Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

SUHU TUBUH
Definisi kebutuhan termoregulasi
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan
produksi panas dan kehilangan panas, sehingga panas dalam tubuh dipertahankan
secara konstan. Termogulasi manusia berpusat pada hipotalamus interior. Suhu atau
termoregulasi merupakan suatu perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh
dengan jumlah panas yang hilang kelingkungan eksternal atau substansi panas dingin atau
permukaan kulit tubuh.

I.2 Fisiologi sistem/ fungsi normal sistem termoregulasi


Sistem yang mengatur suhu tubuh memiliki 3 bagian yaitu sensor dibagian permukaan dan inti
tubuh, integrator di hipotalamus, dan sistem efektor yang dapat menyesuaikan produksi serta
pengeluaran panas (Kozier, et al 2011).Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme
yang merupakan reaksi kimia pada sel tubuh. Makanan merupakan sumber bahan
bakteri yang utama bagi metabolisme. Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari proses
produksi panas. Reaksi kimia memerlukan bila metabolisme meningkat, panas tubuh meningkat
dan diproduksi. Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos, gerakan otot dan
termogenesis.

I.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system termoregulasi


Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain :
 Usia
Pada bayi dan balita belum terjadi kamatangan mekanisme pengaturan suhu sehingga
dapat terjadi perubahan pada suhu tubuh yang drastis terhadap lingkungan. Regulasi suhu
tidak stabil dari anak-anak sampai mencapai pubertas. Rentang suhu normal turun secara
berangsur sampai seseorang mendekati lansia. Lansia mempunyai rentang suhu
tubuh yang lebih sempit daripada dewasa awal.
 Olahraga
Aktivitass otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidrat
dan lemak. Beberapa bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan dapat
meningkatkan produksi
panas terjadi peningkatkan suhu tubuh.
 Kadar hormon
Umumnnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh lebih besardari pada pria. Hal ini
karena ada variasi hormonal saat siklus menstruasi. Variasi suhu ini dapat membantu
mendeteksi masa subur seorang wanita. Perubuhan suhu tubuh juga terjadi pada wanita
saat menopause. Mereka biasanya mengalami periode panas tubuh yang instens da
perspirasi selama 30 detik sampai
5 menit. Pada periode ini terjadi peningkatan suhu tubuh sementara sebanyak
40 C, yang sering disebut hot flashes. Hal ini diakibatkan ketidakstabilan pengaturan
vasomotor.
 Stress
Stress fisik maupun emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan saraf. Perubahan fisiologis ini meningkatkan metabolisme yang akan
meningkatkan produksi panas.
 Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Tanpa mekanisme kompensasi yang
tepat, suhu tubuh manusia akan berubah mengikuti suhu tubuh lingkungan.

 Laju Metabolisme Basal (BMR)


Laju Metabolisme Basal (BMR) merupakan penggunaan energy yang diperlukan tubuh
untuk mempertahankan aktivitas penting seperti bernapas. Laju metabolisme akan
meningkat seiring dengan peningkatan usia.
 Aktivitas otot
Aktivitas otot termasuk menggigil akan meningkatkan laju metabolisme.
 Demam
Demam dapat meningkatkan laju metabolisme dan kemudian akan meningkatkan suhu
tubuh.
I.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system termoregulasi
Menurut Potter dan Perry (2005), gangguan pada termoregulasi Antara lain sebagai berikut :

a. Kelelahan akibat panas


Terjadi bila diaphoresis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan. Disebabkan lingkungan yang terpejan panas.
b. Hipertemia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermi.
c. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan hipotermi.
d. Headstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tubuh tinggi
dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas, kondisi ini disebut headstoke.

II. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan


Pengkajian
Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian ; panas.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit, sejak kapan timbul demam,
sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya mual, muntah, nafsu makan,
eliminasi, nyeri otot dan sendi, dll), apakah menggigil, dan gelisah.
3) Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien,
4) Riwayat kesahatan keluarga
Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota
keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak.
5) Riwayat psikologis
II.1.2 Pemeriksaan fisik : Data fokus
1) Hitung TTV ketika panas terus menerus dan sesuai perintah (24 jam).
2) Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor (dingin, kering, kemerahan, hangat turgor
menurun).
3) Tanda – tanda dehidrasi.
4) Perubahan tingkah laku seperti bingung, disorientasi, gelisah, disertai dengan sakit
kepala, nyeri otot, nousea, photopobia, lemah, letih, dll.
II.1.3 Pemeriksaan penunjang
II.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa

I : Hipotermia berhubungan dengan penuaan ditandai dengan penurunan suhu tubuh


dibawah rentang normal dan menggigil.
II.2.1 Definisi Suhu tubuh di bawah rentang normal.
II.2.2 Batasan karakteristik Objektif
- Kulit dingin
-Bantalan kuku sianosis
-Hipertensi
-Pucat
-Merinding
-Menggigil
-Pucat
-Penurunan suhu tubuh dibawah normal
-Lambatnya isi ulang kapiler
-Denyut jantung yang melaju cepat

II.2.3 Faktor yang berhubungan


-Penuaan
-Konsumsi alkohol
-Kerusakan hipotalamus
-Penurunan laju metabolik
-Kulit berkeringat pada lingkungan yang dingin
-Penyakit atau trauma
-Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk menggigil
-Ketidakaktifan
-Penggunaan pakaian yang tidak mencukupi
-Malnutrisi
-Obat-obatan (menyebabkan vasodilatasi)
-Terpajan lingkungan yang dingin atau kedinginan
(dalam waktu yang lama)
Diagnosa II : Hipertermia berhubungan dengan penyakit
II.2.4 Definisi Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal
II.2.5 Batasan karakteristik
-Kulit merah
-Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal
-Frekuensi nafas meningkat
-Kejang
-Kulit teraba hangat
-Takikardi
-Takipnea

II.2.6 Faktor yang berhubungan


-Dehidrasi
-Penyakit atau trauma
-Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan
untuk berkeringat
-Pakaian yang tidak tepat
-Peningkatan laju metabolisme
-Obat atau anastesia
-Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
-Aktivitas yang berlebihan
2.3 Perencanaan Diagnosa
I : Hipotermia berhubungan dengan penuaan ditandai dengan penurunan suhu tubuh dibawah
rentang normal dan menggigil.
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1X24 jam, suhu tubuh pasien dapat dipertahankan dalam batas normal
dengan kriteria hasil :

Suhu 36 – 37 ºC
Tidak menggigil
Tidak pucat

2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC


Intervensi :
Pantau suhu paling sedikit setiap dua jam, jika perlu.
Rasional :
Perubahan suhu yang signifikan membantu dalam pemberian intervensi selanjutnya.
Intervensi :
Berikan pakaian yang hangat, kering, selimut penghangat, alat-alat pemanas mekanis, suhu
ruangan yang disesuaikan, botol dengan air hangat, berendam di air hangat, dan minum air
hangat sesuai toleransi.
Rasional :
Pemberian selimut tambahan dan penghangat lainnya dapat mengurangi evaporasi dan radiasi
sehingga suhu tubuh dapatdipertahankan,
Intervensi :
Batasi aktifitas pasien.
Rasional :
Aktifitas yang tinggi meningkatkan metabolisme tubuh sehingga meningkatkan pengeluaran
panas dari tubuh.
Intervensi : Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan.
Rasional :
Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk membantu pasien dan memberikan motivasi.
Diagnosa II : Hipertermia berhubungan dengan penyakit

2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC


Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, suhu tubuh pasien kembali dalam
rentang normal.

2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC


Intervensi :
Pantau keadaan suhu tubuh pasien.
Rasional :
Mengetahui kondisi suhu tubuh pasien
Intervensi:
Berikan kompres hangat pada bagian tubuh axilla atau pangkal paha.
Rasional :
Dengan menghangatkan seluruh permukaan kulit, terjadi pelebaran pembuluh darah di
seluruh kulit sehingga aliran darah bertambah dan panas tubuh makin cepat dibuang ke
udara
Intervensi :
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik.
Rasional : Men
urunkan suhu tubuh pasien.
Intervensi : Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan.
Rasional :
Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk membantu pasien dan memberikan motivas

Anda mungkin juga menyukai