Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah K3 Pembelajaran

Dosen pengampu : NP Handoko, S. Kep

Disusun Oleh :

Wiwit Handayani ( 19063/3B)

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA


WONOGIRI

LANDASAN HUKUM/UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA

Landasan hukum merupakan bentuk perlindungan yang diberikan oleh pemerintah terhadap
masyarakat dan karyawan yang wajib untuk di terapkan oleh perusahaan. Berikut adalah
peraturan yang mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja


Undang-undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja
dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja. Menurut UU ini kewajiban dan
hak tenaga kerja sebagai berikut.
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja.
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
c. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang
diwajibkan.
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan.
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan ketika syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 mengenai Kesehatan


Undang-undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang
baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Sebaliknya, para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD)
dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan. Undang-undang No.23 tahun 1992, Pasal 23 tentang Kesehatan
Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga
diperoleh produktivitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan
kerja.

3. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


UU ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan
mulai upah kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam UU ini mengenai K3 ada pada Bagian Kesatu Perlindungan, Paragraf 5
Keselamatan Kesehatan Kerja Pasal 86 yaitu
Pasal 86 Ayat (1):
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

Pasal 86 Ayat (2):


Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Pasal 86 Ayat (3):


Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 87 Ayat (1):


Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

Pasal 87 Ayat (2):


Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 mengenai Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
UU ini mengatur mengenai K3 di perusahaan, yang bertujuan untuk mengendalikan
risiko pekerjaan. SMK3 merupakan sistem manajemen yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan lainnya seperti sistem manajemen mutu dan
lingkungan.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1967 mengenai Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan
Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/98 tentang Tata Cara Pelaporan
dan Pemeriksaan Kecelakaan.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 155 Tahun 1984 yang merupakan
penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 125 Tahun1982
mengenai Pembentukan Susunan dan Tata Kerja DK3N, DK3W, dan P2K3,
pelaksanaan dari Undang-undang Keselamatan Kerja.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 mengenai
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 02 Tahun 1992 mengenai Tata cara
Penunjukan, Kewajiban, dan Wewenang Ahli K3.
10. Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul
Akibat Hubungan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai