Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

PELATIHAN PIJAT BAYI BAGI KADER POSYANDU BALITA DI


DESA PARE SELOGIRI, WONOGIRI

DISUSUN OLEH :
MARNI., S.Kep., Ns., M.Kes

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA


WONOGIRI
2017

1
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat
dan karunianya kami telah berhasil melaksanakan pengabdian masyarakat yang
berjudul “Pelatihan Pijat Bayi Bagi Kader Posyandu Balita Di Desa Pare Selogiri,
Wonogiri.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para
kader posyandu balita dan para orang tua yang mempunyai balita tentang manfaat dan
teknik pijat bayi yang benar. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pijat
bayi kepada para kader posyandu balita di Desa Pare, Selogiri.
Seluruh rangkaian kegiatan telah berhasil kami laksanakan dengan lancar.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Direktur Akper Giri Satria Husada Wonogiri yang telah memberi kesempatan
untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
2. Ketua LPPM Akper Giri Satria Husada Wonogiri atas bantuannya sehingga
kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat terlaksana.
3. Kepala Desa Pare Wonogiri atas kerjasama dan partisipasinya dalam kegiatan ini.
4. Kader balita di posyandu Balita desa Pare, Selogiri, Wonogiri atas partisipasi dan
kerjasamanya.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu – persatu, yang telah membantu
kelancaran program pengabdian ini.
Semoga bantuan dan kerjasamanya serta kesediaan untuk mendukung kegiatan ini
mendapat berkah dari Allah SWT, dan semoga laporan ini bermanfaat bagi
masyarakat. Amin.
Wonogiri, Desember 2016
Ketua

Marni, S.Kep., Ns., M.Kes


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... 2
PRAKATA .................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi ………………………………………… 5
B. Perumusan Masalah …………………………………… 6
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan ………………………………………………… 6
B. Manfaat ………………………………………………. 6
BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH …………….. 6
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Realisasi Pemecahan Masalah ………………………… 7
B. Khalayak Sasaran ………………………………………. 7
C. Metode yang digunakan ……………………………….. 7

BAB V HASIL KEGIATAN ……………………………………….. 7


BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ……………………………………….. 11
B. SARAN ……………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………

LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. SURAT TUGAS ………………………………………………… 12
2. SURAT KETERANGAN ………………………………………………… 13
3. BERITA ACARA ………………………………………………… 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Pelayanan di masing-masing Posyandu dilakukan satu bulan sekali dimana
anak usia 0-5 tahun mendapatkan pelayanan mulai dari penimbangan, pengecekan
kesehatan dan pemberian makanan tambahan (PMT) dengan dibantu Puskesmas
Selogiri.
Pelayanan Posyandu dilakukan setiap tanggal 14, Sekali setiap bulannnya.
Pelayanannya meliputi penimbangan Bayi dan anak yang berusia dibawah 5 tahun,
pengecekan kesehatan, dan pemberian makanan tambahan (PMT) dengan dibantu
Puskesmas Selogiri.
Salah satu potensi sasaran yang menjadi perhatian adalah menyangkut
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia 0-5 tahun adalah generasi emas
(golden periods) dimana anak pada usia tersebut terjadi proses tumbuh kembang yang
optimal, sehingga bayi / anak perlu diberikan gizi dan stimulasi agar tumbuh
kembangnya bisa maksimal.
Untuk mendapatkan anak yang pertumbuhan dan perkembangannya optimal
maka harus dipenuhi kebutuhan anak. Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang adalah faktor genetik / keturunan dan faktor lingkungan bio-fisiko-psiko-
sosial. Jika interaksi keduanya baik, maka akan terjadi tumbuh kembang yang optimal.
Untuk itu perlu pengetahuan yang baik tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Orang yang harus mengetahui tumbuh kembang anak adalah orang tua, selain itu
petugas posyandu balita yang menimbang dan memeriksa kesehatan anak. Kader
kesehatan Posyandu balita yang memberikan penyuluhan kepada Ibu dan anak harus
punya ilmu yang cukup tentang tumbuh kembang dan bagaimana cara mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Salah satu faktor pertumbuhan dan
perkembangan adalah lingkungan biopsikososiospiritual. Lingkungan sosial yang
nyaman yaitu dengan sentuhan / pijat pada bayi /anak. Orang tua khususnya Ibu
sebaiknya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anaknya, dengan cara
melakukan pijat bayi. Kenyataan yang ada di lingkungan Pare, Selogiri belum banyak
orang tua maupun kader posyandu yang mengerti cara pijat bayi / anak yang benar.
Bayi
/ anak jarang sekali dilakukan pemijatan oleh orang tuanya. Orang tua mengatakan
pijat bayi dilakukan hanya kadang-kadang kalau anak kurang enak badan dan itupun
dilakukan oleh dukun pijat, bukan oleh orang tuanya sendiri.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu peran serta Perguruan Tinggi untuk
mengadakan pelatihan dan pendampingan bagi Kader Posyandu di Desa Pare, Selogiri.
Pelatihan yang akan diberikan kepada kader kesehatan yang nantinya ilmu tersebut
akan ditransfer kepada masyarakat, khususnya para keluarga yang mempunya anak
balita, tentang bagaimana cara mendeteksi kesehatan apakah ada kelainan pada
tumbuh kembang dan pijat bayi yang benar.

B. Perumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan pengetahuan kader posyandu balita tentang
pengetahuan dan ketrampilan pijat bayi di Desa Pare, Selogiri.

II. TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan
Mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pijat bayi bagi kader posyandu di
Desa Pare.
B. Manfaat
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pijat bayi bagi kader posyandu di Desa
Pare.

III. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH


A. Mengumpulkan informasi tingkat pengetahuan tentang pijat bayi pada kader
posyandu di desa Pare. Melakukan birokrasi dan mengurus perijinan kegiatan
kepada Direktur Akper Giri Satria Husada Wonogiri
B. Mengurus perijinan dan birokrasi termasuk persuratan, penyebaran informasi
seputar kegiatan dengan pemerintah daerah setempat.

IV. PELAKSANAAN
A. Realisasi Pemecahan Masalah
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk transfer ipteks
bagi masyarakat yang dilakukan berupa pelatihan pijat bayi, sosialisasi, dan
pendampingan kepada para kader posyandu balita yang ada di Desa Pare, Selogiri,
sehingga diharapkan para peserta yaitu kader posyandu mampu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan pijat bayi secara benar sehingga diharapkan ilmunya
tersebut dapat disebarluaskan kepada kader posyandu lainya dan warga
masyarakat yang mempunyai bayi.
Tahap Pelaksanaan, yang terdiri dari (a) melakukan pelatihan pijat bayi (b)
diskusi dan tanya jawab tentang pemahaman konsep pijat bayi dan tumbuh
kembang bayi, (c) demontrasi dan simulasi pijat bayi dengan boneka / phantum
bayi. Pelatihan dibuka oleh Bapak Lurah Pare, Selogiri Wonogiri.
Ketiga adalah tahap evaluasi, yang terdiri dari (a) evaluasi pengetahuan
peserta (b) evaluasi ketrampilan Peserta, (c) evaluasi keberhasilan program
pelatihan secara umum.

B. Khalayak Sasaran
Sasaran yang dituju dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah kader posyandu
balita di Desa Pare, Selogiri, Wonogiri.

C. Metode yang digunakan


1. Penyuluhan
Penyuluhan (pemaparan materi) secara klasikal tentang tentang pijat bayi
dengan media LCD
2. Demonstrasi
Mendemosntrasikan prosedur pelaksanaan pijat bayi dengan alat :
phantom anak, baby oil, matras, kom berisi air hangat.

V. HASIL KEGIATAN
Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul Pelatihan Pijat Bayi bagi Kader
Posyandu Balita di Desa Pare Selogiri Wonogiri” dilaksakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 11 Oktober 2017
Tempat : Balai Desa Pare, Selogiri, Wonogiri
Peserta : Ibu Kader Posyandu Balita.
Kegiatan ini dihadiri oleh kader posyandu Desa Pare, Selogiri,
Wonogiri. Peserta cukup antusias selama sesi, baik saat penyampaian
materi maupun demonstrasi, dan terbukti menambah wawasan dan
pengetahuan mereka tentang penatalaksanaan pelatihan pijat bayi.

Gambar 1: Praktek Pijat Bayi dengan Panthom


Gambar 2: Praktek pijat bayi di Posyandu Melati Makarti Siwi VII

Gambar 3: Ibu – ibu Kader Posyandu Melati Makarti Siwi VII

Gambar 4: Kader posyandu mengajarkan pijat bayi ke ibu bayi


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Pare, Selogiri
sangat diapresiasi pemerintah setempat. Para peserta yang terdiri dari kader
posyandu balita sangat antusias dan kooperatif dalam mengikuti pelatihan. Setelah
menguasai ilmu yang diberikan dan mampu melakukan praktek pijat bayi, para
kader tersebut berpartisipasi secara aktif dengan mengajarkan kepada masyarakat
sekitarnya, khususnya pada ibu yang mempunyai bayi di posyandu tersebut.
Masyarakat juga antusias menerima ilmu dari para kader, dan mereka mau memijat
bayinya setiap hari, ada yang setiap pagi, ada yang pagi dan malam hari.

B. SARAN
Perlu partisipasi aktif dari pemerintah setempat bekerjasama dengan
petugas puskesmas agar memotivasi, mendistribusikan dan mengajarkan pijat bayi
kepada warganya yang mempunyai bayi, agar mau memijat bayinya setiap hari.
LAMPIRAN : MATERI PIJAT BAYI

PIJAT BAYI

1. Pengertian Pijat Bayi


Pijat adalah terapi sentuhan yang telah digunakan sejak dahulu, khususnya
yang mengandung unsur penekanan diketahui memiliki dampak yang positif
seperti menurunkan kebutuhan oksigen, menimbulkan rasa nyaman dan di cintai
(Ferius, et.al., 2008).
Pijat / Stimulasi adalah suatu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak
usia 0-6 tahun yang berfungsi mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan
anak (Depkes RI, 2009).
Pijat Bayi adalah suatu kegiatan merangsang / menstimulasi bayi dengan
cara menyentuh, menimang, mengurut, menepuk, memijat bayi yang bermanfaat
meningkatkan kenyamanan, cinta kasih, dan meningkatkan kedekatan hubungan
secara emosional antara orangtua dan bayinya.

2. Tujuan
Adapun tujuan dari pijat bayi adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan
dan perkembangan bayi dengan memberi stimulasi sentuhan, gerak dan kombinasi
stimulasi lainnya.

3. Manfaat
Pijat bayi sangat bermanfaat untuk :
a. Meningkatkan berat badan bayi.
b. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga tidak mudah terserang penyakit.
d. Meningkatkan kualitas tidur bayi, membuat bayi bisa tidur lelap dan lebih lama.
e. Membina ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak.
f. Meningkatkan produksi asi, meningkatkan frekuensi menyusui.
g. Menurunkan hormon stress (catecholamin) dan meningkatkan kadar serotonin.
h. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan.
i. Menstimulasi aktivitas Nervus Vagus untuk memperbaiki pernapasan.
j. Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel.
k. Membantu bayi berlatih relaksasi
Sedangkan manfaat pijat bayi bagi orang tua yang memijat bayinya
sendiri adalah :
a. Memberikan perhatian spesial dan mempererat ikatan / bonding.
b. Meningkatkan rasa percaya diri orang tua.
c. Membina kasih sayang orang tua dan anak.
d. Memudahkan orang tua untuk mengenali anaknya / memahami bahasa
nonverbal bayi.
e. Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan bayi.
f. Meningkatkan kemampuan orangtua membantu bayi untuk relaksasi
g. Meredakan stres orangtua.
h. Menciptakan suasana yang menyenangkan (IDAI, April 2014).

4. Waktu yang tepat untuk pijat bayi


Pemijatan sebaiknya di lakukan segera setelah bayi lahir bagi bayi yang
lahir cukup bulan. Bayi baru lahir akan mendapat keuntungan yang besar apabila
dilakukan pemijatan setelah dilahirkan. Pijat bayi bisa dilakukan 2 kali sehari,
yaitu pagi dan malam hari.
Pagi hari setelah bayi dan ibu siap memulai hari baru, dan keduanya ceria
dan santai, bisa dilakukan pemijatan.
Malam hari sebelum bayi tidur bisa dilakukan pemijatan untuk
meningkatkan kualitas tidur bayi.
Perlu diperhatikan : jangan memijat bayi pada saat bayi menolak, membangunkan
bayi dari tidurnya untuk dipijat, langsung melakukan pemijatan setelah bayi
selesai makan.
5. Siapa yang boleh memijat bayinya
Pijat bayi bisa dilakukan oleh orang tua bayi, baik ibunya atau ayahnya.
Namun pijat bayi juga boleh dilakukan oleh kakek / nenek bayi, dengan alasan
lebih terampil melalukan pijat karena pengalaman merawat anaknya dulu. Pijat
yang dilakukan bisa meningkatkan kedekatan hubungan emosional baik orang tua
/ kakek neneknya kepada bayi (Roesli, 2001).

6. Tempat pijat bayi


Tempat yang baik untuk pemijatan yaitu di ruangan yang kering, tidak
lembab, suhunya nyaman, tenang, tidak ada suara berisik / gaduh, ada musik
klasik, tidak diganggu bau-bauan yang menyengat dan penerangan yang cukup
(Subakti dan Anggraini, 2008).

7. Persiapan sebelum pijat


Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemijatan adalah:
a. Kuku harus pendek, lepas perhiasan agar tidak mengakibatkan goresan pada
kulit bayi
b. Cuci tangan sampai bersih dengan menggunakan sabun dan keringkan dengan
handuk
c. Hangatkan tangan dengan saling menggosok telapak tangan dengan minyak
telon / kayu putih
d. Bayi tidak dalam kondisi lapar, sebaiknya setengah atau satu jam setelah makan
/ ASI
e. Gunakan waktu ±15 menit untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan
f. Baringkan bayi diatas kain yang rata, lembut dan bersih, posisi nyaman dan
tenang
g. Siapkan baju ganti, handuk, popok, baby oil atau lotion
h. Minta ijin bayi dengan membelai wajah dan kepala sambil mengajak bayi
berbicara
i. Akhiri dengan peregangan, setelah itu pemijatan siap di mulai (Maharani, 2009)
8. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pemijatan
Menurut Roesli (2001) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pijat bayi, yaitu:
a. Lakukan pemijatan pada saat suasana menyenangkan dan nyaman.
b. Pandang bayi dengan penuh kasih sayang pada saat pemijatan
c. Bernyanyilah, atau putarlah musik klasik / lagu – lagu yang tenang dan lembut,
untuk menciptakan suasana tenang selama pemijatan.
d. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian tambah tekanan secara
bertahap.
e. Oleskan baby oil sebelum bayi dipijat, pemberian baby oil bisa diulang jika
tidak ada alergi.
f. Awali pemijatan dari kaki, kemudian perut, dada, tangan, muka dan diakhiri
daerah punggung
g. Tanggaplah isyarat yang diberikan bayi, misalnya bayi menangis, berhentilah
dan tenangkan bayi, jika bayi menangis lebih keras, mungkin bayi ingin
digendong, disusui, atau menginginkan tidur.
h. Hindari mata bayi dari baby oil. Berkonsultasilah pada dokter / perawat untuk
mendapat informasi lebih lanjut tentang pijat bayi.

9. Praktik Pijat Bayi


Menurut Roesli (2001) Urutan praktik pijat bayi adalah :
a. Kaki
Peganglah pangkal paha bayi seperti memegang softball. Gerakkan
tangan kebawah secara bergantian seperti memerah susu. Pegang kaki bayi
dengan kedua tangan secara bersamaan pada pangkal paha. Peras dan putar
peras dan putar kaki bayi dengan lembut mulai dari pangkal pahi kearah mata
kaki.
Urutlah telapak kaki bayi dengan menggunakan kedua ibu jari secara
bergantian, mulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki.
Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak
kaki, diakhiri dengan tarikan kasih lembut pada tiap ujung jari. Pijatlah
punggung kaki bayi dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara bergantian
menggunakan kedua ibu jari. Buatlah gerakan seperti memeras dengan
menggunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi.
Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakkan tangan anda secara
bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha. Peganglah pangkal paha
dengan kedua tangan. Buat gerakan menggulung dari pangkal paha menuju
pergelangan kaki. Ulangi gerakan sampai 10 kali pada kaki kanan dan kiri,
kemudian rapatkan kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan pada pantat dan
pangkal paha secara bersamaan. Gerakan terakhir pada kaki adalah usap kedua
kaki bayi dengan lembut mulai dari paha kearah pergelangan kaki.

b. Perut
Pijat perut bayi dari atas ke bawah perut seperti mengayuh pedal
sepeda, bergantian dengan tangan kanan dan kiri. Dengan satu tangan
angkatlah kedua kaki bayi, dengan tangan lain lakukan pemijatan perut bayi
dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki. Buatlah lingkaran searah jarum
jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut bagian kanan bawah (usus buntu)
keatas, kemudian kembali kedaerah kanan bawah (seperti membentuk gambar
matahari
(M) beberapa kali. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah
lingkaran, mulai dari bagian kanan perut bayi sampai kiri perut bayi seperti
membentuk gambar bulan(B). Lakukan kedua gerakan ini secara bersama-
sama, tangan kiri membuat bulatan penuh seperti matahari, sedangkan tangan
kanan membuat setengah lingkaran seperti bulan.
Pijatlah perut bagian kiri atas ke bawah membentuk hurup “I”
dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Pijatlah perut bayi membentuk
huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas kemudian ke kiri bawah.
Selanjutnya
pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah
(daerah usus buntu) ke atas, kemudian kekiri, kebawah dan berakhir di perut
kiri bawah. Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bagian kanan.
Gerakkan jari-jari anda pada perut bayi mulai dari perut bayi bagian kanan ke
bagian kiri untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara.

c. Dada
Pijatlah bayi mulai dari tengah dada/ulu hati dengan ujung-ujung jari
kedua telapak tangan gerakan keatas sampai bawah leher, kemudian kesamping
diatas tulang selangka, lalu kebawah membentuk gambaran jantung dan
kembali ke ulu hati.
Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu dimulai
dengan tangan kanan memijat menyilang dimulai dari tengah dada/ulu hati ke
arah bahu kanan, kemudian kembali ke ulu hati. Tangan kiri anda gerakkan dari
bahu kiri kembali ke ulu hati.

d. Tangan
Pijatlah daerah ketiak dari atas kebawah, perlu diperhatikan apabila
terdapat pembengkakan di daerah tersebut, sebaiknya gerakan ini tidak
dilakukan.
Buatlah gerakan seperti memerah susu sapi, letakkan tangan kanan
anda di pundak bayi seperti memegang soft ball, dan tangan kiri memegang
pergelangan tangan bayi. Gerakkan tangan mulai dari pundak ke arah
pergelangan tangan, dilanjutkan gerakkan tangan kiri dari pundak kearah
pergelangan tangan. Demikian seterusnya, lakukan gerakkan tangan kanan dan
kiri secara bergantian dan berulang-ulang.
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari bagian pundak
ke pergelangan tangan. Pijatlah telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari
pergelangan tangan kearah jari-jari.
Pijatlah jari bayi satu persatu dengan lembut dari pangkal jari
menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan
tarikan lembut pada setiap ujung jari. Letakkan tangan bayi diantara kedua
tangan anda, usap punggung tangan bayi mulai dari pergelangan tangan ke arah
jari-jari dengan lembut. Peras dan putar sekeliling pergelangan tangan dengan
ibu jari dan jari telunjuk. Gerakkan tangan kanan dan kiri anda secara
bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi kearah pundak. Lanjutkan
dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi kearah pundak.
Peganglah lengan bayi bagian atas / bahu dengan kedua telapak
tangan anda, kemudian bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan
menuju kearah pergelangan tangan / jari-jari.
e. Muka
Tekankan jari jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar
kesamping kanan dan kiri seolah-olah menyetrika dahi atau membuka lembaran
buku. Gerakkan kebawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkran kecil di
daerah pelipis, kemudian gerakkan kedalam melalui daerah pipi di bawah mata.
Letakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata. Pijatlah
dengan lembut alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah kesamping
seperti menyetrika alis.
Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan kedua alis, kemudian
tekan ibu jari turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan gerakan kesamping
dan keatas seolah-olah membuat bayi tersenyum.
Letakkan kedua ibu jari anda diatas mulut dibawah sekat hidung.
Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah kesamping dan keatas kedaerah pipi
seolah membuat bayi tersenyum.
Letakkan kedua ibu jari anda ditengah dagu, tekankan kedua ibu jari
pada dagu dengan gerakan dari tengah kesamping, kemudian keatas kearah pipi
seolah membuat bayi tersenyum. Kedua jari tangan membuat lingkaran-
lingkaran kecil didaerah rahang bayi.
Gunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah
belakang telinga kanan dan kiri, gerakkan menuju ke pertengahan dagu
dibawah dagu.

f. Punggung
Tengkurapkan bayi didepan anda, dengan posisi kepala disebelah
kiri dan kaki disebelah kanan. Pijatlah punggung bayi dengan gerakan maju
mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher menuju pantat
bayi, kemudian kembali lagi keleher.
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan menggunakan
tangan kiri, pijatlah punggung bayi mulai dari leher sampai bertemu dengan
tangan kanan yang menahan pantat bayi, seolah menyetrika punggung.
Ulangi gerakan menyetrika punggung, tapi kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ketumit kaki bayi.
Buatlah gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk
turun kebawah disebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai daerah pantat
dengan menggunakan jari-jari kedua tangan anda. Mulailah dengan membuat
lingkaran- lingkaran kecil didaerah leher, kemudian lingkaran besar didaerah
pantat. Tekankan kelima jari-jari anda dengan lembut di punggung bayi,
buatlah gerakan menggaruk kebawah memanjang sampai ke pantat bayi.
g. Relaksasi dan peregangan lembut.
Buatlah goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan halus dan
melambung-lambungkan secara lembut. Peganglah kedua pergelangan tangan
bayi dan silangkan keduanya didada. Luruskan kembali kedua tangan bayi
kesamping. Selanjutnya pertemukanlah ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri
bayi diatas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal, kemudian tarik
kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi keposisi semula. Sebaliknya,
pertemukanlah ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan diatas tubuh bayi,
kemudian tarik kembali keposisi semula.
Silangkan pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, buatlah
silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu dengan mata kaki kiri dalam,
setelah itu kembalikan keposisi semula.
Peganglah pergelangan kaki kanan dan kiri pada posisi kaki lurus,
lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju kearah perut. Gerakannya sama seperti
menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki secara bergantian.
Beberapa penelitian yang telah di lakukan oleh beberapa ahli
mengatakan bahwa pijat bayi yang dilakukan setiap hari selama 4 minggu
berturut-turut bisa meningkatkan berat badan bayi secara signifikan.

Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk (2011) menyimpulkan bahwa


pemberian pijat bayi yang dilakukan setiap hari selama 4 minggu menunjukkan
perbedaan yang signifikan dalam menstimulasi berat badan pada bayi yang lahir cukup
bulan.
Terapi sentuh atau yang diterapkan pada bayi, yaitu pijat bayi merupakan suatu
tindakan yang sangat menguntungkan, karena selain meningkatkan pertumbuhan,
peningkatan daya tahan tubuh, kecerdasan emosi yang lebih baik, juga menghasilkan
perubahan psikologi yaitu meningkatkan hubungan antara anak dan orang tua, juga
meningkatkan berat badan bayi. Berat badan meupakan ukuran antropometri yang
terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Jika bayi lahir
< 2500 gram, maka dikatakan berat bayi lahir rendah. Pada masa bayi-balita, berat
badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi,
kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor.
Berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan
(Hartono, 2008). Pertambahan berat badan bayi bisa dilihat per triwulan. Triwulan
pertama, kenaikan berat badan bayi berkisar 150-200 gr/minggu, triwulan kedua
kenaikannya 500--600 gram / bulan, triwulan ketiga kenaikannya 350-450 gram /
bulan, sedangkan triwulan keempat kenaikannya 250-350 gram / bulan. Menurut
Ngastiyah (2005) Berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 10. Pada umur 5
bulan, berat badan akan menjadi dua kali lipat berat badan lahir. Pada umur setahun
berat badan bayi menjadi 3 kali lipat dari berat badan lahir. Pada umur 2 tahun berat
badan bayi akan menjadi 4 kali
lipat. Jika berat badan kurang bayi dari kurang dari itu, berarti berat badannya disebut
rendah atau termasuk bayi kurus.

DAFTAR PUSTAKA

Chi TKH, 2005, The Effect of Infant massage on weight gain, physiological and
behavioral responses in premature infants. Dec ;35(8):1451-60. Diunduh
pada tanggal 14 April 2014 di www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16415626

Departemen Kesehatan, 2009, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, deteksi dan


intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Dewi, N.N., Soetjiningsih & Prawirohartono, E.P., 2011, Effect of massage


stimulation on weight gain in full term infants. Paediatrica Indonesiana, 51,
202-206.

Ferius. S., Efar. P., Mansur. S., Gunardi. H., 2008, Pengaruh Pijat Bayi Menggunakan
Minyak Mineral atau Minyak Kelapa terhadap Kenaikan Berat Badan pada
Neonatus Aterm, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UI, Sari Pedriatri, Vol.
10. No.4. Desember 2008. Jakarta.

Field T, Diego M, Reif MH, 2011. Preterm Infant Massage Therapy Research:
A Review. J NIHPA Manuscript.

Lutfianti T, Ain H, Astuti N P., 2006, Pengaruh Pijat Bayi Terhadap


Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 bulan di Posyandu Melati Desa
Banjararum Singosari Malang, Jawa Timur.

Medise, B, E, 2014. Pengasuhan Anak. IDAI. Matraman, Jakarta. Diunduh 30 januari


2015 pada www.idai.or.id/public-articles.

Merineherta, 2009, Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi
usia 3-6 bulan di Kelurahan Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah
Kota Padang. Fakultas Kedokteran Andalas. Sumatra. Diunduh pada
tanggal 14 April 2014 di http://repository.unand.ac.id/751/

Munayiroh S, 2010, Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap


Pengetahuan dan Keterampilan Ibu Melakukan Pijat Bayi di RS. Roemani
Semarang.
Semarang.

Nafisah D, Setyaningsih P, Natalya W, 2010, Pengaruh Pijat Bayi Terhadap


Kenaikan Berat Badan Usia 3-6 Bulan Di Kelurahan Kedungwuni Timur
Kabupaten Pekalongan.
Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Nuraini I, 2014, Pengaruh Motivasi dan Penyuluhan Pijat Bayi Terhadap Perilaku
Ibu Dalam Melakukan Pijat Bayi Di Posyandu Desa Sumberejo Kecamatan
Ngasem Kabupaten Kediri Jawa Timur. Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Oktobrariani RR, 2010, Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang pijat bayi terhadap
praktik pijat bayi di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo, Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Prasetyono, 2009, Teknik-Teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Yogyakarta: Penerbit


DIVA Press.

Pratiwi. AR, 2013, Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Bayi di Desa
Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas, Fakultas Kedokteran
dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman.

Roesli U, 2001, Pedoman Pijat Bayi, Jakarta: Trubus Agriwidya.

Roesli U, 2008, Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta:
Trubus Agriwidya.

Roesli U, 2008, Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Sari NI, 2010, Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi
Prematur Di Ruang Prinatologi RSU Dr. Pirngadi Medan. Sumatera.
Diunduh pada tanggal 14 April 2014 di
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/18796

Sunarsih T, 2010, Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi
Umur 0-3 Bulan di BPS Saraswati Sleman Yogyakarta, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai