pada banyak penyakit dan dapat disebabakan oleh makanan, obat, emosi, ketakutan,
masalah psikologi dan infeksi.
Anoreksia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan
mempertahankan berat badan dalam batas-batas minimal yang normal. Ciri khasnya
adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh
penderita.
Anoreksia jangka panjang dapat menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit
yang dapat menyebabkan dysritmia jatung. Makan merupakan salah satu cara dalam
menaikan berat badan akan tetapi pemberian makanan melalui selang atau infus dapat
menjadikan sebuah pilihan.

2. Tanda dan Gejala


a) Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yangjelas.
b) Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan
c) Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidaklazim
d) Latihan dan aktivitas fisik yangberlebihan
e) Amenorea
f) Kulit keringbersisik
g) Lanugo pada ekstremitas, punggung danwajah
h) Kulit berubahkekuningan
i) Gangguantidur
j) Konstipasi
k) Erosieosopagus

1
l) Alam perasaandepresi
m) Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yangtinggi
n) Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilantubuh
o) Erosi email dan dentintinggi

3. Etiologi
Rasa harga diri yang rendah sering berperan pentingdalam munculnya penyakit
ini. Penurunan berat badan dipandang sebagai suatu pencapaian dan harga diri
bergantung pada ukuran dan berat badannya. Ada pula hubungan antara gangguan
makan dengan gangguan alam perasaan. Dinamika keluarga juga dapat berperan
dalam perkembangan gejala anoreksia. Faktor lain yang juga berperan dalam
munculnya gangguan ini adalah kelangsingan idealik masyarakat yang berusaha
disamai atau bahkan dilampau oleh para remaja. Individu yang terkena gangguan ini
mempunyai citra tubuh yang menyimpang menganggap dirinya obesitas atau
terobsesi tentang ukuran dan bentuk bagian tubuhtertentu.
Penyebab yang biasa terjadi pada anokreksia geriatric antara lain menurunnya
fungsi saluran pencernaan, adanya kondisi emosi yang kurang baik, adanya inflamasi
pada otak, adanya penurunan fungsi indra penciuman dan perasa,

4. Komplikasi
Jantung : bradikardi, tachikardi, aritmia, hipotensi, gagaljantung
Gastrointestinal : esofagitis, ulcus peptikum,hepatomegali
Ginjal : abnormalitas urea serum danelektrolit
Skelet : osteoporosis, faktorpatologik
Endokrine : penurunan fertilitas, peningkatan kadar kortisol dan hormon
pertumbuhan, peningkatanglukoneogenesis
Metabolik : penurunan BMR, gangguan pengaturan suhu badan, gangguan
tidur

5. Penatalaksanaan
Pengobatan diberikan dengan rawat jalan, kecuali muncul masalah medis yang berat.
Pengobatan rawat jalan ini mencakup:
a. Pemantauan medis
2
b. Rencana diet untuk memulihkan statusnutrisinya
c. Psikoterapi jangka panjang untuk mengatasi penyebabdasarnya
d. Pengobatan psikofar maka untuk mengatasi gejala depresi, kegelisahan dan
perilaku kompulsif –obsesif
Obat-obat yang dapat digunakan:
a. Antidepresan, juga dipakai SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), terutama
bila salah satu komponen penyakitnya adalah latihan yang dipaksakan (Imipramin,
Desipramin, Fluoksetin,Sertralin).
b. Penggantian estrogen untuk amenore.

6. Patofisiologi
Regulasi pencernaan makanan adalah suatu yang sangat kompleks, dengan
berbagai mekanisme untuk memastikan proses pencernaan makanan tetap optimal.
Secara garis besar, pemasukan makanan diregulasi oleh pusat makan yang bekerja
sama dengan sistem pengaturan nafsu makan perifer. Sistem pusat pengaturan makan
akan menerima stimulasi dari sinyal sel lemak perifer (leptin),nutrisi yang diabsorbsi
dan hormon yang bersirkulasi. Pada studi yang dilakukan pada manusia dan binatang
menunjukan bahwa perubahan pada berbagai macam sistem diatas terjadi pada proses
penuaan, yang menghasilkan proses anoreksia.
Ketika glukosa dan triacilgliserol masuk ke duodenum orang muda,
menyebabkan pengurangan rasa lapar dan pemasukan makanan. Ketika nutrisi masuk
lewat duodenum pada orang tua / lansia, pengurangan pada rasa lapar dan pemasukan
makanan lebih sedikit ditemukan. Hal ini menyebabkan peningkatan rasa lapar yang
terlihat di orang dewasa selama pencernaan makanan terjadi bukan karena tidak
banyaknya sinyal pengatur rasa makan atau peningkatan respon untuk mengabsorbsi
nutrisi di usus halus, tetapi karena adanya sinyal nafsu makan lain yang berasal dari
lambung.
Dengan bertambahnya usia, makanan lebih cepat bergerak dari fundus ke
antrum dan lebih lama berdiam di antrum, memicu distensi antrum yang lebih cepat
dan hebat. Beberapa studi menunjukkan peran nitrit oxide memerankan peran yang
penting dalam pengaturan makanan. Nitrit oxide diproduksi untuk menghasilkan efek
pada pemasukan makanan pada sisi central dan perifer. Di perifer, nitrit oxide
bertanggung jawab untuk relaksasi fundus lambung untuk makanan, menyebabkan

3
dilatasi fundus untuk berperan sebagai penampung makanan sebelum membawa
makanan ke antrum. Penurunan pemasukan opioid memegang peranan penting pada
perkembangan psikologis dari anoreksia . Opoidendogen juga menjembatani indra
perasa manis dan konsumsi makanan manis tidak terlihat menurun oleh penuaan,
bahkan mungkin meningkat. Kemungkinan bahwa pemasukan lemak dipicu oleh
opioid.

7. Pathway

B. KonsepKeperawatan
1. Pengkajian
a. PemeriksaanFisik
1) KeadaanUmum
Data mengenai tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, data antropometri.

4
2) Kulit
Data hasil pengkajian sistem integumen/kulit, keadaan umum kulit, kebersihan,
integritas kulit, tekstur, kelembaban, adanya ulkus/luka, turgor, warna kulit dan
bentuk kelainan lain dari kulit.
3) Kepala danLeher
Data hasil pengkajian daerah kepala, distribusi rambut, keadaan umum kepala,
kesimetrisan, adanya kelainan pada kepala secara umum.
Pengkajian leher yaitu adanya pelebaran vena jugularis, pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran kelenjar limfe, keterbatasan gerak leher, kelainan lain.
4) Penglihatan danMata
Datahasilpengkajiandaerahmatadanfungsisistempenglihatan,keadaanmata
secara umum, konjungtiva (anemis, peradangan, trauma), adanya abnormalitas
pada mata/kelopak mata, visus,daya akomodasi mata, penggunaan alat bantu
penglihatan, kelainan/gangguan saatmelihat.
5) Penciuman danHidung

5
Data hasil pengkajian daerah hidung dan fungsi sistem penciuman, keadaan
umum hidung, jalan nafas/adanya sumbatan pada hidung, polip, peradangan,
sekret/keluar darah, kesulitan bernafas, adanya kelainan bentuk dan kelainan
lain.
6) Pendengaran danTelinga\
Data tentang hasil pengkajian daerah telinga dan fungsi sistem pendengaran,
keadaan umum telinga, gangguan saat mendengar, penggunaan alat
pendengaran, adanya, adanya kelainan bentuk dan gangguan lain.
7) Mulut danGigi
Datahasilpengkajianmulutdanfungsipencernaanbagianatas,keadaanumum
mulut dan gigi, gangguan menelan, adanya peradangan pada mulut (mukosa
mulut, gusi, faring), adanya kelainan bentuk dan gangguan lain.
8) Dada, Pernafasan danSirkulasi
Data hasil pengkajian dada, yaitu dari hasil inspeksi (perkembangan/ekspansi
dada, kesimetrisan dada), palpasi (kesimetrisan dada, taktil premitus), perkusi
(paru: resonan, adanya penumpukan sekret/cairan/darah),auskultasi
(pernafasan: suara nafas,jantung: bunyi jantung). Sirkulasi: perfusi darah ke
perifer, warna ujung-ujung jari, bibir, kelembaban kulit, urine output,keluhan
pusing, pandangan kabur saat berubah posisi, CRT. Keluhan lain seperti dada
berdebar-debar, nyeri dada, sesak nafas
9) Abdomen
Hasil inspeksi: keadaan umum abdomen, pergerakan nafas, adanya benjolan,
warna kulit.
Palpasi: adanya massa pada abdomen, tugor kulit, adanya asites.
Perkusi: bunyi timpani, hipertimpani untuk perut kembung, pekak untuk
jaringan padat.
Auskultasi: peristaltik usus per menit
10) Genetalia danReproduksi
Hasil pengkajian tentang keadaan umum alat genital dan fungsi sistem
reproduksi. Kelainan pada anatomi dan fungsi. Keluhan dan gangguan pada
sistem reproduksi.
11) Ekstremitas Atas danBawah
Hasil pengkajian ekstremitas atas dan bawah. Rentang gerak, kekuatan otot,
kemampuan melakukan mobilisasi, keterbatasan gerak, adanya
trauma/kelainan pada kaki/tangan, insersi infus, keluhan/gangguan lain.

b. Kebutuhan Fisik, Psikologi, Sosial DanSpiritual


1) Aktivitas dan Istirahat (di rumah/sebelum sakit dan di rumah sakit/saat sakit)
Di rumah : kebiasaan, aktivitas, pola istirahat, gangguanaktivitas.
Di RS: kemampuan beraktivitas, gangguan aktivitas.
2) PersonalHygiene
Di rumah : kebiasaan mandi,keramas,gosok gigi (personal hygiene)
Di RS : gambaran umum kebersihan klien, kemampuan untuk perawatan diri.
3) Nutrisi
Di rumah : kebiasaan makan, pantangan, makanan yang bisa menyebabkan
alergi.
Di RS : pola makan, gangguan makan, diit yang diberikan.
4) Eliminasi (BAB danBAK)
Di rumah : kebiasaan/pola BAB dan BAK, keluhan/gangguan saat
eliminasi. Di RS : pola BAB dan BAK, perubahan pola eliminasi.
5) Seksualitas
Pola seksualitas, keluhan seksualitas.
6) Psikososial
Hubungan klien dengan orang lain, hubungan klien dengan keluarga, orang
terdekat, hubungan klien dengan tenaga kesehatan, keadaan psikologis klien,
penerimaan dan harapan klien tentang penyakitnya, pengetahuan klien tentang
penyakitnya.
7) Spiritual
Kepercayaan klien terhadap Tuhan, keyakinan klien tentang sakit yang
dideritanya.
2. DiagnosaKeperawatan
a. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan
Ketidak Mampuan MencernaMakanan
b. Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen InjuryBiologis
c. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik
d. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan Ketidakseimbangan
Intake Cairan Dengan Pengeluaran Cairan\
e. RRencanaAsuhan

Diagnosa 1: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam maka

diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dan nafsu makan

pasien meningkat

b. Kriteria Hasil : Observasi TTV dalam keadaan normal, Pasien mau makan

lagi, Nafsu makan pasien meningkat, Pasien mengatakan merasa nyaman

dan lebih sehat karena kebutuhan nutrisinya terpenuhi

c. Intervensi :

a. Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan terapeutik) pada pasien dan

keluarga, misal : senyum, sapa, salam, sopan dan santun

b. Berikan informasi pada pasien tentang pentingnya pemenuhan

kebutuhan nutrisi

c. Kaji faktor yang berhubungan dengan nafsu makan

d. Motivasi pasien untuk makan sedikit (dalam porsi kecil rendah lemak

dan rendah serat) dan makan lebih sering (selama tidak ada

kontraindikasi)

e. Observasi TTV
f. Kolaborasi dengan tim medis

Diagnosa 2: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah

a. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan

nutrisi pasien dapat terpenuhi dan mual atau muntah pasien hilang

b. Kriteria Hasil : Observasi TTV dalam keadaan normal, Porsi makan habis,

Intake makan meningkat, Mual dan muntah pasien hilang, Pasien

mengatakan merasa nyaman karena kebutuhan nutrisi terpenuhi dan merasa

lebih sehat

c. Intervensi :

a. Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan terapeutik) pada pasien dan

keluarga, misal : senyum, sapa, salam, sopan dan santun

b. Berikan informasi pada pasien tentang pentingnya pemenuhan

kebutuhan nutrisi

c. Monitor Berat Badan

d. Berikan makanan kesukaan jika tidak ada kontraindikasi

e. Modifikasi pengujian makanan

f. Anjurkan untuk menjaga oral hygiene

g. Atur jadwal tindakan medis keperawatan agar tidak menurunkan nafsu

makan

Anda mungkin juga menyukai