Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


NUTRISI

DISUSUN OLEH :

NAMA : Ulin Ardani


NIM : 19062

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI


2021
I. HalamanPersetujuan
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN JUDUL :
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI

Telah dikoreksi dan di setujui sebagai pedoman pengambilan kasusAsuhan Keperawatan bagi
mahasiswa

Hari :
Tanggal :

PembimbingAkademik Wonogiri, 5 Juli 2021


Mahasiswa

NP HANDONO,S.Kep.,Ns.,M.Kes. Ulin Ardani

Mengetahui
PembimbingKlinik

…………………
II. Halaman Isi
KONSEP MEDIS
A. Konsep Teori Kebutuhan Dasar
1. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan,
zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. ( Wartonah, 2010 ).
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia
yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi
untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal
dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati
ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar
tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Menurut NANDA (2012-
2014) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
2. Anatomi Fisiologi
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ
dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,
pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu
pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic
(membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja,
manusia membutuhkan energy untuk terus menerus berhubungan dengan
lingkungannya.
1) Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energy yang dihasilkan selama
oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia.
Besarnya energy yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga
disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di
butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau
sama dengan 1000 kalori.
2) Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk
men- support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi
tubuh berbentuk senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi
seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.
3) Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energy yang digunakan tubuh pada saat
istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,
perbafasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar- kelenjar tubuh. Makanan di
dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan, absorbsi,
metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
a. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara
mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara
fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut
tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan
memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi
otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada pada
kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung,
menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk
lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan
oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein.
Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan amilase untuk
mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut. Lambung juga
bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut
kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan
lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut
kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan
empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus
menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
b. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien.
Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili,
untuk meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi
oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis.
c. Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang
ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui
perubahan kimia dari metabolisme, nutrient diubah ke jumlah
substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar metabolism
adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi
dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient.
Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi
yang lebih sederhana.
d. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh
disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang
disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa.
Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan
protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan
energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan,
maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak
digunakan harus disimpan terutama lemak.
3. Etiologi
Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena
faktor biologi, psikologi atau ekonomi.
 Faktor Predisposisi
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu
makan yang disebabkan oleh:
a. Rasa nyeri
b. Anxietas
c. Depresi
d. Perubahan situasi/ lingkungan
e. Perbedaan makanan
f. Gangguan pemasukkan makanan
g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat
4. Klasifikasi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner,
Kanker, Anoreksia Nervosa.
a) Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
• Berat badan 10-20% dibawah normal
• Tinggi badan dibawah ideal
• Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
• Nafsu makan menurun
b) Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
• Berat badan lebih dari 10% berat ideal
• Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
• Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
• Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
• Perubahan pola makan
• Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat
gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah
berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan
kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan
energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
e) Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan,.
f) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
g) Penyakit jantung coroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat
ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau
gaya hidup yang tidak sehat,obesitas dan lain-lain.
h) Kanker
Penyakit jantung koroner
5. Faktor Resiko
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
2) Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat
hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3) Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki- laki lebih besar di bandingkan
dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada
wanita 0,9 kkal/ kgBB/jam.
4) Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas
sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
6) Status Kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7) Faktor Psikologis
Stress dan ketegangan Motivasi individu untuk makan makanan yang
seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat.
Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu
menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
8) Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol dari pada
makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal.
Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi
esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.
6. Macam – macam nutrisi
Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat ibutuhkan
oleh tubuh terdiri dari 6 kategori, yaitu : karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air.
Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi utama dan merupakan
ahan bakar untuk otak,otot rangka selama latihan,eritrosit dan leukosit,dan medula
renal. Sumber karbohidrat : beras, tepung-tepungan, gula, buah dan lain-lain.
Protein
berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel tubuh, juga
bisa menghasilkan kalori, sintesa hormon, katalisator enzim (dari proses absorpsi,
metabolisme dan katabolisme) dan anti bodi. Sumber protein : daging sapi, ayam,
ikan, telur, susu, tahu, tempe dan kacang-kacangan.
Lemak
Fungsi lemak adalah untuk menyediakan kebutuhan kalori, menjaga temperatur
tubuh dan organ tubuh dengan lapisan lemak dan juga menjaga fungsi normal dari
kulit. Sumber lemak : mentega, margarin, minyak kelapa, cream, lemak hewan
dan kacang-kacangan.
Vitamin
 Vitamin A
Penting untuk pertumbuhan tulang, rambut, dan kulit serta kesehatan mata.
Vitamin A juga berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
infeksi. Sumber vitamin A : hati, daging, mentega, keju, susu, kuning telur,
buah dan sayuran berwarna.
 Vitamin D
Membantu tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor, membentuk dan
menjaga kesehatan tulang dan gigi. Sumber Vitamin D : susu dan hasilnya,
kuning telur, hati ikan tuna, salem
 Vitamin E
Penting untuk proses metabolisme, menjaga kesehatan kulit dan otot.
Sebagai antioksidan dalam menjaga sel dan jaringan tubuh dari kerusakan.
Sumber Vitamin E : kuning telur, kacang kedelai, sayuran hijau, margarin,
roti, kentang dan gandum.
 Vitamin K
Penting untuk penggumpalan darah. Sumber vitamin K : sayuran hijau.
 Vitamin C
- Penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi, gusi, kulit, otot dan tulang
- Mempercepat penyembuhan luka
- Meningkatkan daya tahan tubuh dari infeksi
- Membantu penyerapan zat besi Sumber Vitamin C : sayuran segar dan
buah- buahan segar
 Vitamin B Compleks
- Mengambil peranan penting pada metabolisme karbohidrat
- Meningkakan selera makan
- Menjaga fungsi normal dari pencernaan, jantung dan sistem saraf
- Sumber Vitamin B Compleks : beras, daging, susu, kacang-kacangan,
telur dan kedelai.
7. Tanda dan Gejala
Seseorang yang mengalami gangguan nutrisi mengalami beberapa tanda dan
gejala antara lain (Herdman dan Kamitsuru, 2015):
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
1) 20% atau lebih berat badan berada di bawah rentang ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut secara berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah dan untuk menelan
8) Ketidakmampuan memakan makanan
9) Kurang informasi
10) Kurang minat pada makanan
11) Nyeri abdomen
12) Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat
13) Sariawan rongga mulut
b. Gangguan menelan
1) Muntah sebelum menelan
2) Ngiler
3) Tersedak sebelum makan
4) Waktu menelan lama dengan konsumsi yang tidak adekuat
5) Menolak makan
c. Berat badan berlebih
1) BMI > 25 kg/m2
d. Kekurangan volume cairan
1) Haus
2) Kulit kering
3) Membran mukosa kering
4) Peningkatan frekuensi nadi
5) Peningkatan suhu tubuh
6) Penurunan berat badan tiba-tiba
7) Penurunan tekanan darah
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis untuk nutrisi antara lain:
1) Nutrisi oral
Nutrisi oral adalah pemberian nutrien kepada tubuh secara alami lewat mulut.
nutrisi oral merupakan tindakan yang umumnya dilakukan di bawah
pengawasan ahli gizi. Namun dengan semakin kompleksnya suplemen gizi
yang ada di samping sejumlah suplemen juga hanya dapat diperoleh dengan
resep dokter seperti suplemen imunonutrisi, maka nutrisi oral dengan
suplemen gizi klinik atau kerjasama yang baik antar dokter dan ahli gizi
(Hartono, 2006).
2) Nutrisi enteral
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak bisa makan cukup, tapi
memiliki usus yang masih berfungsi. Penurunan kesadaran, disfagia,
obstruksi esofagus, bedahkepala-leher, hilangnya gizi akibat fistula atau
stoma, semua penyakit berat seperti pasca operasi, sesudah radioterapi atau
kemoterapi, luka bakar. Pemberian dapat berupa selang nasogastrik
berukuran kecil biasanya dapat ditoleransi dengan baik. Apabila terdapat
obstruksi esofagus atau makana yang harus diberikna dalam waktu yang
lama. Selang dapat dimasukkan langsung ke lambung melalui dinding
abdomen (Rubenstein et al, 2007).
3) Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral diindikasikan bila pemberian makanan melalui usus tidak
memungkinkan untuk dilakukan karena penurunan fungsi usus, pasca
operasi ileus, atau hilangnya kandungan usus akibat fistula. Pemberian
nutrisi parenteral dapat merupakan tambahan untuk pemberian makanan
melalui oral atau enteral atau menjadi satu-satunya sumber gizi-nuyrisi
parenteral total (Rubenstein et al, 2007)
B. Pathway
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada pasien dnegan gangguan nutrisi biasanya merasakan anorexia,
mual dan muntah, BB menurun, diare kadang – kadang disertai nyeri
perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, sering haus, pusing-
pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah
impoten pada pria.
2) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini
yang membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga
klien mengalami keluhan yang dirasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit –
penyakit lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
a) Alergi
b) Imunisasi
c) Kebiasaan/Pola hidup
d) Obat yang pernah digunakan
4) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau
sedang dialami keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan
klien atau pun penyakit lain. Dari genogram keluarga biasanya
terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama.
c. Genogram
Keterangan :

d. Pola Fungsi Kesehatan


1) Persepsi kesehatan & pemeliharaan Kesehatan menjelaskan
tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga mengenai
apakah kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga
mempertahankan kesehatannya.
2) Pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat
melalui lingkar lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan
data yang diperoleh dari hasil laboratorium yang menunjang,
clinical sign merupakan tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan
fisik klien yang menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau
intake makanan dan minuman yang dikonsumsi.
3) Pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna,
konsistensi, bau, karakter)
4) Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi,
fungsi kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun. Tanda :
penurunan kekuatan otot, serta mengenai kurangnya aktivitas dan
kurangnya olahraga pada klien.
5) Pola tidur & istirahat : durasi, gangguan tidur, keadaan bangun
tidur
6) Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi
dan keadaan indera
7) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal
diri, dan peran diri
8) Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
9) Pola peran & hubungan
10) Pola manajemen & koping stres
11) Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat

e. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif),
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2. Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
1) Kepala
a. Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering,
Tipis ,dan kasar, penampilan, depigmentasi.
b. Muka/ Wajah  Simetris atau tidak? Apakah ada
nyeri tekan? penampilan berminyak, diskolorasi
bersisik, bengkak;Kulit gelap di pipi
Dan di bawah mata; Tidak halus atau Kasar pada kulit
Sekitar hidung dan mulut
c. Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia,
lensa mata keruh.
d. Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga
serta tanda-tanda adanya infeksi seperti
pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga,
keluar cairan dari telinga, melihat serumen telinga
berkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang
berdenging, adakah gangguan pendengaran
e. Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung?
Adakah nyeri tekan? Apakah keluar sekret,
bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
f. Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih
kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
berdarah
g. Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil?
Adakah tanda-tanda infeksi faring, cairan eksudat?
2) Leher  Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid?
Adakah pembesaran vena jugularis?
3) Thorax  Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana
gerak pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah
retraksi Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas
tambahan? Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
4) Jantung  Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta
iramanya? Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau
tachycardia?
5) Abdomen  Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot
pada abdomen? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus?
Adakah tanda meteorismus? Adakah pembesaran lien dan
hepar?
6) Kulit  Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun
warnanya? Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna
kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah
sekitar stoma, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur
rambut dan kuku.
7) Ekstremitas  Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak,
penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas?
8) Genetalia  Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda
infeksi? Apakah ada kesulitan untuk berkemih?
f. Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :


a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)
2. Diagnose
1) Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan
dengan
a) Faktor biologis
b) Faktor ekonomi
c) Gangguan psikososial
d) Ketidakmampuan makan
e) Ketidakmampuan mencerna makanan
f) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
g) Kurang asupan makanan.
Ditandai dengan
a) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
b) Bising usus hiperaktif
c) Cepat kenyang setelah makan
d) Diare
e) Gangguan sensasi rasa
f) Rambut rontok secara berleebihan
g) Kelemahan otot pengunyah dan menelan
h) Kurang minat pada makanan
i) Nyeri abdomen
j) Kurang informasi.
2) Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan tubuh
a) Asupan kalsium diet rendah
b) Diabetes melitus maternal
c) Faktor ekonomi
d) Faktor yang diturunkan
e) Frekuensi makanan restaurant atau gorengan tinggi
f) Gangguan genetik
g) Gangguan tidur
h) Konsumsi alkohol berlebih
i) Konsumsi minuman bergula tinggi
j) Obesitasl parental
k) Perilaku kurang gerak yang terjadi selama >2jam/hari
Ditandai dengan
a) Anak 2-18 tahun: Body mass index (BMI) >25 kg/m3 atau persentil >ke-95
untuk usia dan jenis kelamin
b) Dewasa: Body mass index (BMI) >25 kg/m3

a. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)


1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis, ketidakmampuan makan, ketidakmampuan mencerna
makanan yang ditandai dengan:
a. 20% atau lebih berat badan berada di bawah rentang ideal
b. Bising usus hiperaktif
c. Cepat kenyang setelah makan
d. Diare
e. Gangguan sensasi rasa
f. Kehilangan rambut secara berlebihan
g. Kelemahan otot pengunyah dan untuk menelan
h. Ketidakmampuan memakan makanan
i. Kurang informasi
j. Murang minat pada makanan
k. Nyeri abdomen
l. Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat
m. Sariawan rongga mulut
2. Berat badan berlebih berhubungan dengan perilaku kurang gerak yang terjadi
selama > 2 jam/hari, gangguan genetik, waktu tidur pendek, ditandai dengan:
a. BMI > 25 kg/m2
3. kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai
dengan:
a. haus
b. Kulit kering
c. Membran mukosa kering
d. Peningkatan frekuensi nadi
e. Peningkatan suhu tubuh
f. Penurunan berat badan tiba-tiba
g. Penurunan tekanan darah
b. Intervensi
N Rasional
Diagnosa Kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)
O
1 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1. Dapat
nutrisi : kurang dari tindakan keperawatan 1. Tanyakan tentang Meningkatkan
kebutuhan tubuh selama …x 24 jam pilihan makanan nafsu
b.d kurang masukan pasien dapat yang sesuai Makan klien
makanan per oral. mengetahui status 2. Tanyakan apakah 2.Dapat
nutrisi dengan kriteria Pasien mempunyai mengidentifikasi
hasil : riwayat alergi gangguan pola
Status nutrisi makanan makan pada klien
1. Intake nutrisi 3. Berikan informasi 3. Menigkatkan
2. Asupan makanan yang tepat tentang pengetahuan
dan minuman kebutuhan nutrisi pasien agar lebih
3. Berat badan dan bagaimana kooperatif
memenuhinya 4. Mengetahui
4. Kerjasama Jumlah kalori,
Dengan ahli gizi Tipe makanan yang
diperlukan
dalam memenuhi

Therapi nutrisi
1. Tentukan 1.Agar jumlah
Kebutuhan yang nutrisi yang
pemberian diberikan tepat
Makanan

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Nutrition


nutrisi : lebih dari tindakan keperawatan Management
kebutuhan tubuh b.d selama …x 24 jam •Kaji adanya alergi  Untuk
obesitas pasien dapat makanan mengetahui
mengetahui status •Kolaborasi dengan apakan ada
nutrisi dengan kriteria ahli gizi untuk alergi makanan
hasil : menentukan jumlah  Untuk
Status nutrisi: kalori dan nutrisi mengetahui
1. Adanya peningkatan yang dibutuhkan jumlah kalori
berat badan sesuai pasien. yang akan
dengan tujuan •Anjurkan pasien dberikan
2. Beratbadan ideal untuk meningkatkan  Untuk
sesuai dengan tinggi intake Fe menambah zat
badan •Anjurkan pasien besi tubuh
Mampumengidentifik untuk meningkatkan  Menjaga
asi kebutuhan nutrisi protein dan vitamin pertumbuhan
Tidk ada tanda tanda C  Menambah
malnutrisi •Berikan substansi energy
Menunjukkan gula  Untuk
peningkatan fungsi •Yakinkan diet yang mencegah
pengecapan dari dimakan konstipasi
menelan mengandung tinggi
 Makanan yang
Tidak terjadi serat untuk
tepa untuk
penurunan berat badan mencegah konstipasi
pasien
yang berarti •Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
•Ajarkan pasien  Agar pasien
bagaimana membuat mampu
catatan makanan menghitung
harian. makann yang
•Monitor jumlah masuk
nutrisi dan  Agar intake
kandungan kalori kalori cukup
•Berikan informasi  Agar pasien
tentang kebutuhan tahu kebutuhan
nutrisi nutrisinya
•Kaji kemampuan  Mengetahui
pasien untuk apakah pasien
mendapatkan nutrisi mampu
yang dibutuhkan memenuhi
kebutuhannya

4. Evaluasi
Subjektif:
- Pasien mengatakan sudah tidak merasa mual.
- Pasien mengatakan dapat terpuaskan dengan konsumsi makanannya
- Pasien mengatakan memiliki nafsu makan yang baik
- Pasien mengatakan tidak mengalami gejala kekurang/kelebihan nutrisi.
Objektif
- berat badan pasien normal.
- pasien menikmati makannya
- Pasien tidak telihat kurus/terlalu gemuk

A: Resiko ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan

P: mengajarkan pasien mengenai diet dan pola hidup serta mengajarkan tanda dan gejala dari
gangguan nutrisi sebagai bentuk pencegahan
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, B. 2014. Pathway Nutrisi. https://www.scribd.com/doc/247992526/Pathway-Nutrisi


[Diakses pada 3 September 2018]
Aquilino, Mary Lober, Et al. 2008. Nursing Outcomes Classification. Fifth Edition. United State
of America: Mosby Elsevier.
Asmadi, 2008. Tekkik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika https://books.google.co.id [Diakses pada 3 September 2018]
Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing Interventions
Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby Elsevier.
Harnanto, A. M. dan S. Rahayu. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Kebutuhan
Dasar Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan http://bppsdmk.kemkes.go.id/
[Diakses pada 3 September 2018]
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC https://books.google.co.id
[Diakses pada 3 September 2018]
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan: definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Indriyani, W. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh pada An. S dengan Febris Typhoid Rumah Sakit Panti Waluyo
Surakarta. Program Studi DIII keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Kusuma
Husada Surakarta http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-
wiwinindri-518-1-wiwinin-8.pdf [Diakses pada 3 September 2018]
Potter, P. A. & Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan
praktik. Jakarta: EGC
Rubenstein, D., D. Wayne, dan J. Bradley. 2007. Kedokteran klinis Edisi keenam. Jakarta:
Erlangga https://books.google.co.id [Diakses pada 3 September 2018]
3. Intervensi
4.
Pengkajian
Tanggal/Jam masuk RS :
Waktu pengkajian :
Ruang :
No. Register :
Dx. Medis :

A. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Suku :
Bahasa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status :
Penanggung Jawab
Nama :
Alamat :
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual, muntah, tubuh lemah, mukosa bibir kering,nafsu makan
menurun dan BB menurun.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan mual, muntah, tubuh lemah, mukosa bibir kering,nafsu makan
menurun dan BB menurun.
3. Riwayat penyakit dahulu
A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien pernah mengalami diare.
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
Pasien dibawa oleh ibunya berobat ke bidan terdekat.
C. Pernah di rawat / dioperasi
Pasien sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah sakit.
D. Alergi
Pasien tidak memiliki alergi.
E. Imunisasi
Ibu An.H mengatakan bahwa An.H mempunyai imunisasi yang lengkap.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa dalam kelurganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang dideritanya sekarang, dan di keluarga pasien juga tidak ada yang
menderita penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM serta penyakit menular
seperti hepatitis dan AIDS
5. Genogram

C. Pola Fungsi Kesehatan


1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Menurut pasien, kesehatan adalah hal yang sangat penting, namun karena
pengetahuan pasien masih kurang maksimal dalam memelihara kesehatan, apalagi
tentang kesehatan makanan.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Makan

Keterangan Sebelum sakit Saat sakit


Frekuensi 3 x sehari 2 x sehari
Jenis Nasi, lauk, sayur Bubur, lauk, sayur
Porsi 1 porsi 2-3 sendok, sedikit-sedikit
Keluhan Tidak ada Nyeri perut, mual, muntah

Minum
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 5 x sehari 3 x sehari
Jenis Air putih dan teh Air putih
Jumlah 6-8 gelas/hari 3-4 gelas/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

3. Pola Eliminasi – Eliminasi Urine

Keterangan Sebelum sakit Saat sakit


Frekuensi 5-6 x/hari 3-4 x/hari
Pancaran
Jumlah 1200 cc/hari 900 cc/hari
Bau Amonia Amonia
Warna Kuning jernih Kuning
Perasaan stlh BAK
Total produksi urine

Pola Eliminasi – Eliminasi Alvi

Keterangan Sebelum sakit Saat sakit


Frekuensi 1-2 x sehari Tidak teratur 3 x sehari
Konsistensi Padat Padat
Bau Khas Khas
Warna Khas Khas

4. Pola Aktivitas dan kebersihan diri

Aktifitas Sebelum sakit Saat sakit


0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mobilitas rutin √ √
Waktu sengang √ √
Mandi √ √
Berpakaian √ √
Berhias √ √
Toileting √ √
Makan-minum √ √
Tingkat √ √
ketergantungan

5. Pola istiirahat dan tidur

Keterangan Sebelum sakit Saat sakit


Jumlah jam tidur siang 2 jam 3 jam
Jumlah jam tidur malam 7 jam 4-5 jam
Pengantar tidur - -
Gangguan tidur - Merasa nyeri di ulu hati
Perasaan waktu bangun Segar Lemas

6. Pola Kognisi dan persepsi sensori


 Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan pasien dapat berkomunikasi dan
mengerti apa yang dibicarakan, berespon dan berorientasi dengan baik pada
orang-orang sekitar.
 Saat sakit : keluarga pasien mengatakan selama sakit masih dapat berkomunikasi
dan berspon dengan baik. Tetapi selama sakit pasien jarang berbicara, berbicara
secukupnya.

7. Pola Konsep Diri


a. Gambaran diri
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mengeluh dengan kondisi
tubuhnya.
b. Ideal diri
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu mengatakan ingin hidup lebih baik,
sehat, dan ingin melihat orang tuanya bahagia.
c. Harga diri
Keluarga pasien mengatakan di rumah pasien sangat disayangi keluarganya dan
dihargai oleh adik-adiknya.
d. Peran diri
Keluarga mengatakan pasien sangat bertanggung jawab di dalam keluarganya dan
selalu bekerja keras untuk membantu kebutuhan keluarga.
e. Identitas diri
Keluarga pasien mengatakan pasien masih bisa mengenali dirinya sendiri.
8. Pola Peran – Berhubungan
 Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarganya
sangat baik dan tidak ada masalah.
 Saat sakit : keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarganya
tetap baik. Selama sakit pasien dirawat di RS sehingga tidak bisa bekerja seperti
biasanya.
9. Pola Seksual dan Seksualitas
Pasien berjenis kelamin laki-laki, masih lajang atau belum menikah.
10. Poli Mekanisme Koping
 Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan jika pasien mengalami maslah pasien
selalu bercerita dengan keluarganya dan menyelesaikan masalah bersama-sama.
 Saat sakit : keluarga pasien mengatakan jika mengalami masalah pasien selalu
bercerita. Jika merasa tidak nyaman atau sakit pasien selalu mengatakan pada
keluarganya.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
 Sebelum sakit : keluarga mengatakn pasien selalu sholat 5 waktu.
 Saat sakit : keluarga pasien mengatakan pasien tetap melaksanakan sholat 5 waktu
dengan berbaring.

D. Pemeriksaan Fisik

Anda mungkin juga menyukai